• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN MINI/SEMI PROJECT CITIZEN Pancasila Baru 1

N/A
N/A
150@Putri Nabila Nauli Maharani

Academic year: 2024

Membagikan " LAPORAN MINI/SEMI PROJECT CITIZEN Pancasila Baru 1"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN MINI/SEMI PROJECT CITIZEN PANCASILA

Dosen Pengampu : Rahmattullah Harianja, ST.Par,.MM.Par.

Kelas : R14 Pancasila Kelompok 6 :

1. Muhammad Thoriq (121430003)

2. Widya Carissa Azalia P (121430036)

3. Ummi Fathonah (121430037)

4. Desy Fitri Ani (121430064)

5. Santi Aji Nurhasanah Rambe (121430069)

6. Zahra Faiqoh (121430093)

7. Meytri Widya Pangastuti (121430100)

8. Aurelia Gratia P (121430127)

9. Fadilah Salsabilla (121430129)

10. Siti Khadijah Indra (121430133)

11. Putri Nabila Nauli Maharani (121430150)

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA LAMPUNG SELATAN

(2)

2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Project Citizen ini sebagai hasil dari kerja keras dan kolaborasi tim kami. Melalui laporan ini, kami ingin memperkenalkan proyek kami yang telah dilakukan dengan tujuan untuk Meningkatkan kesadaran masyarakat kampus tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan bebas dari perilaku bullying. Kami berharap laporan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai proyek kami, termasuk tujuan, metode yang digunakan, hasil yang dicapai, serta kendala dan solusi yang kami hadapi selama pelaksanaan proyek. Kami juga ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan proyek ini.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menjadi inspirasi bagi proyek-proyek serupa di masa depan.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang seluas-luasnya dari pembaca agar hasil laporan praktikum ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap informasi yang terdapat dalam laporan praktikum dapat bermanfaat untuk kelompok kami khususnya, dan pembaca.

Kelompok 06 Lampung Selatan,

22 Mei 2023

(3)

DAFTAR ISI

BAB I... 4

KAJIAN MASALAH...4

1.1. Pendahuluan...4

1.2. Latar Belakang...4

1. Dampak Psikologis dan Emosional...5

2. Pengaruh Pada Prestasi Akademik...5

3. Lingkungan Kampus...5

4. Isu Kesetaraan dan Diversitas...5

BAB II... 6

PENILAIAN KEBIJAKAN ALTERNATIF...6

BAB III... 8

PENGEMBANGAN DAN KEBIJAKAN PERMASALAHAN...8

3.1 Dampak Perilaku Perundungan (Bully)...8

3.2 Faktor Penyebab Perilaku Perundungan...8

3.3 Solusi Terhadap Perilaku Perundungan...8

BAB IV... 9

MENGEMBANGKAN RENCANA TINDAKAN...9

BAB V... 11

KESIMPULAN DAN SARAN...11

5.1 Kesimpulan...11

5.2 Saran...11

REFERENSI...13

BAB I

KAJIAN MASALAH

(4)

1.1. Pendahuluan

Perundungan atau bully sering kali dianggap enteng dan dianggap sebagai sesuatu yang umum. Namun, kenyataannya, insiden bully yang melibatkan kekerasan fisik telah menimbulkan banyak korban. Di Indonesia, kasus perundungan di lingkungan sekolah sudah menjadi masalah yang meresahkan, terjadi di semua tingkatan pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Menurut KPAI, kasus perundungan saat ini menjadi pengaduan masyarakat yang paling banyak. Dari tahun 2011 hingga Agustus 2014, KPAI mencatat adanya 369 pengaduan terkait kasus kekerasan, dan dari jumlah tersebut, 82 di antaranya berakhir dengan kematian[CITATION Ety \l 1033 ].

