• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akhir - Repo Dosen ULM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Laporan Akhir - Repo Dosen ULM"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

Judul: Pemetaan standar kualifikasi akademik guru dan tenaga kependidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di kota Banjarmasin. Untuk mengetahui profil standar tenaga pengajar dan pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di Kota Banjarmasin. Pemeriksaan standar kualifikasi guru dan tenaga kependidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di kota Banjarmasin.

Mengkaji langkah-langkah kebijakan yang dapat meningkatkan standar tenaga pendidik dan kependidikan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah di Kota Banjarmasin.

Tabel 1.  Perkembangan Peringkat HDI Beberapa Negara Tahun 1975-2005
Tabel 1. Perkembangan Peringkat HDI Beberapa Negara Tahun 1975-2005

Tenaga Kependidikan

Proses pendidikan dalam masalah psikologi yang bersangkutan pada hakekatnya merupakan inti permasalahan psikologis yang ada pada diri siswa, karena pendidikan adalah perlakuan guru terhadap siswanya dan secara psikologis perlakuan guru harus selaras mungkin dengan kondisi siswa. para siswa (Suryabrata, 2004 dalam Sopian, 2007). Proses belajar mengajar merupakan hakikat dari proses pendidikan-pendidikan secara umum dengan guru sebagai pemegang utamanya, karena proses belajar mengajar memuat serangkaian tindakan pendidik atau guru dan siswa berdasarkan hubungan timbal balik yang terjadi dalam kehidupan. situasi pendidikan. mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa merupakan syarat utama untuk berkembangnya proses belajar mengajar.

Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak hanya hubungan antara guru dan siswa saja, melainkan berbentuk interaksi edukatif, dalam hal ini tidak hanya sekedar penyampaian pesan yang berupa mata pelajaran saja, namun juga penanaman sikap dan nilai. pada siswa yang sedang belajar (Sopian.

Standar Kualifikasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan 1. Standar Kualifikasi Tenaga Pendidik

Kepala Bagian Tata Usaha Hubungan Sekolah dengan Masyarakat berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau sederajat, dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah tersebut mempunyai minimal 9 (sembilan) kelompok belajar. Pengurus Bidang Administrasi Kesiswaan dengan pendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau sederajat dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah tersebut mempunyai minimal 9 (sembilan) kelompok belajar. Pelaksana urusan administrasi Kurikulum Pelatihan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau sederajat dan ditunjuk apabila sekolah/madrasah mempunyai minimal 12 kelompok belajar.

Tukang kebun berpendidikan minimal SMP/Sarjana atau sederajat dan diangkat apabila luas taman sekolah/madrasah minimal 500 m2.

Kajian Empiris

Pustakawan sekolah/madrasah yang lolos Jalur Pendidik harus memenuhi persyaratan kualifikasi minimal Sarjana Keempat (D4) atau Sarjana (S1), memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan pemerintah, dan minimal 3 (tiga) tahun masa kerja.tahun (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 Ayat 1). Kepala perpustakaan sekolah/madrasah yang menempuh Jalur Tenaga Kependidikan harus memenuhi persyaratan kualifikasi Diploma Dua (D2) Ilmu Perpustakaan dan Informasi bagi pustakawan dengan masa kerja minimal 4 tahun atau memenuhi syarat Diploma Dua (D2) bidang non- -Pustakawan dan Ilmu Informasi yang memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditunjuk pemerintah dengan masa kerja minimal 4 tahun pada perpustakaan sekolah/madrasah. Setiap sekolah/perpustakaan madrasah mempunyai sekurang-kurangnya seorang pegawai perpustakaan sekolah/madrasah yang mempunyai kualifikasi sekolah menengah atas atau sederajat dan tersertifikasi kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah oleh lembaga yang ditunjuk pemerintah (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25 Tahun 2008 ).

Pemetaan tenaga belajar khususnya di Kota Banjarmasin akan mampu memberikan gambaran mengenai realita kualitas tenaga belajar di daerah dalam memenuhi standar nasional pendidikan.

