• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan akhir sondir sedayu compress

N/A
N/A
Indra cahyono

Academic year: 2023

Membagikan "laporan akhir sondir sedayu compress"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena atas berkah dan rahmatNya lah laporan akhir uji mekanika tanah CPT (Cone Penetration Test) ini dapat disusun.

Menindaklanjuti permintaaan dari pemohon izin untuk pengajuan syarat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang berlokasi di Kecamatan Sedayu, Kab. Bantul, maka telah dilakukan pengujian sondir untuk mengetahui daya dukung tanah.

Laporan ini memberikan informasi awal/gambaran mengenai kapasitas dukung tanah pada lokasi yang akan dibangun sebuah bangunan rumah dengan pondasi gali..

Hasil uji sifat mekanik tanah pada lokasi yang akan dibangun bangunan rumah berdasarkan pada pengujian sondir, sifat fisik tanah.

Akhirnya, semoga laporan penyelidikan mekanika tanah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dalam tahap selanjutnya.

Yogyakarta, 13 Agustus 2018

Penulis Agus Sugiharto, S.T, M.T

(2)

BAB - I PENDAHULUAN

1.1. PENGANTAR.

Memenuhi permintaan dari klien maka telah diadakan penyelidikan tanah di Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Maksud penyelidikan adalah untuk mengetahui daya dukung tanah sebagai data untuk perencanaan fondasi untuk perumahan dengan menggunakan alat mekanika tanah Sondir (Static Cone Penetration Test). Penyelidikan ini telah dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2018 dengan jumlah titik sebanyak 3 titik uji. Sondir adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui kekuatan dan daya dukung tanah dengan mendasarkan perlawanan penetrasi dari konus dan hambatan lekat tanah. Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya persatuan panjang.

Static Cone Penetration Test atau yang lebih dikenal di Indonesia dengan nama Sondir telah digunakan sebagai suatu metode penyelidikan tanah sejak hampir setengah abad yang lalu di daerah Eropa khususnya di Belanda dan Belgia. Hingga saat ini Sondir telah menjadi salah satu prosedur rutin dalam program penyelidikan tanah disebabkan karena kemudahan dan cepatnya pelaksanaan di lapangan serta memberi banyak informasi tentang sifat enginering tanah dari korelasi - korelasi empiris yang selama ini diperkenalkan oleh para ahli di dunia. Kedalaman maksimal untuk sondir ringan adalah 20 meter, sedangkan kedalaman maksimal untuk sondir berat adalah 30 meter dengan kekuatan maksimal 175 – 250 kg/cm2. Jadi, sondir digunakan untuk mencari kedalaman tanah tertentu yang mempunyai kekuatan maksimal 250 kg/cm2, artinya 1 cm tanah dapat menahan beban seberat 250 kg/cm2.

Di Indonesia terutama di Jawa yang mana lapisan tanah atas pada umumnya terdiri dari tanah liat lunak maka penyelidikan tanah dengan menggunakan sondir menjadi sangat populer karena mudahnya penetrasi alat sondir serta jenis fondasi yang umumnya dipakai adalah jenis tiang sedangkan sondir sendiri sehenarnya merupakan miniatur dari fondasi tiang sehingga data sondir pun sering digunakan langsung dalam perencanaan fondasi tiang.

(3)

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN TANAH.

Secara umum maksud penelitian tanah ini adalah untuk mengetahui kondisi dan karateristik/sifat tanah baik secara fisik maupun secara mekanik dari lokasi perencanaan bangunan yang berlokasi di Kec.Sedayu, Kab. Bantul, DIY.

Adapun tujuan pengujian sondir ini untuk mendapatkan data perlawanan ujung dan hambatan lekat dari lapisan tanah yang diperlukan dalam perhitungan daya dukung pondasi.

1.3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN PENELITIAN.

Ruang lingkup pekerjaan penelitian tanah ini adalah melaksanakan pekerjaan pengujian sondir di Lapangan (Field investigation) dan pembuatan laporan antara lain :

1. Pekerjaan Penelitian Lapangan (Field Investigation)

Penelitian penetrasi sondir (sondering test) kapasitas 2,50 ton sebanyak 3 (tiga) titik dengan CR = 250 kg/cm2 atau sampai kedalaman maksimum 20.00 m.

