• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KULIAH LAPANGAN PRAKTIKUM PEMETAAN GEOLOGI BAHAN GALIAN

N/A
N/A
Fachra

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN KULIAH LAPANGAN PRAKTIKUM PEMETAAN GEOLOGI BAHAN GALIAN "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

PRAKTIKUM PEMETAAN GEOLOGI BAHAN GALIAN Dosen Pengampu :

Ir. Benny Bensaman, M.T.

Disusun Oleh :

Christopher Avrio S. (21131008) Difa Nathanael (21131009) Fachra Iswarini (21131010)

TEKNOLOGI GEOLOGI

POLITEKNIK ENERGI DAN PERTAMBANGAN BANDUNG

2022/2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena hanya oleh hikmat berkat dan karunia-Nya maka Laporan Praktikum ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat mengikuti tugas pada mata kuliah Pemetaan Geologi Bahan Galian dengan telah tersusunnya Laporan ini, maka kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Benny Bensaman, M.T. selaku dosen mata kuliah Pemetaan Geologi Bahan Galian Program Studi Teknologi Geologi, Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung

2. Teman-teman kelompok 3 yang telah bekerja sama dengan baik selama penulisan laporan

3. Dan semua pihak yang telah membantu selama praktikum berlangsung, sehingga laporan ini dapat diselesaikan

Penyusun menyadari dalam penyusunan Laporan Praktikum ini terdapat kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk kebaikan di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk bahan materi mata kuliah Pemetaan Geologi Bahan Galian.

Bandung, 17 Juni 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

DAFTAR GAMBAR ... 4

DAFTAR TABEL ... 5

BAB I ... 6

PENDAHULUAN ... 6

1.1. Latar Belakang ... 6

1.2. Tujuan ... 6

BAB II ... 7

TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Lokasi Penelitian ... 7

2.2. Geologi Regional ... 7

2.3. Geologi Lokal ... 8

BAB III ... 9

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 9

3.1. Lokasi Pengamatan 1 ... 9

3.2. Lokasi Pengamatan 2 ... 10

3.3. Lokasi Pengamatan 3 ... 10

3.4. Metode Pemetaan dan Sampling ... 12

3.5. Eksplorasi Lanjutan ... 12

BAB IV ... 13

KESIMPULAN ... 13

DAFTAR PUSTAKA ... 14

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Lokasi Penelitian Menggunakan Google Maps ... 7

Gambar 2.2. Fisiografi Jawa Barat (Van Bemmelen, 1949) ... 7

Gambar 2.3. Lokasi Penelitian pada Peta Geologi ... 8

Gambar 3.1. Singkapan Lokasi Pengamatan 1... 9

Gambar 3.2. Sampel Batuan Lokasi Pengamatan 1 ... 9

Gambar 3.3. Singkapan di Lokasi 2 dengan Pembanding ... 10

Gambar 3.4. Sampel dari Singkapan Lokasi 2 ... 10

Gambar 3.5. Singkapan di Lokasi Pengamatan 3 ... 10

Gambar 3.6. Pembagian Terduga Alterasi di Singkapan Lokasi 3 ... 11

Gambar 3.7. Sampel dari Singkapan Lokasi 3 ... 11

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Data Pengamatan Lokasi 1 ... 9 Tabel 3.2. Data Pengamatan Lokasi 2 ... 10

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pulau Jawa yang merupakan bagian dari busur magmatik sunda bagian timur memiliki potensi endapan mineral logam yang cukup melimpah. Salah satunya yaitu daerah Jawa Barat yang terbukti memiliki potensi endapan epitermal lebih banyak dibanding Kawasan Jawa bagian lainnya. Secara geografis, lokasi penelitian berada di daerah Arinem, Kecamatan Pakenjang, Kabupaten Garut yang terletak bagian selatan Provinsi Jawa Barat. Arinem yang merupakan dari busur magmatic Sunda- Banda (Sunda-Banda Arc) yang terletak di wilayah kepulauan Indonesia di sisi selatan dari Sundaland dan lempeng Eurasia.

Mineralisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan alterasi hidrotermal, disebabkan tipe mineralisasi tertentu akan dicirikan dengan hadirnya suatu alterasi hidrotermal yang khas sebagai pencirinya. Atau suatu tipe mineral alterasi tertentu akan dicirikan oleh endapan mineral tertentu pula. Alterasi hidrotermal adalah perubahan komposisi mineral batuan sebagai akibat dari interaksi fluida hidrotermal dengan batuan samping. Fluida yang membawa larutan metal, biasanya bersumber dari batuan beku terdekat atau pencucian dari batuan disekitarnya yang melibatkan berbagai lingkungan geologi meliputi zona patahan dan letusan gunung api. Alterasi dapat menghasilkan mineral bijih dan mineral penyerta.