Dalam banyak situasi, perundungan terjadi karena korban dianggap sebagai individu yang lemah, menunjukkan kualitas psikis dan fisik yang membuat mereka menjadi target. Para korban perundungan sering mengalami isolasi dan kurang mendapatkan dukungan, mengakibatkan mereka merasakan ketakutan, kecemasan, penurunan prestasi akademik, kurangnya rasa percaya diri, dan bahkan sebagian dari mereka memilih untuk melakukan tindakan bunuh diri[ CITATION Nun15 \l 1033 ]. Kondisi ini menggambarkan ciri-ciri perundungan sebagai bentuk ketidakseimbangan kekuatan yang terjadi dalam suatu periode tertentu antara dua individu, dua kelompok, atau suatu kelompok dan seseorang di mana salah satu pihak yang memiliki kekuatan lebih akan menakut- nakuti atau melemahkan yang lain. Tindakan tersebut dilakukan dengan sengaja dan disadari, melibatkan perkataan, tindakan fisik, atau hubungan sosial yang memberikan kepuasan bagi pelaku, sementara menyebabkan penderitaan dan kesedihan pada anak lain. Tindakan atau keinginan untuk menyakiti korban dilakukan secara berulang-ulang.

Penyebab terbesar yang menjadi faktor seseorang mendapatkan sebuah perundungan akibat dari perasaan, tingkah laku maupun perkataan yang mungkin dianggap sebagai candaan belaka tetapi menjadi hal serius bagi korban. Banyak upaya yang dilakukan dalam mengatasi terjadinya perlakuan bullying seperti membawa korban kepada konselor dan pelaku ditindaklanjut oleh pihak komisi disiplin. Pada perguruan tinggi, banyak bentuk bullying yang terjadi seperti dalam bentuk verbal, fisik, social sampai cyberbullying. Penerapan ilmu dasar mengenai etika serta sopan santu harus ditekankan lebih keras pada perguruan tinggi karena peluang terbesar terjadinya kejadian bullying sangat besar pada jenjang pendidikan ini. Semakin dewasa seorang pelajar maka akan semakin berkembang dan terbuka luas sudut pandang mereka dalam memahami sesuatu., sama halnya pada kejadian pembullyan. Pelaku pembullyan tidak akan memikirkan bagaimana kondisi yang akan terjadi pada korban jika mereka melakukan perundungan tersebut, apalagi sampai dengan tindakan fisik. Pelaku pembullyan tak jarang adalah teman terdekat bahkan orang yang kita kenal.

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai tindakan pembullyan khusunya di perguruan tinggi, akan dibahas pada mini project citizen ini yang berfokus pada khasus bullying.

1.2. Latar Belakang

Tingginya kasus bully pada tingkat perguruan tinggi menjadi perhatian banyak pihak. Hal ini biasanya sering terjadi ketika kegiatan ospek maupun kegiatan pembelajaran. Salah satu contoh kasus terakhir yang menjadi perhatian publik adalah kasus pemukulan mahasiswa UBL (Universitas Bandar Lampung) pada 29 September 2023 di area kampus. Berdasarkan data yang didapatkan dari

(5)

kesaksian Ketua Komnas PA Bandar Lampung, beliau mengatakan terdapat peningkatan kasus bully setiap tahunnya. Untuk 2022 sendiri, sudah tercatat 43 kasus kekerasan pada remaja khususnya mahasiswa. Selain itu, KPAI mencatat beberapa kasus bully yang terjadi pada tingkat atas sering terjadi karena motif kesalahpahaman dan status sosial[ CITATION Sar20 \l 1033 ].

Dampak dari bully sendiri sangat dirasakan dan perlu adanya tindakan agar perlakuan seperti ini dapat dikurangi. Pada hasil penelitian 2017, menunjukan bahwa kasus bullying berupa verbal atau dilakukan oleh pelaku dengan mengeluarkan perkataan yang menyakiti perasaan korban baik secara langsung maupun lewat platform sosial media demi menyalurkan kepuasan untuk menyerang korban. Oleh karena itu, dari segi psikis sang korban mengakibatkan timbulnya trauma untuk bersosialisasi dengan lingkungan. Jenis bullying yang sering ditemukan berupa bentuk verbal dan non verbal. Selain karena status sosial, ekonomi serta kepuasan dari lingkungan sekitar menjadi faktor terbesar dalam kasus bullying. Lontaran kalimat kasar serta tindakan kekerasan yang dilakukan merupakan hal yang sering kali terjadi pada kasus bullying, terutama di tingkat pendidikan perguruan tinggi.