Gambar  1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Desain Penelitian

Lokasi dan Waktu

Pegumpulan Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan Tabel 5 diketahui luas wilayah Kota Banjarmasin adalah 72 km2 dengan wilayah tertinggi berada di Kabupaten Banjarmasin Selatan yaitu 20,18 km2 (28,03%) dan terendah berada di Kabupaten Banjarmasin Tengah yaitu 11,54 km2 (16,03%). Kecamatan Banjarmasin Pusat merupakan pusat atau pusat pelayanan yang ada di Kota Banjarmasin, termasuk perdagangan, pemerintahan atau dengan kata lain sebagai pusat pelayanan, walaupun wilayah kecamatan lain mempunyai fungsi yang sama namun frekuensinya relatif lebih rendah. Tanah aluvial yang didominasi struktur lempung merupakan jenis tanah yang mendominasi wilayah perkotaan Banjarmasin.

Berdasarkan fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan taman kanak-kanak di Kota Banjarmasin mengalami peningkatan yang signifikan. Tentu saja gambaran tersebut dapat dipahami bahwa pertumbuhan pendidikan TK di Kota Banjarmasin cukup baik dan mempunyai potensi untuk terus dikembangkan. Perkembangan jumlah sekolah dan guru (tetap dan tidak tetap) SMP Negeri dan Swasta Kota Banjarmasin.

Perkembangan jumlah sekolah dan guru (tetap dan tidak tetap) di SMA Negeri dan Swasta Kota Banjarmasin. Perkembangan jumlah sekolah dan guru (tetap dan tidak tetap) SMK negeri dan swasta di kota Banjarmasin. Menurut data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin pada tahun 2009 terdapat 10 rumah sakit umum dan 1 rumah sakit bersalin.

Pentingnya menggalakkan keluarga berencana mengingat Kota Banjarmasin merupakan ibu kota provinsi yang akan mengalami kendala jika jumlah penduduk tidak dibatasi. Kota Banjarmasin sebagai ibu kota provinsi hendaknya menyikapi masyarakat dengan mengaktifkan keluarga berencana dengan lebih baik untuk mencapai tujuan.

Tabel 6. Perkembangan Jumlah Sekolah dan Guru TK Negeri  dan Swasta   Kota Banjarmasin
Tabel 6. Perkembangan Jumlah Sekolah dan Guru TK Negeri dan Swasta Kota Banjarmasin

Berdasarkan Tabel 13 diketahui bahwa satuan pendidikan pada instansi Kementerian Pendidikan Nasional Kota Banjarmasin mempunyai jumlah terendah yaitu SMK (2,38%) dan SMA (4,76%), sedangkan jumlah tertinggi terdapat pada satuan pendidikan. SD negeri (44,92%) dan TK (38,10%). Rincian sebaran jumlah satuan pendidikan pada instansi Kementerian Pendidikan Nasional di kota Banjarmasin disajikan pada tabel berikut. Berdasarkan Tabel 14 diketahui satuan pendidikan pada instansi Kementerian Pendidikan Nasional Kota Banjarmasin menunjukkan angka terendah yaitu TK Negeri (0,32%) dan SMK Negeri (0,79%), sedangkan angka tertinggi adalah TK Negeri (0,32%) dan SMK Negeri (0,79%). di SD Negeri satuan pendidikan (39,21%) dan TK swasta 37,78%.

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional, jumlah guru di Kota Banjarmasin sebanyak 9.008 orang, dengan rincian guru PNS sebanyak 5.718 orang (63%) dan guru non-PNS sebanyak 3.290 orang (37%). Jumlah tenaga pendidik (guru) menurut status PNS dan non-PNS pada Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama. Rasio jumlah guru dengan jumlah satuan pendidikan pada Dinas Pendidikan Nasional Kota Banjarmasin adalah 1:14, dengan rasio terendah pada TK swasta sebesar 1:6 dan tertinggi pada SMK negeri sebesar 1 :68.

