• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Desain Struktur Hotel Harbert

N/A
N/A
Trinevi

Academic year: 2024

Membagikan "Laporan Desain Struktur Hotel Harbert"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR

HOTEL HARBERT

GORONTALO

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dan puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas Izin dan Kehendak-NYA akhirnya kami bisa - perencanaan

(3)

DAFTAR ISI

L A P O R A N A K H I R i KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I -PENDAHULUAN 1

I.1. DESKRIPSI PROYEK 1

I.1.1. Lokasi Bangunan 1 I.1.2. Fungsi Bangunan 1 I.2. DATA UMUM TEKNIS 2

I.2.1. Data Struktur 2

A. Tipe Struktur Utama---2

B. Tipe Struktur Penahan Beban Lateral--- 2

C. Tipe Pondasi---2

D. Tipe Atap Bangunan---2

E. Jumlah Lantai---2

F. Luas Tapak Bangunan---2

G. Tinggi Lantai Bangunan---2

H. Mutu Material---2

I.2.2. Bentuk Bangunan 3 A. Layout Bangunan---3

B. Potongan Melintang dan Memanjang---3

C. Perspektif 3D---3

I.3. METODA PERENCANAAN 3 I.3.1. Perencanaan Berdasarkan Kuat Ultimit 3 I.3.2. Perencanaan Berbasiskan Kinerja 3 I.3.3. Aplikasi Pendukung 4 I.4. ACUAN NORMATIF 4 BAB II - PEMBEBANAN STRUKTUR 5 II.1. BEBAN GRAVITASI 5 II.1.1. Beban Mati 5 II.1.2. Beban Hidup 14 II.2. BEBAN DINAMIK 15 II.2.1. Beban Angin 15 II.2.2. Beban Gempa 16 II.3. KOMBINASI PEMBEBANAN 18 BAB III - ANALISA STRUKTUR 20 III.1. PEMODELAN STRUKTUR 20 III.1.1. Parameter Model 20 A. Parameter struktur penahan beban lateral untuk SRPMK---20

B. Parameter struktur penahan beban lateral untuk Dinding Geser---20

C. Faktor Reduksi Kekakuan Beton---20

D. Faktor Reduksi Kekuatan Beton---20

(4)

E. Rigid zone---20

F. Constraint Diaphragm---20

G. Massa Efektif Bangunan---21

H. Redaman Bangunan---21

I. Pelat Lantai dan Atap---21 BAB IV - DESAIN STRUKTUR 22

(5)

BAB I - PENDAHULUAN

I.1. DESKRIPSI PROYEK

Tingkat pertumbuhan Kota Gorontalo sebagai daerah berkembang cukup tinggi dan menarik banyak investor untuk berinvestasi. Salah satu jenis investasi yang dinilai mempunyai tingkat pertumbuhan yang cukup menjanjikan adalah bisnis perhotelan.

Bangunan hotel ini dibangun berupa bentuk investasi yang diharapkan dapat menjadi katalisator dan sarana yang menunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Gorontalo.

Perencanaan struktur bangunan gedung Hotel Harbert ini merupakan bagian dari tugas perencanaan yang ditargetkan dapat memberikan hasil desain yang ekonomis, efisien dan memenuhi standar bangunan yang berlaku di Indonesia.

I.1.1. Lokasi Bangunan

Bangunan akan dibangun di kawasan pusat bisnis GBC (Gorontalo Bussines Center) di Jl. Jend. Soedirman Kota Gorontalo.

Gambar 1. Lokasi Pembangunan Hotel Harbert

I.1.2. Fungsi Bangunan

Bangunan berupa hotel dengan fasilitas ruang pertemuan, restoran dan fitness center.

(6)

I.2. DATA UMUM TEKNIS I.2.1. Data Struktur

A. Tipe Struktur Utama

Bangunan direncanakan berupa konstruksi beton non-prategang cetak ditempat.

B. Tipe Struktur Penahan Beban Lateral

Bangunan direncanakan menggunakan struktur penahan beban lateral Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) yang diperkuat dengan dinding geser.

C. Tipe Pondasi

Pondasi yang digunakan adalah bor pile.

D. Tipe Atap Bangunan

Terdapat atap baja ringan dan atap pelat beton.

E. Luas Tapak Bangunan

Bangunan direncanakan akan dibangun di atas lahan seluas ± 3.000 m2 dengan luas tapak 32,5 x 53,0 m (1.722,5 m2).

F. Jumlah Lantai

Bangunan direncanakan terdiri atas satu basement untuk parkir kendaraan dan 8 lantai berikutnya sesuai fungsi ruangan yang dibutuhkan.

G. Tinggi Lantai Bangunan

Tinggi lantai basement direncanakan 3,0 m, Dua lantai pertama direncanakan 5,0 m dan enam lantai berikutnya direncanakan 3,5 m. Sehingga total tinggi bangunan adalah 34,0 m.