Endapan logam yang terdapat di daerah penelitian merupakan sistem yang berkaitan dengan proses hidrotermal yang berkaitan dengan aktivitas vulkanik aktif berumur Kuarter.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan diadakannya kuliah lapangan ini adalah :

a) Mahasiswa dapat mengidentifikasi batuan yang terdapat pada daerah penelitian

b) Mahasiswa dapat memahami mengenai karakteristik geologi, proses pembentukan, serta aspek mineralisasi yang terkait dengan High Sulphidation Epithermal

c) Mahasiswa dapat mengenali dan menginterpretasikan ciri-ciri penting dari high sulphidation epithermal

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian secara administratif berada di Desa Pakenjeng, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Secara geografis terletak pada koordinat 7°24'14,65"S 107°41'10,03"E. Lokasi penelitian berjarak ± 109 km dari kampus Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung dengan jarak tempuh ± 4 jam menggunakan transportasi darat.

Gambar 2.1. Lokasi Penelitian Menggunakan Google Maps

2.2. Geologi Regional

Secara regional daerah penelitian merupakan bagian dari stratigrafi daerah Pegunungan Selatan Jawa Barat yang telah disusun oleh Van Bemmelen (1949) dapat dilihat pada gambar dibawah.

Pannekoek (1946) yang mempelajari morfologi Pegunungan Selatan Jawa Barat, dimana ia mencetuskan penamaan daerah Pegunungan selatan Jawa Barat sebagai Pletau Jampang berdasarkan kenampakan permukaan

Gambar 2.2. Fisiografi Jawa Barat (Van Bemmelen, 1949)

(8)

yang secara keseluruhan relief topografi didominasi oleh kelerengan landai-miring kearah selatan dengan kemiringan lapisan yang dominan landai.

Stratigrafi Pegunungan Selatan Jawa Barat yang disusun oleh Gafoer, dkk. (1992; dalam Martadiastuti, 2011) meyebutkan urutan stratigrafi dari tua kemuda yang menyusun daerah ini yaitu Formasi Jampang yang berumur Miosen Awal-Tengah, Formasi Bentang berumur Miosen Akhir, Formasi Beser yang berumur Miosen Akhir, Satuan Gunungapi Tua yang berumur Pliosen, Satuan Gunungapi Muda yang berumur Plistosen dan Endapan Aluvial yang berumur Holosen.

2.3. Geologi Lokal

Daerah Arinem yang merupakan dari busur magmatic Sunda (Sunda Arc) yang terletak di wilayah kepulauan Indonesia di sisi selatan dari Sundaland dan lempeng Eurasia. Batuan pada daerah Arinem ini termasuk ke dalam litologi Qyp. Dimana Qyp itu adalah satuan batuan gunungapi muda yang isinya berupa eflata dan lava aliran bersusunan Andesit-basalan berasal dari Gunung Papandayan.

Gambar 2.3. Lokasi Penelitian pada Peta Geologi

(9)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Lokasi Pengamatan 1

Gambar 3.1. Singkapan Lokasi Pengamatan 1

Lokasi pengamatan pertama berada di Desa Pakenjeng, Kecamatan Pamulihan, Garut, Jawa Barat. Pada lokasi ini terdapat singkapan yang kami simpulkan sebagai alterasi argilik. Hal ini dijumpai adanya mineralisasi berupa disseminated pyrite dan mineral oksida. Adanya mineral-mineral oksida ini menunjukkan bahwa pada daerah penelitian proses oksidasi berlangsung cukup intensif. Disebelahnya terdapat aliran air yang membentuk air terjun yang tersusun dari batuan vulkanik.

Singkapan ini terbentuk di lingkungan vulkanik dengan ciri morfologi yang terjal dan elevasi tinggi.

Gambar 3.2. Sampel Batuan Lokasi Pengamatan 1

Tabel 3.1. Data Pengamatan Lokasi 1

Koordinat 7°24’14,65’’S 107°41’10,03’’E

Elevasi 675,8 m

Panjang Singkapan 1 m

Warna Lapuk Coklat

Warna Segar Abu-abu

(10)

3.2. Lokasi Pengamatan 2

Gambar 3.3. Singkapan di Lokasi 2 dengan Pembanding

Lokasi pengamatan kedua berada di dalam area tambang PT Antam Tbk. Pada lokasi ini terdapat singkapan yang kami simpulkan sebagai alterasi argilik. Hal ini dijumpai adanya mineralisasi berupa disseminated pyrite dan mineral oksida berupa limonite. Adanya mineral-mineral oksida ini menunjukkan bahwa pada daerah penelitian proses oksidasi berlangsung cukup intensif.

Gambar 3.4. Sampel dari Singkapan Lokasi 2

Tabel 3.2. Data Pengamatan Lokasi 2

Koordinat 7°24’18,32’’S 107°41’1,37’’E

Elevasi 760,2 m

Panjang Singkapan 8,5 m

Warna Lapuk Coklat

Warna Segar Putih

3.3. Lokasi Pengamatan 3

Gambar 3.5. Singkapan di Lokasi Pengamatan 3

(11)

Lokasi pengamatan ketiga juga berada di dalam area tambang PT Antam Tbk. Pada lokasi ini terdapat singkapan yang kami simpulkan terdapat tiga alterasi yaitu alterasi argilik, advance argilik dan silika masif.

