• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan penelitian - SIMAKIP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "laporan penelitian - SIMAKIP"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Urgensi Penelitian

KAJIAN PUSTAKA

State of the Art

Soal HOTS (High Order Thinking Skill)

Soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekedar mengingat, menyatakan kembali, atau merujuk tanpa mengolah (recitation). Soal HOTS dalam konteks asesmen mengukur kemampuan untuk: 1) mentransfer satu konsep ke konsep lainnya, 2) mengolah dan menerapkan informasi, 3) mencari koneksi dari berbagai jenis informasi, 4) menggunakan informasi untuk memecahkan masalah, dan 5) menganalisis ide dan informasi secara kritis. Namun demikian, soal berbasis HOTS tidak berarti soal tersebut lebih sulit daripada soal mengingat.

Tabel 1.2 Domain Proses Kognitif HOTS
Tabel 1.2 Domain Proses Kognitif HOTS

Hipotesis Deduktif

Prinsip penyusunan soal fisika HOTS antara lain: (1) menentukan dengan jelas dan tepat apa yang ingin dinilai; (2) Pemilihan materi sesuai kurikulum berdasarkan kelas (standar kompetensi dan kompetensi dasar); (3) penggunaan kata menurut tingkat taksonomi Bloom (mengevaluasi, menganalisis, mencipta); (4) penggunaan bahasa Indonesia baku; (5) penggunaan kata-kata yang hanya memiliki satu arti, agar tidak membingungkan; (6) mengajak siswa memecahkan suatu kasus, singkatnya; (7) penggunaan materi baru (belum pernah dibahas di kelas); (8) memberikan petunjuk cara kerja di awal soal; (9) pembuatan kunci jawaban; dan (10) mengembangkan pedoman penilaian. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala, terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut kemudian melakukan penelitian di lapangan. Oleh karena itu, konteks penalaran deduktif, konsep, dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu fenomena.

Artinya premis yang salah dapat membawa kita pada hasil yang salah, dan premis yang salah juga akan membawa kita pada kesimpulan yang salah. Automated People Movement System (APMS) atau Skytrain adalah fasilitas antar moda yang berfungsi untuk mengangkut penumpang antar terminal di Bandara Soekarno-Hatta. Skytrain adalah kereta listrik tanpa awak yang dapat mengangkut penumpang dari satu terminal ke terminal lainnya di Bandara Soekarno-Hatta.

Berikut simulasi uji coba naik Skytrain dari Terminal 2 ke Terminal 3 dari keadaan diam, kemudian berakselerasi lalu terus menerus bergerak hingga akhirnya berhenti. Peta simulasi Skytrain yang aman dan layak dioperasikan di Bandara Soekarno-Hatta ini merupakan percobaan kedua. Kalimat “mulai diam kemudian dipercepat lalu bergerak terus menerus sampai akhirnya berhenti” terdapat dalam soal (dicetak tebal).

Grafik B (percobaan 2)
Grafik B (percobaan 2)

Hasil Belajar Fisika

Berdasarkan domain yang diklasifikasikan oleh Bloom, dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan bagian dari pengalaman yang melekat pada diri siswa berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap yang tidak dapat diamati secara fisik, tetapi dapat diukur yang dalam enam domain terjadi. Hasil belajar dengan demikian dapat juga disimpulkan sebagai penguasaan materi pelajaran tertentu yang diperoleh dari hasil tes belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor. Sejalan dengan pengertian di atas, Gagne berpendapat dalam buku Dimyati dan Mujiono bahwa hasil belajar berupa kemampuan, karena setelah belajar orang akan memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.

Dengan demikian, hasil belajar akan terlihat setelah perlakuan diberikan pada proses pembelajaran, yang dianggap sebagai proses pemberian pengalaman belajar. Abdurrahman dalam buku Asep Jihad dan Abdul Haris mengatakan bahwa hasil belajar merupakan keterampilan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Artinya ketika seorang anak telah menyelesaikan kegiatan belajar tertentu, ia juga akan memiliki hasil belajar tertentu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir dari proses kegiatan belajar yang dilakukan, yaitu berupa pola tindakan, kemampuan, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dapat terus mengalami perubahan guna memperoleh hasil yang lebih baik. berguna untuk meningkatkan keterampilan kinerja, baik keterampilan akademik maupun keterampilan akademik. Sementara itu, Nana Sudjana menyatakan hasil belajar dinilai melalui tes, baik tes deskriptif maupun tes objektif. Perubahan yang dimiliki siswa, seperti mengingat materi yang dipelajari dan mampu memecahkan masalah, merupakan hasil belajar yang terus menerus, sehingga menghasilkan proses belajar yang efektif dan bermakna.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami pembelajaran. Hasil belajar digunakan oleh pendidik untuk mengukur atau mengukur tercapainya suatu tujuan pembelajaran.

