UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu instansi di bawah Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat yang tugas pokoknya melaksanakan beberapa kegiatan teknis operasional dan/atau menunjang kegiatan teknis pelayanan di bidang laboratorium kesehatan. UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat mempunyai pelayanan yang terdiri dari 2 (dua) bidang yaitu Laboratorium Klinik (Lab. Medik) dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat. Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 660 – 858 Tahun 2015, Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat merupakan laboratorium acuan pelaksanaan pengawasan dan pemantauan lingkungan hidup.
Setiap tahunnya, UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat berperan sebagai tempat magang/magang pada tingkat menengah, akademisi, serta perguruan tinggi negeri dan swasta. UPTD Laboratorium Kedokteran Provinsi Sumatera Barat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau teknis penunjang departemen di bidang pelayanan pemeriksaan laboratorium medik antara lain. Penyelenggaraan kegiatan operasional pelayanan rujukan uji laboratorium klinik, laboratorium kesehatan masyarakat, dan laboratorium kimia kesehatan-lingkungan.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 660-858 Tahun 2015, Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat merupakan laboratorium acuan pelaksanaan pengawasan dan pemantauan lingkungan hidup. Selain itu, UPTD Laboratorium Kesehatan juga berperan dalam melaksanakan tugas dalam Tim Ketahanan Pangan pada saat kunjungan Presiden dan Wakil Presiden ke Provinsi Sumatera Barat. Bidang Laboratorium Kesehatan Masyarakat terdiri dari kajian kualitas air (air bersih, air minum, badan air, air laut dan air limbah), udara ambien/emisi, toksikologi, penelitian zat adiktif (narkoba).
Setiap tahunnya UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat berperan sebagai tempat praktek/magang baik bagi perguruan tinggi tingkat menengah, akademisi maupun perguruan tinggi negeri dan swasta.
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Landasan Teori Kerja Praktek
- Tujuan Penelitian
- Waktu dan Tempat
- Alat dan Bahan
- Cara Kerja
Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai pengujian yang meliputi uji fisika, uji kimia, uji mikrobiologi, dan uji organoleptik. Tujuan dilaksanakannya kerja praktek ini adalah untuk mengetahui hasil pemeriksaan mikrobiologi pangan pada sampel pangan daging ikan dan telur di Balai Laboratorium Kesehatan UPTD Provinsi Sumatera Barat. Kerja praktek dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2019 sampai dengan tanggal 10 Januari 2020 di Laboratorium Kesehatan Masyarakat, UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
Bahan yang digunakan dalam kerja praktek ini adalah sampel makanan berupa daging dan telur ikan, media LB (Lactose Broth), media BGLB (Brilliant Green Lactose Bile Broth), media PDA (Potato Dextrose Agar), PCA (Plate Count Agar) media, serta beberapa media selektif seperti media MSA (Mannitol Salt Agar) untuk menumbuhkan bakteri Staphylococcus aureus, media SSA (Salmonella dan Shigella Agar) untuk menumbuhkan bakteri Salmonella sp. Sampel ikan yang akan diuji dihaluskan dan dikocok hingga merata, lalu diambil dengan dispo sebanyak 0,5 ml, ditempatkan pada masing-masing tabung reaksi, kemudian divorteks hingga homogen, dan ditambahkan 4,5 ml Lactose Broth (LB) pada setiap pengujian. tabung. Sampel yang telah melalui tahap pra-pengayaan dengan Lactose Broth selanjutnya diperkaya dengan Selenite Cystine Broth dengan cara: mengambil 1 ml kultur dari media LB, kemudian dimasukkan ke dalam 9 ml Selenite Cystine Broth (SCB) kemudian diinkubasi pada suhu 350C selama 24 jam.
Kemudian suspensi sebanyak 1 ml dipindahkan ke dalam tabung dan 10-6 ke dalam cawan petri yang berisi Nutrient Agar dengan label yang sama (dan rangkap), kemudian disebar dengan batang L untuk inokulasi bakteri agar pada media NA. Kemudian suspensi sebanyak 0,1 ml dipindahkan ke dalam cawan petri yang berisi media selektif SSA dan kemudian diratakan dengan ring bulat. Cawan Petri kemudian diletakkan terbalik dalam inkubator bersuhu 37°C selama 24 jam.
Setelah diinkubasi, jumlah koloni pada cawan petri yang berisi NA dihitung dengan menggunakan colony counter. Sampel telur yang akan diuji diperas dan dikocok hingga merata dan diambil menggunakan dispo sebanyak 0,5 ml, ditempatkan pada masing-masing tabung reaksi, kemudian divorteks hingga homogen dan ditambahkan 4,5 ml Lactose Broth (LB) pada setiap tabung reaksi. Sampel suspensi diambil sebanyak 1 mL dari setiap pengenceran dan dipindahkan ke media MSA (Manitol Salt Agar) yang diberi label jenis sampel dan kadar pengenceran.
