LANGKAH-LANGKAH PRAKTIS PUBLIKASI DI JURNAL KAMPUS
TERAKREDITASI BAGI MAHASISWA S- 1
LANGKAH-LANGKAH PRAKTIS PUBLIKASI DI JURNAL KAMPUS
TERAKREDITASI BAGI MAHASISWA S- 1
Mhd Yusrizal Adi S, SH.MH
Disampaikan pada SEMNAS Daring “Publikasi di Jurnal Ilmiah Kampus” Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara Medan, 2020
Mhd Yusrizal Adi S, SH.MH
Disampaikan pada SEMNAS Daring “Publikasi di Jurnal Ilmiah Kampus” Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara Medan, 2020
Mau Lulus Kok Rempong
skripsi
Jurnal
DASAR HUKUM PUBLIKASI JURNAL
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
2. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 50 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
3. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 9 Tahun 2018 tentang Akreditasi Jurnal Ilmiah;
FUNGSI JURNAL
1.Meregistrasi kegiatan kecendekiaan,
2.Mensertifikasi hasil kegiatan yang memenuhi
persyaratan ilmiah minimum,
3.Mendiseminasikanya secara meluas kepada khalayak, dan 4.Mengarsipkan semua
temuan hasil kegiatan
kecendekiaan ilmuan yang dimuatnya.
(Duniadosen.com)
Bentuk Jurnal
Konven sional dalam bentuk
cetak
e- journ
al
Berdasarkan data yang dirilis
garuda.ristekdikti.go.id, sampai dengan bulan Agustus 2019 terdata sebanyak 8.207 jurnal dengan jumlah artikel sebanyak 888.283 artikel yang terdaftar.
Selanjutnya berdasarkan data yang dirilis oleh Kemenristekdikti melalui kanal
sinta2.ristekdikti.go.i d jumlah jurnal yang terakreditasi
sebanyak 2.697
jurnal. (LIPI,2019)
Jurnal segi Penilaiannya
Jurnal Nasional
Jurnal Nasional Terakreditasi
Jurnal
Internasional
Jurnal Nasional
1. Ada ISSN
2. Taat kaidah dan etika Publikasi 3. Terbit versi online
4. Di Kelola Profesional (terbit tepat waktu, petunjuk jelas dalam web jurnal, dll)
5. Sebagai wadah publikasi hasil temuan/riset ilmiah dalam ilmu tertentu
6. Ditujukan pada peneliti atau masyarakat ilmiah keilmuan tertentu 7. Diterbitkan oleh penerbit/ badan ilmiah/ organisasi profesi/
perguruan tinggi dengan unit-unitnya
8. Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan Abstrak Bahasa Indonesia
9. Penulis berasal minimal 2 dari institusi yang berbeda dalam tiap publikasi
10. Mempunyai dewan redaksi/ editor yang terdiri dari para ahli dalam bidangnya dan berasal dari minimal dua institusi yang berbeda.
11. Jurnal nasional yang memenuhi kriteria 1 hingga 10 dan terindeks oleh DOAJ atau laman lain sesuai dengan
pertimbangan tim pakar Dirjen Dikti diberi nilai yang lebih tinggi dari jurnal nasional yaitu maksimal 15.
JURNAL NASIONAL TERAKREDITASI JURNAL NASIONAL TERAKREDITASI
1. Karya ilmiah ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah dan etika keilmuan
2. Memiliki ISSN (international standar serial number (ISSN))
3. Memiliki terbitan versi online
4. Dikelola secara professional (ketepatan keberkalaan, ketersediaan petunjuk penulisan, identitas jurnal, dll)
5. Bertujuan menampung/ mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian ilmiah dan atau konsep ilmiah dalam disiplin ilmu tertentu
6. Ditujukan kepada masyarakat ilmiah/ peneliti yang mempunyai disiplin keilmuan yang relevan.
7. Diterbitkan oleh penerbit/ badan ilmiah/ organisasi profesi/ perguruan tinggi dengan unit-unitnya
8. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dan atau bahasa Inggris dengan abstrak dalam bahasa Indonesia.
