• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN OBSERVASI PROFESI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH “INSTRUKTUR KUE & ROTI DI NAGARI VII KOTO TALAGO”

N/A
N/A
Riri Novrianti

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN OBSERVASI PROFESI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH “INSTRUKTUR KUE & ROTI DI NAGARI VII KOTO TALAGO”"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN OBSERVASI

PROFESI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

“INSTRUKTUR KUE & ROTI DI NAGARI VII KOTO TALAGO”

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Jamaris, M.Pd

Dr. Irmawita, M.Si

Disusun Oleh : Nama : Riri Novrianti

NIM : 19005036

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020

(2)

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Instruktur adalah seseorang yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak secara penuh untuk melaksanakan kegiatan pelatihan dan pembelajaran kepada peserta pelatihan di bidang atau kejuruan tertentu. Instruktur adalah orang yang bertugas mengajarkan sesuatu dan sekaligus memberikan latihan dan bimbingannya; pengajar; pelatih;

pengasuh.

Dalam kegiatan pembelajarannya seorang instruktur harus dapat menumbuhkan semangat peserta didiknya dalam melakukan pembelajaran dengan memberikan motivasi.

Motivasi merupakan suatu upaya untuk menumbuhkan dorongan yang paling berpengaruh terhadap perilaku seseorang.Motivasi penting bagi seseorang terutama dalam melakukan proses pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan keinginan belajar.

Maka dari itu instruktur harus melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik atau tenaga profesional yang bertugas dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.

Usaha instruktur begitu komplek di dalam proses belajar mengajar, dalam usahanya untuk mengantarkan warga belajarnya ke taraf yang dicita-citakan. Salah satu peran instuktur adalah mendidik. Mendidik adalah suatu usaha memanusiakan manusia. Proses pembelajaran tidak terlepas dari usaha instruktur dalam memberikan pengarahan, motivasi dan peningkatan kualitas pembelajaran peserta didik.

Kegiatan memasak kue dan roti yang dilakukan di Kecamatan Guguak Nagari VII Koto Talago dilator belakangi oleh minat para wanita/ibuk-ibuk usia produktif sehingga dari kenagarian mengusulkan proposal untuk kegiatan tersebut kepada Lembaga BLK Kota Payakumbuh. Sehingga setelah di acc oleh pihak BLK maka mereka mengirimkan instruktur untuk membimbing kegiatan tersebut. Instruktur ini bertugas untuk membelajarkan ibuk-ibuk tersebut tentang memasak kue dan roti

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan kepada ibuk-ibuk untuk dapat membuat kue dan roti sehingga keterampilan tersebut dapat mereka gunakan untuk membuka usaha atau untuk mendatangkan pemasukan. Sehingga kegiatan ini seorang

(3)

instruktur harus bisa menghendel berbagai kendala yang dihadapi dalam membelajarkan warga belajarnya.

Alasan saya melakukan observasi profesi instruktur ini dilatar belakangi oleh wilayah tempat tingga saya yang dekat dengan Lembaga BLK sehingga membuat saya menjatuhkan pilihan untuk mengobservasi profersi instruktur ini.

A. Tujuan

- Untuk memperoleh pengetahuan terkait profesi instruktur yang ada di Lembaga BLK Kota Payakumbuh

- Untuk Memperoleh pengetahuan tentang tahapan kerja instruktur pelatihan memasak di Kecamatan Guguak Nagari VII Koto Talago

- Untuk Memperoleh pengetahuan tentang bagaimana cara instruktur membelajarkan warga belajarnya di pelatiahn memasak yng diadakan di Kecamatan Guguak Nagari VII Koto Talago.

B. Manfaat

- Mengatahui hal-hal yang berkaitan dengan profesi instruktur

- Mengetahui tahapan kerja instruktur di pelatihan memasak kue dan roti di Kecamatan Guguak Nagari VII Koto Talago.

- Mengetahui bagaimana cara instruktur membelajarkan warga belajarnya di pelatihan memasak kue dan roti di Kecamatan Guguak Nagari VII Koto Talago.

(4)

GAMBARAN UMUM PROFIL LEMBAGA

Nama Organisasi : UPTD Balai Latihan Kerja Payakumbuh Alamat Lengkap Organisasi : Jl. Kamboja No.10, Subarang Batuang,

Kec. Payakumbuh Barat,Kota Payakumbuh, Sumatera Barat.

Telp/Fax : (0752) 93632

Email : blkpyk@gmail.com

Status Organisasi : Lembaga Pemerintahan, kementerian Ketenagakerjaan RI direktorat jenderal pembinaan pelatihan dan produktivitas.