Lebih lanjut gambaran tenaga pengajar/guru pada Kementerian Agama Kota Banjarmasin diuraikan pada tabel berikut. Berdasarkan Tabel 19 diketahui jumlah tenaga pendidik/guru adalah MIN 0,92%, MA Swasta 1,02%, MAN 1,10% dan MTsN 1,21% dibandingkan jenjang satuan pendidikan lain di lingkungan Kementerian Agama asal Kota Banjarmasin. Sebaran jumlah guru pada masing-masing status PNS dan non-PNS pada satuan jenjang pendidikan di Lembaga Kementerian Agama Kota Banjarmasin diuraikan di bawah ini.

Berdasarkan Tabel 21 diketahui bahwa jumlah pelatih/guru non-PNS pada instansi Kementerian Agama Kota Banjarmasin yang paling sedikit terdapat pada MAN dan MTsN dan terbanyak pada satuan pengajar MIS, RA dan MTsS. Kondisi ini menjelaskan bahwa satuan pendidikan yang berstatus swasta mayoritas mempunyai tenaga pengajar yang berstatus non-PNS.

Tabel 13. Jumlah Satuan Pendidikan di Instansi Kementerian Pendidikan Nasional   Kota Banjarmasin
Tabel 13. Jumlah Satuan Pendidikan di Instansi Kementerian Pendidikan Nasional Kota Banjarmasin

Uraian seperti tersaji pada tabel 27 dan gambar di atas menunjukkan bahwa tingkat kualifikasi Sarjana mendominasi jumlah tenaga pengajar di Kota Banjarmasin yaitu 56,18%, dengan rincian pada Kementerian Badan Pendidikan Nasional yaitu 53,55% dan Kementerian Agama, yaitu 69%. Keadaan kepemilikan AKTA IV pada kalangan tenaga pengajar di Kota Banjarmasin pada seluruh jenjang pendidikan menunjukkan bahwa 65% atau 2911 orang memiliki dokumen AKTA IV dan 35% atau 1584 orang belum memiliki AKTA IV, secara rinci disajikan pada tabel berikut. Kondisi ini menjadi permasalahan dalam peningkatan kualitas tenaga pengajar yang tentunya dapat berdampak pada kualitas lulusan.

Selanjutnya sebaran kepemilikan sertifikat mengajar bagi tenaga pengajar di Kementerian Agama Kota Banjarmasin disajikan pada tabel berikut. Berdasarkan Tabel 32 diketahui bahwa tenaga pengajar pada Kementerian Agama Kota Banjarmasin pada seluruh jenjang pendidikan menunjukkan bahwa 68% tenaga pengajar mempunyai Sertifikat Mengajar dan 32% tenaga pengajar belum memiliki Sertifikat Mengajar. Hasil pengolahan data menunjukkan jumlah tenaga pengajar di Kota Banjarmasin pada instansi Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama sebanyak 63% sesuai dan 37% tidak sesuai.

Tabel di bawah ini menunjukkan secara rinci jumlah guru yang memenuhi syarat mengajar dengan latar belakang pendidikan tinggi. Dari Tabel 34 diketahui bahwa 37% tenaga pengajar di Kota Banjarmasin tidak cocok mengajar dengan latar belakang pendidikan tenaga pengajar tersebut. Sebaran tenaga pengajar pada setiap satuan jenjang pendidikan yang tidak layak mengajar disajikan pada tabel di bawah ini.

Lebih lanjut, informasi mengenai tenaga pengajar mengenai kesesuaian mengajar pada instansi Kementerian Agama Kota Banjarmasin diuraikan pada tabel di bawah ini. Satuan pendidikan dengan persentase kesesuaian guru tertinggi adalah MTsN (94,66%) dan MAN (88,24%), sedangkan satuan pendidikan dengan persentase kesesuaian terendah adalah RA (63,84%).

Gambar 3. Distribusi Kualifikasi Pendidikan Tenaga Pendidik   di Kota Banjarmasin
Gambar 3. Distribusi Kualifikasi Pendidikan Tenaga Pendidik di Kota Banjarmasin

Mutu Kualifikasi Tenaga Kependidikan Kota Banjarmasin

  • Tenaga Kepala Sekolah

Selanjutnya rasio tenaga pengajar terhadap satuan pengajar di Kota Banjarmasin menunjukkan bahwa satuan pengajar swasta memiliki rasio 1:1 dan satuan pengajar negeri memiliki rasio 1:3. Apalagi di instansi Kementerian Agama, 62,88% kepala sekolah bergelar sarjana dan 4,55% bergelar magister (6 orang) dari 132 satuan pendidikan. Jenjang pendidikan tenaga kependidikan kepala tata usaha menurut Satuan Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional Kota Banjarmasin.