9. Memuat karya ilmiah dari penulis yang berasal dari minimal dua institusi yang berbeda.
10. Mempunyai dewan redaksi/ editor yang terdiri dari para ahli dalam bidangnya dan berasal dari minimal dua institusi yang berbeda.
11. Jurnal nasional yang memenuhi kriteria 1 hingga 10 dan terindeks oleh DOAJ atau laman lain sesuai dengan pertimbangan tim pakar Dirjen Dikti diberi nilai yang lebih tinggi dari jurnal nasional yaitu maksimal 15.
12. Jurnal Nasional Terindeks di Science and Technology Indeks (Sinta) atau di Akreditasi Jurnal Nasional (Arjuna) yang telah memenuhi standard tata kelola jurnal nasional terakreditasi (Q1 sampai Q6) (Juknis Permenristekdikti No.20 Tahun 2017)
1. Karya ilmiah ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah dan etika keilmuan
2. Memiliki ISSN (international standar serial number (ISSN))
3. Memiliki terbitan versi online
4. Dikelola secara professional (ketepatan keberkalaan, ketersediaan petunjuk penulisan, identitas jurnal, dll)
5. Bertujuan menampung/ mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian ilmiah dan atau konsep ilmiah dalam disiplin ilmu tertentu
6. Ditujukan kepada masyarakat ilmiah/ peneliti yang mempunyai disiplin keilmuan yang relevan.
7. Diterbitkan oleh penerbit/ badan ilmiah/ organisasi profesi/ perguruan tinggi dengan unit-unitnya
8. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dan atau bahasa Inggris dengan abstrak dalam bahasa Indonesia.
9. Memuat karya ilmiah dari penulis yang berasal dari minimal dua institusi yang berbeda.
10. Mempunyai dewan redaksi/ editor yang terdiri dari para ahli dalam bidangnya dan berasal dari minimal dua institusi yang berbeda.
11. Jurnal nasional yang memenuhi kriteria 1 hingga 10 dan terindeks oleh DOAJ atau laman lain sesuai dengan pertimbangan tim pakar Dirjen Dikti diberi nilai yang lebih tinggi dari jurnal nasional yaitu maksimal 15.
12. Jurnal Nasional Terindeks di Science and Technology Indeks (Sinta) atau di Akreditasi Jurnal Nasional (Arjuna) yang telah memenuhi standard tata kelola jurnal nasional terakreditasi (Q1 sampai Q6) (Juknis Permenristekdikti No.20 Tahun 2017)
Jurnal Nasional Terakreditasi adalah Jurnal Ilmiah Nasional yang diakreditasi oleh Kementerian (Lampiran
Permenristekdikti No.20 Tahun 2017)
Jurnal Nasional Terakreditasi adalah Jurnal Ilmiah Nasional yang diakreditasi oleh Kemenristekdikti (Juknis Permenristekdikti No.20 Tahun 2017)
Jurnal nasional yang diakui dan disetarakan sebagai Jurnal Nasional Terakreditasi, yaitu Jurnal Nasional Terindeks di Science and Technology Indeks (Sinta) atau di Akreditasi Jurnal Nasional (Arjuna) yang telah memenuhi standard tata kelola jurnal nasional terakreditasi (Q1 sampai Q6) (Juknis Permenristekdikti No.20 Tahun 2017)
Jurnal Nasional Terakreditasi adalah Jurnal Ilmiah Nasional yang diakreditasi oleh Kementerian (Lampiran
Permenristekdikti No.20 Tahun 2017)
Jurnal Nasional Terakreditasi adalah Jurnal Ilmiah Nasional yang diakreditasi oleh Kemenristekdikti (Juknis Permenristekdikti No.20 Tahun 2017)
Jurnal nasional yang diakui dan disetarakan sebagai Jurnal
Nasional Terakreditasi, yaitu Jurnal Nasional Terindeks di
Science and Technology Indeks (Sinta) atau di Akreditasi
Jurnal Nasional (Arjuna) yang telah memenuhi standard tata
kelola jurnal nasional terakreditasi (Q1 sampai Q6) (Juknis
Permenristekdikti No.20 Tahun 2017)
Jurnal ilmiah terakreditasi nasional didefinisikan sebagai terbitan ilmiah yang telah terakreditasi oleh lembaga nasional yang berwenang mengakreditasi jurna ilmiah yang telah memenuhi persyaratan antara lain (Kemenristekdikti, 2018):
