LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM INTEGRASI DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
KELOMPOK 19
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO
2021
ii
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM INTEGRASI DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
“Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Dasar–Dasar Perlindungan Tanaman”
KELOMPOK 19
MAYANG SAHARI E32120110/Agb-2 ALDI MO’ODUTO E32120129/Agb-2 MOH FERGIAWAN E28120227/Agt-4
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dengan judul “Laporan Praktikum Dasra-Dasar Perlindungan Tanaman” laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah dasar- dasar perlindungan tanaman.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini, terutama kepada:
1. Dr. Hasriyanty, S.P. M.Si selaku dosen penanggung jawab praktikum mata kuliah dasar – dasar perlindungan tanaman
2. I Putu Suci Astawa selaku koordinator asisten penanggung jawab praktikum mata kuliah dasar – dasar perlindungan tanaman.
3. Muh. Syair selaku asisten penanggung jawab praktikum mata kuliah dasar – dasar perlindungan tanaman .
Akhir kata, Alhamdulillahi Rabbil Alamin semoga Allah SWT Memberikan imbalan yang setimpal atas kebaikan dan jasa-jasa mereka, serta tulisan ini mendapat ridho-Nya dan bermanfaat bagi semua pihak.
Palu, Desember 2021
Penyusun
iv
Judul : Laporan Lengkap Praktikum Integrasi Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Tujuan : Mengetahui Jenis, Gejala Serangan dan Pengendalian dari Hama dan Penyakit pada Tanaman
Kelompok : 19 (Cabai)
Nama Kelompok : 1. MAYANG SAHARI (E28120230) 2. ALDI MO’ODUTO (E32120245) 3. MOH FERGIAWAN (E32120224)
Fakultas : Pertanian Universitas : Tadulako
Palu, Desember 2021 Menegtahui
Menyetujui, Dosen Penanggung Jawab
Mata Kuliah Dasar –Dasar Perlindungan Tanaman
Dr. Hasriyanty, S.P. M.Si NIP.197210272000122001 Koordinator Asisten Penanggung Jawab
Mata Kuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
I Putu Suci Astawa E 281 17 209
Asisten Penanggung Jawab Mata Kuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Muh. Syair E 281 17 035
v DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Praktikum ... 2
BAB II. METODE PRAKTIKUM 2.1 Tempat dan Waktu ... 3
2.2 Alat dan Bahan ... 3
2.3 Cara Kerja ... 3
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Jenis Serangga Pada Perangkap Pitpal Trap ... 5
3.2 Jenis Serangga Pada Perangkap Yellow Trap ... 6
3.3 Jenis Serangga Pada Sampel Tanaman ... 9
3.4 Jenis Penyakit pada Sampel Tanaman ... 11
BAB IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 13
4.2 Saran ... 13 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENYUSUN
vi
DAFTAR TABEL
No Halaman
1 . Tabel Pengamatan Serangga pada Perangkap Pitpal Trap ... 5
2 . Tabel Pengamatan Serangga pada Perangkap Yellow Trap ... 6
3. Tabel Pengamatan Serangga pada Sampel Tanaman . . . 9
4.
Tabel Pengamatan Penyakit pada Sampel Tanaman ... 11I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Serangga merupakan hewan yang dominan di muka bumi, banyak yang bermanfaat bagi manusia, namun banyak juga yang merugikan atau merugikan manusia. Serangga ini menyerang berbagai tanaman yang berharga bagi manusia, termasuk penyakit perusak, pembunuhan, dan penularan ke tanaman. Serangga juga menyerang properti manusia, termasuk rumah dan makanan. Serangga dianggap hama jika kehadirannya mempengaruhi kesejahteraan manusia, estetika produk, atau penurunan hasil (ichbal dkk, 2018)
penyakit tanaman merupakan bagian dari perlindungan tanaman yang membahas tentang segala faktor yang dapat merusak tanaman. Kerusakan yang dimaksud disebabkan oleh aktivitas atau serangan organisme di dalam, di luar, atau di sekitar tubuh. Di dalam tubuh, biasanya dilakukan oleh organisme yang menginfeksi bagian tanaman seperti daun, batang dan akar. Tubuh yang merusak meliputi tahap jamur, bakteri, virus, serangga, ulat, dan dewasa. Dibawa ke luar tubuh oleh berbagai spesies organisme dari kelas-kelas di atas. Gangguan yang disebabkan oleh bagian-bagian di sekitar tanaman, seperti dampak persaingan dengan gulma terhadap asupan air, unsur hara, cahaya dan kebutuhan penting lainnya (Sutarman, 2017).