2. Pekerjaan Pembuatan dan Penyusunan Laporan.

Hasil pengujian di lapangan (field investigation) dihitung dan dianalisa serta dilakukan perhitungan daya dukung pondasi yang selanjutnya diambil kesimpulan dan saran, selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan dan dijilid rapi.

1.4.

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN.

Waktu pelaksanaan pengujian sondir di lapangan adalah selama 1 (satu) hari yaitu pada tanggal 11 Agustus 2018.

(4)

BAB - II

METODE PELAKSANAAN PENGUJIAN

Metode pelaksanaan pengujian penetrasi sondir (sondering test) yang dilaksanakan sesuai metode American Society for Testing Materials (ASTM) D-3441.

2.1.

PENGUJIAN PENETRASI SONDIR (SONDERING TEST)

Adapun maksud dan tujuan dari pengujian penetrasi sondir (sondering test) adalah untuk mengetahui perlawanan/tahanan penetrasi konus/ujung (end resistance/cone resistant) dari lapisan tanah pendasar yang dinyatakan dalam kg/cm2 dan hambatan lekat (skin friction) yaitu gaya perlawanan konus atau bikonus yang dinyatakan dalam kg/cm.

Jumlah titik pengujian sondir dalam pekerjaan ini adalah sebanyak 3 (tiga) titik.

Titik-titik sondir tersebut didistribusikan menurut kebutuhan data untuk perencanaan pondasi. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada sket situasi letak titik sondir (dapat dilihat pada lampiran – 1 ).

Alat Sondir yang digunakan dalam pegujian ini adalah alat sondir type Dutch Penetrometer dengan kapasitas 2,50 ton yang mempunyai konus seluas 10 cm2, sudut lancip kerucut 60o untuk mengukur perlawanan ujung, dan dilengkapi mantel (sleave) yang berdiameter sama dengan konus dan luas selimut 100 cm2 untuk mengukur lekatan (friction) dari lapisan tanah.

Perlengkapan peralatan dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

 Alat Sondir 1 unit

 Manometer skala 250 kg/cm2.

 Pipa besi batang sondir dengan panjang 1 meter lengkap dengan batang dalam sebanyak 14 batang.

 Bikonus 1 buah.

 Angker pengikat

 Kunci-kunci.

 Gastrol olie.

 Minyak gemuk.

 Peralatan dan bahan lainnya.

(5)

Pelaksanaan sondir dimulai dengan melakukan pengangkeran/pengikatan alat sondir agar peralatan pada saat pelaksanaan pengujian tidak goyang dengan posisi alat sondir tegak. Pekerjaan pengujian sondir dilaksanakan setelah pipa batang sondir disambung ke bikonus dan pengujian baru dapat dimulai pelaksanaannya setelah posisi alat sondir tegak lurus dan gastrol olie diisi sampai penuh serta gelembung- gelembung udara dari hidrolik dikeluarkan.

Untuk mendapatkan data tahanan/perlawanan ujung/konus (end resistance/cone resistant), tahanan geser/lekat setempat (local skin friction) dan total tahanan (total skin friction), konus ditekan ke dalam tanah dengan tenaga mekanis dengan cara memutar stang dari peralatan sondir.

Pembacaan manometer sondir dilakukan setiap interval 20 cm, sedangkan kecepatan pengujian penetrasi sondir dilakukan dengan kecepatan maksimum 1 cm/detik. Pada pembacaan tahanan/perlawanan ujung/konus (end resistance/cone resistant) sebesar 0 - 45 kg/cm2 dipergunakan manometer skala 60 kg/cm2 dan pembacaan, sedangkan pembacaan lebih besar 45 kg/cm2 digunakan manometer skala 250 kg/cm2. Setiap kedalaman 1 meter penyondiran dilakukan penyambungan pipa/batang sondir.

Hasil pembacaan ini ditulis ke dalam format data yang telah tersedia (dapat dilihat pada lampiran – 2).

2.2.

PHOTO DOKUMENTASI.

Pengambilan photo dokumentasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan pekerjaan dilapangan antara lain pengambilan dokumentasi pengujian sondir untuk setiap titik.