1. Memiliki nomor seri standar internasional secara elektronik (electronic international standard serial number, EISSN).
2. Nama jurnal harus sesuai dengan yang terdaftar di issn.lipi.go.id.
3. Memiliki pengenal objek digital (digital object identifier, DOI).
4. Mencantumkan persyaratan etika publikasi (publication ethics statement) pada laman jurnal.
5. Jurnal ilmiah harus bersifat ilmiah, artinya memuat artikel yang secara nyata memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni yang didasarkan pada hasil penelitian, perekayasaan, dan/atau telaahan yang mengandung temuan dan/atau pemikiran yang orisinil serta tidak plagiat.
6. Jurnal ilmiah telah terbit sekurang-kurangnya dua tahun berurutan.
7. Frekuensi penerbitan jurnal ilmiah sedikitnya dua kali setahun secara teratur.
8. Jumlah artikel setiap terbit sekurang-kurangnya lima artikel, kecuali untuk jurnal yang hanya memuat artikel telaah bidang ilmu tertentu.
9. Memiliki profil Google Scholar khusus untuk jurnal.
(Permenristekdikti Nomor 9 Tahun 2018 tentang Akreditasi Jurnal Ilmiah.)
Jurnal ilmiah terakreditasi nasional didefinisikan sebagai terbitan ilmiah yang telah terakreditasi oleh lembaga nasional yang berwenang mengakreditasi jurna ilmiah yang telah memenuhi persyaratan antara lain (Kemenristekdikti, 2018):
1. Memiliki nomor seri standar internasional secara elektronik (electronic international standard serial number, EISSN).
2. Nama jurnal harus sesuai dengan yang terdaftar di issn.lipi.go.id.
3. Memiliki pengenal objek digital (digital object identifier, DOI).
4. Mencantumkan persyaratan etika publikasi (publication ethics statement) pada laman jurnal.
5. Jurnal ilmiah harus bersifat ilmiah, artinya memuat artikel yang secara nyata memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni yang didasarkan pada hasil penelitian, perekayasaan, dan/atau telaahan yang mengandung temuan dan/atau pemikiran yang orisinil serta tidak plagiat.
6. Jurnal ilmiah telah terbit sekurang-kurangnya dua tahun berurutan.
7. Frekuensi penerbitan jurnal ilmiah sedikitnya dua kali setahun secara teratur.
8. Jumlah artikel setiap terbit sekurang-kurangnya lima artikel, kecuali untuk jurnal yang hanya memuat artikel telaah bidang ilmu tertentu.
9. Memiliki profil Google Scholar khusus untuk jurnal.
(Permenristekdikti Nomor 9 Tahun 2018 tentang Akreditasi Jurnal Ilmiah.)
JURNAL
INTERNASIONAL
1. Taat Kaidah Penerbitan dan etika Keilmuan 2. Memiliki ISSN.
3. Mempergunakan bahasa resmi PBB (Arab, Inggris, Perancis, Spanyol, Rusia dan Tiongkok)
4. Terbit Versi Online
5. Dewan redaksi (editorial board) adalah pakar di bidangnya paling sedikit berasal dari 4 negara.
6. Artikel ilmiah yang diterbitkan dalam satu terbitan paling sedikit penulisnya berasal dari 4 negara Atau Lebih
7. Terindeks oleh database internasional bereputasi:
Web of Science, Scopus, Microsoft Academic Search, dan atau laman sesuai dengan pertimbangan tim pakar Ditjen Dikti.
JURNAL ILMIAH BEREPUTASI JURNAL ILMIAH BEREPUTASI
Berikutnya terdapat istilah jurnal ilmiah terindeks global bereputasi tinggi/menengah/rendah, yang artinya jurnal terdaftar di lembaga pengindeks global bereputasi. Indeksasi sendiri bertujuan mendiseminasikan metadata artikel jurnal ilmiah sehingga lebih mudah ditemukan.