Oleh sebab itu, penelitian ini dapat memberikan informasi kepada seluruh pelajar dari semua tingkat pendidikan serta masyarakat luas untuk pentingnya mengetahui dalam bentuk perlakuan apa saja yang tergolong dalam tindakan bullying, sehingga jika hal tersebut kita jumpai di lingkungan sekitar, bisa langsung ditindak lebih lanjut. Kami memilih kasus bullying untuk dijadikan penelitian dikarenakan hal berikut:

1. Dampak Psikologis dan Emosional

Bullying memiliki dampak yang serius terhadap psikologis dan emosional korban karena merasa diancam dan tidak nyaman. Dampak yang sering terlihat akibat perundungan ini seperti turunnya kepercayaan diri, stress, depresi sampai resiko terkenanya kesehatan mental yang serius.

2. Pengaruh Pada Prestasi Akademik

Rasa takut dan terancam menjadi faktor pengaruh dalam kegiatan akademik korban.

Perasaan cemas dan sensitif dengan lingkungan sekitar muncul sehingga menghambat kemampuan belajar dan potensi akademik.

3. Lingkungan Kampus

Dengan adanya tindakan bullying menciptakan suasana kampus yang tidak sehat.

Diakibatkan adanya kekerasan bahkan intimidasi yang kurang disorot sampa tidak bisa diatasi, menciptakan lingkungan yang tidak aman dan kurang mendukung dalam kegiatan akademik

4. Isu Kesetaraan dan Diversitas

Adanya perbedaan dalam memahami individu seperti ras, gender dan latar belakang lainnya menjadi pemicu adanya bullying karena mereka tidak memiliki persamaan. Pemicu tersebut menjadi fenomena yang kerap dijadikan bahan bullying.

(6)

5. Pelaku Merupakan Orang Terdekat

Tak jarang pelaku yang melakukan tindak pembullyan merupakan orang yang dikenal bahkan orang terdekat. Alasan terbesar mereka melakukan hal itu akibat kebiasaan, minioritas serta sastra sosial yang korban miliki. Salah satu contoh adalah ketika seorang mahasiswa dari luar daerah dan berpenampilan berbeda dengan mahasiswa dari dalam daerah. Hal seperti itu bisa menjadi pemicu terjadinya kasus bullying.

Dari faktor diatas, kami ingin meneliti dan mencari solusi terbaik darri berbagai aspek khususnya pada tim ahli di lingkungan perkuliahan dan diharapkan dari hasil penelitian ini bisa menjadi jalan terbuka agar solusi yang diberikan dapat meringankan dan mengurangi beban psikis pada korban bully dan lebih terarah dalam mengatasi kasus ini. Selain itu agar lebih meningkatkan kesadara para mahasiswa agar tidak melakukan kegiatan bullying karena akan memberika dampak besar bagi korban bahkan lingkungan sekitarnya.

BAB II

PENILAIAN KEBIJAKAN ALTERNATIF

Meningkatnya suatu pengaduan korban kejahatan bullying di Indonesia perlu adanya suatu komitmen atau peraturan sehingga akan terbentuk rasa tanggung jawab yang telah dilakukan pada korban. Permasalahan ini harus dicegah dan diberikan suatu kebijakan untuk meminimalisir tindak pidana kejahatan bullying. Kebijakan hukum pidana dilakukan upaya penal dan non penal yang

(7)

memiliki sifat represif dan preventif dan untuk sebagai perlindungan hukum bagi anak sebagai korban kasus bullying[ CITATION Ayu22 \l 1033 ]. Dibawah ini adalah hasil beberapa contoh alternatif kebijakan yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah terjadinya kasus bullying di lingkungan pendidikan seperti di kampus:

1. Menerapkan dan melaksanakan adanya peraturan yang berlaku seperti Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronika (UU-ITE). Undang-undang ini harus diberikan secara adil bagi yang melanggar dengan melakukan tindak pidana penghinaan melalui media elektronika dengan Pasal 310, Pasal 311 dan Pasal 315 KUHP. Penegasan pada undang- undang yang berlaku harus diberikan dengan sesuai apa yang telah dilakukan oleh tersangka seperti menulis bullying di media sosial, mulai dari kolom komentar atau direct message [ CITATION Afr22 \l 1033 ].

