• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL PENINJAUAN K3 STARTEGI PEMBANGUNAN MENARA PUSAT KULINER DAN CENDRAMATA KOTA PALOPO KELOMPOK 7

N/A
N/A
sarah safira

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN HASIL PENINJAUAN K3 STARTEGI PEMBANGUNAN MENARA PUSAT KULINER DAN CENDRAMATA KOTA PALOPO KELOMPOK 7"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL PENINJAUAN K3

STARTEGI PEMBANGUNAN MENARA PUSAT KULINER DAN CENDRAMATA KOTA PALOPO (TAHUN JAMAK)

OLEH:

KELOMPOK 7

NURUL ZAM : 21.023.22.201.204

ANDI UTIN CENDRASARI A.S. KADDIRADJA : 21.023.22.201.207

MUHAMMAD AMIN : 16.023.22.201.104

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDI DJEMMA

2022

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga laporan hasil peninjauan K3 & UU Perburuan ini dapat diselesaikan guna memenuhi salah satu syarat dalam penyelesaian mata kuliah K3 & Perburuan di Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andi Djemma.

Laporan ini di susun berdasarkan hasil peninjauan di lapangan proyek Strategi Pembangunan Menara Pusat Kuliner dan Cendramata Kota Palopo selama kurang lebih 2 minggu berada di lokasi proyek.

Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak

kekurangan, karena itu kami sangat berharap agar pembaca laporan ini memberi saran dan kritik yang membangun guna perbaikan penulisan.

Kami berharap dengan selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca. Akhir kata kami selaku penyusun mengucapkan terimakasih.

Palopo, 11 Juli 2022

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Sasaran ... 4

BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 5

2.1 Teori Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 5

2.2 Undang-undang Tentang K3 ... 8

2.3 Peraturan dan Regulasi K3 ... 9

2.4 Standar K3 Pada Proyek Kontruksi ... 10

BAB III GAMBARAN UMUM ... 12

3.1 Gambaran Umum Proyek ... 12

3.2 Nama Proyek ... 12

3.3 Anggaran ... 13

3.4 Pelaksana ... 13

3.5 Pengawas ... 13

3.6 Item Pekerjaan ... 13

3.7 Lokasi ... 15

BAB IV PEMBAHASAN... 16

4.1 Item yang Dikerjakan Apa Potensi Bahaya ... 16

4.2 Prosedur Pekerja ... 16

4.3 Memenuhi Standar atau Tidak ... 16

4.4 Rekomendasi ... 17

BAB IV PENUTUP ... 18

5.1 Kesimpulan ... 18

DAFTAR PUSTAKA ... 19

LAMPIRAN ... 21

(4)

ABSTRAK

Paper ini meninjau aspek kesehatan dan keselamatan kerja pada proyek atau pekerjaan pembangunan Menara Pusat Kuliner dan Cendramata Kota Palopo di Kota Palopo. Fokus utamanya adalah pada pekerjaan-pekerjaan kontruksi.

Paper ini merupakan tugas mata kuliah K3 dan Undang-Undang perburuhan.

(5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pembangunan yang dilaksanakan pemerintah umumnya yang bersifat infrastruktur atau prasarana, yaitu bangunan fisik atau lembaga yang mempunyai kegiatan produksi, logistik dan pemasaran barang dan jasa serta kegiatan-kegiatan lain di bidang ekonomi, sosial, budaya, politik dan pertahanan keamanan.

Menurut (Suryono 2010) pembangunan merupakan “usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang merencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.” Dengan demikian, ide pokok pembangunan menurut Siagian mengandung makna : “(a) bahwa pembangunan merupakan suatu proses yang tanpa akhir; (b) pembangunan merupakan suatu usaha yang secara sadar dilaksanakan secara terus menerus; (c) pembangunan dilakukan secara berencana dan perencanaannya berorientasi pada pertumbuhan dan perubahan; (d) pembangunan mengarah kepada modernitas; (e) modernitas yang dicapai melalui pembangunan bersifat multi dimensional; proses dan kegiatan pembangunan ditujukan kepada usaha membina bangsa dalam rangka pencapaian tujuan bangsa dan negara yang telah ditentukan.