Gambar 3.6. Pembagian Terduga Alterasi di Singkapan Lokasi 3

Pada singkapan yang terduga zona argilik dijumpai adanya mineralisasi berupa disseminated pyrite dan mineral oksida berupa hematite. Adanya mineral-mineral oksida ini menunjukkan bahwa pada daerah penelitian proses oksidasi berlangsung cukup intensif. Tersusun dominan lempung karena banyak longsoran. Kandungan silika ada tetapi sedikit.

Pada singkapan yang terduga zona advance argilik dijumpai adanya mineralisasi berupa disseminated pyrite, sulfur, indikasi enargite yang teroksidasi, alunite dan mineral oksida berupa hematite.

Pada singkapan yang terduga zona silika masif memperlihatkan warna batuan cerah, dengan komposisi penyusun keras. Warna cerah dan batuan yang mempunyai tingkat kekerasan yang tinggi diakibatkan oleh adanya penambahan silika pada batuan. Terdapat pula tekstur vuggy silika.

Gambar 3.7. Sampel dari Singkapan Lokasi 3

Tabel 3.2. Data Pengamatan Lokasi 3

Koordinat 7°24’12,6’’S 107°41’1,78’’E

Elevasi 604,5 m

Panjang Singkapan 103,5 m

Warna Lapuk Coklat

Warna Segar Putih

Zona argilik Zona advance arglik

Zona silika masif

(12)

3.4. Metode Pemetaan dan Sampling

Metode pemetaan yang dilakukan pada penelitian yaitu metode pemetaan geologi secara langsung. Pemetaan geologi yang dilakukan adalah mencatat dan mengelola hasil pengamatan di lapangan, yang dapat dipakai membuat target berdasarkan konsep-konsep endapan bijih. Metode sampling yang dilakukan pada penelitian yaitu chip sampling. Chip sampling adalah salah satu metode sampling dengan cara mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu jalur (dengan lebar 15 cm) yang memotong zona mineralisasi dengan menggunakan palu atau pahat.

3.5. Eksplorasi Lanjutan

Eksplorasi lanjutan untuk endapan tipe high-sulfidation epithermal dapat melibatkan beberapa metode dan pendekatan. Endapan high- sulfidation epithermal umumnya terkait dengan sistem hidrotermal yang kompleks dan berkaitan dengan aktivitas vulkanik.

a) GEOKIMIA

Studi geokimia termasuk analisis unsur jejak dan isotop stabil dapat memberikan pemahaman lebih mendalam tentang sumber fluida hidrotermal, evolusi kimia, dan lingkungan geokimia yang berkaitan dengan endapan high-sulfidation epithermal. Analisis ini juga dapat membantu dalam menentukan zona target untuk pengeboran lebih lanjut.

b) Pengumpulan dan Analisis Sampel

Pengumpulan sampel batuan dan bahan hidrotermal seperti belerang, jarosit, dan mineral oksidasi lainnya dapat memberikan petunjuk tentang komposisi endapan dan zona mineralisasi. Analisis sampel menggunakan teknik seperti XRD (X-Ray Diffraction), ICP-MS (Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry), dapat memberikan informasi lebih rinci tentang mineralisasi dan kandungan logam yang ada.

(13)

BAB IV KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut :

1. Singkapan pada lokasi pengamatan 1 dan 2 disimpulkan sebagai alterasi argilik, karena cirinya seperti keterdapatan berupa mineralisasi berupa disseminated pyrite dan mineral oksida. Tersusun dominan lempung karena banyak longsoran.

2. Singkapan pada lokasi pengamatan 3 terbagi menjadi tiga alterasi yaitu alterasi argilik, advance argilik dan silika masif.

3. Eksplorasi lanjutannya yaitu berupa metode geokimia, pengumpulan dan analisis sampel.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Arif, A., Syafrizal, S., & Indriati, T. (2021). Karakteristik Mineralisasi Endapan Epitermal Pada Prospek Arinem Di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Jurnal Geomine, 8(3), 193.

Binsar, M. T. A., Aribowo, Y., & Widiarso, D. A. (2014). Geologi, Alterasi Hidrotermal dan Mineralisasi Daerah Ciurug dan Sekitarnya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Geological Engineering E- Journal, 6(2), 338-352.

Lestari, W., Ariyanti, N., Pandu, J., Saifuddin, F., Utama, W., Bahri, A. S., &

Wijaya, I. P. K. (2018). Studi kelayakan perangkap CO2 berdasarkan analisa fisik sedimen (studi kasus: formasi kabuh, cekungan Jawa Timur Utara).

IPTEK Journal of Proceedings Series, (2).

Rahmawati, S., Nugroho, H., Widiarso, D. A., & Verdiansyah, O. (2013).

Hubungan Kondisi Geologi terhadap Alterasi Hidrotermal dan Mineralisasi pada Endapan Epitermal Daerah Bunikasih, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Geological Engineering E-Journal, 5(2), 449-467.

Referensi

Dokumen terkait