Kertas merupakan alat komunikasi penting yang telah digunakan di Cina sejak ditemukan pada abad ke-2. Proyek ini dapat dikembangkan di masa mendatang, sebagai upaya untuk mengembangkan insan kreatif di kampus dalam hal daur ulang, dan menciptakan penghasilan tambahan bagi para pengusaha khususnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mensosialisasikan semua aspek pengolahan kertas, serta kemungkinan eksplorasi kreatif dengan bahan kertas dalam mendukung ekonomi kreatif dan pelaksanaan kampanye Save the Earth.
Penelitian ini juga merupakan upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat melalui pengolahan limbah (dalam skala industri rumahan) yang dapat menghasilkan kertas sebagai produk atau bahan baku produk ekonomi kreatif. Limbah kertas diperoleh dari kampus Institut Teknologi Bandung sebagai lokasi pilot project penelitian ini. Penelitian ini berhasil memanfaatkan limbah kertas di lingkungan kampus ITB menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi.
ALAMAT PENELITIAN HOMEPAGE UNTUK KK HOMEPAGE: Hasil penelitian ini akan dipublikasikan di homepage Fakultas Seni Rupa dan Desain. Penelitian ini bersinergi dengan penelitian Tugas Akhir mahasiswa Program Studi Desain Produk berjudul 'Alat Pengolah Limbah Kertas Menjadi Elemen Interior (Panel Akustik), Studi Kasus: Limbah Kertas dan Limbah Serat Alam'. Judul Tugas Akhir : Alat pengolah limbah kertas pada elemen interior (panel akustik), Studi kasus : Limbah kertas dan limbah serat alam.
Hasil penelitian ini akan kami komersilkan agar menjadi salah satu potensi ekonomi industri kreatif.
LAMPIRAN OUTPUT PENELITIAN
PENGOLAHAN LIMBAH ALAMI DAN (LIMBAH) KERTAS MENJADI PRODUK EKONOMI KREATIF
Sejarah Kertas
Kertas pertama kali ditemukan pada tahun 101 Masehi. oleh seorang Tionghoa bernama Tsai Lun, pada saat itu kertas terbuat dari bambu yang mudah didapat di Tiongkok. Penemuan ini kemudian menyebar ke Jepang dan Korea seiring dengan menyebarnya bangsa China ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan tersebut. Tersebarnya kertas ini terjadi padahal sebenarnya cara pembuatan kertas pada mulanya merupakan hal yang sangat rahasia.
Teknik pembuatan kertas jatuh ke tangan bangsa Arab pada masa Abbasiyah setelah kekalahan pasukan Dinasti Tang pada Pertempuran Sungai Talas pada tahun 751 Masehi. Teknik pembuatan kertas kemudian juga menyebar ke Italia, India dan kemudian Eropa, terutama setelah Perang Salib dan jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan Spanyol. Masuknya kertas ke Indonesia dimulai pada tahun 1920-an, dengan berdirinya NV Papier Fabric di Padalarang, Jawa Barat.
Hingga tahun 2001, terdapat 81 pabrik kertas yang beroperasi di Indonesia, terdiri dari 10 pabrik terintegrasi, 65 pabrik kertas dan 6 pabrik pulp, dengan kapasitas mencapai 9,2 juta ton kertas per tahun.
Pembuatan Kertas
Pulp akhir diproses dengan bahan pembantu seperti resin perekat, kaolin, bedak, gipsum, kalsium karbonat, aluminium tawas, kertas bekas, pewarna dan lain-lain. Bahan-bahan ini kemudian diolah menjadi kertas dengan mesin pembentuk lembaran, kemudian dengan pengaku dan pengering. Proses produksi dan bahan baku yang digunakan dalam industri kertas memberikan fakta luar biasa tentang kontribusinya terhadap emisi gas rumah kaca.
Luas hutan yang digunakan untuk bahan baku kertas dan berbagai bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatannya menjadi beberapa alasan mengapa industri kertas dipandang sebagai salah satu 'penyumbang' terbesar perubahan iklim. Limbah yang dihasilkan dari penggunaan kertas tidak dapat sepenuhnya didaur ulang, oleh karena itu diperlukan langkah-langkah untuk mengurangi jumlah penggunaan kertas. Hal lain yang dapat dilakukan untuk meminimalisir emisi gas rumah kaca yang dihasilkan adalah mengolah kertas bekas yang dapat didaur ulang untuk mengurangi jumlah sampah TPA.
Jenis-jenis Kertas
Kertas ini memiliki beberapa keunggulan antara lain elastisitasnya lebih baik dari kayu, permukaannya dapat dicetak dengan berbagai teknik, biasanya mudah digunakan, dapat dilipat sehingga tidak memakan banyak tempat, dan dapat dibentuk menjadi berbagai bentuk. seperti yang diinginkan. Ini adalah kertas yang memiliki ketahanan tinggi terhadap minyak dan lemak, tetapi tidak tahan air, permukaannya transparan seperti kaca.