Kontak Person : Ihsan Muhammad - Mobile Phone : +6281374205706

- Email : ihsanmuhammad20@gmail.com

SEJARAH LEMBAGA

Balai Latihan Kerja (BLK) merupakan salah satu lembaga yang didirikan pemerintah sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja, terutama bagi mereka yang hanya lulusan SLTP dan SMA, yang biasanya memiliki keterampilan rendah dan tidak mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi melalui berbagai program pelatihan kerja seperti pelatihan Menjahit, Perbaikan Sepeda Motor dan Las. Namun sejak otonomi daerah diberlakukan, BLK mengalami masalah cukup serius diantaranya kualitas lulusan BLK belum sesuai dengan kebutuhan pasar kerja karena pelatihan yang masih konvensional dan belum berbasis kompetensi (CBT), sarana dan prasarana yang kurang memadai, dana untuk pelaksanaan program pelatihan kerja yang minim serta kurangnya tenaga instruktur.

BLK adalah sebuah wadah yang menampung kegiatan pelatihan untuk memberikan, memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan keterampilan, produktivitas, disiplin, sikap kerja, dan etos kerja yang pelaksanaannya lebih mengutamakan praktek dari pada teori.

BLK berfungsi untuk merumuskan Kebijakan Teknis di bidang Pelatihan Tenaga Kerja, pelaksanaan Pelayanan Umum bidang Pelatihan Tenaga Kerja dan Pemberian pelayanan

(5)

penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah. BLK pertama dibangun di Solo pada tahun 1947. Pada awal periode ini, sebanyak 10 BLK seluruhnya dibangun di pulau Jawa, dan baru pada tahun 1957 pembangunan BLK di luar pulau dimulai dengan dibangunnya BLK Padang, Sumatera Barat yang dilanjutkan dengan didirikannya 4 BLK lainnya termasuk di Jayapura, Manokwari Dan Palembang.

VISI DAN MISI LEMBAGA BLK PAYAKUMBUH VISI : Terwujudnya tenaga kerja terampil,mandiri, dan produktif.

MISI :

1. Melakukan pelayanan bidang pelatihan dan keterampilan bagi masyarakat pencari kerja,Generasi Muda dan anak putus sekolah

2. Melaksanakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan pasar kerja

3. Mengendalikan mutu lulusan pelatihan serta meningkatkan profesionalisme/kopetensi Instruktur

4. Melaksanakan kegiatan pelatihan swasta

5. Meningkatkan jejaring kerja sama dengan pihak ketiga.

(6)

GAMBARAN UMUM PROFESI

Instruktur adalah orang yang bertugas mengajarkan sesuatu dan sekaligus memberikan latihan dan bimbingannya; pengajar; pelatih; pengasuh. Instruktur berasal dari kata instructor dengan asal kata instruction. Secara bebas maka kata itu dapat diartikan sebagai orang yang memiliki kekuasaan untuk memberikan instruksi (perintah). Instruktur disini harus didengar, dipatuhi dan dikuti. Istilah ini lebih memiliki kesan otokrasi yang bernuansa top down. Istilah ini kerap kali digunakan pada lembaga dengan garis koordinatif yang kental, seperti TNI, namun paa beberapa lembaga istilah ini sudah mengalami pelamahan arti dari maksud yang disebutkan di atas.

Instruktur Latihan Kerja adalah seseorang yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelatihan kerja kepada peserta pelatihan di balai latihan kerja (BLK) pada bidang atau kejuruan tertentu. Tugas seorang instruktur di antaranya adalah membimbing dan mengawasi peserta pelatihan dalam mendapatkan pengetahuan dan keterampilan untuk bekerja. Instruktur bersama-sama dengan tenaga perencana, penganalisis kebutuhan pelatihan, pengembang kurikulum, pengadministrasi pelatihan, pemeliharaan sarana, pengelola pelatihan, penyelia, dan pengelola lembaga pelatihan didefinisikan sebagai tenaga pelatihan pada proses pelatihan kerja.

Berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 223 Tahun 2016 tentang Penetapan Jenjang Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pelatihan Subbidang Metodologi Pelatihan, instruktur dikualifikasikan di jenjang 4 pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Sedangkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk jabatan instruktur ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 161 Tahun 2015 tentang Penetapan SKKNI Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang Standardisasi, Pelatihan dan Sertifikasi.

Instruktur Pelatihan kejuruan adalah orang yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan pelatihan dan pembelajaran kepada peserta pelatihan di bidang atau kejuruan tertentu.

Instruktur pelatihan kejuruan merupakan staf pengajar di sekolah kejuruan atau balai latihan kerja yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk bekerja dengan bertanggung jawab pada satu bidang spesialisasi di jurusan kejuruan seperti mesin, listrik, informasi elektronik, tata boga, tata usaha, dan arsitektur.

(7)

Di samping itu, profesi ini juga melayani konsultasi karier bagi peserta nih, Quipperian. Untuk menekuni bidang pekerjaan ini, kamu memerlukan ijazah khusus setelah menjalani berbagai pelatihan dan pengujian.

Instruktur pelatihan terbagi dua jenis, yakni, instruktur ahli dan instruktur terampil di mana keduanya memiliki tugas pokok dan fungsi yang berbeda sesuai dengan kualifikasi jabatannya.