Kota merupakan suatu ruang seiring dengan perkembangan waktu dan kebutuhan kehidupan manusia, yang didalamnya terdapat berbagai peristiwa hukum. Perkembangan pesat yang terjadi didalam sebuah Kota pada kenyataannya tidak selalu diikuti pengembangan-pengembangan serta perubahan

(6)

yang mendukung dalam kawasan tersebut sehingga terjadilah ketimpanganketimpangan baik secara sosial, ekonomi, budaya, politik dan pendidikan. Pemahaman terhadap Kota sebagai tempat kegiatan berbagai kepentingan, harus diwujudkan dengan mengoptimalisasi kebijakan yang dapat menghindarkan konflik antara pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan, antara pembangunan fisik dengan pelestarian lingkungan, serta antara kebijakan pusat dengan harapan dan kepentingan daerah dan masyarakat. Kedepan harus dipikirkan bagaimana menyiapkan rencana Kota yang dapat diterima oleh masyarakat dan dapat dipertanggungjawabkan (Sutedi. 2015:209).

Menurut (Wardana 2017) Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang kaya akan keindahan alam, flora dan fauna serta beraneka ragam budaya, semua dapat memberikan devisa yang cukup besar bagi dunia pariwisata.

Secara umum pariwisata dipandang sebagai sektor yang dapat mendorong dan meningkatkan pembangunan, membuka lapangan usaha baru, memukan lapangan kerja usaha baru, memukan lapangan kerja dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat serta pendapatan asli daerah, apabila dapat dikelola dan dikembangkan secara maksimal. Memasuki era gloalisasi peranan industri pariwisata harus didukung dengan sumber dayayang berkualitas dan profesional agar terwujud pariwisata yang erkelanjutan di indonesia.

Pembangunan menara pusat kuliner dan cenderamata di lokasi eks Luwu Plaza Palopo, ditargetkan rampung tepat waktu. Sesuai schedule, proyek multi years Dinas PUPR senilai Rp91.552.793.000 ini, akan selesai dikerja di 2023.

Item pertama yang sudah kita rampungkan, adalah pengeboran pondasi bored pile.

(7)

Nah, sekarang sudah memasuki item pekerjaan struktur pile cap yang menopang kekuatan tiang pancang sehingga bangunan nantinya dapat lebih kokoh berdiri.

Sesudah pekerjaan pile cap, item berikutnya adalah pembangunan struktur tie beam. Setelah itu, dilanjutkan pembangunan gedung menara pusat kuliner dan cenderamata yang memiliki tinggi 4 lantai. Gedung ini nantinya dilengkapi tangga eskalator, serta fasilitas pendukung seperti lapangan parkir yang cukup luas, taman yang dilengkapi air mancur, dll. "Kita sangat optimistis, menara pusat kuliner dan cenderamata ini selesai tepat waktu serta menjadi ikon baru--, kebanggaan masyarakat Kota Idaman karena kualitasnya yang bagus.

Sarana dan prasarana merupakan kebutuhan dasar dari suatu area permukiman (Fisu, 2018). Pemenuhan sarana dan prasarana tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan permukiman, namun juga dapat meningkatkan perekonomian penduduk (Fisu, 2020)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yaitu

“Bagaimana Proses Startegi Pembangunan Menara Pusat Kuliner Dan Cendramata Kota Palopo ?”

1.3Tujuan

Adapun tujuan dari laporan ini adalah “Untuk Mengetahui Bagaimana Proses Startegi Pembangunan Menara Pusat Kuliner Dan Cendramata Kota Palopo.”

(8)

1.4Sasaran

Sasaran pada laporan ini hanya terwujudnya suatu pembangunan Pada Menara Pusat Kuliner Dan Cendramata Kota Palopo pada tahun 2023 mendatang.

