• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan KP Studi Preparasi dan Pengambilan Sampel

N/A
N/A
Bonang Aprillah

Academic year: 2024

Membagikan "Laporan KP Studi Preparasi dan Pengambilan Sampel"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PREPARASI DAN PENGAMBILAN SAMPEL HASIL PEMBORAN EKSPLORASI PADA PT. INDOTAN

LOMBOK BARAT BANGKIT (ILBB) NUSA TENGGARA BARAT

LAPORAN KERJA PRAKTEK

OLEH:

BONANG APRILLAH NIM.2019D1D004

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM TAHUN 2023

(2)

STUDI PREPARASI DAN PENGAMBILAN SAMPEL HASIL PEMBORAN EKSPLORASI PADA PT. INDOTAN

LOMBOK BARAT BANGKIT (ILBB) NUSA TENGGARA BARAT

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BONANG APRILLAH NIM.2019D1D004

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

(3)

TAHUN 2023

LAPORAN KERJA PRAKTEK

STUDI PREPARASI DAN PENGAMBILAN SAMPEL HASIL PEMBORAN EKSPLORASI PADA PT. INDOTAN

LOMBOK BARAT BANGKIT (ILBB) NUSA TENGGARA BARAT

OLEH:

BONANG APRILLAH NIM.2019D1D004

Disetujui Oleh:

Pembimbing Lapangan 1

(Subehan)

Sekotong, 01 September 2023

Ketua Program Studi S1 Teknik Pertambangan

(Bedy Fara Aga Matrani, ST.,MT) NIDN. 081004890

(4)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

STUDI PREPARASI DAN PENGAMBILAN SAMPEL HASIL PEMBORAN EKSPLORASI PADA PT. INDOTAN

LOMBOK BARAT BANGKIT (ILBB) NUSA TENGGARA BARAT

OLEH:

BONANG APRILLAH NIM.2019D1D004

Disetujui Oleh:

Pembimbing Kerja Praktek

(Bedy Fara Aga Matrani, ST.,MT) NIDN. 081004890

Mataram, Agustus 2023

Ketua Program Studi S1 Teknik Pertambangan

(Bedy Fara Aga Matrani, ST.,MT)

(5)

NIDN. 081004890 KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr……. wb……

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat, hidayah dan karuniaNya sehingga sehingga kami dapat menyelesaiakan Penyusunan Laporan Kerja Praktek (KP) dengan judul ”Studi Teknis Pemboran dan Preparasi Sampel Kegiatan Pemboran Eksplorasi pada PT.

Indotan Lombok Barat Bangkit Nusa Tenggara Barat” dapat terselesaikan dengan baik.

Maksud dan tujuan penulisan laporan Kerja Praktek ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Jurusan S1 Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Mhammaddiyah Mtaram.

Segala usaha dan upaya telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan kereja praktek ini dengan sebaik mungkin, namun penulis menyadari bahwa kerja praktek ini masih jauh kata sempurna. Oleh kerna itu, saran dan keritik serta masukan dari berbagai pihak demi perbaikan dan kesempurnaan kerja praktik ini akan penulis terima dengan lapang dada.

Dengan selesainya penyusunan laporan hasil Kerja Praktek ini, tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Kedua Orangtua beserta keluarga yang telah mencurahkan cinta dan kasih sayangnya serta keiklasannya dalam membesarkan, mendidik dan membiayai penulis serta doa dan restu yang tak henti-hentinya untuk keberhasilan penulis. Tidak lupa pula penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat dan kasih sayingnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan laporan ini.

2. Kedua Orang tua serta keluarga penulis atas doa dan dukungan yang telah diberikan selama ini baik moril maupun materi.

3. Drs. Abdul Wahab, MA selaku Rektor Universitas Muhammdiyah Mataram.

(6)

4. Dr. H, Aji Syailendra Ubaidillah, ST.,M.Sc, Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram.

5. Bedy Fara Aga Matrani ST., MT, Selaku Ketua Program Studi S1 Teknik Pertambangan Universitas Muhammadiyah Mataram, sekaligus Dosen Pembimbing Kerja Praktek yang telah memberikan arahan dan bimbingan baik dalam Pelaksanaan Kerja Praktek dan dalam penulisan Laporan Kerja Praktek.

6. Seluruh Dosen S1 Teknik Pertambangan yang selalu memberikan ilmu dan pengajaran kepada penulis.

7. Loto selaku Kepala Teknik Tambang di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit.

8. Subehan selaku Manager Geologist, sekaligus Pembimbing Lapangan Kerja Praktek di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit.

9. Seluruh Karyawan PT. Indotan Lombok Barat Bangkit.

10. Keluarga Besar Warga Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan (HMTA)

11. Room and Pillar 19 yang memberikan support selama perkuliahan.

12. Perkumpulan Nila Kepiting yang selalu senantiasa saling memberikan support dan kebahagiaan.

Semoga kerja praktek yang telah dilakukan penulis bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis dalam memahami dunia kerja yang sesungguhnya yang tidak hanya sekedar didapat dari menuntut ilmu dibangku kuliah saja, namun berasal dari siapa saja sehingga siap bersaing dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. Aamiin.

Lombok Barat, 01 September 2023 Penulis

(7)

2019D1D004

(8)

DAFTAR ISI

LAPORAN KERJA PRAKTEK...i

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN...1

BAB II TINJAUAN UMUM...4

2.1 Profil atau Sejarah Perusahaan...4

2.2 Visi dan Misi PT. Indotan Lombok Barat Bangkit Tahun 2023...4

2.3 Nilai Inti Perusahaan...5

2.4 Struktur Organisasi PT. Indotan Lombok Barat Bangkit...5

2.5 Lokasi dan Kesampaian Daerah...7

2.5.1 Lokasi...7

2.5.2 Kesampaian Daerah...9

2.6 Iklim dan Cuaca...9

2.7 Kondisi Geologi...9

2.8 Kegiatan Pertambangan di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit...11

2.9 Faktor yang Mempengaruhi kemampuan Produksi...15

2.10Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas...16

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK...19

3.1Kegiatan Lapangan...19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...23

4.1Jenis Alat Gali Muat dan Alat Angkut...23

4.2Waktu Edar (Cycle Time) Alat Gali Muat...24

4.3Cycle Time Alat Angkut...24

4.4Waktu Kerja...25

4.5Efisiensi Kerja...25

(9)

BAB V KESIMPULAN...27

5.1Kesimpulan...27

5.2Saran...27

DAFTAR PUSTAKA...28

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1. Spesifikasi alat gali muat Hitachi ZX 470 LC- 5G...23

Tabel 4. 2. Spesifikasi alat Angkut MERCEDES BENZ ACTROSS 3636 ZX....24

Tabel 4. 3. Cycle Time Alat Gali Muat...24

Tabel 4. 4. Cycle Time Alat Angkut...25

Tabel 4. 5. Waktu kerja di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit...25

Tabel 4. 6. Produktivitas Alat Gali Muat...26

Tabel 4. 7. Produktivitas Alat Gali Muat...26

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Struktur Organisasi PT. Indotan Lombok Barat Bangkit...6

Gambar 2. 2. Peta Situasi dan Lokasi PT. Indotan Lombok Barat Bangkit...8

Gambar 2. 3. Peta Geologi regional PT. Indotan Lombok Barat Bangkit...11

Gambar 2. 4.Kegiatan pembersihan lahan...12

Gambar 2. 5. Pengupasan Tanah Pucuk...12

Gambar 2. 6. Pengupasan Tanah Penutup...13

Gambar 2. 7. Pengupasan Tanah Penutup...14

Gambar 2. 8. Penambangan Batubara...14

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jumlah Jam Kerja………...29 Lampiran 2 Spesifikasi Alat Gali Muat dan Alat Angkut...………...30 Lampiran 3 Data Pengamatan Cycle Time alat Gali Muat….……….…..31 Lampiran 4 Data Pengamatan Terhadap Cycle Time Alat Angkut……..……….32 Lampiran 5 Perhitungan Produktivitas Alat Gali Muat…………..……..……….33 Lampiran 6 Perhitungan Produktivitas Alat Angkut….…………..……..……….34

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Desa Pelangan merupakan daerah yang berada pada bagian barat dari Kab.