2. Menciptakan lingkungan sekolah yang patuh terhadap peraturan, hal ini perlu adanya untuk menciptakan suatu pendekatan kepada siswa atau mahasiswa di lingkungan pendidikan. Hal ini tentu akan merubah sikap rasa angkuh dan dapat meningkatkan suatu skill yang dimiliki mahasiswa maupun siswa. Sehingga akan terhindar dari bullying yang terjadi di dunia pendidikan. Peraturan di lingkungan kelas harus ditaati oleh dosen, guru, mahasiswa, siswa dan pengurus yang terlibat pada kampus sehingga dapat mengembangkan suatu solusi yang mengalami masalah problematik [ CITATION Isw17 \l 1033 ].

3. Memberikan edukasi dan sikap inisiatif terhadap sesama makhluk sosial, memberikan pemaparan materi terkait kasus bullying merupakan hal baik dalam pencegahan sehingga dapat mengupayakan pengurangan kasus bullying di Indonesia. Memberikan edukasi terhadap anak dapat diberikan dengan pemaparan video sehingga menarik dan dapat diterapkan pada lingkungan sekolah atau di dunia kampus. Menanamkan rasa inisiatif terhadap sesama dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan terhindar dari kasus bullying. Seperti bermain bersama dan sharing terhadap pembelajaran bersama akan menumbuhkan rasa empati terhadap sesama makhluk sosial [ CITATION Din \l 1033 ].

4. Mengembangkan suatu program anti-bullying di media sosial, menciptakan suatu video cinematherapy bullying bagi anak-anak. Media merupakan perantara yang digunakan sebagai alat untuk menyampaikan atau memberikan inspirasi pandangan dan pendapat sehingga dapat sampai kepada penerima. Manfaat dari cinematheraphy yaitu memiliki makna yang jelas dan tidak mudah dilupakan karena memiliki indera pendengaran dan penglihatan secara visual dan audio. Hal ini tentu dapat membentuk suatu perilaku seseorang dalam suatu kondisi dimanapun.

5. Edukasi kepada orang tua terkait bullying memberikan suatu edukasi kepada orangtua sebagai pedoman saat berada dilingkungan rumah, hal ini dapat membantu perkembangan anak dalam mental health, karena orangtua harus memiliki rasa tanggung jawab dalam memberikan informasi kepada anak.

(8)

6. Kerjasama dengan Lembaga KPAI kegiatan ini dapat memberikan peran yang positif bagi anak-anak serta melindungi, menjamin setiap kehidupan anak-anak di Indonesia dengan menyebarluaskan informasi dan edukasi kepada masyarakat dari berbagai aspek seperti sosial, budaya, pendidikan, agama dan kesehatan anak Indonesia [ CITATION Sum21 \l 1033 ].

7. Memberikan dukungan Psikologis dan Sosial memberikan suatu pelayanan dengan menciptakan layanan informasi dengan e-komik anti bullying sehingga informasi yang didapat memudahkan bagi pembaca dan menciptakan suatu gambaran yang menarik karena segala sesuatu dapat diakses dengan mudah dalam bentuk e-komik. selain itu dibutuhkan adanya dukungan dari seseorang psikologis yang ahli dalam memahami suatu perasaan dan emosi yang dihadapi oleh anak [ CITATION Sum21 \l 1033 ].

BAB III

PENGEMBANGAN DAN KEBIJAKAN PERMASALAHAN

3.1 Dampak Perilaku Perundungan (Bully)

Perundungan atau bullying merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang terhadap orang lain yang lebih lemah. Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk mulai

(9)

dari fisik hingga verbal yang bertujuan untuk merendahkan, menyakiti, ataupun mengintimidasi seseorang.