Suspensi bakteri ditebarkan secara merata pada permukaan media dengan menggunakan glass spreader steril dan cawan petri diputar secara perlahan. Koloni yang tumbuh pada media MSA dipetik dengan jarum Ose dan diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Koloni bebas yang tumbuh pada media MSA dan diduga Staphylococcus sp diseleksi menggunakan jarum Ose, dipindahkan ke media Slant Agar dengan cara mencelupkan ujung jarum Ose pada dasar permukaan agar secara miring lalu ditarik perlahan hingga titik atasnya. sehingga terbentuk garis zigzag di tengah permukaan media SA.
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kerja Praktek
Pembahasan
Dari hasil penelitian terhadap sampel ikan dan telur dengan mengisolasi bakteri menggunakan media cair Lactose Broth, tidak ditemukan bakteri E.coli pada kedua makanan tersebut. Ciri umum bakteri Escerichia coli berbentuk batang pendek (coccobacilli) dan merupakan bakteri Gram negatif. Berdasarkan hasil penelitian, sampel ikan yang diisolasi pada media selektif MSA tidak menunjukkan terbentuknya koloni bakteri pada media tersebut.
Hal ini menunjukkan tidak terdapatnya bakteri Staphylococcus aureus pada media selektif MSA dan diperoleh hasil uji negatif pada sampel makanan. Cara menentukan bentuk koloni bakteri Staphylococcus pada media selektif adalah dengan melihat ciri-ciri koloninya yang bulat, cembung, berwarna krem, dan dengan menggunakan media MSA untuk membedakan S. Selain itu cara lain untuk mengidentifikasi bakteri tersebut adalah dengan melakukan pewarnaan Gram dimana bakteri tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri Gram positif ungu dan bakteri Gram negatif merah (Misbach dan Yuniarty, 2016).
Bakteri gram positif mempunyai ciri khas warna ungu atau violet karena pewarna kristal violet tetap bertahan meskipun diberi larutan pemutih/lugol. Dinding sel luar bakteri Gram positif terdiri dari peptodoglikan yang tebal (Retnowati, Bialangi dan Posangi, 2011), tanpa lapisan lipoprotein atau lipopolisakarida seperti pada bakteri Gram negatif (peptodoglikan tipis), sehingga bila diberikan larutan kristal berwarna ungu. Dari hasil pengerjaan pada sampel ikan, tidak ditemukan koloni bakteri yang terbentuk pada media SSA selektif.
Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat bakteri Salmonella shigella pada sampel makanan, baik pada fase pengayaan pada media LB maupun pada media selektif SSA, dan diperoleh hasil uji negatif pada sampel makanan ikan. Cara mendeteksi keberadaan bakteri Salmonella adalah dengan membentuk koloni bening tanpa bintik hitam, karena bakteri yang termasuk dalam genus Shigella tidak memfermentasi laktosa dan tidak menghasilkan gas H2S (Isenberg, 1992). Bakteri dari genus Salmonella dapat menghasilkan H2S dan tiosulfat reduktase sehingga membentuk koloni bening dengan bintik hitam di tengahnya dan menimbulkan bau.
Bakteri Salmonella menggunakan pepton yang diperoleh dari media SSA sebagai sumber energi. 2016), SSA merupakan media selektif untuk isolasi bakteri Salmonella dan Shigella, namun media SSA tidak disarankan untuk pengujian Shigella karena beberapa strain Shigella akan terhambat. Shigella merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang, uniseluler, tidak mempunyai flagela, bersifat aerobik atau aerobik fakultatif, tidak membentuk spora, dan habitatnya di saluran pencernaan dengan infeksi melalui fase oral (Aini, 2018 ). . Salmonella merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang, tidak memiliki spora, bersifat anaerob fakultatif, dan bergerak dengan flagela peritrikal, kecuali Salmonella pullorum dan Salmonella gallinarum (Jawetz et al., 2005).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Pewarnaan Gram dan uji biokimia, serta uji kepekaan terhadap patogen yang tumbuh dari KS.Pus. Pewarnaan Gram dan uji biokimia, serta uji kerentanan terhadap patogen yang tumbuh dari KS.Sputum. Melihat tumbuhnya kuman dari cairan KS.Pus dan KS.Urin yang diinkubasi selama 1x24 jam.
Pewarnaan Gram dan uji biokimia serta uji kepekaan terhadap kuman yang tumbuh dari KS.Pus dan KS.Feces.