LAPORAN AMDAL
Studi kasus Andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa
DISUSUN OLEH :
SYARIFAH AMWAL .T (NIM. 11180980000006)
ACHMAD RAVI (NIM. 11180980000016)
DHUHA AGHNA PUTRI (NIM. 11180980000023)
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2022
1.1. Deskripsi kegiatan
Memperhatikan harga komoditas batu pecah (membelah /agregat) dalam mendukung Era Pembangunan Infrastruktur di dalam negeri, khususnya Jawa Barat yang sedang meningkatkan infrastruktur pembangunan, antara lain pembangunan jalan dan bendungan yang akan dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan sarana pengairan/irigasi, maka PT. Trinusa Bangun Perkasa bermaksud untuk ikut serta dan berperan aktif dalam Era Pembangunan Infrastruktur tersebut khususnya dalam penyediaan barang bahan galian batuan andesit dengan melakukan eksplorasi dan membuka lokasi batuan andesit seluas 11 hektar yang terletak di Desa Karang Sari, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Setelah mendapatkan penetapan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP), selanjutnya PT.
Trinusa Bangun Perkasa mengajukan permohonan untuk mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi pada lokasi tersebut di atas yang kemudiandikabulkan dengan diterbitkannya Surat Keputusan Bupati Bandung Barat Nomor:545/Kep.417–
BPMPPT/2014 per tanggal 3 September 2014.
1.2. Deskripsi Mineral
Batuan beku merupakan jenis batuan yang pembentukannya berasal dari magma yang mendingin dengan atau tanpa proses kritalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan instrusif maupun di atas permukaan bumi sebagai ekstrutif. Klasifikasi batuan beku berdasarkan tempat terbentuknya. Batuan beku berdasarkan genesa dapat dibedakan menjadi batuan beku intrusif dan batuan beku ekstrusif. Batuan ekstrusif tersusun oleh semua material yang dikeluarkan ke permukaan bumi baik di darat maupun di bawah permukaan laut. Material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk padatan, debu atau larutan kental dan panas, yang disebut dengan istilah lava (Bronto, 2006). Batuan beku berdasarkan genesa dapat di bagi menjadi:
1. Batuan vulkanik merupakan batuan hasil proses vulkanisme, dapat dibagi menjadi batuan beku vulkanik intrusif, batuan beku vulkanik ekstrusif atau disebut dengan batuan beku fragmental dan batuan beku vulkanik efusif
2. Batuan beku plutonik merupakan batuan yang terbentuk dari proses pembekuan magma jauh di dalam bumi, mempunyai kristal yang berukuran kasar (fanerik).
3. Batuan beku hipabisal merupakan hasil dari intrusi minor, mempunyai kristal berukuran sedang atau campuran antara halus dan kasar
Batuan Andesit merupakan termasuk salah satu batuan beku Ekstrusif atau vulkanik atau kadangkala berupa batuan beku hipabisal. Andesit sebagai hasil bentukan lelehan magma diorit,Jenis magma diorit merupakan salah satu magma terpenting dalam golongan kapur alkali sebagai sumber terbentuknya andesit. Lelehan magma tersebut merupakan kumpulan mineral silikat yang kemudian menghablur akibat pendinginan magma pada temparatur antara 1500-2500 andesit berkomposisi mineral felspar plagioklas jenis kalium felspar natrium
plagioklas, kuarsa, felspatoid serta mineral tambahan berupa hornblenda, biotit dan piroksen. Andesit bertekstur afanitik mikro kristalin dan berwarna gelap. Batuan Andesit dapat dimanfaatkan salah satunya sering digunakan sebagai bahan bangunan (Hendratno, 2016). Pemanfaatan andesit sebagai bahan bangunan atau bahan baku yang lainnya harus memperhatikan faktor sebagai berikut: ukuran, bentuk, kekuatan, masa jenis, daya tahan dan lain sebagainya(Wisonir; D.Agung Senjha Anugrah; PutuOka Dharma Kusuma; Dini Refiyanti; Rizky Gama Mukti; Paramitha Tedja Trisnaning, 2018).).