2
Maka dari itu dilakukan praktikum tentang serangga dan penyakit tanaman, dan sebagai informasi tentang serangga dan penyakit yang dapat mempengaruhi tanaman yang diidentifikasi, dan informasi tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman khususnya tanaman cabai.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Pengamatan serangga dan penyakit pada tanaman yaitu untuk mengetahui jenis, gejala serangan dan pengendalian dari hama dan penyakit pada tanaman
II. METODE PRAKTIKUM
2.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Integrasi Mata Kuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman dilaksanakan di Kebun Akademik, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako.
Dimulai pada tanggal 23 Oktober – 11 Desember 2021 pukul 07.30 WITA s/d selesai, dan praktikum ini dilaksanakan setiap hari sabtu.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu patok, kayu pagar, gunting dan sube. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tali, gelas pop ice, map snelhecter, styrofoam, lem tikus, paku tindis dan detergen.
2.3 Cara Kerja 2.3.1 Pitpal Trap
Cara kerja pada pengamatan Pitpal Trap yaitu terlebih dahulu dibuat air larutan detergen lalu dibuat lubang pada tanah sebesar gelas pop ice. Kemudian dimasukkan larutan detergen ke dalam gelas pop ice kira-kira ¼ bagian lalu dimasukkan gelas pop ice kedalam lubang yang telah disiapkan. Selanjutnya dibuat tutupnya yang terbuat dari sterofom dengan cara dipotong sterofom menjadi beberapa bagian lalu dipasang di atas gelas pop ice dan di sanggah menggunakan ranting pohon kecil. Kemudian setelah itu diamati setiap minggunya.
4 2.3.2 Yellow Trap
Cara kerja pada pengamatan Yellow Trap yaitu terlebih dahulu dipotong map menjadi dua bagian lalu dipasangnya pada kayu dengan menggunakan paku tindis. Selanjutnya diberikan lem tikus di kedua belah sisi map lalu kemudian kayu yang sudah terpasang Yellow Trap di tancapkan ke tanah. Kemudian setelah satu minggu, di amati serangga yang terperangkap pada Yellow Trap tersebut dan di buat laporan pengamatan setiap minggunya.
2.3.3 Sampel Tanaman
Cara kerja pada sampel tanaman yaitu terlebih dahulu ditentukan tanaman cabai yang akan dijadikan sampel lalu di pasang tali rafia yang diikatkan pada ranting pohon yang di tancapkan ke tanah.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Jenis Serangga Pada Perangkap Pitfall Trap
Adapun hasil pengamatan tentang serangga pada perangkap pitpal trap yaitu sebagai berikut
Tabel 1. Hasil Pengamatan Serangga pada Perangkap Pitpal Trap No Komodi
ti
Serangga Jenis Jum
lah
Gejala Serangan
Status Serangan
Gambar 1. Cabai
(Capsic um Annum
L.)
Jangkri k (Gryllus Bimaculat
us)
2 Menggigit dan memakan
batang muda hingga putus
Ringan
Pitfall Trap merupakan jenis perangkat yang cukup sederhana namun efektif dan sangat berguna untuk menangkap serangga. Metode pitfall trap merupakan metode penangkapan serangga dengan sistem perangkap. Dimana pitfall trap biasanya digunakan untuk menangkap dan memeriksa serangga penggali tanah, rayap, kumbang ataupun serangga-serangga lain yang berkeliaran ditanah
(Jaya dan Widayat, 2018)
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan diketahui bahwa pada tanaman cabai terdapat serangga yang terperangkap kedalam pitfall trap yaitu jangkrik, gejala serangan yang ditimbulkan adalah dia menggigit dan memakan batang muda hingga putus dan merusak daun hingga daun tanaman menjadi habis. Status serangan jangkrik ringan dan juga termasuk dalam hama kadang-kadang dimana dia hanya menyerang tanaman pada saat berumur dewasa.