Pada saat di photo pada objek dibuat papan nama yang bertuliskan nama dan nomor pengujian titik yang sedang dilaksanakan. Photo dokumentasi dapat dilihat pada lampiran – 3

(6)

BAB - III

HASIL PENGUJIAN SONDIR

Data hasil pembacaan manometer pada alat sondir yaitu perlawanan ujung/konus (end resistance/cone resistant) dengan symbol CR dinyatakan dalam kg/cm2 dan total perlawanan (total resistant ) dinyatakan dalam kg/cm2, maka dilakukan perhitungan hambatan lekat (skin friction) symbol SF dinyatakan dalam kg/cm dan jumlah hambatan lekat (total skin friction) symbol TSF dinyatakan dalam kg/cm dan selanjutnya digambarkan dalam bentuk grafik sondir (graphic sondering test) yaitu hubungan perlawanan penetrasi konus (cone resistant) dengan kedalaman (depth) dan hubungan jumlah hambatan lekat (total skin friction) dengan kedalaman (depth).

Berdasarkan hasil pengujian penetrasi sondir yaitu dari data perlawanan konus (cone resistant =CR), tingkat kepadatan relatif dari lapisan tanah dapat diketahui yaitu :

CR ( kg/cm2) : 0 - 16 Sangat Lepas CR ( kg/cm2) : 16 - 40 Lepas CR ( kg/cm2) : 40 - 120 Sedang CR ( kg/cm2) : 120 - 200 Padat CR ( kg/cm2) : > 200 Sangat Padat.

Hasil pelaksanaan pengujian penetrasi sondir sebanyak 3 (tiga) titik dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel -3.1. Hasil Pengujian Sondir Titik Sondir Kedalaman

( m )

Perlawanan Konus / CR ( Kg / cm2 )

Jumlah Hambatan lekat TSF ( Kg / cm )

S-1 5.20 163 433.3

S-2 3.40 145 841.33

S-3 3.00 120 657.33

Dari tabel 3.1. diatas bahwa pada kedalaman tersebut untuk ke 2 (dua) titik sondir dijumpai tanah dengan tingkat kepadatan sangat padat.

Untuk lebih lengkapnya hasil pengujian sondir setiap interval 0,20 m dapat dilihat pada lampiran data dan grafik sondir (terlampir pada lampiran - 2).

(7)

BAB - IV

ANALISA DAN PERHITUNGAN DAYA DUKUNG PONDASI

4.1.

DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG

Dari hasil pengujian sondir daya dukung tanah pondasi tiang pancang dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Qu = Qp + Qs Qp = Ap . CRr Qs = TSF . Ak

Qp Qs Qi = + FK 1 FK2 dimana :

 Qu = Daya dukung ultimate tiang pancang (kg atau ton)

 Qi = Daya dukung izin tiang (kg atau ton)

 Qp = Daya dukung ujung tiang (kg atau ton)

 Qp = Daya dukung lekat (friction) kg atau ton

 TSF= Jumlah hambatan lekat (total skin friction) kg/cm

 CRr = Perlawanan konus (Cone Resistant) rata-rata 4 D keatas dan 4 D kebawah (D = diameter tiang)

Ap = Luas penampang tiang (cm2 )

Ak = Keliling tiang (cm)

FK1 = Faktor keamanan daya dukung ujung tiang (dipakai 3)

FK2 = Faktor keamanan hambatan lekat tiang (dipakai 5)

Dengan menggunakan rumus tersebut diatas dilakukan perhitungan daya dukung tiang pancang/cerucuk diameter 25 cm, 30 cm 35 cm, 40 cm, 45 cm dan 50 cm untuk titik pengujian sondir masing-masing titik dapat dilihat pada tabel 4.1 – 4.3 (terlampir) Hasil perhitungan daya dukung tiang pancang selanjutnya dibuat grafik hubungan antara daya dukung izin dan kedalaman untuk titik pengujian sondir, dapat dilihat grafik 4.1 – 4.3 (terlampir).

(8)

4.2.