H. Mutu Material

 Mutu beton untuk balok dan kolom: fc’ 30 Mpa

 Mutu beton untuk dinding geser dan penahan tanah: fc’ 30 Mpa

 Mutu beton untuk bor pile dan pile cap: fc’ 30 Mpa

 Mutu beton untuk pelat lantai: fc’ 25 Mpa

 Mutu beton untuk komponen non-struktural: beton rabat (komposisi 1:2:3)

 Mutu baja tulangan untuk semua jenis penggunaan: BJTS 420B (fy 420 MPa)

 Mutu baja profil untuk semua jenis penggunaan fy 420 MPa

 Mutu baja tulangan wiremesh: fy 500 Mpa

 Mutu baja ringan: fy 500 Mpa

 Mutu baja deck metal: fy 500 Mpa

(7)

I.2.2. Bentuk Bangunan

Gambar 2. Render 3D Hotel Harbert A. Layout Bangunan

- Lihat lampiran 1-

B. Potongan Melintang dan Memanjang - Lihat lampiran 1-

C. Perspektif 3D - Lihat lampiran 1-

I.3. METODA PERENCANAAN

I.3.1. Perencanaan Berdasarkan Kuat Ultimit

Sesuai persyaratan perencanaan bangunan gedung beton bertulang, maka komponen struktur dimulai dari pelat lantai, balok, kolom dan dinding akan menggunakan metode perencanaan berdasarkan kuat ultimit.

I.3.2. Perencanaan Berbasiskan Kinerja

Kota Gorontalo adalah kawasan dengan intensitas aktivitas gempa yang cukup tinggi dan termasuk pada wilayah dengan magnitudo yang cukup tinggi, sehingga perencanaan setiap bangunan berlantai banyak harus di rencanakan dengan metode perencanaan berbasiskan kinerja sesuai persyaratan standar yang ditetapkan.

(8)

I.3.3. Aplikasi Pendukung

Dalam perencanaan ini menggunakan aplikasi-aplikasi yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang cepat, akurat dan dapat dipertanggung-jawabkan. Validasi dan verifikasi output aplikasi dilakukan dengan hitungan manual pada beberapa kondisi kritis untuk memastikan hasil perencanaan yang mampu memberikan kemampu- layanan terhadap beban-beban rencana dan daktilitas bangunan yang cukup handal pada saat beban maksimum tercapai.

I.4. ACUAN NORMATIF

Berikut ini adalah daftar standar dan peraturan bangunan yang menjadi acuan dalam perencanaan bangunan gedung Hotel Harbert ini.

 ASME, (2016); Safety Code for Elevators and Escalators ASME 17.1, New York

 Badan Standardisasi Nasional (2019), SNI 2487:2019; Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung, Jakarta

 Badan Standardisasi Nasional (2019), 2019, SNI 1726:2019, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-Gedung, Jakarta

 Badan Standardisasi Nasional (2019), 2020, SNI 1727:2020; Beban Desain Minimum dan Kriteria Terkait Untuk Bangunan Gedung dan Struktur Lain, Jakarta

 Badan Standardisasi Nasional (2019), 2017, SNI 2052:2017; Baja Tulangan Beton, Jakarta

 Badan Standardisasi Nasional (2019), 2019, SNI 07-0663:1995; Jaring Kawat Baja Las Untuk Tulangan Beton, Jakarta

 FEMA P-1050 (2015), NEHRP Recommended Seismic Provisions for New Buildings and Other Structures, Federal Emergency Management Agency, Washington, D.C

 Kementerian PUPR (2006), Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No:

29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung, Jakarta

 PEER (2010), Guidelines for Performance-Based Seismic Design of Tall Buildings, Report No. 2010/05, California

 PEER/ATC, (2010), Modeling and acceptance criteria for seismic design and analysis of tall buildings, Report No 72-1, California

(9)

BAB II - PEMBEBANAN STRUKTUR

II.1. BEBAN GRAVITASI II.1.1. Beban Mati

A. Berat Sendiri Komponen Struktur Dihitung secara otomatis oleh aplikasi B. Beban Mati Tambahan

Berikut daftar berat material yang digunakan dalam analisa ini:

Tabel 1. Daftar Berat Material

KODE MATERIAL BERAT SATUAN KETERANGAN

SD1 Dinding Bata Hebel 100.0 kg/m2 data vendor

SD2 Finishing Dinding (asumsi tebal 2 cm) 44.0 kg/m2 standar material SD3 ACP Alcotuff 4 mm (Clading dan Plafond) 5.5 kg/m2 data vendor

SD4 Curtain Wall Kaca 8 mm 21.0 kg/m2 data vendor

SD5 Tempered Glass Laminated tebal 10 mm 26.0 kg/m2 data vendor SD6 Jayaboard Partition System SS2 dan rangka 53.0 kg/m2 data vendor SD7 Keramik dan Spesi (tebal 3 cm) 65.0 kg/m2 standar material

SD8 Waterproofing/Insulasi 3.0 kg/m2 estimasi rata-rata

SD9 Atap UPVC Onduplast 4.5 kg/m2 data vendor

SD10 Rangka Atap (Magna System) 15.0 kg/m estimasi rata-rata SD11 Rangka baja ringan 40 x 20 x 2 (1 m) 1.9 kg/m standar material SD12 Rangka baja ringan 40 x 40 x 2 (1 m) 2.5 kg/m standar material SD13 Elektrikal (Instalasi, tray dan gantungan) 5.0 kg/m2 estimasi rata-rata

SD14 Plumbing (Sanitasi) 10.0 kg/m2 estimasi rata-rata

SD15 Sprinkler dan gantungan 5.0 kg/m2 estimasi rata-rata SD16 Hydrant dan gantungan 600.0 kg/buah estimasi rata-rata SD17 Muatan Lift (kapasitas 12 orang) 1000.0 kg/buah standar material