6
Gejala serangan jangkrik yaitu dia menyerang daun cabai dimana hewan ini tidak terlalu banyak tetapi juga merusak daun hingga daun tanaman menjadi habis dan memakan batang muda. Adapun cara pengendaliannya yaitu menggunakan pestisida alami dengan melumatkan tubuh gangsir lalu mencampurnya dengan air dan menyemprotkannya di lahan tanam. Hama jangrik akan takut dengan bau cairan tersebut (Widiyastuti, 2015).
3.2 Jenis Serangga Pada Perangkap Yellow Trap
Adapun hasil pengamatan tentang serangga pada perangkap Yellow Trap yaitu sebagai berikut.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Serangga pada Perangkap Yellow Trap
No Komoditi Serangga
Jenis Juml ah
Gejala Serangan
Status serangan
Gambar 1. Cabai
(Capsicum Annum L.)
Lalat Buah
4 buah cabai akan terlihat
menguning dan busuk serta sedikit
basah
Berat
2 Kumba
ng Helm (Coccin
ella Arcuta)
6 Terdapat potongan daun bekas
gigitan
Ringan
3 Lalat
penggo rok daun
(L.
Huidob rensis)
3 Kematian atau gugur daun
sebelum waktunya
Berat
7
Yellow trap merupakan perangkap yang mampu menangkap hama capside paling tinggi dari pada warna lain. Perangkap yang paling banyak menarik serangga yaitu perangkap yang berwarna kuning. Ketertarikan serangga-serangga kepada warna kuning karena mempunyai panjang gelombang 4240-4910 A dan serangga memiliki kisaran panjang gelombang yang dapat diterima berkisar 2540-6000 A (Sihombing dkk, 2015).
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan diketahui bahwa pada tanaman cabai terdapat serangga yang terperangkap di yellow trap yaitu lalat buah, kumbang helm, dan lalat penggorok. Gejala serangan yang ditimbulkan oleh lalat buah yaitu Gejala serangan ditandai dengan tangkai buah cabai akan menguning dan buah busuk serta sedikit basah. Gejala serangan kumbang daun yaitu terdapat potongan daun bekas gigitan. Gejala serangan lalat penggorok daun yaitu mengakibatkan kematian atau gugur daun sebelum waktunya.
Lalat buah termasuk dalam kelompok hama yang menjadi hama utama berbagai jenis buah dan sayuran, bahkan organisme pengganggu tanaman (OPT).
lalat buah (Bactrocera spp.) merupakan salah satu hama utama tanaman hortikultura di seluruh dunia. Lalat buah biasanya menyerang buah yang mulai masak. Pengendalian lalat buah pada tanaman cabai dilakukan dengan pengelolaan kultur teknologi. Di sana, restorasi lahan bertujuan untuk mengetahui siklus hidup lalat buah sehingga wabah lalat buah dapat dikendalikan (Sahetapy dkk, 2019).
8
Kumbang Helm adalah salah satu serangga dari keluarga Kepik, Coleoptera.
Umumnya bentuk tubuhnya bulat dan panjang tubuhnya 810 mm. Kumbang helm memiliki sayap khas berwarna merah dengan berbagai garis dan bintik hitam. Jenis mulut ordo colepthera adalah mengunyah dan mengunyah. Kumbang helm termasuk dalam kondisi serangan ringan dan berperan sebagai predator tanaman.
Dari segi pengendalian, penggunaan musuh alami khususnya serangga predator merupakan salah satu alternatif strategi pengendalian hama yang sedang dikembangkan untuk meminimalkan penggunaan pestisida. Peran serangga predator dalam pengendalian hama biologis telah dipelajari dan berhasil diterapkan.
(Herlinda dkk, 2015).
