• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN BAB 11 MIKRO KEL1

N/A
N/A
Adinda Rindu sakinah

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN BAB 11 MIKRO KEL1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UJI SALMONELLA

DISUSUN OLEH :

1. Alfrizal Bagas Aryasena ( 2004015097 ) 2. Muhammad Hafari Mauludin ( 2004015097 )

3. Adinda Rindu Sakinah ( 2204015051 ) 4. Bagastia Helda Ekasyaputra (2204015143 )

KELOMPOK 1 KELAS E1

DOSEN PENGAMPU : Dra. Hayati, M.Farm.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

PROGRAM STUDI FARMASI 2023

BAB I

(2)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Salmonella merupakan kuman berbentuk batang, tidak berspora, dan pada pewarnaan gram bersifat gram negative. Mempunyai ukuran 1-3.5µm x 0.5-0.8µm. salmonella dapat tumbuh cepat pada media yang sederhana tetapi mereka hamper tidak pernah memfermentasikan laktosa atau sukrosa. Salmonella biasanya akan memberikan sifat positif dengan mengeluarkan bau gas H2S dan adanya gelembung pada tabung reaksi.

Dan salmonella tahan dalam air yang membeku pada periode yang lama, dan salmonella pun tahan terhadap bahan kimia tertentu.

Salmonella yang merupakan bakteri gram negatif, dapat menyebabkan penyakit demam tifoid, yaitu penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella typhi atau salmonella paratyphi. Yang mempunyai tanda – tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung lebih kurang 3 minggu disertai demam, toksemia, gejala – gejala perut, pembesaran limpa dan erupsi kulit. Dan penyakit tifus (Typhus Abdominalis) adalah infeksi penyakit akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran. Selain itu Salmonella mungkin paling dikenal sebagai penyebab keracunan makanan bakteri.

Salmonella banyak ditemui pada makanan-makanan yang tidak dibuat atau diproduksi secara higiens, oleh karena itu sebaiknya kita menghindari ataupun mengurangi makanan yang kurang higienis.

1.2 Tujuan Praktikum

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu untuk melakukan uji salmonella

(3)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA A.BAKTERI SALMONELLA

Bakteri Salmonella ditemukan pertama kali oleh Theobald Smith pada 1885 saat meneliti penyakit pencernaan pada babi. Dengan menggunakan mikroskop, Smith menemukan sekelompok bakteri berbentuk batang yang menyebabkan kematian hewan ternak tersebut.Nama Salmonella sendiri baru diberikan oleh Daniel Edward Salmon, rekan Smith yang melakukan penelitian lebih lanjut terhadap jenis bakteri tersebut. Salmon menyimpulkan bahwa bakteri salmonella termasuk dalam genus bakteri enterobakteria gram- negatif, berbentuk batang, bisa bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida, serta menjadi penyebab timbulnya penyakit salmonellosis.

Salmonella merupakan kuman gram negatif, tidak berspora dan panjangnya bervariasi. Kebanyakan species bergerak dengan flagel peritrih. Salmonella tumbuh cepat pada pembenihan biasa tetapi tidak meragikan sukrosa dan laktosa. Kuman ini merupakan asam dan beberapa gas dari glukosa dan manosa. Kuman ini bisa hidup dalam air yang dibekukan dengan masa yang lama. Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya hijau brilian, natrium tetrationat, dan natrium dioksikholat. Senyawa ini menghambat kuman koliform dan karena itu bermanfaat untuk isolasi salmonella dari tinja.

Salmonella digolongkan ke dalam bakteri gram negatif sebab salmonella adalah jenis bakteri yang tidak dapat mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara gram negatif tidak.

Pada uji pewarnaan gram, suatu pewarna penimbal ditambahkan setelah metal ungu, yang membuat semua gram negative menjadi berwarna merah/merah muda. Pengujian ini berfungsi mengelompokkan kedua jenis bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka. Banyak species bakteri gram negative bersifat patogen ( penyebab penyakit) yang berarti mereka berbahaya bagi organisme inang. Sifat patogen ini berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel gram negative terutama lapisan lipopolisakarida atau dikenal sebagai endotoksin.

Salmonellosis

Bakteri Salmonella berkembang pada saluran pencernaan binatang seperti babi, sapi, dan ayam. Bakteri tersebut kemudian menyebar melalui makanan hingga menginfeksi manusia. Tak jauh beda dengan binatang, saat menginfeksi manusia, Salmonella bersarang di saluran pencernaan, mulai dari lambung hingga usus halus. Umumnya, bakteri Salmonella menimbulkan salmonellosis berupa penyakit tifus atau paratifus.Seseorang yang terinfeksi bakteri Salmonella, akan menunjukkan gejala berupa diare, kram perut, demam dan sakit kepala, mual, bahkan muntah-muntah. Suhu tubuh pun tidak stabil dan cenderung tinggi. Dari masa inkubasi hingga munculnya gejala pertama memakan waktu antara 8-72 jam.

Salmonellosis pada manusia cukup berbahaya karena bisa menyebabkan kematian. Sangat fatal jika menyerang bayi, balita, ibu hamil, dan orang lanjut usia.

Suhu Hangat

(4)

Bakteri Salmonella berkembang baik pada suhu hangat. Karena itu, infeksi salmonella lebih banyak terjadi pada musim panas. Biasanya, bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui media makanan yang tidak dipanaskan dengan benar, misalnya: daging, ayam, telur, atau susu. Atau, bisa juga melewati makanan mentah yang telah terkontaminasi bakteri.

Perkembangan bakteri Salmonella terbilang sangat cepat dan menakjubkan, setiap selnya mampu membelah diri setiap 20 menit sekali pada suhu hangat dan pada media tumbuh yang mengandung protein tinggi. Bisa dibayangkan, satu sel bakteri bisa berkembang menjadi 90.000 hanya dalam waktu 6 jam.