Lombok Barat Nusa Tenggara Barat yang merupan daerah vulkanik. Kerena lokasinya tersebut, maka daerah ini memungkinkan untuk terbentuk endapa mineral biji seperti emas. Oleh kerana itu untuk bisa memastikan apakah di daerah tersebut berpotensi untuk keterdapatan mineral–mineral yang bernilai ekonomis yang juga bisa untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam di kecamatan sekotong khususnya desa Pelangan dan sekitarnya, maka perlu adanya kegiatan pengeboran ekplorasi yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar potensinya dan apakah bisa untuk di kembangkan menjadi daerah pertambangan, dan untuk mengurangi dampak bagi lingkungan yang sebagai mana telah kita ketahui dan banyak mendapatakan penolakan dari masyarakat karena efeknya merugikan penduduk sekitar, oleh karena itu maka perlu dilakukan pemboran terlebih dahulu untuk mengurangi efek negatif dari kegiatan ini.

Kegiatan pengeboran merupakan salah satu metode dalam melakukan eksplorasi mineral biji untuk mengetahui penyebaran mineral tersebut dan juga membantu dalam melakukan desain lahan dan seberapa besar luas lahannya. Pengeboran sendiri sebenarnya dilakukan hanya sebatas kegiatan untuk pengambilan sesuatu dari dalam tanah, tetapi pada jaman modern seperti ini, pengeboran sudah banyak dilalukan untuk berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pencarian informasi bahwa permukaan seperti pemetaan bawah permukaan. Pengeboran eksplorasi itu sendiri merupakan suata rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dapat mengetahui dan mendapatakan posisi atau kedudukan dari tubuh endapan mineral bijih bawah permukaan tanpa merusak lingkungan sekitar. Dengan kegiatan pengeboran ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga demi kelangsungan kegiatan eksplorasi ini dan juga diharapkan bahwa kegiatan ini

(14)

akan mengurangi dampak negatif dari pembukaan lahan nantinya jika memang daerah ini prospek untuk ditambang.

Setelah kegiatan pemboran selesai, dilanjutkan dengan kegiatan Preparasi sampel pada Coreshed Area yang merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam mempersiapkan contoh untuk dianalisis, dengan tujuan untuk mengetahui sifat fisik dan sifat mekanik batuan dan uji dilaboratorium kimia untuk mengetahui kandungan dan kadar pada perlapisan batuan sehingga hasilnya dijadikan sebuah parameter dalam kegiatan penambangan.

Hal di atas melatarbelakangi saya untuk melakukan pengamatan dan penelitian lebih lanjut mengenai teknik preparasi sampel hasil pemboran yang berlangsung pada PT Indotan Lombok Barat Bangkit. Oleh sebab itu, judul kerja praktek saya adalah ”Studi Preparasi dan Pengambilan Sampel Hasil Pemboran Eksplorasi Pada PT. Indotan Lombok Barat Bangkit (ILBB) Nusa Tenggara Barat”

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud diajukannya penelitian ini adalah untuk memenuhi syarat menyelesaikan studi Program Sarjana (S1) di Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Mataram.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Studi Preparasi dan Pengambilan Sampel Dalam Kegiatan Pemboran Ekplorasi Pada PT. Indotan Lombok Barat Bangkit Nusa Tenggara Barat”

1.3. Manfaat

1. Mengetahui tujuan preparasi sampel

2. Mengetahui mengetahui tahapan-tahapan dalam kegiatan preparasi sampel

3. Peralatan apa saja yang digunakan pada kegiatan preparasi sampel (conto) 1.4. Lokasi Kerja Praktek

Kerja praktek dilaksanakan pada PT. Indotan Lombok Barat Bangkit yang berada di Daerah Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

(15)

Pada kegiatan kerja praktek ini, secara umum penyusun mengamati seluruh aktivitas eksplorasi pada PT. Indotan Lombok Barat Bangkit. namun secara khusus penyusun mengamati seluruh kegiatan pemboran dan preparasi sampel yang berada di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit.

1.6. Metode Pengumpulan Data

Di dalam pelaksanaan pengumpulan data, penulis menggabungkan antara beberapa metode yaitu :

1. Metode Observasi (Pengamatan)

Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di lapangan.

2. Metode Interview (Wawancara)

Metode ini dilakukan dengan cara mencari penjelasan secara langsung dari para engineering yang bekerja dan pihak perusahaan PT. Indotan Lombok Barat Bangkit.

3. Dokumentasi

Merupakan pengumpulan data dengan cara menyalin data atau dokumentasi dari Perusahaan. Dokumentasi ini melibatkan penggunaan kamera digital untuk mengambil gambar guna melengkapi laporan kerja praktek

4. Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan cara mencari literatur yang berkaitan dengan tujuan dari kerja praktek baik yang diperoleh pada saat perkuliahan maupun dari sumber lain di luar bangku kuliah.

(16)

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Profil atau Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Indotan Lombok Barat Bangkit atau biasa di sebut PT. ILBB merupakan anak usaha PT. Ancora Indonesia Resources, PT ILBB ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang usaha pertambangan eksplorasi emas yang lokasi eksplorasinya terletak di Pelangan, Kec. Sekotong, Kab. Lombok Barat, dimana rencana sistem penambangan dilakukan dengan metode open pit mining.

PT. Indotan Lombok Barat Bangkit juga merupakan perusahaan yang masih melalukan aktivitas eksplorasi detail, guna mendapatkan informasi terkait persebaran endapan mineral emas yaitu untuk menegtahui sumber daya dan cadangan mineral emas yang berada di daerah pelangan.

Pada akhirnya PT. Indotan Lombok Barat mempuyai tujuan untuk menyelesaiakan kegiatan eksplorasi detail pada daerah pelangan. Pada tahap pemboran eksplorasi ini, PT. ILBB banyak mempekerjakan tenaga lokal atau masyarakat sekitarnya, guna mendukung perekonomian masyarakat setempat.

2.2 Struktur Organisasi PT. Indotan Lombok Barat Bangkit

Aspek organisasi dan ketenagakerjaan perusahaan dibentuk dengan memperhatikan peraturan perudang-undangan yang berlaku di Indonesia dan kegiatan perusahaan yaitu eksplorasi detail.

Adapun Struktur Organisasi PT. Indotan Lombok Barat Bangkit dapat dilihat pada bagan/struktur organisasi pada Gambar 2.1 di bawah ini.

(17)

2.3 Lokasi dan Kesampaian Daerah 2.5.1 Lokasi

Lokasi pelaksanaan kegiatan Kerja Praktek yaitu di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit, Site Raja Projek Pelangan, yang merupakan perusahaan pertambangan yang berada di pada Kec. Sekotong, Kab.

Lombok Barat.

KTT Loto

Manager Geologis Subehan

Senior Geologis Ridho

Projek Geologis Geologi Database

Dian Heri & Budi

Geologis Arif & Adi

Crew Coreshed Anggota

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT. Indotan Lombok Barat Bangkit

(18)

Secara administratif lokasi penelitian termasuk dalam wilayah Desa Sekotong Tengah, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki batasan-batasan sebagai berikut:

Utara : Kecematan Lembar.

Timur : Kabupaten Lombok Tengah.

Selatan : Lautan Indonesia.

Barat : Selat Lombok.

Serta secara geografis lokasi penelitian terletak pada 115° 58' 25.268"

BT sampai 115° 58' 36.661" BT dan 8° 46' 19.060" LS sampai 8° 50' 39.469" LS. PT. Indotan Lombok Barat.