Jenjang karier instruktur pelatihan kejuruan terbagi menjadi 2 kategori, yakni:

Instruktur Terampil. Mempunyai kualifikasi teknis yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan teknis dan prosedur kerja di bidang pelatihan dan pembelajaran kejuruan tertentu.

Instruktur Ahli. Mempunyai kualifikasi profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan.metodologi, dan teknik analisis di bidang pelatihan dan pembelajaran kejuruan tertentu.

Adapun lingkup kerja dari instruktur ini adalah :

1. Membantu peserta pelatihan dalam merencanakan proses pelatihan.

2. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam pelatihan.

3. Membantu untuk memahami konsep dan menjawab pertanyaan peserta pelatihan.

4. Membantu mencari sumber informasi tambahan yang diperlukan peserta pelatihan.

5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

6. Mendatangkan seorang ahli dari tempat kerja jika diperlukan.

7. Menguji/mengamati dan mengumpulkan bukti-bukti serta membuat catatan-catatan kemajuan pelatihan untuk setiap peserta pelatihan.

8. Mengevaluasi pencapaian kompetensi peserta per individu.

Mekanisme kerja seorang instruktur meliputi hal sebagai berikut :

 Sebagai narasumber, mengusasi materi teori dan mampu mendemonstrasikan materi praktek.

 Sebagai fasilitator, mampu menjembatani antara peserta dan materi pelatihan.

 Sebagai pembimbing, mampu menolong peserta pelatihan mengembangkan rencana- rencana belajar individu atau kelompok, mendorong cara berfikir kritis dan

(8)

kemampuan memecahkan persoalan, dan memotivasi peserta pelatihan secara perorangan.

 Sebagai penilai, membuat keputusan mengenai RCC/RPL, menilai capaian kompetensi perorangan menurut kriteria dan standar yang ditetapkan, serta mendokumentasikan hasil-hasil penilaian setiap peserta pelatihan

 Sebagai mechanism, lebih memfokuskan pada proses pelatihan dan mampu menggerakkan proses pelatihan.

Dalam proses pelatihan, tenaga pelatih/instruktur harus dapat mengkombinasikan peran-peran tersebut sesuai dengan kondisi dan situasi yang terjadi.

(9)

MEKANISME TAHAPAN KERJA

Instruktur Latihan Kerja adalah seseorang yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelatihan kerja kepada peserta pelatihan di balai latihan kerja (BLK) pada bidang atau kejuruan tertentu. Tugas seorang instruktur di antaranya adalah membimbing dan mengawasi peserta pelatihan dalam mendapatkan pengetahuan dan keterampilan untuk bekerja. Instruktur bersama-sama dengan tenaga perencana, penganalisis kebutuhan pelatihan, pengembang kurikulum, pengadministrasi pelatihan, pemeliharaan sarana, pengelola pelatihan, penyelia, dan pengelola lembaga pelatihan didefinisikan sebagai tenaga pelatihan pada proses pelatihan kerja. Menurut Darmawan (2016: 112) instruktur adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta pelatihan pada lembaga kursus dan pelatihan keterampilan. Tahapan-tahapan kerja Instruktur :

1. Identifikasi Kebutuhan

Sebelum suatu pelatihan diadakan, terlebih dahulu dilakukan proses identifikasi. Hal ini bertujuan agar pelatihan yang akan diadakan betul-betul menjadi minat konsumen pelatihan, sekaligus jika suatu pelatihan berbasis “Button up” penyelenggara tidak perlu mengkhawatirkan jumlah peserta yang akan mengikuti pelatihan dimaksud. Identifikasi kebutuhan juga akan membuka peluang yang besar bagi penyelenggara untuk memikirkan lebih matang, tentang muatan apa yang mesti diberikan dalam pelatihan, tujuan apa yang mesti ditetapkan dan materi apa saja yang mesti disajikan. Dalam observasi yang kami lakukan,kami mendapatkan informasi bahwa seorang instruktur diutus dari BLK yang merupakan usulan dari wali nagari atau kepala desa ke lembaga BLK. Pihak nagari mengirim proposal ke lembaga BLK untuk mengutus instruktur guna melaksanakan pelatihan memasak kue dan roti di kenagarian VII Koto Talago Kecamatan Guguak, Kabupaten 50 kota, dimana perangkat nagari berperan sebagai identifikator yang mencari dan menemukan kebutuhan yang cocok untuk warga nya, sehingga instruktur didatangkan langsung dari lembaga BLK yang dana nya berasal dari dana pusat pemerintahan yang khusus untuk kegiatan pelatihan di setiap daerah. Proses identifikasi sangat penting dilakukan,karena dengan dilakukannya identifikasi maka kebutuhan masyarakat akan mudah dipenuhi. Dari hasil observasi yang saya lakukan identifikasi memang dilakukan oleh pihak perangkat nagari yang mana dilakukan survei kepada masyarakat yang membutuhkan pelatihan membuat kue dan roti ini, dan memang banyak masyarakat yang membutuhkan pelatihan ini dan sesuai dengan