Lalat penggorok daun merupakan insecta dari ordo diptera, hama ini termasuk dalam status serangan berat. Adapun cara pengendaliannya yaitu khususnya penggunaan insektisida diperkenankan jika populasi lalat penggorok daun sudah mencapai 15 larva atau daun. Namun, nilai ambang ekonomi masih belum pasti, lantaran penentuannya melibatkan poly faktor, termasuk jenis tumbuhan, varietas, dan nilai ekonominya (Baliadi, 2017).
9 3.3 Jenis Serangga Pada Tanaman
Adapun hasil pengamatan tentang serangga pada tanaman yaitu sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Pengamatan Jenis Serangga pada Tanaman N
o
Komoditi Serangga
Jenis Juml ah
Gejala Serangan
Status serangan
Gambar 1
.
Cabai (Capsicum Annum L.)
kutu daun
Daun yang diserang
akan mengkerut,
mengeritin g dan melingkar,
serta menyebabk
an pertumbuh an tanaman
terhambat dan tanaman menjadi kerdil.
Berat
Salah satu hama yang paling berbahaya bagi tanaman cabai adalah kutu daun.
Kutu daun bervariasi dalam warna tubuh, antara lain kuning, kuning kemerahan, hijau, hijau tua, kuning-hijau, dan hitam tua. Ada beberapa jenis kutu daun, antara lain kutu daun coklat (Toxoptera citricidus Kirk), kutu daun hitam (Toxoptera aurantii), dan kutu daun hijau (Myzuspersicae dan Aphisgossypii). Siklus hidup kutu daun dimulai dengan telur, nimfa dan dewasa. Telur menetas 3-4 hari setelah diletakkan di daun, kemudian menjadi nimfa, stadium nimfa berumur 14-18 hari, dan menjadi dewasa. Kutu daun dewasa mulai berkembang biak 5-6 hari setelah
10
lahir setelah beralih dari nimfa menjadi dewasa. Kutu imago dapat bertelur hingga 73 butir seumur hidup. Epidemi kutu biasanya dimulai dengan bagian bawah daun, kuncup tanaman, kuncup bunga, dan batang muda (Kurnianti, 2015).
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan diketahui bahwa pada tanaman cabai terdapat kutu daun, gejala serangan yang ditimbulkan pada daun yang diserang akan mengkerut, menggeriting dan melingkar serta menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Kutu daun tidak hanya menghisap sari makanan, tetapi juga berperan sebagai vektor penyebar virus
(Anggraini dkk, 2018).
Diketahui dapat mengendalikan hama tanaman (OPT), termasuk strain resisten, musuh alami, dan berbagai jenis pestisida tanaman yang aman bagi lingkungan dan konsumen. Sebuah alternatif yang aman untuk pestisida kimia adalah penggunaan minyak esensial sebagai bahan dalam produksi pestisida organik (Arfianto, 2016).
11 3.4 Jenis Penyakit Pada Tanaman
Adapun hasil pengamatan tentang serangga pada perangkap Yellow Trap yaitu sebagai berikut.
Table 4. Hasil Pengamatan Penyakit pada Tanaman
Penyakit bercak daun merupakan penyakit yang menyerang cabai. Penyakit bercak daun dapat menyerang daun, batang dan akar. Gejalanya adalah bintik-bintik coklat bulat yang bisa mencapai ukuran satu inci. Bagian tengah noda berwarna putih, karena noda mengering seiring waktu dan tertusuk. Bercak daun dapat menyerang tanaman muda hingga tua di persemaian. Penyakit bercak daun yang ditemukan di lapangan termasuk dalam kategori rendah, karena penyakit bercak daun hanya menyerang daun tua. Penyakit bercak daun genus Cercospora. Hal ini disebabkan oleh faktor budaya seperti jarak tanam yang terlalu rapat dan kualitas benih. Perawatan bagi petani termasuk penggunaan fungisida dan pupuk, dan kurangnya rotasi tanaman (Arsi dkk, 2020).
N o
Komoditi Penyakit
Jenis Penyakit
Gejala Penyakit Status Penyakit
Gambar 1
.