2.5.2 Kesampaian Daerah

Untuk mencapai lokasi penelitian dapat ditempuh dengan jalur transportasi sebagai berikut :

• Mataram-Kantor PT. Indotan Lombok Barat Bangkit

Dapat dicapai menggunakan motor/mobil dari Mataram menuju kantor PT. ILBB didesa Sekotong Tengah, Kec. Sekotong, Kab. Lombok Barat jarak tempuh ± 36 km dengan waktu sekitar ± 50 menit.

• Kantor PT. Indotan Lombok Barat Bangkit – Site Raja

Kemudian dari Kantor PT. Indotan Lombok Barat Bangkit menuju Site Raja didesa Pelangan, Kec. Sekotong Kab. Lombok Barat menggunakan Hilux Double Cabin 4x4 jarak tempuh ±23 km dengan waktu sekitar ±35 menit.

(19)

2.4Iklim dan Cuaca

Daerah Pertambangan PT. Indotan Lombok Barat Bangkit Site Raja hampir serupa dengan daerah lainnya di Nusa Tenggara Barat mempunyai iklim tropis serta mempunyai dua musim yaitu musim hujan antara bulan Oktober sampai dengan Maret dan musim kemarau antara bulan April sampai dengan bulan September. Intensitas hujan di daerah penyelidikan sangat bervariasi dari rendah sampai tinggi dengan durasi waktu pendek sampai Panjang.

2.5Kondisi Geologi

Kondisi Geologi di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit Site Raja dilokasi penelitian berdasarkan Kondisi Geologi Regional Lombok berada pada busur Sunda, sebagai kepulauan yang dibentuk oleh pegunungan volkanik muda, dan bagian dari gugusan kepulauan Nusa Tenggara (Van Bemmelen, 1949).

Pada kala Miosen Tengah terjadi aktivitas magmatisme ditandai munculnya sebuah retas dasit dan basalt yang menerobos Formasi Pengulung dan Formasi Kawangan. Intrusi tersebut mengakibatkan proses ubahan dan mineralisasi bijih serta hadirnya urat-urat kuarsa pada batuan yang diterobosnya (Parsaulian dan Noor, 2016). Pada Miosen Akhir, dalam kondisi cekungan memungkinkan terbentuknya endapan batuan batugamping Formasi Ekas pada Akhir Tersier atau Awal Kuarter.

Gambar 2.2 Peta Kesampaian Daerah PT. Indotan Lombok Barat Bangkit

(20)

Selama Miosen Tengah, terjadi aktivitas intrusi yang menyebabkan terbentuknya alterasi hidrotermal dan mineralisasi di wilayah Lombok Barat dan sekitarnya. Intrusi-intrusi tersebut meliputi porphyrytic andesite, hornblende diorite, quartz diorite, porphyry feldspar. tonalite, dan diatrema breccia. Intrusi-intrusi tersebut sebagian tertutup oleh batugamping dan batupasir arenit. Selain itu, dijumpai pula calcareous breccia dan lava yang berumur muda sebagai bagian dari endapan alluvial.

Secara Stratigrafi, Pulau Lombok secara umum merupakan tersusun atas batuan Tersier (batuan tertua) dan batuan Kuarter (batuan termuda), serta didominasi batuan vulkanik dan alluvium serta intrusi-intrusi yang berkisar dari zaman Tersier sampai Kuarter (Mangga dkk, 1994).

Sumber: Andi Manga, 1994

Tatanan batuan yang terdapat di daerah penelitian dari yang tertua hingga termuda berdasarkan hasil pemetaan geologi lapangan dapat dikelompokan menjadi 5 (lima) satuan stratigrafi, yaitu

Tabel 2.2 Kolom Stratigrafi Daerah Pelangan dan Sekitarnya Kec. Sekotong, Kab. Lombok Barat

Tabel 2.1 Kolom Stratigrafi Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat

(21)

Sumber: Andi Mangga, 1994

(22)

(Sumber: Arsip PT. Indotan Lombok Barat Bangkit Site Raja) Gambar 2.3 Peta Geologi Regional PT. Indotan Lombok Barat Bangkit

(23)

2.6Tahapan Eksplorasi

Tahapan Eksplorasi dilakukan melalui:

1. Tahap Pendahuluan

Menurut White (1997), dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini ketelitian yang diperlukan masih kecil sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga berskala kecil 1 : 50.000 sampai 1 : 25.000. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Survei Tinjau

Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan disurvei. Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi faktor-faktor geologi regional dan provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses geologi yang pernah terjadi, dapat dilihat di lapangan.

b. Survei dan Pemetaan

Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka survey dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudaph dapat dimulai (peta topografi skala 1:50.000 atau 1:25.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau didaerah tersebut sudah ada peta geologi, maka hal ini sangat menguntungkan, karena survei bias langsung ditujukan untuk mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan mengambil conto dari singkapan-singkapan yang penting.

Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian (sasaran langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan orientasi lapisan batuan sedimen(jurrus dan kemiringan), orientasi sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting

(24)

tersebut harus diplot pada peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi, inclinometer, altimeter, serta tanda-tanda alam seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan, kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat dilengkapi atau dibuat baru (peta singkapan).

Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan dibuat penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model geologi hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto dengan cara acak, pembuatan sumur uji (testpit), pembuatan paritan (trenching), dan jika diperlukan dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat dipeta (dengan bantuan alat ukur, teodolit, BTM, dll.). Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan, gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik (prospek) maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.

2. Tahap Eksplorasi Detail

Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail (White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan (volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak. Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang dengan kecil (<20%), sehingga sehingga dengan demikian perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko dapat dihindarkan.

(25)

Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan, kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan penyebaran struktur (kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk merencanakan produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang maupun prioritas bantu lainnya.

3. Studi Kelayakan

Pada tahap ini dibuat rencana produksi, rencana kemajuan tambang, metode penambangan, perencanaan peralatan dan investasi tambang.

Dengan melakukan analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi penjualan dan pemasaran. Maka dapat diketahui cadangan atau bahan galian itu dapat ditambang dengan menghasilkan keuntungan atau tidak.

4. Tahap Evaluasi dan Pra Produksi

Tahapan ini merupakan tahap terakhir sebelum dilakukan penambangan suatu daerah. Tahap ini berupa evaluasi keseluruhan dari kegiatan produksi. Selain itu tahap ini juga merancang kegiatan penunjang selama pertambangan seperti pembuatan jalan, pembuatan kantor pembuatan kantor dan mess pekerja, pembuatan pelabuhan dan pabrik metalurgi.

2.7 Tahapan Pemboran Dalam Kegiatan Eksplorasi

Pemboran dalam kegiatan eksplorasi adalah tahap yang paling penting dalam pencarian bijih (ore). Adapun tahapan-tahapan sebelum melakukan kegiatan pemboran adalah sebagai berikut:

 Pembuatan rencana pemboran: titik koordinat, elevasi, perkiraan lithologi dan tekanan formasi, program lumpur, konstruksi sumur, program coring, analisa logging, dan testing.

 Persiapan pemboran: pembuatan jalan, jembatan, pemilihan menara bor dan peralatan yang sesuai, pemasangan alat pembantu jaringan telekomunikasi, air, listrik, dsb, perhitungan perkiraan biaya pemboran.

(26)

 Pemboran eksplorasi sekaligus mengumpulkan data-data formasi melalui coring.

1. Kompunen dan Fungsi Alat Bor

Beberapa komponen atau peralatan pemboran yang diperlukan untuk kegiatan pemboran secara umum diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Mesin Bor

Mesin bor berfungsi sebagai sumber tenaga atau daya untuk memutar alat bor.

Gambar 2.4 Mesin Bor b. Pompa Fluida

Pada tahap pemboran, lumpur berfungsi sebagai sumber tenaga untuk mensirkulasikan fluida bor.

(27)

Gambar 2.5 Pompa Fluida c. Pipa/Rod dan Casing

Didalam operasi pemboran pipa bor berfungsi untuk meneruskan tenaga ke mata bor dan menyalurkan fluida. Sedangkan Casing berfungsi untuk menjaga lubang bor dari colaps (keruntuhan) dan peralatan pemboran lain dari ganguan-ganguan.