(10)

kebutuhan mereka. Identifikasi kebutuhan adalah penentuan perbedaan keadaan nyata dan kondisi yang di inginkan manusia. Kegiatan dilakukan di kantor wali nagari karena pihak nagari yang meminta ke BLK untuk mengirim instruktur oleh sebab itu pihak nagari lah yang melakukan identifikasi, Namun jika pihak BLK yang melakukan kegiatan maka yang melakukan identifikasi adalah pihak dari lembaga BLK. Adapun hal-hal yang diidentifikasi yaitu :

 Identifikasi masalah

Dalam pelaksanaan identifikasi ini tentu dilaksanakan apa saja yang menjadi permasalahan di kalangan masyarakat, apakah masalah kesulitan dalam mencari pekerjaan ataupun tidak adanya keterampilan dan ingin mengasah kemampuan yang telah ada menjadi lebih baik lagi.Identifikasi masalah sangat diperlukan untuk memecahkan persoalan yang dirasakan masyarakat.

 Identifikasi Kebutuhan

Identifikasi kebutuhan sangat penting,karena sebelum melaksanakan kegiatan, instruktur atau lembaga harus mengetahui apa saja kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat.Perangkat nagari ataupun tokoh masyarakat yang melakukan identifikasi terhadap masyarakat yang membutuhkan pelatihan memasak ini harus mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan masyarakat.

 Identifikasi pekerja

Sebelum melaksanan kegiatan pelatihan lembaga yang melaksanakan program harus mengetahui siapa saja yang menjadi panitia dalam pelaksanaan program ini, dan tentu saja sasaran dari kegiatan program ini.Mengetahui seluk beluk peserta dimana mereka membutuhkan kegiatan ini untuk meningkatkan keterampilan dalam memasak kue .

 Pengembangan kinerja pelatihan

Pengembangan kinerja pelatihan sangat diperlukan untuk kelangsungan kegiatan, karena jalannya sebuah program tergantung proses lancarnya kinerja pelatihan yang berlangsung

(11)

 Perkiraan Biaya

Perkiraan biaya ini merupakan kegiatan yang penting dilakukan sebelum merencanakan dan melaksanakan program. Sebab dengan mengidentifikasi biaya pelaksaaan program dapat memberikan gambaran berapa biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan pelatihan ini.

 Keuntungan

Pengidentifikasian terhadap keuntungan juga perlu dilakukan sebelum merencanakan dan melaksanakan kegiatan sebab apabila kegiatan pelatihan tidak memiliki keuntungan atau manfaat maka kegiatan tersebut tidak dapat terus dilakukan. Karena tujuan kegiatan pelatihan ini adalah memberikan bekal keterampilan kerja yang dapat dimanfaatkan oleh sasaran atau warga belajar.

2. Perencanaan Pelatihan

Kegiatan penting sebelum melakukan sesuatu adalah perencanaan, dengan perencanaan yang rinci dan matang suatu pelatihan tidak terkesan sembarangan dan asal- asalan. Proses perencanaan ini meliputi ; perencanaan organisasi penyelenggara, perencanaan tim pengelola (trainer), perencanaan peserta (target group), perencanaan sarana dan parasana, perencanaan metode, alat bantu, media, evaluasi, transportasi, akomodasi, konsumsi dan segala tetek bengek pelatihan bersangkutan.

3. Penyelenggaraan Pelatihan.

Dalam penyelenggaraan suatu pelatihan, perlu diperhatikan konsistensi antara perencanaan yang sudah dibuat dan disepakati dengan pelaksanaan secara riil di lapangan, sering penyelenggara “lompat pagar” ketika sudah berhadapan dengan kenyataan pada hari

“H” penyelenggaraan. Untuk itu perlu diingat perlu rencana-rencana alternatif yang disusun sejak awal. Dengan demikian “prerequsite” dan prosedur pelatihan tidak terlecehkan.

4. Evaluasi Pelatihan

Proses evaluasi menempati posisi yang sangat penting dalam pelatihan, tidak ada satupun usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas pelatihan jika tidak disertai dengan langkah evaluasi. Evaluasi dalam pelatihan akan ikut pula menentukan arah

(12)

pengembangan peserta selanjutnya. Evaluasi dalam pelatihan dapat dibagi menjadi : Evaluasi trainer terhadap peserta, yang pada akhirnya menentukan tingkat kelulusan penyerapan materi. Evaluasi peserta terhadap trainer, evaluasi ini bertujuan untuk memantau sejauhmana seorang trainer berhasil dalam tugasnya, di samping itu evaluasi ini juga ikut menentukan kredibilitas seorang trainer. Evaluasi penerapan terhadap materi yang diterima oleh peserta, yang tentu peserta terus dipantau setelah mengikuti pelatihan di lingkungan kerja dan atau dengan membandingkan produktivitas peserta ybs sebelum dan setelah mengikuti pelatihan.