Aplikasi Kertas
Hal lain yang lebih signifikan adalah penggunaan media informasi, brosur dan pamflet, yang dalam waktu sangat singkat dapat berubah menjadi pemborosan, yang juga dapat disebut sebagai pemborosan. Pengurangan jumlah sampah kertas dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan mendaur ulang sampah kertas menjadi produk ekonomi kreatif. Beberapa contoh produk ekonomi kreatif berbahan kertas bekas terbagi menjadi dua jenis, yaitu produk fungsional dan produk estetika.
Pemanfaatan Limbah Kertas
Ketersediaan kertas sebagai media komunikasi dan ekspresi mempengaruhi peningkatan konsumsi global serat pasca industri dan pasca industri serta konsumsi limbah pasca serat, yang berujung pada penurunan sumber daya alam dan peningkatan jumlah limbah kertas. . . Upaya daur ulang (bahan limbah alam dan daur ulang kertas bekas) untuk menemukan bahan baku alternatif dilakukan untuk menjamin ketersediaan sumber daya alam yang berkelanjutan dengan tetap menjaga dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragaman kertas. Hal ini mulai berkembang di beberapa negara di dunia sebagai gerakan seniman dan desainer dalam upaya menghasilkan produk berbasis limbah yang biasanya ramah lingkungan dan memperhatikan desain berkelanjutan sebagai upaya penyelamatan Bumi.
Tak bisa dipungkiri, banyak lembaga pendidikan yang memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan konsumsi kertas. Dalam skala yang lebih kecil, kampus Institut Teknologi Bandung dapat menjadi pilot project pembuatan model pengelolaan limbah pembuatan kertas dan pengolahan (limbah) kertas menjadi produk ekonomi kreatif dengan memberdayakan civitas akademika ITB di tingkat industri dalam negeri.
Pendahuluan
Peningkatan konsumsi kertas global berbanding terbalik dengan sumber daya alam yang mendukung industri kertas. Hal ini tentunya akan memberikan tekanan terus-menerus pada tanah kita dan berdampak buruk bagi lingkungan. Namun, kebijakan pemerintah belum mampu menekan dan mengatasi permasalahan lingkungan yang dapat mengancam kelestarian dan keseimbangan ekosistem alam.
Solusi pengolahan kertas daur ulang dan pemanfaatan limbah alam untuk menyediakan bahan baku alternatif guna menjamin kelangsungan ketersediaan sumber daya alam dan mengurangi jumlah limbah sudah mulai diterapkan di banyak negara di dunia, seperti: Jepang , India , Nepal , Filipina, Swiss, Austria, Belanda, Finlandia dan Denmark (Paper Textiles, 2007). Praktisi desain, seniman, akademisi dari berbagai disiplin ilmu dan pihak industri swasta bahu-membahu merangkul masyarakat sipil untuk berpartisipasi secara menyeluruh dalam proses kampanye penyelamatan lingkungan dengan menghasilkan produk olahan dari limbah alam dan (limbah) kertas yang ramah lingkungan dan ramah lingkungan. menyadari keberlangsungan produk yang dihasilkan (pada akhir umur produk). Gerakan ini mulai mengakar di Indonesia, namun tingkat daur ulang sumber daya alam, limbah alam dan (limbah) kertas secara keseluruhan masih cukup rendah.
Hal ini disebabkan oleh minimnya keuntungan yang didapat dari memasuki bisnis ini dan kurangnya minat masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi hasil olahan limbah. Hal ini bertentangan dengan prinsip ekonomi kreatif dan upaya penyelamatan lingkungan yang berupaya merangkul masyarakat luas untuk berpartisipasi secara menyeluruh. Di wilayah yang lebih kecil, kampus Institut Teknologi Bandung sebagai konsumen terbesar penggunaan kertas, yang tentunya berdampak pada bertambahnya tempat pembuangan sampah (landfill site) di kampus, berpeluang menjadi proyek percontohan penelitian dan pengembangan pengolahan sampah secara alami. untuk kertas dan kertas.
Teori
Tesis Magister ITB program desain (oleh proyek): Pengembangan serat rami alami sebagai produk eco-fashion untuk segmen menengah ke atas. Perpustakaan Seni Rupa dan Desain ITB: Bandung.).
Analisis Jenis Limbah Kertas dan Eksperimen
Teknik ini dilakukan dengan memilin potongan kertas bekas (berukuran 0,5-2 cm) menjadi benang, yang kemudian diolah dengan teknik anyaman dan sulam (desain struktur) menjadi produk tekstil berbahan kertas bekas.
Rantai Produksi
Penutup
Lampiran
Seminar dan lokakarya 'Daur ulang kertas bekas dan kulit buah sebagai pengembangan seni - Padang Panjang (27 - 28 Oktober 2010).