• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

Judul Penelitian: Model Pemilihan dan Optimasi Alat Penangkapan Ikan di Perairan Pantai Selatan – Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model seleksi, analisis sensitivitas dan model optimasi alat tangkap.

DAFTAR LAMPIRAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Penelitian terkait pemilihan dan optimalisasi alat penangkapan ikan dalam upaya peningkatan pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Pantai Selatan – Jawa Timur patut dilakukan karena investasi pada sektor perikanan ini masih cukup potensial dan menjanjikan. Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan peralatan penangkapan ikan yang sesuai dengan kondisi nelayan di perairan Pantai Selatan – Jawa Timur.

PERUMUSAN MASALAH

BATASAN MASALAH

ASUMSI – ASUMSI

Bab ini menguraikan beberapa kajian teoritis yang mendasari permasalahan terkait model, armada kapal perikanan, metode proses hierarki analitis, analisis sensitivitas, dan pemrograman tujuan ganda.

Gambar 1.1. Kerangka konsep penelitian
Gambar 1.1. Kerangka konsep penelitian

MODEL

  • Definisi dan Jenis Model
  • Aturan Pembentukan Model Dasar

Dengan menentukan level, Anda dapat mengevaluasi detail model yang ditampilkan, jumlah variabel, jumlah hubungan, dan interkoneksi. Cara yang tepat untuk menentukan level suatu model adalah dengan memulai dari model yang sesederhana mungkin (model pendahuluan).

  • Metode Penangkapan Ikan

Struktur kapal nelayan jenis Troller hampir sama dengan kapal kargo kecil, hanya saja kapal ini mempunyai peralatan penangkapan ikan. Konstruksi perahu nelayan Skipjack Pole and Line hampir sama dengan perahu Pinisi jika dilihat dari luar.

PROSES HIRARKI ANALITIK

  • Bentuk Hirarki
  • Eigen Vector
  • Kemantapan (Consistency)

Rasio konsistensi (CR) dapat diterima jika nilainya sekitar 10% atau kurang, dan dalam beberapa kasus 20% dapat diterima, namun tidak boleh lebih. Jika rasio konsistensi (CR) tidak berada dalam kisaran tersebut, penilaian harus direvisi dengan menganalisis kembali permasalahan. Perbandingan berpasangan dimulai dari tingkat hierarki tertinggi, di mana suatu kriteria digunakan sebagai dasar perbandingan.

Skala penilaian komparatif berpasangan pada gambar menunjukkan nilai perbandingan tingkat prioritas relatif antara satu unsur dengan unsur lainnya, dimana skala kuantitatifnya tercantum pada Tabel 2.1. Nilai max adalah jumlah elemen kolom pertama dikalikan vektor prioritas pertama, jumlah elemen kolom kedua dikali prioritas kedua, dan jumlah elemen kolom ke-n dikali prioritas ke-n yang dinormalisasi. . Jika CR ini tidak berada dalam rentang tersebut, maka skor tersebut harus diperbaiki dengan menganalisis kembali permasalahan yang dihadapi.

Jika CR ini tidak berada dalam rentang tersebut, penilaian harus direvisi dengan menganalisis kembali permasalahan yang dihadapi.

Gambar 2.1. Bentuk hirarki sederhana (Saaty, 1993)  2.3.2. Matriks Perbandingan
Gambar 2.1. Bentuk hirarki sederhana (Saaty, 1993) 2.3.2. Matriks Perbandingan

ANALISA SENSITIFITAS

  • Mode Performance
  • Mode Dynamic
  • Mode Gradient
  • Mode Two Dimensional
  • Mode Difference

Analisis mode dinamis ini ditunjukkan dengan diagram batang horizontal yang dapat menambah atau mengurangi prioritas beberapa aktor sehingga dapat terlihat perubahan prioritas dan peringkat alternatif. Untuk menambah atau mengurangi prioritas aktor, Anda dapat menempatkan mouse di sebelah kanan salah satu baris dan mengkliknya. Prioritas aktor secara langsung diwakili oleh garis vertikal pada garis horizontal, dan alternatifnya diwakili oleh garis diagonal.