Kegiatan penting sebelum melakukan sesuatu adalah perencanaan, dengan perencanaan yang rinci dan matang suatu pelatihan tidak terkesan sembarangan dan asal- asalan. Proses perencanaan ini meliputi ; perencanaan organisasi penyelenggara, perencanaan tim pengelola (trainer), perencanaan peserta (target group), perencanaan sarana dan parasana, perencanaan metode, alat bantu, media, evaluasi, transportasi, akomodasi, konsumsi dan segala tetek bengek pelatihan bersangkutan.

Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. C.E Beeby (dalam Enoch,1995: 2). Selanjutnya Roger A. Kauffman (dalam Fattah, 1996: 49), mengatakan bahwa perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang seefisien dan seefektif mungkin.

Menurut Permen No. 11 tahun 2013, rencana program pelatihan yang di susun meliputi informasi tentang:

1) Penetapan tujuan dan sasaran pelatihan.

2) Penetapkan kriteria, dan persyaratan peserta pelatihan.

3) Penetapkan target group dan jumlah peserta pelatihan.

4) Penyusunan Kurikulum dan Silabus pelatihan.

5) Penyiapan materi pelatihan (yang relevan dengan tujuan pelatihan.

6) Penetapan metode pelatihan.

7) Penetapan instruktur pelatihan (sesuai kompetensi dan kualifikasi.

8) Penyusunan jadwal pelatihan (waktu pelatihan di sesuaikan dengan tujuan, materi pelatihan dan capaian kompetensi setiap peserta.

9) Penetapkan rencana evaluasi program pelatihan.

10) Penyiapan 25 bahan, fasilitas dan peralatan pelatihan.

(13)

Perencanaan membutuhkan data dan informasi yang akurat agar keputusan yang diambil tidak lepas kaitannya dengan masalah yang dihadapi pada masa yang akan datang.

Perencanaan yang baik hendaknya memperhatikan sifat-sifat kondisi yang akan datang, dimana keputusan dan tindakan efektif dilaksanakan.

Terkait observasi yang telah saya lakukan kepada instruktur pelatihan kerja di Kecamatan Guguak Nagari VII Koto Talago perencanaan kegiatan disusun oleh intruktur terkait hal-hal yang akan dilakukan saat proses pelatihan berlangsung mulai dari kegiatan awal hingga akhir kegiatan, instruktur juga menyusun perencanaan pembelajaran seperti apa yang akan dilakukan, bahan dan alat yang digunakan dan dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran dan juga terkait perencaan penggunaan dana yang dipakai dalam kegiatan pelatihan memasak kue dan roti ini.

5. Penyelenggaraan Pelatihan

Keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan banyak ditentukan oleh komitmen dan keterampilan para pelaksana di samping efisien dan efektivitas penggunaan aspek yang bersifat administratif. Komitmen dapat diartikan sebagai kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tujuan dan prosedur kerja yang sudah ditentukan oleh budaya kerja yang dianut oleh organisasi (Sihombing, 2000: 66). Pelaksanaan sebagai salah satu fungsi manajemen bukan hanya mengelola pelaksanaan program, namun mencakup bagian yang luas meliputi manusia, uang, material dan waktu.

Pelaksanaan program merupakan hal yang penting dalam fungsi manajemen, oleh sebab itu diperlukan adanya pelaksana-pelaksana yang profesional dan handal, sehingga akan selalu berpedoman pada perencanaan yang ditentukan sebelumnya. Para pelaksana yang kurang memahami perencanaan (planning) akan menghambat jalannya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Dalam penyelenggaraan suatu pelatihan, perlu diperhatikan konsistensi antara perencanaan yang sudah dibuat dan disepakati dengan pelaksanaan secara riil di lapangan.

Untuk itu perlu diingat perlu rencana-rencana alternatif yang disusun sejak awal.

Terkait dengan observasi yang telah saya lakukan terhadap instruktur memasak kue dan roti di pelatihan kerja di Kecamatan Guguak Nagari VII Koto Talago. Kegiatan pelatihan kerja yang dilakukan di Kecamatan Guguak Nagari VII Koto Talago ini berlangsung selama

(14)

15 hari dimulai dari tanggal 26 Oktober sampai tanggal 8 Novenber 2020 yang dilaksanakan dibawah tanggung jawab bapak Ardial, S.P serta tim.

Pelatihan dilakukan dari jam 08.00-16.00 WIB. Adapun anggota dari pelatihan ini berjumlah 16 orang.

Kegiatan pelaksanaan yang dilakukan dalam pelatihan tersebut adalah : - Kegiatan diawali dengan membaca doa

Sebelum memulai kegiatan instruktur akan memandu peserta untuk melakukan doa bersama sebelum memulai kegiatan pelatihan.

- Mempersiapkan alat dan bahan membuat kue/roti.

Setelah melakukan doa bersama instruktur memberikan instruksi kepada warga belajar untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan memasak kue dan roti. Seperti :

 BAHAN

- Tepung - Gula - Telur - Susu

 ALAT - Wajan - Kompor - Oven

- Dan alat-alat lainnya yang dibutuhkan.