SD18 Cabin Lift 2000.0 kg/buah estimasi rata-rata

SD19 Counterweight Lift (oH 0,45) 2450.0 kg/buah estimasi rata-rata SD20 Rangka Penahan/pemandu/brake Lift 270.0 kg/buah estimasi rata-rata

SD21 Emergency Door (single) 160.0 kg/buah data vendor

SD22 Tak Terduga Lantai 25.0 kg/m2 estimasi rata-rata

SD23 Tak Terduga Balok 100.0 kg/m estimasi rata-rata

C.Analisis Beban Mati Tambahan

(10)

 Beban Mati Tambahan Pelat Lantai

Tabel 2. SDL Lantai

MATERIAL BERAT SATUAN

ACP Alcotuff 4 mm (Clading dan Plafond) 5.5 kg/m2 Jayaboard Partition System SS2 dan rangka 53 kg/m2

Keramik dan Spesi (tebal 3 cm) 65 kg/m2

Waterproofing/Insulasi (1 lapis) 3 kg/m2

Rangka baja ringan 40 x 20 x 2 (1 m) (4 batang) 7.52 kg/m2 Rangka baja ringan 40 x 40 x 2 (1 m) (2 batang) 5.02 kg/m2

Plumbing (Sanitasi) 10 kg/m2

Sprinkler dan gantungan 5 kg/m2

Tak Terduga Lantai 25 kg/m2

Jumlah 179.04 kg/m2 Dibulatkan 179 kg/m2

Beban Mati Tambahan Pelat Atap

Tabel 3. SDL Atap

MATERIAL BERAT SATUAN

ACP Alcotuff 4 mm (Clading dan Plafond) 5.5 kg/m2

Waterproofing/Insulasi (2 lapis) 6 kg/m2

Rangka baja ringan 40 x 20 x 2 (1 m) (4 batang) 7.52 kg/m2 Rangka baja ringan 40 x 40 x 2 (1 m) (2 batang) 5.02 kg/m2

Plumbing (Sanitasi) 10 kg/m2

Sprinkler dan gantungan 5 kg/m2

Tak Terduga Lantai 25 kg/m2

Jumlah 64.04 kg/m2 Dibulatkan 64 kg/m2

 Beban Mati Tambahan Roof Water Tank kapasitas 50 m3 Dimensi tangki air = 5,0 x 5,0 x 2,0 m

Tabel 4. Perhitungan Berat Roof Water Tank

Item Tipe Jumlah Panjang Berat Satuan Berat Total

Over Flow Pipe HDPE 3" 1 1 2.19 kg/m 2.19 kg

Drainhole Pipe HDPE 3" 1 1 2.19 kg/m 2.19 kg

Outlet Pipe HDPE 3" 1 3 2.19 kg/m 6.57 kg

Inlet Pipe HDPE 3" 1 3 2.19 kg/m 6.57 kg

Stair Pipe Galvanized 1" 2 23 1.4 kg/m 64.4 kg

Vert. Panel Support Pipe Galvanized 1" 16 2.1 1.4 kg/m 47.04 kg

(11)

Item Tipe Jumlah Panjang Berat Satuan Berat Total Horz. Panel

Support Pipe Galvanized 1" 8 5.1 1.4 kg/m 57.12 kg

Upper Panel Panel FRP 25 1 7.8 kg/m2 195 kg

Bottom Panel Panel FRP 25 1 7.8 kg/m2 195 kg

Side Panel Panel FRP 40 1 7.8 kg/m2 312 kg

Base Frame UNP100 36 5 9.3 kg/m 1674 kg

Vertical Frame Angle 60.60.6 4 2 5.4 kg/m 43.2 kg

Horizontal Frame Angle 60.60.6 8 5 5.4 kg/m 216 kg

Volume 50 m3 Water 1 50 1000 kg 50000 kg

Jumlah Berat Total 52821,28 kg

Gambar 3. Top View Roof Water Tank

Gambar 4. Left View Water Roof Tank

(12)

Gambar 5. Front View Roof Water Tank Dimensi tangki air = 5,0 x 5,0 x 2,0 m

Berat total tangki = 52.821,28 kg

Berat tangki didistribusikan ke empat buah balok tumpuan (L = 5,0 m, balok 300 x 400) dengan jarak antar balok 1,25 m. Masing-masing balok menerima beban merata sebagai berikut:

Untuk setiap balok menerima 1/4 dari berat total tangki W1 = 52.821,28 / 4 = 13.205,32 kg

Beban terdistribusi merata W1 = 14.525,75 / 5 = 2641 kg/m

Beban ini akan diteruskan ke pelat atap melalui blok beton 300 x 400 mm panjang 6,0 m sesuai posisi roof water tank (dua buah).

 Beban Mati Tambahan Lift pada pelat lantai ruang mesin Kapasitas lift: 1.000 kg (15 orang)

Berat kabin lift (SNI 03-6573-2001) diasumsikan 2 kali kapasitas lift: 2.000 kg Berat counterwieght dengan over balance 45% = 2000 + 0,45(1000) = 2450 kg Berat mesin, governor, governor dan perlengkapan lainnya (asumsi) = 3000 kg Berat total = 1000 + 2.000 + 2.450 + 3.000 = 8.450 kg

Sesuai SNI 1727:2020 pasal 4.9 untuk antisipasi efek impak dari mesin/motor listrik lift, beban harus ditingkatkan 25% dari berat total lift, maka:

Berat total = 8.450 + 25% (8.450) = 10.562 kg = 103,6 kN

(13)

Gambar 6. Layout Ruang Mesin Lift

Berat ini didistribusikan ke lantai ruang mesin seluas 2,5 m x 2,75 m (6,875 m2).