Patogenitas

Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S. typhimurium, dan S. enteritidis. S. typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.

B.MEDIUM PERTUMBUHAN SALMONELLA Lactose Broth(LB)

Laktosa Broth adalah media digunakan untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediaan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa

menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform.

Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.

Brilliant Green Agar(BGA)

Brilliant Green Agar adalah media selektif dan diferensial untuk isolasi spesies Salmonella selain S. Typhi dan S. Paratyphi dari spesimen klinis.

Triple Sugar Iron Agar(TSIA)

Uji Triple Sugar Iron agar (TSIA) merupakan metode yang digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme dalam memfermentasikan gula. Media yang diguanakan dalam uji TSIA ini adalah TSIA agar yang mengandung 3 macam gula, yaitu glukosa 0,1%, laktosa 0,1%, dan sukrosa 0,1%. Selain itu, juga terdapat indicator fenol merah yang menyebabkan perubahan warna dari merah orange menjadi kuning dalam suasana asam. TSIA juga mengandung natrium trisulfat, yaitu suatu substrat untuk penghasil H2S, ferro sulfat

(5)

menghasilkan FeS (precipitat), bewarna hitam untuk membedakan bakteri H2S dengan bakteri-bakteri lainnya.Konsentrasi glukosa adalah 1/10 dari konsentrasi laktosa atau sukrosa agar fermentasi glukosa saja yang terlihat

Pada uji TSIA warna media berubah menjadi merah karena bakteri bersifat basa Perubahan warna media ini menandakan bahwa bakteri ini tidak memfermentasi laktosa dan sukrosa. Pada media daerah butt media berubah berwarna kuning ini menandakan bakteri memfermentasi glukosa. Pembentukan gas positif ini hasil dari fermentasi H2 dan CO2 dapat dilihat dari pecahnya dan terangkatnya agar. Pembentukan H2S positif ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam.

ALAT DAN BAHAN

Alat

1. Cawan Petri steril 2. Pipet volume 3. Pembakar Bunsen 4. Jarum Ose

5. Inkubator 6. Tabung durham

Bahan

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan praktikum kali ini yaitu:

1. Sampel makanan

2. Medium LB(Lactose Broth)

3. Medium TBGB(Tetrathionate Brilliant Green Broth) 4. Medium BGA (Brilliant Green Agar)

5. Medium TSIA(Triple Sugar Iron Agar) Prosedur Kerja

1) Pengambilan Sampel

a) Jika dilakukan pengambilan sampel daging mentah, jeroan dan ikan mentah dilakukan penyimpanan sampel di media pengkaya setiap 25 g disimpan di 225 ml Brilliant Green.

b) Setiap 25 g daging, jeroan, ikan yang telah dipanaskan diolah atau dikeringkan dilakukan pengkayaan dengan memasukkan ke medium 225 ml Lactose Broth.

c) Jamu bentuk serbuk : ditimbang 10 g cuplikan ke dalam 90 ml larutan pengencer (Pepton Dilution Fluid) hingga diperoleh pengenceran 1:10 dihomogenkan dan dilanjutkan dengan pengenceran yang diperlukan.

(6)

d) Jamu bentuk rajangan : jamu tersebut dipotong-potong dengan pisau steril menjadi bagian kecil, tumbuk dengan mortar hingga jadi partikel-partikel kecil, semua dikerjakan dalam suasana aseptis. Timbang 25 g cuplikan campur dengan 225 ml larutan Pepton Dilution Fluid hingga diperoleh pengenceran 1:10.

e) Jamu bentuk kapsul : timbang 10 g cuplikan ke dalam Erlenmeyer steril tambahkan 90 ml larutan Pepton Dilution Fluid hingga diperoleh pengenceran 1:10 dikocok hingga seluruh kapsul hancur.

2) Pra Pengkayaan

Ambil bahan makanan atau obat tradisional yang akan diujikan masukan ke dalam medium Lactose Broth ( LB) inkubasi 37 derajat selama 24 jam

3) Pengkayaan Selektif

Dipipet masing–masing 5 ml biakan LB ke dalam 50 ml mediaTBGB ( tetrahionate Brilliant Green Broth ) inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam 4)Isolasi

Dari medium TBGB ambil satu mata ose diinokulasi pada medium BGA pada suhu 370C selama 24 jam. Pada BGA koloni dari tidak berwarna merah, dari transparan hingga keruh dengan lingkaran merah muda hingga merah

5)Identifikasi

Diambil 2 atau lebih koloni tumbuhan pada suhu 370C selama 18-24jam.

Biakan diduga salmonela positif jika ada TSIA terlihat warna merah pada permukaan agar, warna kuning pada dasar tabung dengan satu atau tanpa pembentukan H2S.

(7)

BAB 3

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

1.1 HASIL PENGAMATAN SAMPEL:MAKARONI

No Pre-enrichment (LB)

Pengkayaan selektif (TBGB)

Isolasi (BGA)

Identifikasi (TSIA) 1 Keruh Terbentuk endapan (keruh) (+)Medium

berwarna merah (-)berwarna putih

1.2 PEMBAHASAN

Pada pelaksanaan praktikum uji salmonella,sampel yang kami gunakan adalah makaroni tahap pertama yang kami lakukaan adalah membuat 4 medium dan sterilisasi alat yang akan kami gunakan,

Medium yang kami gunakan adalah Lactose Broth(LB),Tetrathionate Brilliant Green Broth(TBGB),Brilliant Green Agar(BGA),Triple Sugar Iron Agar(TSIA).

1.1 KESIMPULAN

(8)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Hasil isolasi

Referensi

Dokumen terkait