Jika ingin mengetahui kinerja sensitivitasnya, Anda dapat menekan dan menahan mouse pada garis vertikal ke kiri atau kanan. Modus keempat untuk analisis ini adalah modus dua dimensi, yang menunjukkan seberapa baik representasi alternatif mengacu pada dua aktor. Titik-titik besar menunjukkan alternatif dan koordinat satu titik menunjukkan prioritas bagi dua aktor.

Berbeda dengan metode analisis lainnya, metode ini tidak memasukkan perubahan prioritas para aktor, namun dengan analisis ini ditentukan perbedaan prioritas alternatif yang dipilih dengan alternatif lainnya.

PROGRAMASI TUJUAN GANDA 1. Pengambilan Keputusan Multi Tujuan

  • Istilah-Istilah dalam Programasi Tujuan Ganda
  • Langkah-Langkah Pembuatan Model Programasi Tujuan Ganda
  • Model Umum Programasi Tujuan Ganda

Pemrograman tujuan ganda, yang dibahas di bawah, adalah metode yang menggunakan struktur prioritas untuk tujuan yang ada. Fungsi pencapaian, yaitu fungsi yang mencirikan derajat pencapaian tujuan yang bersangkutan dengan fungsi yang diminimalkan secara leksikografis, fungsi pencapaian tersebut merupakan vektor terurut. Alternatif solusi optimal (alternative optimal solution), yaitu suatu permasalahan linier multiobjektif yang mempunyai himpunan solusi optimal jika ruang solusi yang berhubungan dengan permasalahan tersebut tidak berupa satu titik.

Solusi yang tidak terbatas, karena tingkat aspirasi dikaitkan dengan masing-masing tujuan, maka pemrograman beberapa tujuan tidak bisa tidak terbatas. Setiap fungsi tujuan akan dikaitkan dengan nilai ruas kanan masing-masing bi. Tujuan absolut yang menjadi kendala sistem, jika ada, ditetapkan pada prioritas utama yaitu P1 yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum mencapai tujuan dengan prioritas lebih rendah.

Model pemrograman bi-objektif linier merupakan model paling sederhana dari model pemrograman bi-objektif.

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

TUJUAN PENELITIAN

MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis/Akademik

  • Manfaat Praktis/Manajerial

Bagi pemerintah Kabupaten Malang, Pacitan, dan Trenggalek dapat memberikan alternatif solusi terhadap permasalahan pemilihan dan optimalisasi alat penangkapan ikan, sehingga faktor subjektivitas dapat diminimalkan atau dihindari dalam pengambilan keputusan. Bagi investor dan masyarakat nelayan di Kabupaten Malang, Pacitan dan Trenggalek dapat menjadi referensi dalam melakukan pembelian atau pembelian alat penangkapan ikan sehingga lebih efektif dan efisien. Bab ini menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan penelitian model pemilihan dan optimalisasi alat penangkapan ikan dalam upaya peningkatan pemanfaatan sumber daya ikan di perairan pantai selatan Jawa Timur.

DESAIN PENELITIAN

JENIS DATA DAN VARIABEL

Variabel hubungan juga digunakan untuk mengetahui kondisi aktual dan proyeksi berbagai tujuan, kendala dan prioritas model optimasi alat tangkap.

RESPONDEN

ALAT PENGUMPULAN DATA

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

METODE PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

  • Pemilihan alat penangkapan ikan 1. Melakukan decomposition

Karena terdapat matriks perbandingan berpasangan pada setiap tingkat, maka perlu dilakukan sintesa antar prioritas lokal untuk mendapatkan prioritas global. Jika Rasio Konsistensi (CR) tidak berada dalam kisaran tersebut, maka penilaian harus direvisi dengan menganalisis kembali permasalahannya. Setelah rasio konsistensi (CR) memenuhi persyaratan, dilakukan analisis sensitivitas menggunakan mode kinerja, mode dinamis.