Maka beban mati tambahan lift = 103,6 / 6,875 = 15,06 kN/m2  15 kN/m2 SNI 1727.2020 pasal 4.9 mensyaratkan harus memperhitungkan pengaruh ketidak-simetrisan dari posisi kabel dan mesin yang akan menimbulkan tekanan lateral pada lantai ruang mesin dan dapat diambil sebesar 20% dari beban kerja.

Beban lateral = 20% (15) = 3 kN/m2

 Beban Mati Tambahan Lift pada titik tumpuan rel lift di Hoistway Berat rel dan perlengkapan lainnya (asumsi) = 75 kg/m

Titik tumpuan per lantai ada 2 buah pada balok lantai dan ring balok, sehingga total titik tumpu sebanyak 9 lantai x 2 + 1 bh di pit = 19 buah dengan panjang total sebesar 34 m + 1,5 m + 0,5 m = 36 m.

Berat 1 buah rel dan perlengkapan lainnya = 75 x 36 = 2700 kg Berat kabin operasi penuh sebesar 3000 kg (2 rel)

Beban pada rel kabin = (3000/2 + 2700) / 19 = 221 kg

Pengaruh tekanan lateral lift harus diperhitungkan sebesar 20%.

Beban horizontal rel kabin = 20% (3000/2) = 300 kg (menekan balok) Berat counterweight sebesar 2450 kg (2 rel).

Beban pada rel counterweight = (2450/2 + 2700) / 19 = 206,6 kg Pengaruh tekanan lateral lift harus diperhitungkan sebesar 20%.

Beban horizontal rel kabin = 20% (2450/2) = 245 kg (menekan balok)

 Beban Mati Tambahan Balok Eksternal SD1

(14)

Pembebanan pada balok eksternal lantai 1 dan 2 bagian fasad (Tempered Glass) Tabel 5. Beban Mati Tambahan Balok Eksternal Lantai 1 dan 2 (Fasad) – kg/m

Material Berat

Satuan Tinggi Jumlah Berat

Total Keterangan ACP Alcotuff 4 mm (Clading dan

Plafond) 5.5 5 - 27.5 Clading luar

Tempered Glass Laminated tebal 10 mm 26 5 - 130 -

Rangka baja ringan 40 x 20 x 2 (1 m) 1.88 5 4 37.6 4 btg per m2 Rangka baja ringan 40 x 40 x 2 (1 m) 2.51 5 2 25.1 2 bgt per m2 Elektrikal (Instalasi, tray dan gantungan) 5 - 2 10 Dalam 2 m2

Plumbing (Sanitasi) 10 - 2 20 Dalam 2 m2

Sprinkler dan gantungan 5 - 2 10 Dalam 2 m2

Hydrant dan gantungan 600 - 0.25 150 1 bh per 4 m

Tak Terduga Balok 100 - 1 100 -

Jumlah Berat Total SD1 510,2 Dibulatkan 510

 Beban Mati Tambahan Balok Eksternal SD2

Pembebanan pada balok eksternal lantai 1 dan 2 bagian dinding hebel Tabel 6. Beban Mati Tambahan Balok Eksternal Lantai 1 dan 2 (Dinding) – kg/m

Material Berat

Satuan Tinggi

Lantai Jumlah Berat

Total Keterangan

Dinding Bata Hebel 100 5 500

Finishing Dinding (asumsi tebal 2 cm) 44 5 220

ACP Alcotuff 4 mm (Clading dan Plafond) 5.5 5 27.5 Clading luar

Rangka baja ringan 40 x 20 x 2 (1 m) 1.88 5 4 37.6 4 btg per m2 Rangka baja ringan 40 x 40 x 2 (1 m) 2.51 5 2 25.1 2 btg per m2

Elektrikal (Instalasi, tray dan gantungan) 5 2 10 Dalam 2 m2

Plumbing (Sanitasi) 10 2 20 Dalam 2 m2

Sprinkler dan gantungan 5 2 10 Dalam 2 m2

Hydrant dan gantungan 600 0.25 150 1 bh per 4 m

Tak Terduga Balok 100 1 100

 Jumlah Berat Total SD2 1100.2  Dibulatkan 1100

(15)

 Beban Mati Tambahan Balok Internal SD3

Pembebanan pada balok internal lantai 1 dan 2 dinding hebel

Tabel 7. Beban Mati Tambahan Balok Internal Lantai 1 dan 2 (Dinding Hebel) – kg/m

Material Berat

Satuan

Tinggi

Lantai Jumlah BeratTotal Keterangan

Dinding Bata Hebel 100 5 500  

Finishing Dinding (asumsi tebal 2 cm) 44 5 220  

Elektrikal (Instalasi, tray dan gantungan) 5 2 10 Dalam 2 m2

Plumbing (Sanitasi) 10 2 20 Dalam 2 m2

Sprinkler dan gantungan 5 2 10 Dalam 2 m2

Hydrant dan gantungan 600 0.25 150 1 bh per 4 m

Tak Terduga Balok 100 1 100  

Jumlah Berat Total SD3 1010   Dibulatkan 1010  

 Beban Mati Tambahan Balok Internal SD4

Pembebanan pada balok internal lantai 1 dan 2 dinding partisi

Tabel 8. Beban Mati Tambahan Balok Internal Lantai 1 dan 2 (Dinding Partisi) – kg/m

