• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN SEKUNDER KAYU DAN HASIL HUTAN NON KAYU ACARA 3 (SUB ENERGI) PEMBUATAN ARANG KAYU

N/A
N/A
Secret to Soon

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN SEKUNDER KAYU DAN HASIL HUTAN NON KAYU ACARA 3 (SUB ENERGI) PEMBUATAN ARANG KAYU"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGOLAHAN SEKUNDER KAYU DAN HASIL HUTAN NON KAYU ACARA 3 (SUB ENERGI)

PEMBUATAN ARANG KAYU

Oleh :

Nama : Rizky Lanang Rangga Kumara NIM : 21/480577/KT/09636

Co-ass : Henrikus Prasetyo Kelompok : 8

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS GAJAH MADA YOGYAKARTA

2023

(2)

i. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Mengetahui cara pembuatan arang dengan menggunakan retort sederhana.

2. Mengetahui tahap-tahap proses pengarangan.

3. Dapat menghitung dan menentukan rendemen arang.

ii. ALAT BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1. Retort, untuk memasak arang,

2. Timbangan, untuk menimbang bahan baku dan arang yang dihasilkan, 3. Oven, untuk menentukan berat kering bahan baku,

4. Kayu, sebagai bahan baku arang, 5. Minyak, untuk pemicu pembakaran iii. DASAR TEORI

Kayu dapat dijadikan bahan energi biomassa karena memiliki karakteristik memenuhi syarat untuk dapat dijadikan energi terbarukan (Saskia, dkk, 2017).

Salah satunya adalah kayu bakar yang masih berperan penting bagi masyarakat pedesaan di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Kayu bakar merupakan sumber energi penting untuk memasak di rumah tangga wilayah pedesaan (Dwiprabowo, 2010). Selain kayu bakar, kayu energi juga ada dalam bentuk arang.

Secara definisi, arang aktif adalah karbon yang berkemampuan dayas serap baik terhadap anion, kation, dan molekul dalam senyawa organik dan anorganik baik larutan maupun gas. Arang adalah bahan kadat berpori dari proses karbonisasi bahan-bahan berkarbon (Lempang, 2014). Dalam sisi ekonomi, arang dari Indonesia telah berhasil menguasai pasar ekspor dunia sebesar 20,3% pada tahun 2021 (ITPC Osaka, 2022).

Proses pembuatan arang sendiri berbeda dari beberapa referensi. Menurut Tirono dan Sabit (2011), pembuatan arang dapat dilakukan dengan cara sederhana, klin, dan distilasi destrukturif. Sederhana adalah cara tradisional dengan sistem terbuka, lubang, dan timbunan. Cara klin adalah dengan pengarangan 400-10000C selama 2-3 hari. Terakhir distilasi destruktif dengan oven dengan sirkulasi gas panas inert selama suhu dan waktu tertentu. Selanjutnya, menurut Iskandar dan Santosa (2005), pembuatan arang dapat dengan cara tungku drum dan tungku lubang tanah. Bedanya adalah ketika pengasapan, tungku drum diletakkan di bawah drum langsung sedangkan lubang tanah diletakkan di bawah tanah.

(3)

iv. CARA KERJA

Gambar 4.1 Bagan Alur Proses Pembuatan dan Perhitungan Rendemen Arang

Dalam persiapan sampel, kayu yang ukurannya sudah ditentukan ditimbang terlebih dahulu dan menjadi berat awal (B1). Dalam penyusunan sampel di tungku, diatur serapat mungkin untuk membatasi adanya udara ketika proses pengarangan.

Diperhitungkan juga ruangan untuk menyulut awal pembakaran yang letaknya sejajar dengan pintu perapian. Setelah kayu tersusun rapi, tutup dapur dan jaga jangan ada yang sampai bocor. Pasang cerobong juga untuk menyalurkan asap.