- Memulai kegiatan dengan melakukan absen kepada warga belajar

Setelah mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan untuk memasak kue/roti instruktur terlebih dahulu akan mengabsen warga belajarnya apakah warga belajarnya semuanya hadir atau ada yang tidak hadir.

(15)

- Proses memasak kue/roti

Setelah melakukan doa, pesiapan alat dan bahan, serta absensi dari jam 08.00 WIB.

Maka jam 09.00 WIB kegiatan memasak kue/roti dimulai. Pada kegiatan memasak ini dilakukan bertahap mulai dari hari pertama hingga hari terakhir. Pada saat kami melakukan observasi kegiatan memasak kue/roti ini sudah dijalankan pada hari ke-9 yang mana saat itu warga belajar sedang memasak donat. Menurut hasil wawancara dengan instruktur kegiatan pelatihan tersebut yaitu bapak Ardial ia mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan secara bertahap maksudnya dari hari pertama hingga hari ke-9 kue/roti yang dimasak itu beragam dimulai dari yang mudah hingga ketingkat yang kesulitannya bertambah.

Sebelum melakukan praktek langsung warga belajar akan diberikan teori oleh instruktur terkait bagamana membuat kue/roti yang akan dibuat. Setelah instruktur memberikan teori maka warga belajar akan mempraktekkan teori yang telah diberikan oleh instruktur. Dalam kegiatan praktek ini instruktur akan memantau warga belajar dalam mempraktikkan teori yang telak diberikan.

- Memeriksa atau mencicipi hasil praktek warga belajar

Setelah kegiatan praktek langsung dilakukan oleh warga belajar maka instruktur akan memeriksa atau mencicipi hasil masakan warga belajar dan memberikan penilaian apakah kue/roti yang dimasak sudah baik atau masih harus diperbaiki lagi agar hasilnya lebih baik.

- Membersihkan alat memasak dan mengemasi sisa-sisa bahan kue/roti

Setelah semua rangkaian kegiatan selesai maka kegiatan selanjutnya yaitu membersihkan alah dan bahan sisa dari pembuatan kue/roti tadi. Sehingga setelah semua alat besih dan tempat kegiatan bersih barulah warga belajar di perbolehkan untuk kembali ke rumah masing-masing. Kegiatan pelatihan ini berakhir jam setengah 4 sore.

- Menutup kegiatan dengan membaca doa

Sebelum kembali kerumah masing-masing kegiatan terakhir yang dilakukan adalah membaca doa bersama sebagai bentuk rasa syukur karena telah selesai melakukan kegiatan untuk hari ini. Setelah berdoa diakhiri dengan berpamitan dengan instruktur pelatihan.

Terkait proses pelaksanaan ini instruktur dari pelatihan ini yaitu bapak Ardial S.P mengatakan bahwa selama kegiatan pelaksanaan pelatihan ini ia tidak pernah menghadapi

(16)

kendala karena ia mengatakan bahwa rata-rata dari warga belajarnya berada pada usia produktif yaitu 17-50 tahun sehingga warga belajarnya masih dapat menangkap pembelajaran dengan baik. Selain itu ia mengakui bahwa semangat belajar warga belajarnya sangat tinggi sehingga hal tersebut memudahkan pak Ardial untuk membuat warga belajarnya focus dalam kegiatan pelatihan ini. Adapun sumber yang digunakan bapak Ardial dalam membelajarkan warga belajarnya yaitu pengalamannya selama kuliah dan internet.

6. Evaluasi Pelatihan

Proses evaluasi menempati posisi yang sangat penting dalam pelatihan, tidak ada satupun usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas pelatihan jika tidak disertai dengan langkah evaluasi. Evaluasi dalam pelatihan akan ikut pula menentukan arah pengembangan peserta selanjutnya.

Evaluasi program pelatihan merupakan kegiatan untuk menilai seluruh kegiatan pelatihan dari awal sampai akhir dan hasilnya menjadi masukan bagi pengembangan pelatihan selanjutnya. Dalam kegiatan ini yang dinilai bukan hanya hasil, melainkan juga proses yang telah dilakukan. Dengan demikian diperoleh gambaran yang menyeluruh dan objektif dari kegiatan yang telah dilakukan (Kamil, 2012: 19).

Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa evaluasi perlu di lakukan di setiap kegiatan kursus dan di setiap jenis kursus yang di lakukan. Semua itu perlu dilakukan untuk seberapa jauh program kursus itu belangsung atau terlaksana, jika terlaksana seberapa baik pelaksanaan program tersebut.

Evaluasi dalam pelatihan dapat dibagi menjadi :

- Evaluasi intruktur terhadap peserta, yang pada akhirnya menentukan tingkat kelulusan penyerapan materi.

- Evaluasi peserta terhadap instruktur , evaluasi ini bertujuan untuk memantau sejauhmana seorang instruktur berhasil dalam tugasnya, di samping itu evaluasi ini juga ikut menentukan kredibilitas seorang instruktur.