Andesit termasuk jenis batuan beku kategori menengah sebagai hasil bentukan lelehan magma diroit. Nama andesit sendiri diambil berdasarkan tempat ditemukannya, yaitu di daerah pegunungan Andes, Amerika Selatan. Peranan bahan galian ini penting sekali di sektor konstruksi.
Gambar 1.1 batu andesit, batuan andesit, dan hasil pengolahan andesit
1.3. Rincian Pembangunan
Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi batuan andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa seluas 11 hektar secara administratif terletak di Desa Karang Sari, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.Sedangkan letakgeografis wilayah IUP Eksplorasi batuan andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa Kecamatan Cipongkor terletak di wilayah Barat dari Ibukota Kabupaten Bandung Barat, secara geografis berada di antara 6° 3,73' – 7° 1,031' Lintang Selatan dan 107°1,10' – 107° 4,40' Bujur Timur pada ketinggian 700 – 1500 meter di atas permukaan laut dengan luas wilayah ±79,96 km2. Secara administratif, wilayah Kecamatan Cipongkor secara langsung antara lain:
Di sebelah utara dengan Kecamatan Cipatat dan Kabupaten Cianjur, Di sebelah Selatan dengan Kecamatan Rongga dan Kecamatan Sindangkerta, Di sebelah Barat dengan Kecamatan Gunung Halu, dan Di sebelah Timur dengan Kecamatan Cililin dan Kecamatan Batujajar.Kecamatan Cipongkor merupakan daerah bukan pesisir namun memiliki lahanyang pinggiran kota dan memiliki banyak aliran sungai yang mengakibatkan sebagian besarluas wilayahnya dimanfaatkan untuk pertanian.
penggunaan lahan dibedakan atassawah (30%), lahan bukan sawah (59%), dan lahan non pertanian (11%). Lahan bukansawah antara lain berupa tegalan/kebun dan perikanan, sedangkan lahan non pertanianantara lain berupa pemukiman, bangunan, dan fasilitas lainnya. Sementara itu, tata gunalahan di sekitar rencana lokasi penambangan batuan andesit.
1.4. Tahapan penambangan 1.4.1. Pra Konstruksi
a. Sosialisasi
Melakukan mediasi dengan tokoh msyarakat dan warga terkena dampak.
Memberikan Informasi yang jelas dan lengkap tentang rencana kegiatan
yang akan dilakukan serta memfasilitasi pertemuan untuk dengar pendapat Warga yang diundang merupakan representasi dari warga yang diwakili, khususnya warga yang terkena dampak langsung
b. Pengadaan dan penyewaan lahan
Proses pengadaan lahan langsung antra pemrakarsa dengan pemilik/
penggarap, tidak melalui prantara, Pengukuran batas pemilikan lahan oleh BPN. Proses pengadaan lahan dilakukan secara transparan dengan jadawal yang telah disepakati Selama proses pengadaan lahan belum selesai maka lahan yang akan dibebaskan masih dapat digunakan untuk kegiatan pertanian atau fungsi sebelumnya Harga ditentukan berdasarkan musyawarah dengan mempertimbangkan NJOP dan harga pasar yang berlaku.
c. Eksplorasi dan studi kelayakan
Kegiatan eksplorasi andesit dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu : 1. Penelitian geologi
Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui batas penyebaran secara lateral, termasuk mengumpulkan segala informasi geologi dan pemetaan topografi. Peta topografi pada tahap ini berskala 1 : 500
2. Penelitian geofisika
Penelitian yang umum dilakukan berupa pendugaan geolistrik, yaitu penelitian berdasarkan sifat tahanan jenis batuan.
Kegiatan ini diselaraskan dengan data geologi permukaan ataupun bawah permukaan. Hasil interpretasi disajikan dalam bentuk penampang geologi yang didasarkan kepada hasil pengolahan data pengukuran geolistrik dengan menghubungkan setiap titik duga satu dengan yang lainya. Keadaan geologi ini akan memperlihatkan penyebaran, baik secara vertikal maupun lateral pada suatu penampang.