Hasil analisis sensitivitas adalah persentase pilihan masing-masing partisipan dan alternatif yang mempunyai bobot pilihan tertinggi dalam pemilihan alat penangkapan ikan. 4.6.2. Tujuan utama pengembangan model adalah untuk mengetahui nilai optimal kapasitas produksi nelayan, biaya investasi dan luas wilayah penangkapan ikan untuk setiap spesies. Pengembangan model optimalisasi alat penangkapan ikan secara lengkap Output dari model optimasi menghasilkan besar kecilnya variabel parameter keputusan kapasitas produksi, jumlah nelayan yang dimanfaatkan, biaya investasi dan luas wilayah penangkapan ikan dengan alternatif tujuan prioritas yang berbeda-beda.

Bab ini akan menguraikan hasil-hasil yang telah dilakukan dalam melakukan penelitian model pemilihan dan optimalisasi alat penangkapan ikan dalam upaya peningkatan eksploitasi sumber daya ikan di perairan pantai selatan Jawa Timur.

MODEL PEMILIHAN ALAT PENANGKAPAN IKAN

  • Tingkat Pertama (Fokus)
  • Tingkat Kedua (Aktor)
  • Tingkat Keempat (Subkriteria)
  • Model Hirarki Pemilihan Alat penangkapan ikan

Tingkatan ini merupakan kriteria yang relevan dengan pemilihan alat penangkapan ikan, dan didasarkan pada hasil kajian berbagai literatur. Pada tingkat keempat merupakan unsur/bagian kriteria yang mempengaruhi pemilihan alat penangkapan ikan. Secara sosial, yang termasuk dalam upaya ini adalah persoalan ketenagakerjaan di kawasan industri alat penangkapan ikan.

Dari berbagai penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sub-kriteria yang relevan dalam pemilihan alat penangkapan ikan adalah sebagai berikut. Tingkat kelima ini merupakan alternatif jenis alat tangkap yang akan dipilih pada saat pemilihan alat tangkap. Berdasarkan alat tangkap yang digunakan di perairan Jawa Timur, dapat digolongkan enam jenis alat tangkap yang sangat produktif, terdiri dari payang, tancap kelong, jaring, rakit, sendok dan joran, sedangkan klasifikasinya menurut jenis alat tangkapnya. adalah perahu motor, perahu bermotor, mesin tempel, dan mesin tempel tidak bermotor (Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, 2004).

Model pemilihan alat penangkapan ikan yang dikembangkan ditunjukkan pada Gambar 5.1 yang terdiri dari lima tingkatan (hierarki).

IMPLEMENTASI MODEL PEMILIHAN ALAT PENANGKAPAN IKAN

  • Prioritas dan Inconsistency Ratio Lokal
  • Prioritas Sintesis (Synthesis of Priority)

Prioritas tertinggi diberikan kepada pelaku utama yaitu investor, disusul pemerintah, nelayan, dan lembaga keuangan. Penilaian kriteria tersebut (ekonomi, sosial budaya, teknologi) mengacu pada investor, pemerintah, nelayan dan lembaga keuangan/kreditor. Pada tingkat keempat merupakan unsur/bagian dari kriteria kompeten dalam pemilihan alat penangkapan ikan.

Unsur/subkriteria kriteria dihitung dengan mengacu pada preferensi investor, pemerintah, nelayan, dan lembaga keuangan/kreditor. Pada tingkat kelima, jenis alat tangkap alternatif yang menjadi pilihan rencana investasi. Hasil dari program yang berjalan diperoleh prioritas masing-masing alternatif dan rasio inkonsistensi lokal yang dapat dilihat pada tabel 5.6.

Pada model pemilihan jenis alat penangkapan ikan digunakan modus sintesis distribusi dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5.1. Prioritas antara aktor dalam pemilihan alat  penangkapan ikan
Tabel 5.1. Prioritas antara aktor dalam pemilihan alat penangkapan ikan

ANALISA SENSITIFITAS

  • Mode Performance
  • Mode Dynamic
  • Menentukan Variabel-Variabel Keputusan
  • Penentuan Fungsi Tujuan (Objective Function) Penentuan tujuan atau sasaran (goal ), yang terdiri dari
  • Perumusan Lengkap

Untuk menambah dan mengurangi prioritas kriteria/aktor, hal ini dilakukan dengan menempatkan mouse pada atau di sebelah kanan salah satu bar dan mengkliknya. Prioritas kriteria/aktor digambarkan langsung dengan garis vertikal pada garis horizontal, sedangkan alternatifnya digambarkan dengan garis diagonal. Mode keempat untuk analisis ini adalah Mode 2 Dimensi, yang menunjukkan seberapa baik kinerja suatu alternatif berdasarkan dua kriteria/aktor.