- Evaluasi penerapan terhadap materi yang diterima oleh peserta, yang tentu peserta terus dipantau setelah mengikuti pelatihan di lingkungan kerja dan atau dengan membandingkan produktivitas peserta sebelum dan setelah mengikuti pelatihan.

(17)

Tujuan Evaluasi

a. Untuk mengetahui apakah tujuan pelatihan memasak kue, roti yang di jalankan telah tercapai dalam kegiatan pelatihan tersebut.

b. Untuk mengetahui kemampuan warga belajar dalam kegiatan pelatihan memasak kue, roti tersebut.

c. Pengukuran untuk menentukan kuantitas warga belajar.

Terkait observasi yang saya lakukan, pada tahap evaluasi ini instruktur melakukan evaluasi pada 2/3 hari terakhir dan pada hari 10 instruktur melakukan pra test yang mana kegiatan itu dilakukan untuk latihan sebelum warda belajarnya melakukan evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan oleh orang lembaga BLK yang mana mereka anak melihat prospek dari pelatihan memasak kue/roti ini. Dengan melakukan evaluasi ini dapat dilihat sejauh mana keahlian yang didapat warga belajar dan sejauh mana keberhasilan pencapaian tujuan kegiatan pelatihan tersebut.

Adapun aspek-aspek yang di evaluasi adalah : - Evaluasi intruktur terhadap peserta

Disini instruktur melakukan pre test untuk melihat sejauh mana warga belajar memahami materi dan mempraktekkannya. Sehingga dengan pre test ini instruktur dapat mempelajari bagian mana yang ahrus diperbaiki lagi dalam membelajarkan warga belajarnya.

- Evaluasi peserta terhadap instruktur

Disini instruktur akan di datangi oelh pengawas dari pusat BLK Padang yang mana ia akan mengevaluasi instrutur melalui warga belajarnya. Pengawas akan melihat progress dari warga belajar sehingga dari hal tersebut ia dapat menilai seberapa bagus kualitas instruktur dalam melakukan pelatihan tersebut.

- Evaluasi penerapan terhadap materi yang diterima oleh peserta

Pada tahap ini peserta terus dipantau setelah mengikuti pelatihan di lingkungan kerja dan atau dengan membandingkan produktivitas peserta sebelum dan setelah mengikuti pelatihan.

Setelah kegiatan evaluasi dilakukan maka kegiatan pelatihan memasak kue dan roti di Kecamatan Guguak Nagari VII Koto Talago telah selesai dilakukan. Selanjutnya adalah

(18)

kegiatan penutupan dan pemberian sertifikat kepada peserta pelatihan memasak kue dan roti di Kecamatan Guguak Nagari VII Koto Talago.

Itulah tahapan kerja profesi instruktur dari hasil obserfasi saya pada pelatihan kerja memasak kue dan roti di Kecamatan Guguak Nagari VII Koto Talago.

(19)

TANGGAPAN

Kegiatan memasak kue dan roti yang dilakukan di Kecamatan Guguak Nagari VII Koto Talago dilator belakangi oleh minat para wanita/ibuk-ibuk usia produktif sehingga dari kenagarian mengusulkan proposal untuk kegiatan tersebut kepada Lembaga BLK Kota Payakumbuh. Sehingga setelah di acc oleh pihak BLK maka mereka mengirimkan instruktur untuk membimbing kegiatan tersebut. Instruktur ini bertugas untuk membelajarkan ibuk-ibuk tersebut tentang memasak kue dan roti

Kegiatan ini berlangsung selama 15 hari dan kegiatan pelatihan memasak kue/ roti ini bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan kepada ibuk-ibuk untuk dapat membuat kue dan roti sehingga keterampilan tersebut dapat mereka gunakan untuk membuka usaha atau untuk mendatangkan pemasukan. Sehingga kegiatan ini seorang instruktur harus bisa menghendel berbagai kendala yang dihadapi dalam membelajarkan warga belajarnya.

Kegiatan pelatihan ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat yang mana dengan diadakannya pelatihan memasak ini dapat memberikan keterampilan atau keahlian dalam membuat kue/roti. Dan juga manfaat yang didapat setelah mengikuti pelatihan tersebut juga bisa dijadikan sebagai pemasukan apabila peserta bisa mempelajari dan mempraktekkan pembuatan kue dan roti ini dengan baik.

Kegiatan pelatihan yang dilakukan di Kecamatan Guguak Nagari VII Koto Talago ini sangat diterima baik oleh masyarakat tersebut karena saya dapat melihat dari keantusiasan para peserta dalam melakukan pelatihan. Sebab selain dari belajar para peserta yang kebanyakan para ibu-ibu ini dapat mendapatkan kesenangan dengan bertemu banyak orang, bisa berbagi cerita, dan berbagi pengalaman juga.