Pendugaan geolistrik secara umum akan menyajikan data lapisan tanah pucuk dan lapisan andesit
3. Pemboran
Kegiatan ini dilakukan untuk pengecekan secara rinci data endapan bagi keperluan perhitungan cadangan
4. Pengambilan contoh
Kegiatan ini dimaksudkan untuk keperluan analisis laboratorium dan mekanika batuan
5. Perhitungan cadangan
Perhitungan cadangan yang terdapat di daerah penyelidikan dilakukan dengan cara metoda penampang (cross section method) yang sangat cocok untuk batuan yang penyebarannya homogen serta ketebalannya
relatif merata.
Volume cadangan dihitung per luas penampang yang dimensinya adalah di antara dua luas daerah penampang dan ketebalan pada titik-titik eksplorasi di sekelilingnya.
d. Perizinan
Perizinan yang akan dilakukan yaitu meliputi izin usaha pertambangan eksplorasi berdasarkan Surat Keputusan Bupati, izin usaha pertambangan berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2009, izin penggunaan dan pemanfaatan ruang, izin pembebasan lahan, serta perizinan lainnya terkait operasi kegiatan penambangan andesit.
1.4.2. Konstruksi
a. penerimaan tenaga kerja
Melaksanakan kerja sama dengan instansi yang yang menangani ketenaga kerjaan (dinas tenaga kerja) dalam semua prosesi informasi penerimaan tenaga kerja konstruksi.
b. mobilisasi peralatan dan material
c. persiapan lahan untuk tambang
persiapan lahan dilakukan dengan memotong pepohonan di sekitar area, pembabatan hingga sampai akar-akarnya, serta pembakaran hutan. Agar tetap menjaga lingkungan dan menghindarkan dampak buruk bagi warga sekitar.
Untuk itu perlu memperhatikan kondisi tanah sebelum melakukan pembakaran atau mengecek jenis pohon yang akan ditebang.
d. konstruksi fasilitas dan infrastruktur
Guna kelancaran dalam kegiatan pelaksanaan baik secara administrasi maupun operasional maka diperlukan infrastruktur, seperti jalan dan bagunan kantor dengan mempertimbangkan aspek keamanan. Saran lain yang akan dibuat yaitu penggalian dan perbaikkan jalan tambang, kantor tambang, mesh karyawan, bengkel, stockpile dan crushing plant, tempat penimbunan/penyimpanan tanah tertutup dan kolam pengendapan, pengadaan air bersih,mushola, rumah genset,instalasi air, penyimpanan bahan bakar, bak control.
1.4.3. Operasi
a. Land Clearing
Land clearing dilakukan dengan memotong pepohonan di sekitar area, pembabatan hingga sampai akar-akarnya, serta pembakaran hutan. Agar tetap
menjaga lingkungan dan menghindarkan dampak buruk bagi warga sekitar.
Untuk itu perlu memperhatikan kondisi tanah sebelum melakukan pembakaran atau mengecek jenis pohon yang akan ditebang.
b. Penyemprotan
c. Penambangan Andesit
Metode penambangan yang biasa diterapkan terhadap andesit adalah tambang terbuka (quarry). Bentuk topografi bahan galian umumnya berbentuk bukit, dan penambangan dimulai dari puncak bukit (top hill type) ke arah bawah (top down ) secara bertahap membentuk jenjang (bench).
Secara garis besar tahapan kegiatan penambangan dapat diuaraikan sebagai berikut :
1. Persiapan
Meliputi pembangunan sarana dan prasarana tambang antara lain jalan, perkantoran, tempat penumpukan (stockpile), mobil-isasi peralatan, sarana air, work-shop, listrik (genset), serta poliklinik
2. Pembersihan permukaan
Pembersihan permukaan lahan yang ditumbuhi pepohonan dan semak belukar dengan alat konvensional atau buldoser
3. Pengupasan lapisan penutup
Mengupas tanah penutup dilakukan dengan buldoser atau back hoe. Tanah penutup didorong dan dibuang ke arah lembah (disposal area) yang terdekat, namun bila tumpukan hasil pengupasan ini jauh dari disposal area pembuangannya dapat dibantu dengan dump truck
4. Pembongkaran
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk membongkar andesit dari batuan induknya sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Untuk melaksanakan pekerjaan ini dilakukan dengan cara pemboran atau pemecahan dengan menggunakan alat excavator drill.