Dampak nyata yang diakibatkan oleh perilaku perundungan (bully) yaitu dalam segi psikologis, korban perundungan akan merasa depresi, stress dan kecemasan. dalam segi sosial, korban perundungan akan mengalami kesulitan saat bersosialisasi dengan masyarakat. dan dalam segi akademis, akan terjadi penurunan kualitas ataupun kinerja dari korban bullying akibat rasa depresi dan putus asa.[ CITATION Vis21 \l 1033 ]

3.2 Faktor Penyebab Perilaku Perundungan

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi individu atau kelompok dalam melakukan tindakan perundungan, yakni faktor psikologi seperti kurangnya rasa empati kepada sesama, ketidakmampuan dalam mengelola emosi. Selain itu faktor lain yang turut berperan ialah faktor lingkungan seperti lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan/sosial. [ CITATION Rid21 \l 1033 ]

3.3 Solusi Terhadap Perilaku Perundungan

Berdasarkan penjelasan masalah yang dibahas, diperoleh solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mengatasi perilaku perundungan (bully) khususnya di wilayah kampus Institut Teknologi Sumatera. Adapun solusi yang diberikan sebagai berikut:[ CITATION Nur20 \l 1033 ] [ CITATION Fer19 \l 1033 ]

● Mengadakan sosialisasi terkait perilaku perundungan yang melibatkan mahasiswa dan segenap Sivitas Akademika untuk ikut berpartisipasi menciptakan lingkungan perkuliahan anti-perundungan.

● Menyelenggarakan program pelatihan dan pendidikan karakter di lingkungan kampus, guna meningkatkan pemahaman terhadap makna perilaku perundungan, dampak yang akan diterima serta cara mencegah tindakan bullying.

● Mengadakan layanan bimbingan bagi korban maupun pelaku perundungan, dengan harapan agar korban dapat terbantu dalam mengatasi trauma yang dirasakan selama mendapat perilaku buruk di lingkungan kampus serta dapat melakukan pembinaan kepada pelaku perundungan agar memperbaiki perilaku, meningkatkan rasa empati terhadap orang lain, pengaturan emosional, serta pemberian sanksi.

● Pembentukan komite disiplin mahasiswa, yang melibatkan orang tua. harapannya yaitu agar orang tua dapat lebih memperhatikan kesehatan mental anak-anak sebagai upaya

pencegahan perundungan.

BAB IV

MENGEMBANGKAN RENCANA TINDAKAN

Untuk menghadapi permasalahan tindak bully, masyarakat di sekitar lingkungan kampus dapat merancang tindakan yang kuat agar dapat mempengaruhi masyarakat lainnya untuk dapat menerima dan menjalankan kebijakan yang didukung oleh kelompok dalam upaya menghilangkan tindakan bully. Berikut langkah yang dapat dilakukan :

(10)

1. Membentuk Kelompok Anti-Bullying. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi staf dan mahasiswa yang bersedia menjadi bagian dari tim-bullying. Kita dapat mensosialisasikan peran tim dan cara melaporkan insiden kepada seluruh komunitas kampus.

2. Melakukan Pelatihan Kesadaran Emosional. Kita mengadakan sesi pelatihan kesadaran emosional untuk membantu anggota kampus dalam mengelola emosi mereka dan mengembangkan empati terhadap orang lain

3. Edukasi Secara Terus-Menerus. Menawarkan program edukasi terus-menerus kepada staf dan mahasiswa tentang cara mencegah dan mengatasi perilaku bully. Selain itu, kita dapat melibatkan sesi pelatihan untuk memberikan wawasan dan strategi yang lebih mendalam.

4. Pemantauan dan Evaluasi. Membentuk komite pemantauan untuk memantau efektivitas rencana tindakan dan melakukan evaluasi secara berkala untuk dapat memperbarui rencana tindakan berdasarkan temuan dan umpan balik.

5. Kegiatan Penguatan Komunitas. Fasilitas kegiatan atau proyek yang dapat membangun rasa kebersamaan dan solidaritas di antara anggota kampus, untuk dapat memperkuat ikatan sosial kita dapat berkaloborasi dengan kelompok mahasiswa atau anggota kampus lainnya.

6. Memberikan Sistem Pelaporan yang Terbuka. Implementasikan sistem laporan yang mudah diakses dan aman untuk melaporkan insiden bully, kita juga harus memastikan kerahasiaan dan perlindungan bagi pelapor yang sedang melakukan konseling.