Tingkat Pendidikan Tenaga Pengajar Pelaksana Administrasi Menurut Satuan Pendidikan di Lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional Kota Banjarmasin. Hal ini menunjukkan masih kurangnya tenaga laboratorium di Satuan Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional Kota Banjarmasin. Jenjang Pendidikan Tenaga Pengajar Teknis Perpustakaan menurut Satuan Pendidikan pada Kementerian Pendidikan Nasional Kota Banjarmasin.

Sumber: LPMP Kalimantan Selatan dan Dapodik Kemenag Kota Banjarmasin 2011 (diedit) Berdasarkan Tabel 56 mengenai persentase perbandingan jumlah pustakawan dengan jumlah satuan pendidikan, terlihat bahwa Badan Kementerian Pendidikan Nasional menunjukkan rasio persentase sebesar 8% yang berarti masih terdapat kekurangan tenaga perpustakaan sebesar 92% untuk memenuhi alokasi kebutuhan tenaga perpustakaan pada setiap satuan pendidikan di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional di Kota Banjarmasin. Jenjang pendidikan tenaga kebersihan Tenaga pendidikan menurut satuan pendidikan di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional Kota Banjarmasin. Selain itu, status tenaga kependidikan penjaga sekolah di Kota Banjarmasin khususnya di Kementerian Pendidikan Nasional diuraikan pada tabel berikut.

Tingkat pendidikan tenaga kependidikan penjaga sekolah menurut satuan pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional Kota Banjarmasin. Jumlah tenaga kependidikan penjaga sekolah di lingkungan Kantor Kementerian Pendidikan Nasional secara kuantitas tidak mencukupi jika dibandingkan dengan jumlah satuan pendidikan. Jumlah tenaga kependidikan penjaga sekolah pada instansi Kementerian Agama secara kuantitas tidak mencukupi jika dibandingkan dengan jumlah satuan pendidikan.

Sumber : LPMP Kalimantan Selatan dan Dapodik Kemenag Kota Banjarmasin 2011 (diolah) Berdasarkan Tabel 62 mengenai persentase perbandingan jumlah tenaga pengamanan sekolah terhadap jumlah satuan pendidikan menunjukkan bahwa Badan Kemendiknas merupakan persentase rasio sebesar 19% yang berarti masih terdapat kekurangan tenaga penjaga sekolah sebesar 81% untuk memenuhi alokasi kebutuhan tenaga penjaga sekolah pada setiap satuan pendidikan.

Tabel 39. Rasio Tenaga Kependidikan dengan Satuan Pendidikan   Kota Banjarmasin
Tabel 39. Rasio Tenaga Kependidikan dengan Satuan Pendidikan Kota Banjarmasin

Implementasi Kebijakan Hasil Penelitian

  • Kebijakan Mutu Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin
  • Kebijakan Mutu Tenaga Pendidik dan Kependidikan Kementerian Agama Kota Banjarmasin

Kota Banjarmasin telah menetapkan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai agenda pembangunan kota Banjarmasin tahun 2011-2015, dengan tujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan, baik tenaga pengajar maupun tenaga pendidik. pada jenjang pendidikan PAUD, dasar dan menengah dari kondisi yang ada dengan kualifikasi S -1 yaitu 56,18%, dan selebihnya pada jenjang diploma 22,17%, pendidikan menengah atas 19,13%, pendidikan magister 1,31%, pendidikan menengah 0,61%. Tujuan: Meningkatkan kualifikasi guru (guru) dari tingkat satuan pendidikan dasar (RA, MI) hingga menengah (MTs, MA).

Kesimpulan

Saran

Referensi

Dokumen terkait