LAPORAN KIMIA
DAYA DESAK LOGAM (DERET VOLTA)
Nama Anggota:
Abygail Valerie
Martina Chealsea
Naufal
M. Fiqri
Rahman
Fatwa XII MIPA 3
SMA NEGERI 80 JAKARTA
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya, karena atas karunia dan limpahan-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Eksplorasi Musik Kontemporer:
Perkembangan dan Pengaruhnya". Makalah ini disusun sebagai tugas akademis untuk memenuhi salah satu mata pelajaran yang dibimbing oleh guru
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang ingin memahami lebih dalam tentang daya desak logam (Deret Volta).
Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan yang luas bagi
pembaca.
DAFTAR ISI bab 1
latar belakang
Pelaksanaan percobaan tujuan
rumusan masalah
bab 2 pembahasan - teori
- alat dn bahan
- prosedur percobaan - Hasil pengamatan
bab 3 penutup - dokumentasi - kesimpulan - daftar pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kimia daya desak, juga dikenal sebagai deret Volta, adalah konsep yang digunakan dalam ilmu kimia untuk menggambarkan tingkat reaktivitas atau kekuatan oksidasi- reduksi (redoks) dari berbagai unsur kimia. Daya desak merujuk pada kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dari unsur lain dalam sebuah redoks. Deret Volta merupakan alat visual yang menggambarkan perbandingan potensial elektrik antara berbagai logam ketika berinteraksi dengan larutan elektrolit.
Konsep deret Volta dirumuskan oleh Alessandro Volta, seorang fisikawan Italia pada tahun 1800. Dia menyadari bahwa ketika dua buah logam berbeda ditempatkan dalam suatu larutan elektrolit, terjadi perpindahan elektron dari logam yang lebih reaktif (anode) ke logam yang kurang reaktif (katode). Reaksi ini menghasilkan aliran arus listrik dan memungkinkan terbentuknya sel volta atau sel elektrokimia.
Deret Volta juga memberikan informasi tentang kecenderungan suatu unsur untuk melepaskan atau menerima elektron. Unsur yang berada di ujung atas deret Volta (seperti logam alkali dan alkali tanah) cenderung lebih mudah kehilangan elektron dan memiliki daya desak yang lebih tinggi. Di sisi lain, unsur yang berada di bagian bawah deret Volta (seperti logam transisi) cenderung lebih sulit kehilangan elektron dan memiliki daya desak yang lebih rendah.
B. PELAKSANAAN PERCOBAAN Hari : Kamis
Tanggal : 23 November 2023
Tempat : Lab Kimia SMAN 80 Jakarta
C. TUJUAN
Mengamati daya desak berbagai logam terhadap berbagai ion logam
D. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perbedaan daya desak logam-logam dalam deret Volta?
2. Apa pengaruh perbedaan daya desak logam terhadap reaksi redoks dalam elektrokimia?
3. Bagaimana reaktivitas logam-logam dalam deret Volta dapat dijelaskan berdasarkan konsep potensial reduksi?
4. Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap daya desak logam dalam deret Volta?
5. Apa hubungan antara kimia daya desak logam dalam deret Volta dengan aplikasi dalam industri dan teknologi?
BAB 2
PEMBAHASAN
A. TEORI 1. REDOKS
Prinsip redoks, juga dikenal sebagai prinsip perubahan oksidasi-reduksi, adalah konsep penting dalam kimia. Kata "redoks" adalah singkatan dari oksidasi dan reduksi.
Oksidasi adalah kehilangan elektron suatu zat, sedangkan reduksi adalah penambahan elektron ke zat lain.
Prinsip redoks menyatakan bahwa setiap reaksi redoks harus melibatkan transfer elektron antara zat-zat yang terlibat. Dalam reaksi redoks, zat yang oksidasi akan kehilangan elektron, sementara zat yang direduksi akan memperoleh elektron.
Dalam prinsip redoks, bilangan oksidasi digunakan untuk menentukan apakah suatu reaksi adalah oksidasi atau reduksi. Bilangan oksidasi adalah angka yang menunjukkan jumlah elektron yang telah ditransfer oleh suatu unsur dalam suatu senyawa atau reaksi.