Proses indeksasi pada lembaga pengindeks memiliki tingkat kesulitan tersendiri karena lembaga pengindeks bereputasi selalu menerapkan seleksi yang ketat saat menerima pendaftaran jurnal ilmiah untuk diindeksasi. Bahkan beberapa pengindeks menerapkan mekanisme pemeringkatan jurnal ilmiah dalam bentuk nisbah jumlah sitasi terhadap jumlah artikel yang dipublikasi dalam kurun waktu tertentu.
Berikutnya terdapat istilah jurnal ilmiah terindeks global bereputasi tinggi/menengah/rendah, yang artinya jurnal terdaftar di lembaga pengindeks global bereputasi. Indeksasi sendiri bertujuan mendiseminasikan metadata artikel jurnal ilmiah sehingga lebih mudah ditemukan.
Proses indeksasi pada lembaga pengindeks memiliki tingkat kesulitan tersendiri karena lembaga pengindeks bereputasi selalu menerapkan seleksi yang ketat saat menerima pendaftaran jurnal ilmiah untuk diindeksasi. Bahkan beberapa pengindeks menerapkan mekanisme pemeringkatan jurnal ilmiah dalam bentuk nisbah jumlah sitasi terhadap jumlah artikel yang dipublikasi dalam kurun waktu tertentu.
Menurut Widodo et al (2017) terdapat tiga kategori tingkatan reputasi lembaga pengindeks (tinggi, sedang, dan rendah)
Menurut Widodo et al (2017) terdapat tiga kategori tingkatan reputasi lembaga pengindeks (tinggi, sedang, dan rendah)
1. Lembaga pengindeks bereputasi tinggi umumnya ditandai dengan:
a. Bidang ilmu yang diindeks beragam.
b. Mempunyai database yang sangat besar.
c. Mempunyai perangkat untuk analisis sitasi dan pemeringkat jurnal.
d. Menjadi acuan dalam pemeringkatan perguruan tinggi tingkat dunia;
e. Relatif sangat selektif untuk terindeks.
f. Contoh pengindeks jurnal bereputasi tinggi, yaitu: Scopus, Clarivate
Analytics-WoS (SCIE dan SSCI, tidak termasuk ESCI), PubMed, dan lain-lain yang setara.
1. Lembaga pengindeks bereputasi tinggi umumnya ditandai dengan:
a. Bidang ilmu yang diindeks beragam.
b. Mempunyai database yang sangat besar.
c. Mempunyai perangkat untuk analisis sitasi dan pemeringkat jurnal.
d. Menjadi acuan dalam pemeringkatan perguruan tinggi tingkat dunia;
e. Relatif sangat selektif untuk terindeks.
f. Contoh pengindeks jurnal bereputasi tinggi, yaitu: Scopus, Clarivate
Analytics-WoS (SCIE dan SSCI, tidak termasuk ESCI), PubMed, dan lain-lain yang setara.
2. Lembaga pengindeks bereputasi sedang umumnya ditandai dengan:
a. Dapat meliputi dan menjadi acuan indeksasi di bidang ilmu tertentu.
b. Mempunyai database yang cukup besar.
c. Tidak perlu memiliki perangkat analisis sitasi dan pemeringkat jurnal.
d. Relatif selektif untuk bisa terindeks.
e. Salah satu yang termasuk di sini adalah agregator jurnal.
f. Contoh pengindeks jurnal bereputasi sedang, yaitu: DOAJ, ERIC,
Copernicus, ProQuest, EBSCO, Gale, Clarivate Analytics-ESCI, CABI, Compendex, Google Scholar Metrics (bukan Google Scholar biasa, URL:
https://scholar.google.com/intl/en/scholar/metrics.html#coverage),
Dimensions-Digital Science; ASEAN Citation Index; dan lain-lain yang setara.