Gambar 2.6 Pipa Bor d. Mata Bor/Bit

Mata bor merupakan salah satu kompunen dalam pemboran yang digunakan khususnya sebagai pembuat lubang (Hool Making Tool).

(28)

Gambar 2.7 Mata Bor e. Menara Bor

Menara bor berfungsi sebagai peyangga beban.

Gambar 2.8 Menara Bor f. Peralatan Pelengkap

Beberapa peralatan pelengkap yang sering dipakai dalam kegiatan pemboran diantaranya meliputi:

 Water Swivel: Alat ini digunakan untuk melewatkan fluida seperti air, lumpur, dari pompa menuju kedalam stnag bor.

(29)

Hoisting Water Swivel: Alat ini didesain untuk melewatkan air dalam batang bor yang sedang berputar selama proses pengangkatan dan penurunan.

Hoisting Plug: Alat ini dihubungkan pada rope socket dan digunakan ketika proses pengangkatan dan penurunan.

2. Lumpur Bor/Fluida

Lumpur pemboran dapat didefinisikan sebagai semua jenis fluida (cairab-cairan berbusa, gas bertekanan) yang dipergunakan untuk membantu operasi pemboran dengan membersihkan dasar lubang dari serpih bor dan mengangkatnya kepermukaan, dengan demikian pemboran dapat berjalan dengan lancar. Lumpur pemboran yang digunakan sekarang pada mulanya berasal dari pengembangan penggunaan air untuk mengangkat serbuk bor. Kemudian dengan berkembangnya teknologi pemboran, lumpur pemboran mulai digunakan.

Gambar 2.9 Lumpur Bor 3. Pengambilan Conto Hasil Pemboran (Coring)

Tujuan utama dari pemboran eksplorasi adalah untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan dari pengambilan sampel inti batuan/core. Pada eksplorasi cebakan mineral termasuk batubara data

(30)

geologi biasanya didasarkan atas pengamatan dan pendiskripsian contoh inti bor.

a. Pengintian Penuh (Full Coring).

Pengambilan inti dilakukaan secara penuh dari permukaan sampai kedalaman akhir pemboran. Ini yang biasa dilakukan dalam eksplorasi untuk cebakan mineral.

b. Pengintian Setempat (Spot Coring).

Pemboran dilakukan sebagai lubang terbuka (ope hole) yang kemudian diikuti dengan Pengintian hanya dilakukan pada selang kedalaman tertentu yang diingikan, misalnya beberapa meter diatas zona cebakan dan beberapa meter dibawahnya. Untuk ini sering diperlukan lapisan petunjuk stratigrafi berdasarkan log geofisika dari sumur terdekat yang sengaja dibor sebagai plot dril hole, untuk operasi ini sering dialukan pilotand part-coring.

c. Pengintai Sentuh (Touch Coring).

Pengintian dimulai segera setelah matabor mencapai beberapa meter diatas target pengitian (bentuk setempat yang kurang dapat dipercaya).

d. Pengintian Inti Terorientasi (Oriented Core Sample).

Dengan menggunakan alat tertentu, dimungkinkan dimana orientasi kedudukan asli dari conto didalam tanah dapat ditentukan.

Hal ini sering dilakukan untuk mempelajari kedudukan struktur geologi dari lapisan maupun dari rekahan atau jalur-jalur meneralisasi.

e. Perolehan Inti (Core Recovery)

Dalam operasi pengambilan inti pemboran tidak selalu seluruh selang kedalaman dapat diwakili oleh panjang inti yang diperoleh.

Hal ini disebabkan kemungkinan gugurnya bahagian bawah dari inti sewaktu diangkat dalam bumbung inti (core barrel). Besarnya perolehan inti (core recovery) dinyatakan dalam persen (% core

(31)

membandingkannya dengan panjang bumbung. Perolehan inti yang buruk dapat disebabkan karena adanya jalur-jalur retak atau keadaan batuan yang rapuh dan dapat dipakai sebagai indikator untuk keadaan struktur dari batuan, dan menggunakan bumbung inti yang diperbaiki seperti triple tube core-barrel.

4. Keunggulan dan Keburukan Pengambilan Conto Hasil Pemboran (Coring) a. Keunggulan dari conto inti pemboran adalah:

1) Pengamatan litologi, dapat dideskripsi secara rinci, centimeter demi centimeter.

2) Pengamatan rinci dapat di lakukan terhadap struktur maupun tekstur batuan dalam 3-Dimensi, terutama jika mengunakan sampel yang terorientasi, misalnya adanya rekahan, urat-urat kecil, panjularan mineral {mineral zoning}, dsb.

3) Pentuan kedalaman serta selang – selang kedalaman dari berbagai batas peruban litologi lebih baik dari pada serbuk pemboran.

b. Keburukan dari pengambailan contoh inti adalah :

1) Operasi pengambailan inti bor sangat memperlambat operasi pemboran, terutama jika tidak mengunakan wireline coreberrel.

2) Harus mengunakan matabor dari intan atau baja tungsten yang lebih mahal daripada matabor janis lainya.

3) Secara keseluruhan pemboran inti jauh lebih mahal dan lebih lambat dari operasi pemboran lainya, sehingga harus benar – benar diperhitungkan dalam menentukan taktik eksplorasi.

Keunggulan jenis data yang di peroleh harus diperhitungkan terhadap biaya yang harus dikeluarkan.

2.8 Preparasi Sampel

Preparasi merupakan suatu kegiatan untuk menyiapkan sampel batuan yang datang dari lapangan, menjadi sampel yang siap untuk diuji di laboratorium. Preparasi sampel sangat penting dalam pengujian sifat fisik dan mekanik batuan, karena preparasi yang salah akan menghasilkan hasil pengujian yang salah pula.

(32)

2.8.1 Tahapan Preparasi Sampel

Adapun Tahapan-tahapan dalam preparasi sampel yang berdasarkan standar operasional prosedur yang digunakan PT. Indotan Lombok Barat Bangkit Antara Lain:

1. Penerimaan Sampel

a. Alat Pelindung Diri (APD) 1) Sepatu safety

2) Kaos tangan safety b. Peralatan

1) Gerobak Sorong c. Cara Kerja

1) Memarkir kendaraan 2) Menurunkan core box

3) Menghitung jumlah core box

4) Menurunkan core box dari gerobak sorong 2. Pencucian dan Pengeringkan

a. Alat Pelidung Diri (APD) 1) Sepatu safety

2) Helm safety b. Peralatan

1) Kuas/sikat 2) Gayung air c. Cara Kerja

1) Menyiapkan core yang akan dibersihkan 2) Menyiram core menggunakan air

3) Menyikat core mengunakan sikat 4) Menyiram kembali core setelah disikat

5) Jemur core di bawa terik matahari sampai kering 3. Permetaran Sampel Core

a. Alat Pelindung Diri (APD)

(33)

2) Helm safety 3) Kaos tangan b. Peralatan

1) Meteran 2) Core Blok 3) Spidol c. Cara Kerja

1) Menyiapkan alat

2) Mengukur core per meter

3) Tiap meter diberi tanda berupa core blok/ balok kayu 4) Tulis core recovery, run length dan core lose jika ada 4. Pengambilan Foto Core Box

a. Alat Pelindung Diri (APD) 1) Sepatu safety

b. Peralatan 1) Kamera

2) Core blok geologi 3) Spidol

4) Penyemprot 5) Papan Label Core c. Cara Kerja

1) Menyiapkan alat

2) Mengatur dan mengurutkan core box

3) Memberikan hole_ID, Date, foto kondisi kering/basah 4) Foto kondisi kering dan kondisi basah

5) Mengatur dan memastikan kualitas gambar kamera 6) Pengambilan gambar

5. Transfer Foto Core ke Komputer a. Alat Pelindung Diri (APD)

1) Safefy shoes standart b. Peralatan

(34)

1) Kamera

2) Kabel data USB 3) Komputer c. Cara Kerja

1) Menyiapkan alat 2) Menyalakan komputer

3) Menguhungkan kamera ke komputer 4) Transfer foto ke komputer

5) Membagi foto dalam folder

6. Penandaan interval sampel & penentuan interval uji Sifat Fisik dan Sifat Mekanik

a. Alat Pelindung Diri (APD) 1) Sepatu safety

2) Safety shoes standart 3) Helm safety

4) Kaos tangan safety b. Peralatan

1) Meteran 2) Spidol c. Cara Kerja

1) Menyiapkan alat

2) Interval sampel dan interval uji ditentukan geologist 3) Mengukur panjang interval sampel uji menggunakan meter 4) Untuk uji sifat fisik batuan dalam hal ini penentuan berat

jenis/specific gravity dan untuk uji sifat mekanik batuan dalam hal ini uji point load test.