DAYA DUKUNG TANAH PONDASI DANGKAL

Untuk menghitung daya dukung tanah dari hasil pengujian penetrasi sondir dipakai rumus sebagai berikut :

dimana :

 Qu = Daya dukung ultimate tanah (ton/m2)

 Qi = Daya dukung izin tanah (ton/m2)

CR = Perlawanan konus (Cone Resistant)

FK = Faktor Keamanan (diambil 3)

Perhitungan daya dukung tanah pondasi dangkal dari pengujian sondir dapat dilihat tabel - 4.4 (terlampir)

) 1

40 ( B

B D Quqc

3 Qu

Qi

(9)

BAB - V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

KESIMPULAN.

Dari hasil pengujian sondir dilapangan dan hasil analisa perhitungan diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil pengujian sondir dapat disimpulkan tingkat kepadatan tanah dengan hasil sebagi berikut :

 Titik S-1 tinggi dijumpai pada kedalaman 5.20 m CR = 163 kg/cm2.

 Titik S-3 tinggi dijumpai pada kedalaman 3.00 m CR = 120 kg/cm2.

2. Daya dukung izin (Qi) vertikal pondasi gali dari data Sondir dengan mengambil faktor keamanan 3 untuk perlawanan penetrasi ujung dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini:

Tabel 5.1 Daya Dukung Pondasi Gali Dari Data Sondir No

Titik Kedalaman (m)

Lebar Pondasi

(m)

Daya Dukung Ultimate (ton/m2)

Daya Dukung

Izin (ton/m2)

S –1 2.6 1 61.20 20.40

S-2 2.8 1 112.10 37.37

S –3 2.8 1 110.20 36.73

3. Perhitungan daya dukung menggunakan tiang pancang dilampirkan pada file excel terlampir

(10)

5.2.

SARAN

Dari kesimpulan diatas dalam perencanaan pondasi bangunan rumah tersebut disarankan hal –hal sebagai berikut :

1. Daya dukung pondasi harus lebih besar dari beban maksimun yang bekerja.

2. Apabila pondasi gali ingin dikuatkan spesifikasinya maka harus dilakukan pendalaman dan atau pelebaran tapak pondasi.

3. Untuk pondasi setempat/dangkal agar dikontrol terhadap penurunan, guling dan geser.

(11)

LAMPIRAN

HASIL UJI/PENELITIAN SONDIR TITIK 1 (ASTM STANDARD D-3441)

Titik : 1

Lokasi : Kec. Sedayu, Kab. Bantul, DIY Koordinat :

LS : Tanggal : 11 Agustus 2018

BT : Jam : 09.00 WIB

Tabel 6.1 Pehitungan Data Sondir

(12)

Tabel 6.2 Daya Dukung Pondasi Gali Dari Data Sondir

Grafik 6.1 Hubungan kedalaman dengan QC,FC dan JHP

(13)

Grafik 6.2 Hubungan kedalaman dengan FR

(14)

HASIL UJI/PENELITIAN SONDIR TITIK 2 (ASTM STANDARD D-3441)

Titik : 2

Lokasi : Kec.Sedayu, Kab.Bantul, DIY Koordinat :

LS : Tanggal : 11 Agustus 2018

BT : Jam :

Tabel 6.5 Pehitungan Data Sondir

Tabel 6.6 Daya Dukung Pondasi Gali Dari Data Sondir

(15)

Grafik 6.5 Hubungan kedalaman dengan QC,FC dan JHP

(16)

Grafik 6.4 Hubungan kedalaman dengan FR

(17)

HASIL UJI/PENELITIAN SONDIR TITIK 3 (ASTM STANDARD D-3441)

Titik : 3

Lokasi : Kec.Sedayu, Kab.Bantul, DIY Koordinat :

LS : Tanggal : 11 Agustus 2018

BT : Jam :

Tabel 6.5 Pehitungan Data Sondir

Tabel 6.6 Daya Dukung Pondasi Gali Dari Data Sondir

(18)

Grafik 6.5 Hubungan kedalaman dengan QC,FC dan JHP

(19)

Grafik 6.4 Hubungan kedalaman dengan FR

(20)

LAMPIRAN FOTO

Foto 1. Pelaksanaan Uji Sondir

(21)

Foto 2. Pemasangan angkur sondir

Referensi

Dokumen terkait

Kapasitas daya dukung tanah lunak sangat kecil, untuk peningkatan daya dukung digunakan fondasi tiang friksi yang menggunakan kekasaran permukaan tiang dengan waktu pemancangan