2. Lembaga pengindeks bereputasi sedang umumnya ditandai dengan:
a. Dapat meliputi dan menjadi acuan indeksasi di bidang ilmu tertentu.
b. Mempunyai database yang cukup besar.
c. Tidak perlu memiliki perangkat analisis sitasi dan pemeringkat jurnal.
d. Relatif selektif untuk bisa terindeks.
e. Salah satu yang termasuk di sini adalah agregator jurnal.
f. Contoh pengindeks jurnal bereputasi sedang, yaitu: DOAJ, ERIC,
Copernicus, ProQuest, EBSCO, Gale, Clarivate Analytics-ESCI, CABI, Compendex, Google Scholar Metrics (bukan Google Scholar biasa, URL:
https://scholar.google.com/intl/en/scholar/metrics.html#coverage),
Dimensions-Digital Science; ASEAN Citation Index; dan lain-lain yang setara.
Lembaga pengindeks bereputasi rendah baik nasional maupun internasional umumnya ditandai dengan:
a.
Dapat menjadi acuan indeksasi di bidang ilmu tertentu;
b.
Mempunya database yang cukup besar;
c.
Tidak perlu memiliki perangkat analisis sitasi dan pemeringkatan jurnal;
d.
Relatif tidak selektif untuk dapat terindeks.
e.
Contoh lembaga pengindeks bereputasi rendah, yaitu:
Google Scholar; Portal Garuda; ISJD; Moraref; Mendeley;
CiteULike; WorldCat; SHERPA/RoMEO; dan/atau pengindeks lainnya yang setara
Lembaga pengindeks bereputasi rendah baik nasional maupun internasional umumnya ditandai dengan:
a.
Dapat menjadi acuan indeksasi di bidang ilmu tertentu;
b.
Mempunya database yang cukup besar;
c.
Tidak perlu memiliki perangkat analisis sitasi dan pemeringkatan jurnal;
d.
Relatif tidak selektif untuk dapat terindeks.
e.
Contoh lembaga pengindeks bereputasi rendah, yaitu:
Google Scholar; Portal Garuda; ISJD; Moraref; Mendeley;
CiteULike; WorldCat; SHERPA/RoMEO; dan/atau
pengindeks lainnya yang setara
Pemeringkatan level akreditasi jurnal yang diberlakukan di Indonesia mengacu pada Permenristekdikti Nomor 9 Tahun 2018 tentang Akreditasi Jurnal Ilmiah.
Pemeringkatan level akreditasi jurnal yang diberlakukan di Indonesia mengacu pada Permenristekdikti Nomor 9 Tahun 2018 tentang Akreditasi Jurnal Ilmiah.
Status Nilai Total
Terakreditasi Peringkat 1 85 ≤ n ≤ 100 Terakreditasi Peringkat 2 (Dua) 70 ≤ n ≤ 85 Terakreditasi Peringkat 3 (Tiga) 60 ≤ n ≤ 70 Terakreditasi Peringkat 4 (Empat) 50 ≤ n ≤ 60 Terakreditasi Peringkat 5 (Lima) 40 ≤ n ≤ 50 Terakreditasi Peringkat 6 (Enam) 30 ≤ n ≤ 40
Sumber: Kemenristekdikti, 2018
CARA MENCARI JURNAL TERAKREDITASI NASIONAL CARA MENCARI JURNAL TERAKREDITASI NASIONAL
1.Melalui https://sinta.ristekbrin.go.id/
2.Melalui Google.com
3.Melalui https://scholar.google.com/
4.Melalui akun-akun medos (FB, Telegram, Instagram, dll)
5.Bertanya sama teman dan/atau ahlinya (dosen,
peneliti)
Penilaian kualitas Reputasi
Jurnal
H-index dan i10 index.
Semakin bereputasi lembaga yang mengindeks jurnal, maka semakin tinggi pula reputasi jurnal tersebut.
H-index dan i10 index merupakan model
penghitungan dari sitasi. H-index menyatakan jumlah artikel (n) dengan masing-masing mempunyai jumlah sitasi minimum n sitasi. Sedangkan i10- index menyatakan jumlah artikel (n) dengan masing-masing jumlah sitasi minimum 10 sitasi.
Sitasi.
Sitasi menyatakan artikel yang dijadikan referensi oleh artikel
lainnya. Semakin banyak artikel dalam jurnal sasaran yang disitasi oleh artikel pada jurnal lainnya, maka kualitas jurnal sasaran
semakin baik.