Material Berat

Satuan Tinggi

Lantai Jumlah Berat

Total Keterangan

Jayaboard Partition System SS2 dan rangka 53 5   265  

Waterproofing/Insulasi 3 5   15  

Elektrikal (Instalasi, tray dan gantungan) 5   2 10 Dalam 2 m2

Plumbing (Sanitasi) 10   2 20 Dalam 2 m2

Sprinkler dan gantungan 5   2 10 Dalam 2 m2

Hydrant dan gantungan 600   0.25 150 1 bh per 4 m

Tak Terduga Balok 100   1 100  

Jumlah Berat Total SD4 570   Dibulatkan 570  

(16)

 Beban Mati Tambahan Balok Eksternal SD5

Pembebanan pada balok eksternal lantai 3 - 8 dinding hebel

Tabel 9. Beban Mati Tambahan Balok Eksternal Lantai 3 - 8 (dinding hebel) – kg/m

Material Berat

Satuan Tinggi

Lantai Jumlah Berat

Total Keterangan

Dinding Bata Hebel 100 3.5   350  

Finishing Dinding (asumsi tebal 2 cm) 44 3.5   154  

ACP Alcotuff 4 mm (Clading dan Plafond) 5.5 3.5   19.25 Clading luar Rangka baja ringan 40 x 20 x 2 (1 m) 1.88 3.5 4 26.32 4 btg per m2 Rangka baja ringan 40 x 40 x 2 (1 m) 2.51 3.5 2 17.57 2 bgt per m2

Elektrikal (Instalasi, tray dan gantungan) 5   2 10 Dalam 2 m2

Plumbing (Sanitasi) 10   2 20 Dalam 2 m2

Sprinkler dan gantungan 5   2 10 Dalam 2 m2

Hydrant dan gantungan 600   0.25 150 1 bh per 4 m

Tak Terduga Balok 100   1 100  

Jumlah Berat Total 857.14   Dibulatkan 857  

 Beban Mati Tambahan Balok Internal SD6

Pembebanan pada balok internal lantai 3 - 8 dinding hebel

Tabel 10. Beban Mati Tambahan Balok internal Lantai 3 - 8 (dinding hebel) – kg/m

Material Berat

Satuan

Tinggi

Lantai Jumlah Berat

Total Keterangan

Dinding Bata Hebel 100 3.5   350  

Finishing Dinding (asumsi tebal 2 cm) 44 3.5   154  

Elektrikal (Instalasi, tray dan gantungan) 5   2 10 Dalam 2 m2

Plumbing (Sanitasi) 10   2 20 Dalam 2 m2

Sprinkler dan gantungan 5   2 10 Dalam 2 m2

Hydrant dan gantungan 600   0.25 150 1 bh per 4 m

Tak Terduga Balok 100   1 100  

Jumlah Berat Total 794  

Dibulatkan 794  

(17)

 Beban Mati Tambahan Balok Internal SD6

Pembebanan pada balok internal lantai 3 - 8 dinding partisi

Tabel 11. Beban Mati Tambahan Balok internal Lantai 3 - 8 (dinding partisi) – kg/m

Material Berat

Satuan Tinggi

Lantai Jumlah Berat

Total Keterangan Jayaboard Partition System SS2 dan rangka 53 3.5   185.5  

Waterproofing/Insulasi 3 3.5   10.5  

Elektrikal (Instalasi, tray dan gantungan) 5   2 10 Dalam 2 m2

Plumbing (Sanitasi) 10   2 20 Dalam 2 m2

Sprinkler dan gantungan 5   2 10 Dalam 2 m2

Hydrant dan gantungan 600   0.25 150 1 bh per 4 m

Tak Terduga Balok 100   1 100  

Jumlah Berat Total 486   Dibulatkan 486  

 Beban Mati Tambahan Balok External SD7

Gambar 7. Layout Rangka Atap Rencana

(18)

Berat Kuda-kuda (Baja Ringan)

Jumlah dan Jarak kuda-kuda = 11 @ 2,4 m

Berat batang rangka kuda-kuda per meter = 15 kg/m (asumsi) Panjang total batang rangka satu buah kuda-kuda = 85,3853 m Berat rangka kuda-kuda = 1280,78 kg

Berat Gording (C100.50)

Jumlah dan Jarak gording = 20 @ 1,1 m Berat gording per meter = 5,5 kg/m

Panjang total gording untuk setiap kuda-kuda = 22 bh x 2,4 m = 52,8 m Berat gording = 290,4 kg

Berat Atap (UPVC Onduplast)

Berat atap per meter luas = 4,5 kg/m2

Luas atap untuk setiap posisi kuda-kuda = 20,04 x 2,4 = 48,11 m2 Berat atap = 216,45 kg

Berat rangka atap = 1280,78 + 211,2 + 208,4 = 1787,63 kg Berat total rangka atap + 10% = 1966,393 kg  2000 kg

Reaksi tumpuan atap menjadi beban ke struktur utama 0,5 (2000) = 1000 kg

II.1.2. Beban Hidup

A. Beban Hidup Sesuai Fungsi Ruangan

Beban hidup diambil dari SNI 1727:2020 tabel 4.3.1 Tabel 12. Beban Hidup Sesuai Fungsi Ruangan