7. Kampanye Anti-Bullying. Membuat kampanye anti-bullying dengan melibatkan seluruh komunitas kampus, kita dapat menggunakan poster, acara sosial, dan media sosial untuk mempromosikan pesan positif.

Dengan menggabungkan berbagai strategi ini, masyarakat di sekitar lingkungan kampus dapat berperan aktif dalam mempengaruhi masyarakat lainnya untuk dapat menerima kebijakan yang didukung oleh kelompok dalam upaya membasmi tindakkan bully di Indonesia, khususnya di sekitar wilayah Pendidikan [ CITATION Yuy18 \l 1033 ]. Konsistensi dan ketekunan dalam upaya tersebut sangat penting, karena perubahan yang signifikan membutuhkan waktu dan kesinambungan dalam tindakan kita.

(11)
(12)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Bullying merupakan permasalahan umum di Indonesia yang menimpa siswa mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Penindas sering kali menargetkan individu muda, menyebabkan tekanan psikologis dan fisik.

Mereka seringkali kekurangan dukungan, dorongan, dan prestasi akademis, sehingga menyebabkan tindakan merugikan diri sendiri dan kurangnya harga diri. Penindasan sangat umum terjadi di sekolah menengah, dengan 43 kasus dilaporkan pada tahun 2022. Penindasan dapat bersifat verbal atau non-verbal, dan faktor-faktor seperti status sosial, status ekonomi, dan lingkungan sekolah memainkan peran penting dalam penindasan.Penindasan dapat menyebabkan tekanan psikologis dan emosional, seperti stres, depresi, dan masalah kesehatan mental. Hal ini juga mempengaruhi kinerja akademis, karena penindasan dapat menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat, menghalangi pembelajaran dan potensi akademik. Hal ini juga menciptakan lingkungan yang bermusuhan dan beragam, menyebabkan siswa merasa terisolasi dan tidak didukung.perundungan (bullying) merupakan masalah yang signifikan di Indonesia, yang menimpa siswa dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Mengatasi penindasan sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan lingkungan yang sehat bagi siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan di atas , terdapat beberapa saran yang dapat diusulkan untuk mengatasi permasalahan penindasan yang ada di Indonesia. Berikut adalah beberapa saran yang dapat dipertimbangkan:

1. Menerapkan peraturan yang berlaku, seperti Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronika (UU-ITE), secara adil bagi pelanggar dengan melakukan tindak pidana penghinaan melalui media elektronika.

2. Menciptakan lingkungan sekolah yang patuh terhadap peraturan, dengan melibatkan pendekatan kepada siswa atau mahasiswa di lingkungan pendidikan.

3. Memberikan edukasi dan sikap inisiatif terhadap sesama makhluk sosial, dengan memberikan pemaparan materi terkait kasus bullying untuk mencegah kasus bullying di Indonesia.

4. Mengembangkan program anti-bullying di media sosial, seperti menciptakan video cinematherapy bullying bagi anak-anak.

5. Memberikan edukasi kepada orang tua terkait bullying, sebagai pedoman saat berada di lingkungan rumah, untuk membantu perkembangan anak dalam kesehatan mental.

6. Melakukan kerjasama dengan Lembaga KPAI untuk menyebarluaskan informasi dan edukasi kepada masyarakat dari berbagai aspek seperti sosial, budaya, pendidikan, agama, dan kesehatan anak Indonesia.

(13)

7. Memberikan dukungan psikologis dan sosial, dengan menciptakan layanan informasi dengan e-komik anti-bullying dan dukungan dari psikologis yang ahli dalam memahami perasaan dan emosi yang dihadapi oleh anak.

Dengan menerapkan saran-saran tersebut, diharapkan dapat membantu dalam mengatasi permasalahan penindasan (bullying) yang ada di Indonesia, khususnya yang menimpa siswa dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih sehat dan aman bagi semua pelajar.

(14)

REFERENSI

[1] E. Nurhayaty, "Pengenalan Bulliying dan Dampaknya Pada Pelaku dan Korban," Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, vol. 3, no. 2, pp. 173-179, 2020.