Road Map Penelitian

Tujuan operasional penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemberian soal HOTS berbasis hipotesis deduktif pada mata kuliah Fisika Dasar 2 terhadap hasil belajar siswa. Pemberian soal HOTS berbasis hipotesis deduktif pada mata kuliah Fisika Dasar 2 akan dilaksanakan pada bulan Februari 2019, dan uji coba akan dilakukan pada bulan Juli 2019. Dimana peneliti pertama kali mengembangkan produk berupa soal HOTS berbasis hipotesis deduktif pada Mata Kuliah Fisika Dasar 2, (Research and Development), setelah soal dikembangkan dan divalidasi, selanjutnya diimplementasikan dalam pembelajaran dan penilaian (eksperimen).

Nilai rata-rata hasil validasi oleh ahli materi dan evaluator menjadi dasar evaluasi soal HOTS yang dikembangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian soal HOTS terhadap hasil belajar fisika dasar siswa. Validasi oleh evaluator bertujuan untuk mengetahui tingkat kevalidan soal HOTS yang telah dikembangkan ditinjau dari kemanfaatan soal sebagai penilaian pembelajaran.

Validasi oleh ahli materi bertujuan untuk mengoreksi soal ketika terdapat kesalahan dan miskonsepsi tentang materi fisika pada soal-soal HOTS yang dikembangkan untuk ketelitian, kepatutan, dan kebahasaan sebagai penilaian pembelajaran. Tes kelompok kecil bertujuan untuk mengidentifikasi kekurangan pada soal HOTS setelah direvisi berdasarkan hasil validasi oleh evaluator dan ahli materi. Di akhir kuesioner percontohan, siswa diminta untuk memberikan saran tentang soal-soal HOTS yang sedang dikembangkan.

Hasil validasi dan eksperimen menunjukkan bahwa soal HOTS dapat digunakan sebagai alat penilaian pembelajaran. Soal HOTS yang dikembangkan dapat memfasilitasi berpikir tingkat tinggi baik bagi dosen maupun mahasiswa untuk memahami soal. Untuk melihat keefektifan pemberian soal HOTS dalam meningkatkan hasil belajar siswa digunakan data indeks perolehan.

Soal-soal HOTS yang dikembangkan cocok untuk digunakan sebagai alat penilaian pada perkuliahan fisika dasar 2, khususnya untuk soal-soal berbentuk uraian tentang listrik arus searah.

Gambar 3.1 Alur Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian

METODE PENELITIAN

Tujuan Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Metode Penelitian

Alur Penelitian

Tahap pengujian instrumen tes yaitu tes pelaksanaan menggunakan metode pre-experimental design dengan desain pretest-posttest group.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengolahan Data

Tahap kedua adalah desain, pada tahap ini desain soal HOTS akan mulai dikembangkan dengan mengacu pada hasil analisis kurikulum dan analisis kebutuhan. Pada penelitian ini soal HOTS dikembangkan pada mata kuliah Fisika Dasar 2, dengan CP-MK: Menguasai pengetahuan dasar rangkaian arus searah secara komprehensif, konsisten dan mendalam serta mengembangkan dan menerapkannya pada pengetahuan fisika yang lebih tinggi untuk dipelajari sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Saat menulis soal deskriptif HOTS, kita berpedoman pada kisi-kisi soal dan prinsip-prinsip penulisan soal HOTS.

Langkah kelima adalah evaluasi produk akhir, pada langkah ini dilakukan perbaikan akhir dengan menganalisis kembali hasil tes kelompok kecil dan memperhatikan saran ahli evaluasi dan ahli materi, sehingga soal-soal HOTS Tingkat Dasar Physics 2 sangat layak untuk digunakan. Uji kelayakan soal HOTS telah dilakukan dengan uji empiris dengan metode penyebaran angket kepada ahli evaluasi, ahli materi dan guru mata kuliah Fisika Dasar 2. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen soal HOTS ditinjau dari aspek substansi, konstruksi dan kebahasaan memiliki interpretasi yang sangat baik.

Pada akhir angket validasi, ahli materi diminta untuk memberikan saran terhadap produk yang dikembangkan. Hasil observasi yang dilakukan juga dapat digunakan untuk menganalisis bagaimana metode yang digunakan siswa dalam menjawab soal essay, waktu yang digunakan untuk menyelesaikan soal dan pengolahan skor soal HOTS siswa yang dikembangkan. Sedangkan post-test diberikan dalam bentuk soal yang sama dengan pre-test yang dilakukan setelah siswa menerima materi fisika dasar 2 khususnya pada CP MK: menguasai pengetahuan dasar rangkaian DC secara komprehensif, mantap dan dalam -mendalam dan mampu mengembangkan dan menerapkan untuk mempelajari pengetahuan fisika yang lebih tinggi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta soal-soal latihan berupa soal-soal HOTS yang dikembangkan.