Titik besar menunjukkan alternatif dan koordinat titik tunggal memberikan preferensi pada dua kriteria/aktor. Mode ini menunjukkan perbedaan prioritas aktor/kriteria terhadap dua alternatif yang diambil secara bersamaan untuk seluruh kriteria/aktor. Alternatif sebelah kiri merupakan konstanta yang tersisa, dimana alternatif sebelah kanan diubah dengan memilih label kriteria/aktor yang lain.

Berbeda dengan mode analisis lainnya, mode ini tidak melibatkan perubahan kriteria/prioritas aktor.

Gambar 5.3. Hasil Analisa Sensitifitas Mode Dynamic  5.3.3. Mode Gradient
Gambar 5.3. Hasil Analisa Sensitifitas Mode Dynamic 5.3.3. Mode Gradient

IMPLEMENTASI MODEL OPTIMASI ALAT PENANGKAPAN IKAN

  • Kapasitas Produksi
  • Anak Buah Penangkapan / Nelayan
  • Biaya Investasi
  • Luas Area Penangkapan Ikan
  • Model Optimasi Alat Penangkapan Ikan

Biaya yang digunakan untuk investasi peningkatan kapasitas sektor perikanan akan maksimal bila dimanfaatkan. Luas wilayah penangkapan ikan direncanakan untuk memaksimalkan kebutuhan yang berkaitan dengan sektor perikanan. Dari hasil menjalankan model optimasi roda gigi menggunakan program Quantitative System 3.0 diperoleh nilai parameter untuk berbagai variabel.

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran yang diperoleh selama melakukan penelitian mengenai pemilihan dan optimalisasi model peralatan penangkapan ikan di laut menggunakan proses hierarki analitik dan pemrograman tujuan ganda.

Tabel 5.10. Anak buah penangkapan / Jumlah Nelayan  Variabel  Jenis alat
Tabel 5.10. Anak buah penangkapan / Jumlah Nelayan Variabel Jenis alat

KESIMPULAN

SARAN

Pada penelitian selanjutnya, model optimalisasi harus mengakomodasi fungsi objektif seperti kondisi sosial politik, keamanan, dan budaya di lokasi optimalisasi alat penangkapan ikan. Untuk memudahkan pemecahan masalah khususnya model pemilihan dan optimalisasi peralatan penangkapan ikan di laut, dapat dibuat program komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman seperti Fortran, Borland Delphi dan Turbo Pascal. Model Optimasi Alat Penangkapan Ikan dengan Dual Objective Programming, Laporan Penelitian Divisi P2M-HRDC ITATS, Surabaya.

Aktor yang paling berminat memilih alat penangkapan ikan adalah investor perikanan dengan bobot 48,1. Kriteria utama dalam pemilihan alat penangkapan ikan adalah ekonomis dengan bobot masing-masing 51,7. Parameter tersebut menunjukkan bahwa alat penangkapan ikan jenis perahu bermotor masih dapat dioptimalkan di perairan.

Agar diperoleh hasil yang lebih representatif bagi penelitian ini, sebaiknya survei data Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Malang, Trenggalek, dan Pacitan dilakukan secara detail, misalnya setiap jenis alat penangkapan ikan.

Gambar

Gambar 1.1. Kerangka konsep penelitian
Gambar 2.1. Bentuk hirarki sederhana (Saaty, 1993)  2.3.2. Matriks Perbandingan
Tabel  2.1. Skala banding secara berpasang (Saaty, 1993)
Tabel 2.2. Nilai kemantapan acak (Saaty, 1988)
+7

Referensi

Dokumen terkait

(Maaring sumagot nang mas marami pa sa isa) ①Kung ako ay may libreng oras, gusto kong mag-aral ②Kung mayroon akong sapat na pera na magagamit para sa pag-aaral ng Nihongo.. ③Kung may