Peralatan yang digunakan untuk kegiatan pemboran adalah crawler rock drill (CRD) dan kompresor
d. Loading-Hauling
e. Pengelolaan lahan secara progresif f. Produksi Andesit
1.4.4. Pasca Operasi
a. Pemutusan Hubungan Kerja
Proses PHK dilakukan scara bertahap dengan penginformasian pada pekerja dalam waktu yang cukup sehingga ada penyiapan diri untuk kegiatan/pekerjaan lain setlah PHK
b. Penutupan Tambang dan Pembongkaran Alat
Menempatkan petugas untuk mangatur arus pada saat masuk/keluar akses yang bermuara Pengaturan jadwal pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk lalulintas pagi hari, yaitu jam 08.00-17.00. Penggunaan jenis kendaraan dengan jumlah as (sumbu kendaraan) minimal 6 sumbu (low bed trailer) untuk mengakut mesin-mesin indutri penambangan, Memperbaiki kerusakan jalan yang sifatnya sementara, namun tidak membahayakan penggunaan jalan lain, khususnya di jalan lingkungan.
c. Reklamasi akhir dan pengembalian alat
Penanaman jenis-jenis pepohonan yang telah dipilih untuk memperkaya jenis- jenis pohon yang ada yang dapat hidup di lingkungan gambut, Melakukan revegatasi sesuai dengan luas lahan yang digunakan. Melakukan pendekatan pendekatan kepada masyarakat melalui Bina Lingkungan. Alat-alat yang sudah tidak dipergunakan lagi pada tahap operasi akan dipindahkan dari tapak proyek ke lokasi lain yang membutuhkan. Pembawaan alat ini yang jalannya lambat akan diangkut dengan trailer.
d. Matriks Interaksi Dampak Potensial dengan Komponen Tahapan Pertambangan
Komponen Lingkungan
Pra Konstruksi Konstruksi
1 2 3 4 5 6 7 8
GEOFISIK
Kebisingan ✓
Penurunan
Kualitas Udara ✓ ✓
Kualitas Air
Getaran
Perubahan
Topografi Lahan ✓
BIOLOGI
Flora ✓
Fauna ✓
SOSIAL Kesempatan
Kerja ✓ ✓ ✓ ✓
Peluang Usaha ✓ ✓
Konflik sosial ✓ ✓
Perfektif positif
masyarakat ✓ ✓
Pertumbuhan
Ekonomi
Perubahan Jumlah
Penduduk
Perubahan Kepemilikan
Lahan
Sifat dan Persepsi
Masyarakat
KESEHATAN MASYARAKAT
Kecelakaan Kerja ✓ ✓ ✓ ✓
Limbah Domestik
Limbah Padat
Limbah B3
Kesehatan
Masyarakat
Komponen Lingkungan
Tahap Operasional Pasca Operasi
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
GEOFISIK
Kebisingan ✓ ✓ ✓
Kualitas Udara ✓ ✓ ✓ ✓
Penurunan Kualitas ✓ ✓
Getaran ✓ ✓
Perubahan
Topografi ✓ ✓ ✓
BIOLOGI
Flora ✓ ✓ ✓ ✓
Fauna ✓ ✓ ✓ ✓
SOSIAL
Kesempatan Kerja ✓ ✓ ✓ ✓ ✓-
Peluang Usaha
Konflik sosial ✓ ✓
Perfektif positif ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Pertumbuhan ✓ ✓-
Perubahan Jumlah
Perubahan
Sifat dan Persepsi ✓ ✓ ✓
KESEHATAN MASYARAKAT
Kecelakaan Kerja ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Limbah Domestik
Limbah Padat ✓
Limbah B3
Gangguan Kesehatan
Masyarakat ✓ ✓