Dan juga ibu-ibu di pelatihan memasak kue dan roti di Kecamatan Guguak Nagari VII Koto Talago ini merupakan orang-orang yang menyenangkan sehingga proses pembelajaran terasa nyaman dan memudahkan instruktur untuk mengontrol jalannya pelatihan tersebut.

Selain itu lokasi pelatihan yang juga mendukung dan dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam proses pelatihan memasak kue dan roti ini.

Disini kenapa kegiatan identifikasi dilakukan oleh perangkat nagari sebab kegiatan pelatihan kerja ini dilakukan di luar lingkungan BLK tetapi apabila kegiatan pelatihan dilakukan di dalam lingkungan BLK maka kegiatan identifikasi dilakukan oleh pihak BLK

(20)

dengan membukak pendaftaran pelatihan di bidang-bidang yang banyak dibutuhkan oleh sasaran pelatihan kerja.

UPTD Balai Latihan Kerja Payakumbuh ini menyediakan berbagai jenis pelatihan yang dapat memberikan keterampilan kerja pada para pesertanya. Balai pelatihan kerja payakumbuh ini melakukan kegiatan pelatihan selama setahun dibagi lokasi pelaksanaannya dimana awal tahun hingga pertengahan kegiatan pelatihan dilakukan di BLK Paykumbuh dan informasi pendaftaran akan dibagikan lewat website dan brosur. Dan pertengahan tahun hingga akhir tahun kegiatan dilakukan di daerah-daerah tertentu yang sudah memasukkan proposal kepada BLK untuk dilaksanakannya pelaksanaan pelatihan di daerahnya.

Instruktur Latihan Kerja adalah seseorang yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelatihan kerja kepada peserta pelatihan di balai latihan kerja (BLK) pada bidang atau kejuruan tertentu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan yang diadakan di BLK atau di daerah-daerah merupakan kegiatan yang berada di bawah naungan menteri ketenagakerjaan yang bertujuan memberikan pelatihan kerja kepada masyarakat untuk menghadapi dunia kerja.

(21)

KESIMPULAN

Kegiatan pelatihan memasak kue dan roti yang dilakukan di Kecamatan Guguak Nagari VII Koto Talago dilator belakangi oleh minat para wanita/ibuk-ibuk usia produktif sehingga dari kenagarian mengusulkan proposal untuk kegiatan tersebut kepada Lembaga BLK Kota Payakumbuh. Sehingga setelah di acc oleh pihak BLK maka mereka mengirimkan instruktur untuk membimbing kegiatan tersebut. Instruktur ini bertugas untuk membelajarkan ibuk-ibuk tersebut tentang memasak kue dan roti

Kegiatan pelatihan kerja yang dilakukan di Kecamatan Guguak Nagari VII Koto Talago ini berlangsung selama 15 hari dimulai dari tanggal 26 Oktober sampai tanggal 8 Novenber 2020 yang dilaksanakan dibawah tanggung jawab bapak Ardial, S.P. Pelatihan dilakukan dari jam 08.00-16.00 WIB. Adapun anggota dari pelatihan ini berjumlah 16 orang.

UPTD Balai Latihan Kerja Payakumbuh ini menyediakan berbagai jenis pelatihan yang dapat memberikan keterampilan kerja pada para pesertanya. Balai pelatihan kerja payakumbuh ini melakukan kegiatan pelatihan selama setahun dibagi lokasi pelaksanaannya dimana awal tahun hingga pertengahan kegiatan pelatihan dilakukan di BLK Paykumbuh dan informasi pendaftaran akan dibagikan lewat website dan brosur. Dan pertengahan tahun hingga akhir tahun kegiatan dilakukan di daerah-daerah tertentu yang sudah memasukkan proposal kepada BLK untuk dilaksanakannya pelaksanaan pelatihan di daerahnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan yang diadakan di BLK atau di daerah-daerah merupakan kegiatan yang berada di bawah naungan menteri ketenagakerjaan yang bertujuan memberikan pelatihan kerja kepada masyarakat untuk menghadapi dunia kerja serta meningkatkan potensi diri masyarakat.

(22)

LAMPIRAN PROFIL INSTRUKTUR

Nama : Ardial, S.P

Tempat Tanggal Lahir : Pariaman, 15 Juli 1963 Riwayat Pendidikan : SD –SD 01 PARIAMAN

SMP- 01 PARIAMAN SMA- 01 PARIAMAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SUMATERA BARAT Status Perkawinan : Sudah Menikah

Pekerjaan : Pegawai BLK (Instruktur Pengolahan Hasil Pertanian)

Alamat : Kel Talang, RT 02 RW 04, KOTO NAN AMPEK

Riwayat Pekerjaan : Bekerja sebagai instruktur di BLK Payakumbuh dari 1985 awal-sekarang

(23)
(24)
(25)
(26)
(27)

GAMBAR UPTD BALAI LATIHAN KERJA PAYAKUMBUH

Gambar

GAMBAR UPTD BALAI LATIHAN KERJA PAYAKUMBUH

Referensi

Dokumen terkait