Menyiapkan Naskah Sebelum Submit
Menyiapkan Naskah Sebelum Submit
Kemenristi k Dikti
Tanggung jawab Penulis
Ruang lingkup jurnal (focus and scope).
Checklist kebijakan jurnal Panduan penulisan (author
guidelines).
Pengalihan hak cipta tulisan.
Pemeriksaan naskah
Pemeriksaa n Naskah
Jurnal
Pastikan naskah yang disusun memiliki kebaruan (novelty) yang memadai sesuai dengan perkembangan penelitian pada bidangnya (state of the art).
Pastikan kualitas informasi pendukung seperti gambar dan tabel jelas terbaca.
Pastikan sumber acuan yang dirujuk atau disitasi pada naskah memiliki
tingkat kemutakhiran yang memadai (minimal 10 tahun terakhir) dengan
proporsi 80% berasal dari sumber acuan primer.
Gunakan gaya penulisan dan referensi sesuai dengan ketentuan oleh pengelola jurnal, untuk memudahkan dalam penulisan sitasi dan penysunan daftar ustaka gunakan aplikasi referensi standar seperti Mendeley, Zotero, Refwork, atau Endnote.
Membuat pernyataan jelas jika akan menyalin langsung, mengutip (pharaprasing) atau meringkas (summarizing) dan Jangan pernah mengutip referensi yang tidak jelas atau tidak lengkap sumbernya sebaik apapun isinya.
Trik Agar Naskah
segera dipublikasik
an pada Jurnal
1. Hasil penelitian yang Relevan, berbasis bukti penelitian ilmiah yang dirancang dengan baik dan ditulis dengan baik.
2. Mengikuti arah perkembangan. (metode penelitian terkini, isu terkini baik nasional maupun Internasional)
3. Membuat naskah yang jelas, logis, dan mudah dibaca.
4. Bersedia menerima saran mitra bestari sebagai cara untuk meningkatkan mutu naskah.
5. Tepat waktu mengembalikan naskah hasil review
Penulis Editor In
Chief Section Editor Publish
Reviewer I
Reviewer II
Sumber: Kemenristekdikti, 2016 1. Diterim
a
2. Diterim a
dengan Perbaik an
3. Ditolak
Setelah melakukan penelaahan, mitra bebestari kemudian memberikan rekomendasi terhadap kualitas naskah. Rekomendasi yang diberikan akan dijadikan rujukan oleh editor dalam
pengambilan keputusan. Pilihan rekomendasi yang diberikan terdiri atas accepted, revision required, resubmit for review dan decline
1. Accept submission.
Tulisan diterima tanpa ada revisi apapun yang harus dilakukan 2. Revision required.
Tulisan membutuhkan revisi minor. Keputusan ini diberikan ketika setelah dilakukan revisi, tulisan tidak akan direview ulang oleh mitra bebestari
3. Resubmit for review.
Tulisan membutuhkan revisi major. Keputusan ini dilakukan ketika mitra bebestari harus mereview ulang setelah penulis selesai melakukan revisi.
4. Decline submission.
Tulisan ditolak karena kualitas artikel dianggap tidak memenuhi standar penerbitan jurnal yang disasar
Setelah melakukan penelaahan, mitra bebestari kemudian memberikan rekomendasi terhadap kualitas naskah. Rekomendasi yang diberikan akan dijadikan rujukan oleh editor dalam
pengambilan keputusan. Pilihan rekomendasi yang diberikan terdiri atas accepted, revision required, resubmit for review dan decline
1. Accept submission.
Tulisan diterima tanpa ada revisi apapun yang harus dilakukan 2. Revision required.
Tulisan membutuhkan revisi minor. Keputusan ini diberikan ketika setelah dilakukan revisi, tulisan tidak akan direview ulang oleh mitra bebestari
3. Resubmit for review.
Tulisan membutuhkan revisi major. Keputusan ini dilakukan ketika mitra bebestari harus mereview ulang setelah penulis selesai melakukan revisi.
4. Decline submission.
Tulisan ditolak karena kualitas artikel dianggap tidak memenuhi standar penerbitan jurnal yang disasar