Dalam reaksi redoks, jumlah elektron yang hilang oleh zat yang teroksidasi harus sama dengan jumlah elektron yang diperoleh oleh zat yang tereduksi. Prinsip ini dikenal dengan hukum pelestarian muatan.
Prinsip redoks sangat penting dalam banyak aspek kimia, termasuk dalam pemahaman reaksi redoks, keseimbangan redoks, dan penggunaan sel elektrokimia.
2. DERET VOLTA
Prinsip deret volta adalah konsep yang digunakan dalam elektrokimia untuk membandingkan kekuatan oksidator dan reduktor. Deret volta merupakan daftar berurutan dari logam-logam dengan kecenderungan untuk berperan sebagai oksidator atau reduktor dalam reaksi redoks.
Prinsip deret volta menyatakan bahwa suatu logam akan mengoksidasi ion-ion logam yang berada di bawahnya dalam deret volta dan akan direduksi oleh logam-logam yang berada di atasnya dalam deret volta. Dengan kata lain, logam-logam yang berada lebih tinggi dalam deret volta akan memiliki afinitas elektron yang lebih tinggi dan mampu menarik elektron dari logam yang berada di bawahnya dalam deret volta.
Deret volta standar menggambarkan kekuatan oksidator dan reduktor logam-logam tersebut terhadap elektroda standar hidrogen. Di dalam deret volta standar, logam- logam yang berada di bagian atas, seperti fluor, memiliki kekuatan oksidasi yang tinggi, sementara logam-logam yang berada di bagian bawah, seperti emas, memiliki kekuatan reduksi yang tinggi.
Prinsip deret volta memiliki berbagai aplikasi dalam industri dan ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang elektrokimia, pembuatan baterai, pemrosesan logam, dan pemrosesan limbah.
B. ALAT DAN BAHAN 1. Pipet
2. 4 Tabung reaksi 3. Jas lab
4. Cu 5. Zn
6. Mg 7. CuSO4 8. FeCl3 9. Nacl
10. Pb(CH3COO)
C. PROSEDUR PERCOBAAN
Siapkan alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan. Lalu masukan
CuSO4,FeCl3,Nacl,Pb(CH3COOH) ke masing-masing tabung reaksi menggunakan pipet. Lalu masukan Cu kedalam 4 tabung reaksi tersebut, lalu lakukan kegiatan yang sama dengan Zn dan Mg. lalu amati perubahan yang dialami, seperti misalnya
munculnya gelembung-gelembung gas yang muncul, perubahan warna, ada aroma, dan perubahan suhu.
D. HASIL PENGAMATAN
Cu Zn Mg CuSO4
X
Terjadi Reaksi Warna Tetap Terdapat Gelembung Tidak ada endapan
Terjadi Reaksi Ada Endapan ada Gelembung
FeCL3 Tidak ada Reaksi Warna Tetap Tidak ada Gelembung
Tidak ada endapan
Terjadi Reaksi Warna Tetap terdapat Gelembung Tidak ada endapan
Terjadi Reaksi Warna Tetap Terdapat banyak Gelembung
NaCL Tidak ada Reaksi Warna Tetap Tidak ada
Tidak ada Reaksi Warna Tetap Tidak Ada
Tidak ada Reaksi
Warna Tetap
Gelembung
Tidak ada endapan
Endapan Tidak ada endapan PB(CH3COO)
2
Tidak ada Reaksi Warna Tetap Tidak ada Gelembung
Tidak ada endapan
Terjadi Reaksi Warna Tetap Ada Gelembung Tidak ada endapan
Terjadi Reaksi Warna Tetap Terdapat Gelembung
BAB 3 PENUTUP
A. DOKUMENTASI
B. KESIMPULAN
Dalam kesimpulannya, deret Volta menyajikan urutan logam berdasarkan kemampuan mereka untuk menghasilkan daya desak atau tegangan listrik. Perbedaan daya desak antara logam-logam dalam deret ini dapat digunakan dalam konteks sel elektrokimia dan elektrokimia pada umumnya.
Semakin ke kiri dalam deret volta, maka daya desak logam semakin besar. urutan daya reduksi dari logam yang diuji adalah Cu, Zn, Mg. disarankan untuk mengamati proses yang terjadi pada logam dengan cermat, baik dari keberadaan gelembung ataupun terjadinya perubahan warna.
C. DAFTAR PUSAKA