Cabai (Capsicum Annum L.)
Bercak Daun
Munculnya bercak kecil berbentuk bulat pada daun, dengan warna cokelat muda pada intinya dan warna cokelat tua pada bagian luar
lingkarannya.
Penyakit Utama
12
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan diketahui bahwa pada tanaman cabai terdapat bercak daun yang dimana gejala penyakitnya yaitu munculnya bercak kecil berbentuk bulat pada daun, dengan warna coklat muda pada intinya dan warna coklat tua pada luar lingkarannya.
Cara pengendaliannya adalah pengendalian secara kimiawi, penggunaan pestisida dan kultur teknis. Pestisida adalah semua bahan kimia atau mikroorganisme dan virus yang digunakan untuk mengendalikan hama atau penyakit tanaman yang merusak bagian tanaman, tanaman atau hasil pertanian, gulma, pertumbuhan yang tidak diinginkan, banjir hama dan/atau ternak. Budaya teknologi merupakan salah satu prinsip dalam penerapan pengendalian hama terpadu (PHT). Penerapan budaya teknologi dalam konsep PHT adalah mengelola lingkungan dengan memadukan teknik budidaya yang tepat untuk meningkatkan pengendalian hama dan penyakit. Teknologi pengelolaan lingkungan yang baik dapat mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal, mengurangi jumlah hama yang diakibatkan lingkungan yang tidak sesuai, dan merangsang fungsi agens dari hayati (Prihatiningrum, 2021).
III. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Pada pitfal trap terdapat serangga yang mengganggu tanaman cabai yaitu jangrik. Dimana jangkrik dapat menyebabkan terjadinya batang muda putus dan merusak daun hingga daun tanaman menjadi habis.
2. Pada yellow trap terdapat beberapa serangga yang menggangu tanaman cabai yaitu lalat buah, kumbanh helm, dan lalat penggorok. Dimana status serangannyalalat buah dan lalat penggorok yaitu berat sedangkan pada kumbang helm ringan tetapi bisa jadi menjadi berat.
3. Serangga pada sampel tanaman cabai yaitu kutu daun. Dimana status serangannya berat karena mengakibatkan daun mengkerut, menggeriting dan melingkar serta menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan menjadi kerdil.
4. Pada praktikum ini terdapat penyakit bercak daun pada tanaman cabai yang disebabkan oleh jamur Cercospora sp. Karena penyakit ini dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi petani.
4.2 Saran
Dalam praktikum delegrasi diharapkan mahasiswa harus lebih teliti dalam pengukuran sampel, melihat hama dan serangga apa saja yang terdapat pada yellow trap dan pitfall trap.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini KORI, Ketut Ayu Yuliadhi, & Dwi Widaningsih. 2018. Pengaruh Populasi Kutu Daun pada Tanaman Cabai Besar (Capsicum Annuum L.) terhadap Hasil Panen. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika Vol. 7, No. 1 (Halaman 113-121). Bali : Universitas Udayana
Arfianto fahruddin. 2016. Pengendalian Hama Kutu Daun Coklat Pada Tanaman Cabe Mengggunakan Pestisida Organik Ekstrak Serai Wangi. Jurnal anterior, Vol. 16 No. 1 (Halaman 57-66) Kaliamntan Tengah: Universitas Muhammadiyyah Palangkaraya
Arsi, dkk. 2020. Pengaruh Teknik Budidaya terhadap Serangan Penyakit pada Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) di Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Jurnal Planta Simbiosa Volume 2(2): 41-52 Baliadi, Y. 2017. Fluktuasi populasi lalat penggorok daun, liriomyza sp. Pada tanaman kedelai dikebun percobaan kendalpayak dan pengaruh serangannya terhadap pertumbuhan tanaman kedelai. Laporan Hasil Penelitian. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan Atau Umbi-Umbian, Malang
Cahyono, D. B., Ahmad, H. and Tolangara, A. R. 2018. ‘Hama pada Cabai Merah’, Techno: Jurnal Penelitian, 6(02), p. 18. doi: 10.33387/tk.v6i02.565.