FUNGSI RUANGAN INTENSITAS SATUAN

Kamar Hotel/Toilet 1.92 kN/m2

Kantor/Ruang Rapat/Locker 2.4 kN/m2

Ruang Pertemuan/Ballroom 4.79 kN/m2

Restaurant/Lobby/Lounge 4.79 kN/m2

Gymnasium/Fitness Center/Dapur 4.79 kN/m2

Ruang Linen (Stores)/Gudang 6 kN/m2

Ruang Laundry 2.87 kN/m2

Ruang Kontrol/Janitor 1.92 kN/m2

(19)

FUNGSI RUANGAN INTENSITAS SATUAN

Koridor Lantai 1 dan 2 4.79 kN/m2

Koridor Lantai 3 s/d 8 3.83 kN/m2

Atap (Baja Ringan) 0.96 kN/m2

Atap (Deck Beton) 1.92 kN/m2

Tangga 4.79 kN/m2

B. Beban Hidup Ruang Mesin Lift

Beban hidup pada ruamg mesin lift diambil dari kapasitas kabin lift = 1000 kg Untuk luas 5,625 m2 beban hidup menjadi = 177,78 kg/m2 (1,743 kN/m2) Beban ini harus memperhitungkan beban pemeliharaan sebesar 1,92 kN/m2 Maka beban hidup pada ruang mesin = 3,66 kN/m2

C. Beban Hidup Atap Ballroom Beban hidup atap = 0,96 kN/m2 Luas atap = 48,11 m2

Beban hidup terpusat pada tumpuan atap = 0,96(48,11)/2 = 23,1 kN

II.2. BEBAN DINAMIK II.2.1. Beban Angin

Rumus Beban angin yang diterapkan:

𝑝 = qh [G. Cpf – G. Cpi]

qh = 0.613 x Kz x Kzt x Kd x Ke x 𝑉2 Keterangan:

Kd = Faktor pengarah angin

Kz = Koefisien eksposur tekanan velositas Kzt = Faktor topografi

KEt = Faktor elevasi

V = Kecepatan angin dasar

Indonesia terletak pada zone I dalam peta risiko kecepatan angin sesuai SNI 03-1727-2013 yaitu 38 – 40 m/s.

(20)

Gambar 8. Peta Kecepatan Angin Sesuai SNI 1727-2013, beban angin:

1) Tentukan resiko gedung

2) Tentukan kecepatan angin dasar untuk kategori resiko

3) tentukan parameter Kd, kategori eksposure, Kzt, faktor G, Ke, klasifikasi ketertutupan, koefisien GCpi

4) Tentukan koefisien eksposur tekanan velositas Kz atau Kh

5) Tentukan tekanan velositas q

6) Tentukan koefisien tekanan eksternal Cp (apakah kubah, atap rata) 7) Hitung tekanan angin p setiap permukaan

Perhitungan Tekanan Velositas

Data     Satuan Keterangan

Kec.Angin (V) = 40 m/det (HB 212-2002) - (700 tahun)

Eksposur = B -  

Kekasaran permukaan = B -  

Kz = 0,85 - (kategori eksposur) Tabel 26.10.1

Kd = 0,85 - Faktor arah angin

Kzt = 1 - Faktor topografi

Elevasi tanah dipermukan laut = 10 m  

Elevasi internal = 34 m

Ke = e-0,000119𝑧𝑔 = 0,99 -

qh = 701,542 N/m2 (tekanan velositas)

 

(21)

Perhitungan Tekanan Velositas

Data     Satuan Keterangan

G = 0,85  - Faktor efek tiupan angin

Cpi = 0,18  - Koefisien tekanan internal

Cpf = 0,8  - Koefisien tekanan eksternal

GCpi = 0,153  -  

GCpf = 0,68  -  

 

Perhitungan Tekanan angin

p = 369,71 N/m2 di ketinggian 34,0 m (Windward)

  = 0,37 kN/m2

II.2.2. Beban Gempa

Bangunan akan dibangun pada titik koordinat 0°33'07"N 123°03'11"E (0.5519814975538883, 123.05326688275372). Titik koordinat ini dipakai untuk menentukan parameter Percepatan gempa MCEr terpetakan untuk periode pendek, Ss dan Percepatan gempa MCEr terpetakan untuk periode 1 detik, S1.

Dalam pemodelan beban gempa seismik, SNI 1726-2019 mensyaratkan parameter-parameter analisis sebagai berikut:

• Kategori risiko KR untuk Hotel diperoleh kategori II.

• Untuk KR II diperoleh Faktor Keutamaan Gempa Ie sebesar 1,0.

• Sesuai hasil penyelidikan tanah, kondisi termasuk pada jenis lunak dan kelas situs SE

• Parameter Ss = 1,5g

• Parameter S1 = 0,621997g

• Koefisien situs Fa = 0,8

• Koefisien situs Fv = 2,0

• SMS = Fa.SS = 1,2g SM1 = Fv.S1 = 1.243994g

• SDS = 2/3.SMS = 0,8g SD1 = 2/3.SM1 = 0,829g

• Sesuai SNI 1726 2019, dengan faktor keutamaan gempa II dan SDS > 0,5 maka diperoleh Kategori Disain Seismik pada kategori D.