5) Pada masing-masing ujung sampel diratakan untuk memudahkan pengujian.

7. Prepasi Sampel Uji

 Uji Penentuan Berat Jenis/ Specific Gravity Determination

(35)

1) Sepatu safety

2) Safety shoes standart 3) Helm safety

4) Kaos tangan safety 5) Ear plug

b. Peralatan

1) Mesin potong batuan 2) Jangka sorong 3) Papan tulis 4) Spidol

5) Alat tulis & format pengisian 6) Kamera

7) Timbangan digital 8) Oven

9) Bak air c. Cara Kerja

1) Menyiapkan alat

2) Sampel core yang telah di potong dengan panjang 10-20 cm kemudian diuji.

3) Melakukan semua pencatatan pengujian menggunakan format yang telah disediakan.

4) Pertama, sampel di foto diatas papan dengan menulis label sampel seperti hole_ID, nomor sampel dan Depth.

5) Kedua, sampel di ukur panjang dan diameter menggunakan jangka sorong.

6) Ketiga, sampel ditimbang untuk mengetahui berat natural/asli

=W3.

7) Keempat, sampel dimasukkan kedalam oven selama 6-8 jam.

8) Kelima, setelah selesai di oven sampel ditimbang untuk mengetahui berat kering sampel = W1.

(36)

9) Keenam, sampel dibungkus menggunakan pembungkus plaslik/wrapping lalu sampel di timbang dengan cara sampel dimasukkan kedalam keranjang yang menggantung di air munggunakan kawat untuk mengetahui berat tak jenuh di air = W2a.

10) Ketujuh, sampel kemudian dibuka pembungkus plastiknya, lalu sampel direndam pada bak air selama ±2 jam. Kemudian setelah sampel selesai direndam maka dilakukan penimbangan dengan cara seperti pada proses sebelumnya untuk mengetahui berat jenuh di air = W2b.

Terdapat beberapa rumus-rumus yang digunakan dalam perhitung berat jenis, diantaranya:

 Berat Jenis Jenuh di air (SG3)

SG3 = W1

(W3−W2b)

 Berat Jenis Tak Jenuh di air (SG2)

SG2 = W1

(W1−W2a)

 Berat Jenis/Specific Gravity (SG) SG = SG3+SG2

2

 Uji Point Load / kekuatan batuan.

a. Alat Pelindung Diri (APD) 1) Sepatu safety

2) Safety shoes standart 3) Helm safety

4) Kaos tangan safety 5) Ear plug

6) Kacamata safety b. Peralatan

(37)

2) Point load test 3) Papan tulis 4) Spidol 5) Kamera c. Cara Kerja

1) Menyiapkan alat

2) Terdapat dua pengujian pada uji poin load, uji sampel dimetrikal dengan panjang sampel 10 cm dan uji sampel aksial dengan panjang 5 cm.

3) Pertama, sampel terlebih dahulu diukur diameter dan panjangnya.

4) Kedua, catat diameter dan panjang sampel menggunakan format tabel yang telah disediakan.

5) Ketiga, sampel uji diametrikal dan aksial di foto diatas papan dengan menulis label sampel seperti hole_ID dan Depth.

6) Keempat, menghidupkan pembacaan digital alat point load test, setelah itu tunggu sampai alat tersebut menunjukan angka nol.

7) Kelima, melakukan uji diametrikal dan aksial dengan cara sampel tersebut tempatkan sedemikian rupa sehingga pelat pembebanan sejajar dengan sumbu inti.

8) Keenam, setelah conto batuan tepat sejajar dengan pelat pembebanan, kemudian dongkrak hidrolik diberikan tekanan sehingga kedua ujung pelat penekan tempat menekan permukaan contoh batuan.

9) Ketuju, pembebanan diberikan sedikit demi sedikit hingga specimen/contoh batuan mengalami pecah dan baca unit pembacaan digital.

10) Kedelapan, catat hasil uji diametrikal dan aksial pada format tabel yang telah disediakan sebelumnya.

11) Lakukan pengerjaan nomor 3 sampai 10 pada contoh batuan berikutnya.

(38)

12) Setelah selesai uji point load conto batuan dikembalikan ke core boxnya.

8. Pemberian cutting line

a. Alat Pelindung Diri (APD) 1) Helm safety

2) Kaos tangan 3) Sepatu safety b. Peralatan

1) Spidol

2) Isolasi plastik c. Cara Kerja

1) Menyiapkan alat

2) Wrapping sampel batuan yang memiliki fracture 3) Membuat garis potong pada sampel batuan 9. Pemotongan Sampel

a. Alat Pelindung Diri (APD) 1) Helm safety

2) Tameng muka (face shield) 3) Penutup telinga (ear muff) 4) Masker

5) Kaos tangan 6) Sepatu safety 7) Pakaian pelindung b. Peralatan

1) Mesin pemotong batuan 2) Core box

c. Cara Kerja

1) Menyiapkan sampel yang akan dipotong 2) Menyalakan mesin potong

3) Menghidupkan keran air, untuk keperluan pemotongan sampel

(39)

4) Potong sampel sesuai cutting line, sehingga terdapat dua potongan sampel.

5) Potongan kiri dikembalikan ke core box dan disimpan ke gudang, sedangkan potongan kanan dimasukkan ke tas per interval sampel.

10. Pemuatan kantong-kantong sampel ke dalam karung a. Alat Pelindung Diri (APD)

1) Helm safety 2) Sepatu safety 3) Kaos tangan b. Peralatan

1) Alat tulis 2) Timbangan 3) Kantong sampel 4) Karung sampel c. Cara Kerja

1) Kantong sampel dan karung sampel diberi kode dan nomor sampel

2) Penimbangan kantong sampel per interval sampel.

3) Kemudian kantong sampel yang sudah ditimbang dimasukkan kedalam karung.

4) Berat karung sampel ±25 kg.

11. Pengiriman Sampel ke Laboratorium a. Alat Pelindung Diri (APD)

1) Helm safety 2) Sepatu safety 3) Kaos tangan b. Peralatan

1) Kendaraan roda 4 (pickup) 2) Tarpal

c. Cara Kerja

(40)

1) Posisikan kendaraan dengan baik

2) Menaikan karung sampel ke bak kendaraan 3) Munutup bak kendaraan menggunakan tarpal.

4) Mengangkut sampel ke laboratorium

5) Menurunkan sampel saat tiba di laboratorium

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikan melaksanakan kegiatan Kerja Praktek (KP) selama 1 bulan 14 hari terhitung sejak tanggal 26 Juli s/d 31 Agustus 2023. Kegiatan kerja praktek ini dilakukan sesuai dengan hari kerja yang berlaku di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit yaitu Senin-Sabtu dengan jam kerja pukul 7.30-17.00 WIT.