Herlinda Siti, & Chandra Irsan. 2015. Pengendalian Hayati Pada Tumbuhan.
Palembang: Unsri Press
Ichbal Prastya, Citrawathi Dm, Sri Ratna Dewi Np. 2018. Nilai Palatabilitas Serangga Hama Bagi Kodok Buduk (Bufo Melanostictus) Serta Potensinya Dalam Mengendalikan Hama Serangga. Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha Vol. 5 No. 3 (halaman 146-155) Singaraja: Universitas Pendididkan Ganesha Jaya Adi Surya & Widayat. 2018. Pengaruh Umpan Terhadap Keefektifan Pitfall Trap Untuk Mendukung Praktikum Ekologi Hewan Di Laboratorium Ekologi FMIPA Unsyiah. Jurnal Bioleuser Vol. 2, No. 3 (halaman 72-77). Banda Aceh:Universitas Syiah Kuala
Kristiaga Zakeus Chandra Jaya, Sutoyo, & I Msde Indra Agastya. 2020.
Kelimpahan Serangga Musuh Alami dan Serangga Hama Pada Ekosistem Tanaman Cabai Merah (Capsicum Annum L.) Pada Fase Vegetatif di Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 20 (3) 230-236. doi: http://dx.doi.org/10.25181/jppt.v20i3.1715
Kurnianti, N. 2015. Kutu Daun dan Aphis Gossypii.
http://www.tanijogonegoro.com/2015/04/kutu-daun-aphis-gossypii.html.
Diakses Tanggal 17 desember 2021
Maryani, Y. & Wibawanti, R. 2015. Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman.
Ditjenbun. Jakarta.gu
Merta I ngurah mega, ni nengah darmiati, & I wayan supartha. 2017. Perkembangan Populasi dan Serangan Thrips parvispinus Karny (Thysanoptera: Thripidae) pada Fenologi Tanaman Cabai Besar di Tiga Ketinggian Tempat di Bali. E- Jurnal Agroekoteknologi Tropika ,Vol. 6, No. 4 (Halaman 414-422).
Bali:Universitas Udayana
Prihatiningrum Catur, Ahmad Fauzi Nafi’udin, & Muhammad Habibullah. 2021.
Identifikasi Teknik Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Cabai Di Desa Kebonlegi Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Jurnal Cemara, Vol. 18 No. 1 (Halaman 19-24) Magelang: Universitas Tidar
Sahetapy betty, Muhammad Riadh Uluputty, dan La Naibu. 2019. Identifikasi Lalat Buah (Bactrocera spp.) Asal Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) dan Belimbing (Averrhoa carambola L.) Di Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Agrikultura, 30 (2): 63-74 ISSN 0853-2885
Sihombing, S. W,Y. pengestiningsih dan M. U. Tarigan. 2015. Pengaruh perangkap warna berperekat terhadap hama capside (cyrtoperltis tenuis reut) (hemiptera : miridae) pada tanaman tembakau (nicotiana tobacum L). online agrteknologi, 1(14) : 1352-1360.
Sutarman, 2017. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tanaman. Sidoarjo:Umsida Press Widiyastuti dewi amelia. 2015. Pengetahuan Dan Sikap Petani Terhadap Hama
Cabai Rawit Hiyung. Prodi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Hasnur. Agrisains: Jurnal Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Hasnur Volume 01, Nomor 2 (Halaman 63-70)
LAMPIRAN
Nama : Aldi Mo’oduto Stambuk : E 321 20 129
TTL : Bolano, 26 Juni 2002 Alamat : Jl. Tanjung Manimbaya E-mail : [email protected] Nama : Mayang Sahari
Stambuk : E 321 20 110
TTL : Palu, 08 September 2001 Alamat : JL. Tanjung Manimbaya
E-mail : [email protected]
BIODATA PENYUSUN
Nama : Moh. Fergiawan Stambuk : E 281 20 227
TTL : Nupabomba, 04 Februari 2002 Alamat : Jl. Trans Sulawesi (Kinta) E-mail : [email protected]