Soal HOTS tervalidasi dapat digunakan sebagai alat penilaian untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Melakukan penelitian eksperimen lebih lama untuk melihat pengaruh soal HOTS dalam proses pembelajaran.

Tabel 3.2 Skala Likert untuk Penilaian  Alternatif Jawaban  Bobot Skor
Tabel 3.2 Skala Likert untuk Penilaian Alternatif Jawaban Bobot Skor

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengembangan Soal HOTS

Untuk mencapai tujuan tersebut, sebelumnya dikembangkan soal-soal berbentuk uraian HOTS pada mata kuliah Fisika Dasar 2 dengan menggunakan metode research and development dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan ADDIE. Pengembangan soal-soal berbentuk uraian HOTS pada mata kuliah Fisika Dasar 2 diawali dengan tahap analisis berupa analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis soal ujian mata kuliah Fisika Dasar 2 pendahulu. Analisis kurikulum dilakukan dengan mengkaji kurikulum yang diterapkan oleh prodi Pendidikan Fisika UHAMKA dan perangkat terkait.

Kisi-kisi ini menjadi acuan bagi penulis soal, sehingga siapapun yang menulis soal akan menghasilkan soal dengan isi dan kesulitan yang relatif sama. Soal yang dikembangkan untuk setiap mata pelajaran terdiri dari 1 Sub-CP-MK dan berbagai indikator kinerja. Soal-soal yang dibuat kemudian ditelaah oleh tim ahli yang terdiri dari evaluator dan ahli materi untuk diuji lebih lanjut.

Pada tahap pengembangan, selain desain, juga dibuat kisi-kisi instrumen validasi berupa angket yang diisi oleh ahli evaluasi dan ahli materi. Fase keempat adalah implementasi, pada fase ini soal-soal yang dikembangkan diimplementasikan di dalam kelas. Responden yang digunakan adalah mahasiswa prodi Fisika yang mengambil mata kuliah dasar Fisika 2 sebanyak 15 orang.

Uji Kelayakan Soal HOTS

  • Validasi Ahli Evaluasi
  • Validasi Ahli Materi

Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa perangkat penilaian pembelajaran yang dikembangkan layak digunakan dalam penilaian pembelajaran fisika dasar 2. Pada akhir angket validasi, ahli evaluasi diminta untuk memberikan saran terhadap soal uraian yang sedang dikembangkan. .

Tabel 4.1 Hasil Validasi oleh Ahli Evaluasi
Tabel 4.1 Hasil Validasi oleh Ahli Evaluasi

Pembahasan Pengembangan Soal HOTS

Pengaruh Soal HOTS Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa

Hal ini menunjukkan hasil analisis kualitatif yang dilakukan oleh para ahli dan percobaan kelompok kecil. Hal ini terlihat dari hasil survei uji tuntas ahli evaluasi dan ahli mata pelajaran yaitu 80,83 dengan interpretasi sangat baik, sedangkan respon siswa mencapai persentase rata-rata keseluruhan sebesar 79,23% dengan interpretasi baik. Soal deskriptif HOTS juga dapat digunakan dalam penilaian formatif dan penilaian sumatif seperti Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).

Dalam penelitian ini produk yang dihasilkan adalah model soal uraian HOTS sebagai alat penilaian pada mata pelajaran dasar fisika 2 khususnya soal-soal. Kalimat yang mengandung hipotesis deduktif pada setiap soal dapat membantu siswa memprediksi jawabannya. Namun dalam penelitian ini, hipotesis deduktif yang digunakan masih belum optimal karena keterbatasan waktu dalam mengembangkan soal.

Pada penelitian ini soal-soal yang dikembangkan masih berupa tes tertulis, kemudian diusulkan untuk mengembangkan soal-soal deskriptif HOTS dalam bentuk aplikasi berbasis Android secara utuh.

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Kesimpulan

Implikasi

Saran

LUARAN YANG DICAPAI

Gambar

Tabel 2.1  State of The art Review
Tabel 1.2 Domain Proses Kognitif HOTS
Grafik B (percobaan 2)
Gambar 2.1 Road Map Penelitian  ANALISIS  KEBUTUHAN  (sepanjang Tahun 2018)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Clinical Identifiers, Comorbidities, and Outcomes among COVID-19 Confirmed Patients in Banda Aceh, Indonesia.. Budi Yanti 1,2*