3.2 Tahap Kerja Praktek

Sebelum melakukan kegiatan, pada hari pertama Kerja Praktek (KP), praktikan bertemu dengan Manager Geologi yang bertujuan memberikan pemahaman awal mengenai peraturan-peraturan yang berlaku dalam lingkup

(41)

yang tidak diinginkan selama berada diperusahaan. Pada hari berikutnya diminggu pertama Praktikkan diberikan gambaran terkait aktivitas kegiatan eksplorasi, selanjutnya praktikan diajarkan oleh tim geologis PT. Indotan Lombok Barat Bangkit terkait prosedur pencatatan/logging data Geoteknik pada core hasil pemboran dan juga diajarkan terkait alur kegiatan pada coreshet area, mulai dari penggunaan alat Point Load Test, Pengujian Specific Gravty untuk mengetahui berat jenis ataupun densitas batuan dll.

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh praktikan selama kerja praktek adalaha sebagai berikut:

1. Orientasi Lapangan

Pada tahap ini praktikan Melakukan tahap awal pelaksanaan ataupun tahap pengenalan kegiatan yang akan dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui secara pasti kondisi langsung di lapangan atau observasi secara langsung kondisi di lapangan.

2. Analisis Data

Analisis data yaitu kegiatan pengolahan data berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran dari lapangan dengan acuan dari keterangan –keterangan dari bahan referensi.

Adapun data–data yang dikumpulkan praktikan selama masa kerja praktek secara nyata terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Data Primer

Data primer adalah data terpenting atau data pokok bahasan, di dalam penelitian ini, data primer meliputi;

 Proses Pengeboran Eksplorasi

 Proses Preparasi Sampel b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung atau penunjang dari berhasilnya penelitian, maksudnya data tersebut juga berpengaruh pada penelitian, data sekunder dalam penelitian yaitu:

(42)

 Peta Lokasi Perusahaan

 Peta wilayah IUP

 Kondisi geologi setempat

Setelah melakukan observasi atau pengamatan, selanjutnya praktikan melakukan analisis data yang telah diambil. Disini praktikan menghitung Nilai SG (Specific Gravity), Nilai Is (Strength Index) UCS (Unconfined Compressive Strength) tujuannya untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik batuan, sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut dilaboratorium.

3. Selain melakukan pengambilan data di lapangan praktikan membantu segala aktivitas yang dilakukan seperti penginputan data-data dilapangan, seperti pencatatan data geoteknik pada core hasil pemboran yaitu data drill run, rockmass data dan discontinuty data.

4. Pembuatan Laporan

Kegiatan ini merupakan tahap akhir, semua hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk laporan tertulis yang disusun secara sistematis dan teratur sesuai dengan acuan/ kode etik tulisan ilmiah. Kegiatan penyusunan laporan dilakukan selama 1 (satu) minggu di lingkup perusahaan tambang, yang selanjutnya akan dipresentasikan di lingkup akademik Program Studi S1 Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT)

(43)

Gambar 4. 1 Proses Penerimaan Core Box 12. Pencucian dan Pengeringan Sampel

Setelah sampel diterima dari drill site, langkah awal yang akan dilakukan yaitu sampel dibersihkan dulu dari material bor. Kemudian dikeringkan diudara terbuka.

Gambar 4.2 Proses Pencucian dan Pengeringan 13. Permeteran Sampel Core

Setelah sampel dikeringkan, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengukur core permeter kemudian memberikan tanda batasannya.

(44)

Gambar 2.10 Proses Permeteran Sampel 14. Pemotretan/Dokumentasi

Sebelum dilakukan proses sampling, telebih dahulu sampel tersebut dipotret guna sebagai dokumentasi perusahaan. Pemotretan dilakukan dengan dua cara. Pertama, pemotretan dilakukan dengan sampel dalam kering. Kedua, pemotretan dilakukan dengan sampel dalam keadaan basah.

(45)

15. Preparasi Sampel Uji

Terdapat dua pengujian dalam preparasi sampel yaitu Uji Specific Gravity Determination dan Uji Poin Load Test, sebelum akhirnya sampel dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.

a. Specific Gravity Determination

Specific Gravity Determination (SGD) merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui berat jenis dari masing-masing sampel batuan, sebelum dilakukannya pengambilan sampel core.

Mulai dari pemilihan sampel pada inti core untuk mengetahui berat natural, berat kering, berat tak jenuh di air dan berat jenuh di air.

Adapun urutan kegiatan specific gravity determination di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit adalah sebagai berikut:

1) Pemilihan conto batuan/sampling untuk uji SGD harus benar-benar diperhatikan, kriteria batuan inti yang dipilih harus solid, tidak memiliki bagian lunak baik berupa alterasi, kekar tersis, tidak memliki rekahan, dan tidak retak/

2) Memilih core yang utuh dengan litologi yang berbeda, kemudian catat nomor SG dan kedalaman pada core dan juga pada core box tersebut untuk memudahkan dalam pengembalian core setelah dilakukan Uji SG dan Uji PLT.

3) Kemudian potong core tersebut dengan ukuran 10-20 cm sebelum dilakukan uji SGD.

4) Siapkan format pengisian data uji SGD.

5) Selanjutnya mengukur diameter, panjang dan core size HQ.

6) Kemudian menimbang berat normal (W3), berat kering (W1) setelah dioven 6-8 jam, berat tak jenuh di air/wrapper (W2a) dan yang terakhir berat jenuh di air/Unwrapper (W2b) setelah direndamkan di air selama ±2 jam.

7) Rumus Perhitungan Specific Gravity/Berat Jenis

SG3 = W1

(W3−W2b)

(46)

SG2 = W1 (W1−W2a) SG = SG3+SG2

2 Ketengan:

SG3 = Specific Gravity Unwrapper/berat jenis jenuh di air SG2 = Specific Gravity Wrapper/berat jenis tak jenuh air SG = Specific Gravity/berat jenis sampel

W3 = Berat Normal W1 = Berat Kering

W2a = Berat tak jenuh di air W2b = Berat jenuh di air b. Point Load Test

Point Load Test (PLT) atau uji titik beban yang digunakan untuk mengukur kekerasan batuan dan kemudian dikorelasikan dengan nilai kekerasan batuan yang didapat dari uji UCS (MPa). Nilai ini seringkali dijadikan salah satu parameter dalam penentuan klasifikasi system pendukung batuan.

Adapun rumus perhitungan antara lain sebagai berikut.

1) Perhitungan Faktor Koreksi

F =(

50d

)

0,45❑ Keterangan:

F = Faktor Koreksi

P = Beban maksimum conto pecah (N) D = Diameter conto (mm)

2) Perhitungan Diameter ekivalen

 De untuk Uji Aksial A = WD = 4

π De²

(47)

De² = 4 π WD De =

4π WD

De = 4x WD/¿π

¿ Keterangan:

A = Luas Permukaan Sampel Batuan (mm²) W = Diameter untuk Aksial (mm)

L = Panjang untuk Aksial (mm) De = Diameter ekivalen (mm)

π = Bilangan irasional (3.14)

 De untuk Uji Diametrikal De= d

Keterangan:

De = Diameter ekivalen (mm) d = diameter conto core (mm) 3) Perhitungan Point Load Stength Index

Is =F

DP

e 2

Keterangan:

Is = Point load strength index (Mpa) P = Beban maksimum conto pecah (N) De = Diameter ekivalen (mm)

d = Diameter conto (mm)

4) Hubungan antara Indeks Franklin (Is) dengan kuat tekan menurut Bieniawski (UCS) adalah sebagai berikut:

σc = 23.Is Keterangan:

(48)

σc = Uniaxial Compressive Strength (MPa) Is = Point Load Strength Index (MPa)

2.8.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Preparasi Sampel

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan preparasi sampel sebagai berikut:

1. Terlambatnya sampel yang dimasukkan ke tempat preparasi 2. Sampel dari lapangan banyak yang hancur

3. Volume sampel

4. Kurangnya crew yang bekerja 2.1 Sampling

Sampel uji terlebih dahulu di Wrapping inti batuan yang memiliki fracture/hasil uji PLT dengan menggunakan lakban plastik, kemudian sampel dikembalikan ke core box,selanjutnya sampel dipotong/dibelah menggunakan alat pemotong, setelah sampel dibelah hingga menjadi dua bagian, potongan kiri di sampel tersebut dikembalikan ke core box ban potongan kanan dihancurkan terlebih dahulu menggunakan palu geologi guna memperkecil ukuran sampel dan memudahkan sampel dimasukkan pada kantong sampel perinterval sampel, kemudian kantong sampel di perinterval sampel ditimbang, setelah kantong sampel ditimbang sampel tersebut dimasukkan ke dalam karung (±25), tahap terakhir yaitu pengiriman sampel sampel ke laboratorium untuk dilakukan analisis lebih lanjut.