(22)

Dari hasil perhitungan menggunakan aplikasi RSA2019 - Program Respons Spektra Peta Gempa Indonesia 2019 (C) Copyright Puskim-PusGeN-ESRC, 2019-2020 diperoleh kurva dan data respon spektral pada lokasi bangunan:

Gambar 9. Kurva Respon Spektral Tanah Lunak II.3. KOMBINASI PEMBEBANAN

Kombinasi diambil dari SNI 1726-2019:

 1,4D

 1,2D + 1,6L + 0,5LR

 1,2D + 1,0L + 1,6LR

 1,2D + 0,5W + 1,6LR

 1,2D + 1,0L + 1,0W + 0,5LR

 0,9D +1,0W

 1,2D + 1,0L + 1,0(EH + EV)

 0,9D + 1,0(EH – EV) Dimana:

D : Dead load mencakup berat sendiri dan beban mati tambahan L : Live load mencakup beban hidup sesuai fungsi ruangan LR : Live load mencakup beban hidup pada atap

W : Wind load

EH : Earthquake load, pengaruh gempa dalam arah horizontal

(23)

EV : Earthquake load, pengaruh gempa dalam arah vertikal = 0,2SDSD; SDS = 0,8g Catatan: Pada setiap lokasi atau komponen struktural yang kritis, maka faktor kuat lebih 0

harus diperhitungkan pada pengaruh gempa EH.

Tabel 13. Kombinasi Pembebanan

KODE DEAD SUPER

DEAD LIVE ROOF

LIVE

WIND EARTHQUAKE

X Y X Y

Komb1 1,4 1,4 - - - - - -

Komb2 1,2 1,2 1,6 0,5 - - - -

Komb3 1,2 1,2 1 1,6 - - - -

Komb4A 1,2 1,2 - 1,6 0,5 - - -

Komb4B 1,2 1,2 - 1,6 - 0,5 - -

Komb5A 1,2 1,2 1 0,5 1 - - -

Komb5B 1,2 1,2 1 0,5 - 1 - -

Komb6A 0,9 0,9 - - 1 - - -

Komb6B 0,9 0,9 - - - 1 - -

Komb7A 1,4 1,4 1 - - - 1 0,3

Komb7B 1,4 1,4 1 - - - 1 -0,3

Komb7C 1,4 1,4 1 - - - -1 0,3

Komb7D 1,4 1,4 1 - - - -1 -0,3

Komb7E 1,4 1,4 1 - - - 0,3 1

Komb7F 1,4 1,4 1 - - - 0,3 -1

Komb7G 1,4 1,4 1 - - - -0,3 1

Komb7H 1,4 1,4 1 - - - -0,3 -1

Komb8A 0,7 0,7 - - - - 1 0,3

Komb8B 0,7 0,7 - - - - 1 -0,3

Komb8C 0,7 0,7 - - - - -1 0,3

Komb8D 0,7 0,7 - - - - -1 -0,3

Komb8E 0,7 0,7 - - - - 0,3 1

Komb8F 0,7 0,7 - - - - 0,3 -1

Komb8G 0,7 0,7 - - - - -0,3 1

Komb8H 0,7 0,7 - - - - -0,3 -1

(24)

BAB III - ANALISA STRUKTUR

III.1. PEMODELAN STRUKTUR III.1.1. Parameter Model

A. Parameter struktur penahan beban lateral untuk SRPMK

Koefisien modifikasi respon R : 8

 Faktor kuat lebih 0 : 3

 Faktor pembesaran defleksi Cd : 5,5

B. Parameter struktur penahan beban lateral untuk Dinding Geser

Koefisien modifikasi respon R : 7

 Faktor kuat lebih 0 : 2,5

 Faktor pembesaran defleksi Cd : 5,5

Bangunan direncanakan menggunakan sistim ganda, dimana ada interaksi antara rangka pemikul momen dan dinding geser. Karena itu tidak boleh diambil nilai parameter terkecil diantara SRPMK dan Dinding Geser.

C. Faktor Reduksi Kekakuan Beton

 Reduksi kekakuan kolom : 0,7Ig

 Reduksi kekakuan balok : 0,7Ig

 Reduksi kekakuan dinding : 0,25Ig

 Reduksi kekakuan pelat : 0,25Ig D. Faktor Reduksi Kekuatan Beton

 Reduksi kapasitas lentur : 0,9

 Reduksi kapasitas geser/torsi : 0,75

 Reduksi kapasitas aksial : 0,65 E. Rigid zone

Rigid zone digunakan untuk memperhitungkan kekakuan join terutama struktur pemikul momen beton bertulang. Faktor rigid zone 0,5 diambil dengan asumsi kolom dan balok berperan sama dalam menyediakan kekakuan join.

F. Constraint Diaphragm

Constraint digunakan untuk simplifikasi pemodelan terhadap perpindahan yang sangat kecil dan dapat diabaikan, agar ukuran persamaan penyelesaian analisis dapat direduksi tanpa mengurangi keakuratan hasil analisis. Dalam pemodelan ini

(25)

constraint diafragma dilakukan pada join-join yang memiliki kekakuan dalam bidang X-Y yang besar sehingga displacement join-join ini memiliki nilai yang relatif seragam. Join-join dalam bidang pelat lantai dan join-join pada konektivitas balok-kolom dan dinding geser dimodelkan dengan menggunakan constraint diafragm. Kekakuan diafragma ini akan diperiksa dan dikoreksi sesuai SNI 1726 2019 pasal 7.3.