Bakar menggunakan minyak tanah sampai api terjaga baru tutup pintu retort selama 4—5 jam. Setelah itu, tungggu hingga terkondisikan dan bongkar dengan membuka tutup retor. Setelah itu, bisa dihitung rendemennya.

v. HASIL DAN CONTOH PERHITUNGAN Rendemen = Berat Arang/Berat Awal * 100%

= 1.15 kg/3 kg * 100%

= 38.33%

vi. PEMBAHASAN

Dalam praktikum ini, dilakukan perhitungan rendemen pada arang. Di Indonesia sendiri, terdapat standardisasi arang yang ada pada SNI 1683:2021 Arang Kayu. Dijelaskan di standard bahwa arang kayu adalah kayu yang telah dikarbonisasi pada suhu tinggi ≤7000C sehingga memiliki nilai kalor bakar dan kadar karbon terikat yang lebih tinggi dari bahan penyusunnya. Kualitas arang sendiri dapat dipengaruhi oleh kandungan kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon terikat, nilai kalor, dan kerapatan (Kahariyadi, dkk, 2015). Namun, praktikum kali ini hanya mencakup lingkup pembuatan arang dan perhitungan rendemen arang. Rendemen dihitung menggunakan cara membagi output dengan input lalu dikalikan seratus persen. Sehingga, dari perhitungan tersebut dapat muncul berapa persen input yang dapat menjadi arang.

Persiapan sampel yang akan diarangkan.

Penyusunan sampel dalam tungku.

Penutupan dan pemasangan cerobong tungku.

Pembakaran tungku yang sudah berisi

sampel arang.

Pembongkaran tungku dan.

Perhitungan rendemen.

(4)

vii. KESIMPULAN

1. Pembuatan arang dengan retort sederhana diawali dengan menimbang dan menyiapkan bahan kayu yang akan diarangkan. Setelah itu disusun rapi dan usahakan bebas udara dalam retort lalu ditutup. Setelah itu dipanaskan dari bawah dan tungku ditutup agar tidak ada udara masuk dan karbonisasi sempurna. Setelah itu ditunggu 4—5 jam dan dibuka dalam keadaan sudah terkondisikan, lalu ditimbang.

2. Tahap proses pengarangan meliputi persiapan sampel, persiapan tungku, penyusunan sampel dalam tungku, penutupan tungku, pembakaran tungku, pengkondisian, dan penimbangan serta perhitungan rendemen.

3. Perhitungan rendemen dilakukan dengan output arang yang jadi dibagi dengan input kayu yang akan diarangkan dan dikalikan 100%. Pada praktikum kali ini, input adalah 3 kg dan output 1,15 kg lalu rendemennya sebesar 38,33 %.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Dwiprabowo, H. (2010). Kajian Kebijakan Kayu Bakar Sebagai Sumber Energi di Pedesaan Pulau Jawa. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 7(1), 1-11.

Iskandar, H. dan Santosa, K. D. (2005). Panduan Singkat Cara Pembuatan Arang Kayu : Alternatif Pemanfaatan Limbah Kayu Oleh Masyarakat. Bogor Barat : CIFOR

ITPC Osaka. (2022). Laporan Analisis Intelejen Bisnis Arang Kayu HS 4402.

Jakarta : ITPC Press.

Kahariayadi, A., Setyawati, D., Diba, F., & Roslinda, E. (2015). Kualitas Arang Briket Berdasarkan Persentase Arang Batang Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) dan Arang Kayu Laban (Vitex Pubescens Vahl). Jurnal Hutan Lestari, 3(4).

Lempang, M. (2014). Pembuatan dan Kegunaan Arang Aktif. Buletin Eboni, 11(2), 65-80.

Saskia, T., Nawawi, dan Deded, S. (2017). Sifat Kimia dan Proksimat Lima Jenis Kayu sebagai Bahan Baku Energi Biomassa. Undergraduate Thesis IPB Bogor.

Tirono, M., & Sabit, A. (2011). Efek Suhu Pada Proses Pengarangan Terhadap Nilai Kalor Arang Tempurung Kelapa (Coconut Shell Charcoal). Jurnal Neutrino: Jurnal Fisika dan Aplikasinya.

(6)

LAMPIRAN

Gambar 1. Pembakaran

Gambar 3. Penutupan Tungku Gambar 2. Pengambilan Arang

Gambar 4. Pemasukan Arang

Gambar 5. Penimbangan Arang

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Its report pointed out that, although PRC operated in a risky industry, the health and safety risks were not well managed Royal Commission on the Pike River Coal Mine Tragedy, 2012a In