• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alat Pemecah Ombak di Pantai Tanjung Burung

N/A
N/A
Agung Azmi

Academic year: 2023

Membagikan "Alat Pemecah Ombak di Pantai Tanjung Burung "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Alat Pemecah Ombak di Pantai Tanjung Burung

Mata Kuliah : Pengetahuan Struktur

Dosen Pengajar : Kiki Prio Utomo, S.T, M.T.

Disusun Oleh :

Maria Casandra Frisilla (D1051201003) Agung Yaanur Azmi (D1051201016)

Surya Pratama (D1051201018) Muhammad Rafi Zulfikar (D1051201029)

Siti Zahra Widi Salsabila (D1051201030)

KELAS A

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2021

(2)

A. Latar Belakang

Abrasi merupakan pengikisan atau pengurangan daratan (pantai) akibat aktivitas gelombang, arus dan pasang surut. Dalam kaitan ini pemadatan daratan mengakibatkan permukaan tanah turun dan tergenang air laut sehingga garis pantai berubah. Pantai dikatakan mengalami abrasi bila angkutan sedimen yang terjadi ke suatu titik lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah sedimen yang terangkut keluar dari titik tersebut. Pantai Tanjung Burung merupakan salah satu tempat wisata yang terletak di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah. Kawasan ini juga ditumbuhi banyak pohon kelapa karena memang dulunya lokasi ini merupakan kebun kelapa milik warga, serta tanaman mangrove yang ditanam oleh warga sekitar. Saat ini, salah satu permasalahan yang terjadi di wilayah Pantai Tanjung Burung adalah abrasi yang diakibatkan oleh serangan gelombang yang terus-menerus.

Salah satu faktor penyebab terjadinya abrasi tersebut adalah Pantai Tanjung Burung yang terletak di pesisir selatan Mempawah sehingga terjangan ombak terjadi selama 3 musim. Hal tersebut juga menjadi penyebab pada mundurnya garis Pantai Tanjung Burung sepanjang 20 meter pertahunnya. Dampak abrasi dapat mengakibatkan banyak permasalahan seperti hilangnya lahan pemukiman, lahan pertambakan dan mata pencaharian yang berdampak langsung pada penurunan kualitas hidup masyarakat.

Usaha perlindungan dan pengamanan pantai yang dilakukan dengan menggunakan perlindungan alami, yaitu dengan reboisasi mangrove, perlu didukung oleh struktur APO. Alat Pemecah Ombak (APO) adalah struktur yang dibangun di pantai sebagai bagian dari pertahanan pantai atau untuk melindungi kawasan pantai dari pengaruh cuaca, ombak, ataupun sedimentasi.

Struktur APO diperlukan sampai tanaman mangrove tumbuh cukup besar sehinggamampu menahan serangan gelombang. APO diletakkan di depan tanaman bakau yang akan dilindungi.

Gelombang yang datang dari laut lepas menuju pantai mengalami difraksi dan refleksi setelah mcngenai APO. Gelombang yang terdifraksi ini diharapkan sebagai pembawa sedimen di daerahyang dilindungi. Gundukan pasir yang terbentuk pada akhirnya dapat ditanami bibit mangrove, sehingga luas areal mangrove yang terbentuk lebih besar. Oleh karena itu, Pantai Tanjung Burung memerlukan sebuah proyek pengembangan yaitu berupa pembangunan pemecah gelombang (breakwater).

(3)

B. Desain Alat Pemecah Gelombang

Perlindungan oleh pemecah gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan. Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih di dalam zona gelombang pecah (breaking zone). Maka bagian sisi luar pemecah gelombang memberikan perlindungan dengan meredam energi gelombang sehingga gelombang dan arus di belakangnya dapat dikurangi. Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi, sebagian diteruskan (transmisi) dan sebagian dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain lainnya. Pembagian besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan tergantung karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe bangunan peredam gelombang (permukaan halus dan kasar, lulus air dan tidak lulus air) dan geometrik bangunan peredam (kemiringan, elevasi dan puncak bangunan)

Material yang kami gunakan didasarkan atas ketersediaan bahan yang berada di Pantai Tanjung Burung. Bahan yang kami pilih adalah bambu dan kayu kecil. Bambu yang berukuran besar sebagai penyangga berukuran 2 meter yang ditancapkan 1 meter dibawah permukaan lumpur dan sisanya diatas permukaan lumpur. Hal ini disebabkan tinggi pelindung struktur minimal 60 cm diatas permukaan lumpur. Anyaman bambu yang disangga oleh bambu besar sebagai lapisan pertama, kemudian di lapisan kedua terdapat kayu atau ranting kecil yang disusun agak rapat.

Bentuk dari alat pemecah gelombang kami adalah layang-layang terbalik, dimana sisi panjangnya menghadap ke arah datangnya gelombang, sedangkan sisi pendeknya berada di arah belakang. Alasan kami memilih bentuk ini adalah agar meminimalisir kerusakan alat dari hantaman ombak, selain itu dengan bentuk layang layang memungkinkan gelombang akan pecah dah menyebar lebih cepat sehingga tidak akan sampai ke tepi pantai. Tanaman mangrove ditanam di dalam alat sehingga mangrove dapat terlindungi dari hantaman ombak.

(4)

Desain Alat

C. Rancangan Anggaran Biaya

No Nama Barang Jumlah Harga

1. Bambu Besar ( Petung 7 meter, diameter 100-150 mm )

2 2 x 75.000 = Rp. 150.000-,

2. Anyaman Bambu permeter 9 9 x 108.000 = Rp. 972.000-,

Total Rp. 1.122.000-,

D. Perhitungan

Desain yang di rancang seperti berbentuk kelayang terbalik dengan sisi lancip yang menghadap hempasan ombak. Sesuai dengan hukum Bernoulli, jika fluida memiliki kecepatan yang besar

(5)

maka akan memiliki tekanan yang kecil, dan fluida yang memiliki kecepatan kecil akan memiliki tekanan yang besar. Berikut perhitungan kasar untuk membuktikan ketahanan desain rancangan terhadap hempasan ombak ( massa jenis air, kecepatan angin, luas permukaan desain, dan sebagainya diabaikan )

1) Asumsikan sudut sebesar 30o dan kecepatan ombak 30 km/jam.

V= kecepatan ombak X sudut desain yang terbentuk = 30 X cos 30o

= 26 km/jam

2) Asumsikan sudut sebesar 45o dan kecepatan ombak 30 km/jam V = kecepatan ombak X sudut desain yang terbentuk

= 30 km/jam X cos 45o = 21 km/jam

Dari kedua perhitungan secara kasar diatas, dapat dilihat bahwa sudut yang semakin kecil (lancip) akan menghasilkan kecepatan ombak yang besar. Sesuai dengan hukum Bernoulli, kecepatan yang besar akan menghasilkan tekanan yang kecil sehingga gaya tekan yang diberikan ombak terhadap desain semakin kecil dan rancangan desain akan bertahan lebih lama.

Referensi

Dokumen terkait