[2] S. S. M. Nunuk Sulisrudatin, "KASUS BULLYING DALAM KALANGAN PELAJAR (SUATU TINJAUAN KRIMINOLOGI)," Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma, vol. 5, no. 2, pp. 10-15, 2015.

[3] R. Saraswati and . V. Hadiyono, "Pencegahan Perundungan/Bullying di Institusi Pendidikan:

Pendekatan Norma Hukum dan Perubahan Perilaku," JURNAL HUKUM POLITIK DAN KEKUASAAN, vol. 1, no. 1, 2020.

[4] A. W. Rachm, "UPAYA PENCEGAHAN BULLYING DI LINGKUP SEKOLAH," Jurnal Hukum dan Pembangunan Ekonomi, pp. Hal 241-257, 2022.

[5] W. R. K. S. Afra Yasmin, "Pelaksanaan Edukasi Bullying Sebagai Upaya Pencegahan Perilaku Bullying pada Kalangan Siswa Sekolah Dasar," Jurnal Bina Desa, vol. Volume 3 No 4, pp. 383-387, 2022.

[6] I. Khasanah, "Program sahabat sebagai salah satu program alternatif penanganan Bullying pada anak usia dini," Jurnal Pendidikan Anak, vol. Volume 2, pp. 364-370, 2017.

[7] D. S. A. Lestari, "PENGEMBANGAN VIDEO CINEMATHERAPY BULLYING BAGI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 2 GEDANGAN," pp. 374-381.

[8] J. E. ,. H. M. Sumangat Salomo Sidauruk, "KEBIJAKAN HUKUM PIDANA SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR TINDAK PIDANA BULLYING DI MEDIA ELEKTRONIK," Jurnal Magister Hukum Program Pascasarjana Universitas HKBP Nommensen, vol. Volume 2 No 2, pp. 232- 241, 2021.

[9] S. A. Visty, "Dampak Bullying Terhadap Perilaku Remaja Masa Kini," Jurnal Intervensi Sosial dan Pembangunan (JISP), vol. 2, no. 1, pp. 50-58, 2021.

[10] R. S. Rizal, "Bentuk dan Faktor Perundungan Pada Siswa SMP," Jurnal Ilmiah Psikologi, vol.

9, no. 1, pp. 129-136, 2021.

[11] C. F. D. N. S. S. S. Nur Dafiq, "Upaya Edukasi Pencegahan Bullying Pada Ssiswa Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Manggarai NTT," Jurnal Pengabdian Masyarakat, vol. 3, no. 3, pp. 120-129, 2020.

[12] F. M. Firdaus, "Upaya Mengatasi Bullying di Sekolah Dasar dengan Mensinergikan Program Sekolah dan Parenting Program Melalui Whole-School Approach," Jurnal Pendidikan

Sekolah Dasar, vol. 2, no. 2, pp. 49-60, 2019.

[13] Yuyarti, "Mengatasi masalah Bullying Melalui Pendidikan Karakter," Jurnal Kreatif 9 , pp. 52- 57, 2018.

(15)

Lampiran

(16)

Tabel Kerja A. Laporan

Nama Tugas

Cover + BAB 1: Menjelaskan Masalah Putri Nabila Nauli Maharani 2. BAB 2: Menilai Kebijakan Alternatif

yang DiSarankan untuk Memecahkan Masalah.

Siti Khadijah Indra

3. BAB 3: Mengembangkan Kebijakan

Publik Kelompok = WIDYA Widya Carissa Azalia P 4. BAB 4: Mengembangkan Rencana

Tindakan

Aurelia Gratia P 5. BAB 5 : Kesimpulan dan Saran Desy Fitri Ani

B. PPT

Nama Tugas

1. BAB 1 Fadilah Salsabilla

2. Ummi = BAB 2 Ummi Fathonah

3. Torik = COVER, PENGEDITAN PPT DAN DWLND NYA BESERTA MERAPIHKAN

Muhammad Thoriq

4. Zahra = BAB 3 Zahra Faiqoh

5. Meytri = BAB 4 Meytri Widya Pangastuti

Referensi

Dokumen terkait