(49)

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikan melaksanakan kegiatan Kerja Praktek (KP) selama 1 bulan 14 hari terhitung sejak tanggal 26 Juli s/d 31 Agustus 2023. Kegiatan kerja praktek ini dilakukan sesuai dengan hari kerja yang berlaku di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit yaitu Senin-Sabtu dengan jam kerja pukul 7.30-17.00 WIT.

3.4 Tahap Kerja Praktek

Sebelum melakukan kegiatan, pada hari pertama Kerja Praktek (KP), praktikan bertemu dengan Manager Geologi yang bertujuan memberikan pemahaman awal mengenai peraturan-peraturan yang berlaku dalam lingkup perusahaan PT. Indotan Lombok Barat Bangkit, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan selama berada diperusahaan. Pada hari berikutnya diminggu pertama Praktikkan diberikan gambaran terkait aktivitas kegiatan eksplorasi, selanjutnya praktikan diajarkan oleh tim geologis PT. Indotan Lombok Barat Bangkit terkait prosedur pencatatan/logging data Geoteknik pada core hasil pemboran dan juga diajarkan terkait alur kegiatan pada coreshet area, mulai dari penggunaan alat Point Load Test, Pengujian Specific Gravty untuk mengetahui berat jenis ataupun densitas batuan dll.

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh praktikan selama kerja praktek adalaha sebagai berikut:

5. Orientasi Lapangan

(50)

Pada tahap ini praktikan Melakukan tahap awal pelaksanaan ataupun tahap pengenalan kegiatan yang akan dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui secara pasti kondisi langsung di lapangan atau observasi secara langsung kondisi di lapangan.

6. Analisis Data

Analisis data yaitu kegiatan pengolahan data berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran dari lapangan dengan acuan dari keterangan –keterangan dari bahan referensi.

Adapun data – data yang dikumpulkan praktikan selama masa kerja praktek secara nyata terbagi menjadi dua, yaitu :

c. Data Primer

Data primer adalah data terpenting atau data pokok bahasan, di dalam penelitian ini, data primer meliputi;

 Data specific gravity/berat jenis batuan

 Data point load test d. Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung atau penunjang dari berhasilnya penelitian, maksudnya data tersebut juga berpengaruh pada penelitian, data sekunder dalam penelitian yaitu:

 Peta Lokasi Perusahaan

 Peta wilayah IUP

 Kondisi geologi setempat

 Data curah hujan

Setelah melakukan observasi atau pengamatan, selanjutnya praktikan melakukan analisis data yang telah diambil. Disini praktikan menghitung Nilai SG (Specific Gravity), Nilai Is (Strength Index) UCS (Unconfined Compressive Strength) tujuannya untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik batuan, sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut dilaboratorium.

(51)

7. Selain melakukan pengambilan data di lapangan praktikan membantu segala aktivitas yang dilakukan seperti penginputan data-data dilapangan, seperti pencatatan data geoteknik pada core hasil pemboran yaitu data drill run, rockmass data dan discontinuty data.

8. Pembuatan Laporan

Kegiatan ini merupakan tahap akhir, semua hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk laporan tertulis yang disusun secara sistematis dan teratur sesuai dengan acuan/ kode etik tulisan ilmiah. Kegiatan penyusunan laporan dilakukan selama 1 (satu) minggu di lingkup perusahaan tambang, yang selanjutnya akan dipresentasikan di lingkup akademik Program Studi S1 Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT)

(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Preparasi Sampel

Preparasi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam mempersiapkan sampel untuk dianalisis, yang metodenya disesuaikan dengan keadaan sampel dan kepentingan.

Kegiatan preparasi ini juga sangat penting dalam keberlangsungan umur pekerjaan penambangan karena dari hasil preparasi sampel akan didapatkan nilai-nilai dari hasil pengujian kadar logam sehingga daerah tersebut dapat dikatakan layak tidaknya dilakukan suatu kegiatan penambangan.

4.2 Tahapan-tahapan Kegiatan Preparasi Sampel

(53)

Sumber: Arsipan PT. Indotan Lombok Barat Bangkit

Gambar 4.3 Bagan Alir Preparasi Sampel 2.8.3 Penerimaan Sampel

Penerimaan sampel pada sample house/ coresheet areai yaitu suatu proses penerimaan core box dari hasil pemboran eksplorasi yang dilakukan dilapangan untuk dilakukan suatu proses preparasi. Dimana pada proses penerimaan sampel digunakan kendaraan roda 4 untuk mengangkut core box dari lokasi pengeboran ke sample house.

(54)

Gambar 4. 4 Proses Penerimaan Core Box 2.8.4 Pencucian dan Pengeringan Sampel

Setelah sampel diterima dari drill site, langkah awal yang akan dilakukan yaitu sampel dibersihkan dulu dari material bor. Kemudian dikeringkan diudara terbuka.

Gambar 4.5 Proses Pencucian dan Pengeringan 2.8.5 Permeteran Sampel Core

Setelah sampel dikeringkan, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengukur core permeter kemudian memberikan tanda batasannya.

(55)

Gambar 2.12 Proses Permeteran Sampel 2.8.6 Pemotretan/Dokumentasi

Sebelum dilakukan proses sampling, telebih dahulu sampel tersebut dipotret guna sebagai dokumentasi perusahaan. Pemotretan dilakukan dengan dua cara. Pertama, pemotretan dilakukan dengan sampel dalam kering. Kedua, pemotretan dilakukan dengan sampel dalam keadaan basah.

Gambar 2.13 Proses Pemotretan

(56)

2.8.7 Preparasi Sampel Uji

2. Specific Gravity Determination

Specific Gravity Determination (SGD) merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui berat jenis dari masing-masing sampel batuan, sebelum dilakukannya pengambilan sampel core.

Mulai dari pemilihan sampel pada inti core untuk mengetahui berat natural, berat kering, berat tak jenuh di air dan berat jenuh di air.

Adapun urutan kegiatan specific gravity determination di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit adalah sebagai berikut:

8) Pemilihan conto batuan/sampling untuk uji SGD harus benar-benar diperhatikan, kriteria batuan inti yang dipilih harus solid, tidak memiliki bagian lunak baik berupa alterasi, kekar tersis, tidak memliki rekahan, dan tidak retak/

9) Memilih core yang utuh dengan litologi yang berbeda, kemudian catat nomor SG dan kedalaman pada core dan juga pada core box tersebut untuk memudahkan dalam pengembalian core setelah dilakukan Uji SG dan Uji PLT.

10) Kemudian potong core tersebut dengan ukuran 10-20 cm sebelum dilakukan uji SGD.

11) Siapkan format pengisian data uji SGD.

12) Selanjutnya mengukur diameter, panjang dan core size HQ.

13) Kemudian menimbang berat normal (W3), berat kering (W1) setelah dioven 6-8 jam, berat tak jenuh di air/wrapper (W2a) dan yang terakhir berat jenuh di air/Unwrapper (W2b) setelah direndamkan di air selama ±2 jam.