G. Massa Efektif Bangunan

Massa efektif bangunan memperhitungkan 100% beban mati (Dead dan SuperDead), 25% beban hidup (Live dan Roof Live).

H. Redaman Material

Untuk material beton bertulang digunakan redaman 0,3 dan material baja digunakan redaman 0,2 secara konservatif.

III.1.2. Preliminary Desain Balok dan Kolom A. Dimensi Balok dan Kolom

Dimensi awal balok dan kolom direncanakan sebagai berikut:

Tabel 14. Dimensi balok dan lolom untuk desain dimensi

ID Tipe Lebar X Lebar Y ID Tipe Tinggi Lebar

KP1 Kolom primer 500 500 BI1 Balok Induk 300 500

KP2 Kolom primer 600 600 BI2 Balok Induk 300 550

KP3 Kolom primer 700 700 BI3 Balok Induk 350 600

KS1 Kolom sekunder 300 300 BA1 Balok Anak 200 300

KS2 Kolom sekunder 350 350 BA2 Balok Anak 250 400

KS3 Kolom sekunder 400 400 BA3 Balok Anak 300 500

Dimensi balok dan kolom pada tabel di atas adalah daftar dimensi balok dan kolm yang akan dianalisis dengan konfigurasi tertentu untuk memperoleh hasil disain yang optimal dan efisien sesuai persyaratan Standar Bangunan yang berlaku.

Dimensi balok dan kolom terpilih akan dilaporkan di Bab Pembahasan/

B. Dimensi Dinding Geser

Tebal minimum dinding geser ditentukan berdasarkan SNI 2847-2013 Pasal 14.5.3.1 menyatakan bahwa tebal dinding geser tidak boleh kurang dari 1/25 tinggi

(26)

atau panjang bentang tertumpu, yang mana yang lebih pendek, atau tidak kurang dari 100 mm. Dimana dicoba tebal dinding geser 400 mm.

Desain dinding geser harus mengikuti persyaratan berikut

- Tebal desain dinding ≥ H/25, H adalah tinggi total dinding (5000 mm) - Tebal desain dinding ≥ L/25, L adalah lebar total dinding (5500 mm) - Tebal desain dinding ≥ 140mm

Dengan lebar dinding lebih besar dari tinggi terbesar dinding, maka kontrol tebal berdasarkan tinggi total dinding lebih menentukan; Tw ≥ 5000 / 25 = 200 mm.

Maka dengan tebal dinding 400 mm > 200 mm memenuhi syarat.

C. Dimensi Pelat

Pelat direncanakan akan menggunakan metal deck jenis smartdeck dengan ketebalan 1 mm dan tinggi rib 51 mm.

Gambar 10. Dimensi Smartdeck

Ketebalan pelat beton 120 mm, belum termasik tinggi rib smartdeck 51 mm.

Sehingga jika memperhitungkan tinggi rib smartdeck maka tebal pelat = 171 mm.

III.1.3. Model Struktur

Pemodelan struktur mengalami beberapa kali perubahan konfigurasi. Perubahan mayor dilakukan pada posisi tangga, lift dan dinding geser. Ini dilakukan agar memperoleh respon struktur yang memberikan kinerja yang paling memuaskan, terutama pengaruh dari beban lateral (eksitasi gempa).

(27)

Model yang dimasukkan dalam laporan ini adalah model terakhir yang memberikan respon struktur yang memiliki kinerja paling memuaskan dan telah memenuhi kriteria persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan-peraturan bangunan di Indonesia.

(28)

Gambar

Gambar  1. Lokasi Pembangunan Hotel Harbert
Gambar  2. Render 3D Hotel Harbert A. Layout Bangunan
Tabel 1. Daftar Berat Material
Tabel 4. Perhitungan Berat Roof Water Tank
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan struktur mencakup perhitungan struktur atap (kuda-kuda baja) dan struktur beton bertulang (pelat lantai, pelat tangga, perhitungan balok, kolom dan

Struktur atas mencakup perencanaan atap (kuda-kuda) dan beton bertulang ( plat lantai, tangga, balok dan kolom), sedangkan struktur bawah mencakup struktur pondasi. Dalam

Pada penulisan tugas akhir ini penulis merancang pelat atap, lantai, balok, tangga, dinding geser, serta kolom sebagai elemen struktur atas dan dinding penahan tanah

Perencanaan ini meliputi perencanaan struktur atap, dan beton a bertulang (plat lantai, a tangga, a balok, kolom dan a fondasi). Analisa mekanika struktur gedung

Perencanaan ini dibatasi pada perencanaan struktur dari gedung, yaitu struktur atap (kuda-kuda) dan beton bertulang (plat lantai, tangga, balok, kolom, dan

Perencanaan ini dibatasi pada perencanaan struktur dari gedung, yaitu struktur atap (kuda-kuda) dan beton bertulang (plat lantai, tangga, balok, kolom, dan

Adapun rumusan masalah dari perencanaan ini yaitu bagaimana kekuatan dan keamanan pada struktur atas (kolom, balok, pelat lantai) pada gedung hotel menggunakan

Analisis struktur kolom dilakukan pada seluruh kolom, balok, pelat lantai dan dinding beton dengan menggunakan software Beton 2000 release 2 berdasarkan masukan hasil