14) Rumus Perhitungan Specific Gravity/Berat Jenis

SG3 = W1

(W3−W2b)

SG2 = W1

(W1−W2a) SG3+SG2

(57)

Tabel 4.1 Data Hasil Uji SGD

Project Prospect Hole_Id No. SG

Depth_

From

Depth_

To

Porosity Code

Rock type

D1 (mm)

D2 (mm)

D3

(mm) P1 (mm) P2 (mm)

P3 (mm)

Core Size Pelangan Raja

RJDH025 SG170 11.90 12.10 1 TUF 6.18 6.18 6.17 20.51 19.92 19.92 HQ

Pelangan Raja

RJDH025 SG171 24.80 25.00 1 TUF 6.18 6.18 6.18 20.36 19.84 20.00 HQ

Pelangan Raja

RJDH025 SG172 43.50 43.65 1 TUF 6.18 6.18 6.19 15.53 15.02 15.31 HQ

Pelangan Raja

RJDH025 SG173 46.30 46.50 1 TUF 6.18 6.18 6.18 20.84 20.64 20.35 HQ

Pelangan Raja

RJDH025 SG174 55.95 56.10 1 HBX 6.18 6.18 6.18 15.18 14.86 14.99 HQ

Pelangan Raja

RJDH025 SG175 60.25 60.45 1 HBX 6.18 6.18 6.18 20.46 20.37 19.75 HQ

Pelangan Raja

RJDH025 SG177 62.40 62.60 1 HBX 6.11 6.14 6.12 19.40 19.40 19.22 HQ

Pelangan Raja

RJDH025 SG178 69.80 69.95 1 VBX 6.19 6.13 6.14 15.48 15.29 15.27 HQ

Pelangan Raja

RJDH025 SG179 98.00 98.20 1 VBX 6.12 6.11 6.15 20.13 19.84 19.70 HQ

Lanjutan Tabel 4.1 Data Hasil Uji SGD

W1 (gr) W2a (gr) W2b (gr) W3 (gr)

SG3 (gr/ml)

SG2 (gr/ml)

SG (gr/ml)

1565 946 968 1573 2.59 2.53 2.56

1157 680 709 1166 2.53 2.43 2.48

1589 961 981 1598 2.58 2.53 2.55

1053 595 634 1065 2.44 2.30 2.37

1480 863 900 1438 2.75 2.40 2.57

1452 852 878 1455 2.52 2.42 2.47

1159 684 715 1170 2.55 2.44 2.49

1585 971 997 1592 2.66 2.58 2.62

1196 740 769 1196 2.80 2.62 2.71

(58)
(59)

3. Point Load Test (PLT)

Point Load Test (PLT) atau uji titik beban yang digunakan untuk mengukur kekerasan batuan dan kemudian dikorelasikan dengan nilai kekerasan batuan yang didapat dari uji UCS (MPa). Nilai ini seringkali dijadikan salaj satu parameter dalam penentuan klasifikasi system pendukung batuan.

2.8.8 Sampling

Sampel uji terlebih dahulu di Wrapping inti batuan yang memiliki fracture/hasil uji PLT dengan menggunakan lakban plastik, kemudian sampel dikembalikan ke core box,selanjutnya sampel dipotong/dibelah menggunakan alat pemotong, setelah sampel dibelah hingga menjadi dua bagian, potongan kiri di sampel tersebut dikembalikan ke core box ban potongan kanan dihancurkan terlebih dahulu menggunakan palu geologi guna memperkecil ukuran sampel dan memudahkan sampel dimasukkan pada kantong sampel perinterval sampel, kemudian kantong sampel di perintercal sampel ditimbang, setelah kantong sampel ditimbang sampel tersebut dimasukkan ke dalam karung (±25), tahap terakhir yaitu pengiriman sampel sampel ke laboratorium untuk dilakukan analysis lebih lanjut.

(60)

Gambar 4.6 Proses Pemotongan

Gambar 4.7 Proses Pengambilan dan Penimbangan Sampel

(61)
(62)
(63)
(64)

Sumber: PT. Indotan Lombok Barat Bangkit, 2023 8.1.1 Pemboran

Pemboran adalah pembuatan lubang vertikal ataupun miring. Pemboran ini biasanya dilakukan pada batuan atau formasi batuan dalam rangka pengumpulan data informasi dan pengambilan contoh (sample).

Studi Regional Studi Geologi Detail

Pengambilan contoh pasir

Pemetaan Hasil

Peta Geologi

Peta Alterasi

Peta Struktur

Contoh Batuan Pengambilan

contoh soil Kegiatan Geofisika

Evaluasi Data

Pemboran Bagan 4.1 Alur Kegiatan Eksplorasi

(65)

Pemboran Eksplorasi

Core Box diterima dari

lapangan

Pembentangan Core Box

Pembersihan Core Box

Foto kondisi kering Meter Marking

Dokumentasi Core Box

Foto kondisi basah Pengecekan Core Recovery

Batuan

Penandaan Interval Sampel &

Penentuan Interval Uji Sifat Fisik dan Sifat Mekanik

Interval Sampel dan Interval Uji ditentukan

Geologist

(66)

 Specific Gravity

 Specific Gravity Wrapped

 Specific

Uji Sifat Fisik:

Specific Gravity Determination

1. Berat Natural (W1)

2. Berat Kering (W3)

3. Berat Tak Jenuh di Air Uji Sifat Fisik:

Specific Gravity Determination

 Berat Natural (W1)

 Berat Kering (W3)

 Berat Tak Jenuh di Air (W2a)

 Berat Jenuh di Air (W2b)

Preparasi Sampel Uji

(67)
(68)
(69)

Persiapan Kesehatan

(70)

Tabel 4. 2. Spesifikasi alat Angkut MERCEDES BENZ ACTROSS 3636 ZX Spesifikasi MERCEDES BENZ ACTROSS 3636 ZX

Kapasitas Bucket 10,5 m³

Kapasitas Tangki Bahan Bakar 420 L

Dasar Roda Depan 1860 mm

Jarak Sumbu roda Belakang 1605/1605 mm

Pemindahan 9,839 L

Maks. Kecepatan (Kw/h) 100 Kw/h

(Sumber: PT. Indotan Lombok Barat Bangkit, 2023) 9. Waktu Edar (Cycle Time) Alat Gali Muat

Cycle time alat muat Merupakan penjumlahan dari waktu menggali Tahap Awal

Pemboran

Hasil Pemboran

Bekas Lubang Bor Sampel

Preparasi

Reklamasi Analisa di

Laboratorium

(71)

menumpahkan material (dumping) dan waktu kosong (swing empty time).

Waktu edar yang diperoleh merupakan waktu edar rata- rata dari 30 data yang diambil ketika alat sedang melakukan proses pekerjaan. (Lampiran 3).

Berdasarkan pengolahan data penulis dapat dilihat rata-rata waktu edar dari alat gali muat.

Tabel 4. 3. Cycle Time Alat Gali Muat Cycle TimeTime WaktuWaktu

Detik Menit

1. Waktu Menggali 10,86 0,18

2. Waktu Swing Isi 3,93 0,07

3. Waktu Menumpah 3,25 0,05

4. Waktu Swing Kosong 3,71 0,06

Jumlah 21,75,75 0,3 60,36 (Sumber: pengolahan data penulis, 2023)

10. Cycle Time Alat Angkut

Pada pengamatan waktu edar (cycle time) alat angkut meliputi waktu mengatur muat, angkut, manuver, waktu dumping, hingga waktu kembali suatu alat angkut untuk diisi kembali muatan. Waktu edar yang diperoleh merupakan waktu edar rata- rata dari 30 data yang diambil ketika alat sedang melakukan proses pekerjaan. (Lampiran 4). Berdasarkan pengolahan data penulis dapat dilihat rata-rata waktu edar dari alat angkut dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4. 4. Cycle Time Alat Angkut

Cycle Time Waktu

Detik Menit

1. Waktu Muat 75,25 1,25

2. Waktu Angkut 129,82 2,16

3. Waktu Manuver I 12,55 0,21

4. Waktu Dumping 17,98 0,30

5. Waktu Kembali 117,51 1,96

6. Waktu Manuver II 12,95 0,22

Jumlah 366,06 6,10

(Sumber: pengolahan data penulis, 2023)

11. Waktu Kerja

Referensi

Dokumen terkait