(9)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR 2.1Teori Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Menurut Widodo (2015, p.234), Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Menurut Rivai dan Sagala (2013, p.792), Keselamatan dan Kesehatan Kerja menunjuk kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi atau organisasi. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang baik perlu dilakukan dalam upaya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan saat melakukan pekerjaan. Tantangan dan potensi bahaya yang dihadapi suatu organisasi memiliki jumlah yang terus bertambah dan beragam termasuk bahaya akibat buatan manusia sendiri (man-made hazard). (Ramli, 2010).

Mangkunegara (2002, p.163) menjelaskan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani dan rohani tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya.

Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya adalah memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis bagi tenaga kerja.

(10)

2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Menurut Rachmawati (2012, p.171), tujuan manajemen K3 adalah:

a) Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggitingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja- pekerja bebas.

b) Sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaankecelakaan akibat kerja, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan, dan gizi tenaga kerja, perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia, pemberantasan kelelahan kerja, pelipat ganda kegairahan serta kenikmatan kerja.

Menurut Rivai dan Sagala (2013, p.793), tujuan Keselamatan Kerja adalah:

a) Manfaat Lingkungan Kerja yang Aman dan Sehat Jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan kerja, penyakit, dan hal-hal yang berkaitan dengan stress, serta mampu mengingkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya, perusahaan akan semakin efektif.

b) Kerugian Lingkungan Kerja yang Tidak Aman dan Tidak Sehat Jumlah biaya yang besar seing muncul karena ada kerugian-kerugian akibat kematian dan kecelakaan di tempat kerja dan kerugian menderita penyakit- penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan.

(11)

3. Indikator Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Dalam hal ini Keselamatan dan Kesehatan Kerja akan diukur dengan indikator yang diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Hedianto, Mukzam dan Iqbal (2014) yaitu sebagai berikut:

a) Penempatan benda atau barang sehingga tidak membahayakan atau mencelakakan orang-orang yang berada di tempat kerja atau sekitarnya.

b) Perlindungan pada pegawai atau pekerja yag melayani alat-alat kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan, dengan cara memberikan alatalat perlindungan yang sesuai dan baik.

c) Penyediaan perlengkapan yang mampu digunakan sebagai alat pencegah, pertolongan dan perlindungan.

d) Penyediaan program sosialisasi pencegahan kecelakaan yang diberikan oleh perusahaan terhadap pegewai atau pekerja.

e) Lingkungan secara medis. Dalam hal ini lingkungan kerja secara medis dapat dilihat dari sikap perusahaan dalam menangani hal-hal sebagai berikut a) Kebersihan lingkungan kerja. b) Suhu udara dan ventilasi di tempat kerja.

c) Sistem pembuangan sampah dan limbah industri.

f) Lingkungan kesehatan tenaga kerja yaitu upaya-upaya dari perusahan untuk meningkatkan kesehatan dari tenaga kerjanya hal ini dapat dilihat dari penyediaan air bersih dan sarana kamar mandi.

g) Pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yaitu pelayanan kesehatan tenaga kerja.

(12)

2.2Undang-Undang Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Bab III pasal 3 tentang keselamatan kerja disebutkan syarat-syarat keselamatan kerja sebagai berikut:

 Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

 Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

 Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

 Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diripada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.

 Memberi pertolongan pada kecelakaan.

 Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.

 Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembapan, debu, kotoran asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran

 Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.

 Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

 Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.

 Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

 Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.

 Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.

(13)

 Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang.

 Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

 Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang.

 Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi

2.3Peraturan dan regulasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Landasan hukum penerapan K3 Layaknya sebuah program, maka program kesehatan dan keselamatan kerja di perusahaan harus memiliki landasan hukum yang kuat. Ada banyak dasar hukum yang sering menjadi acuan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja antara lain:

a) Undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat 2 “setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan”. Pengertiannya adalah bahwa yang dimaksud dengan perkerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi dan memungkinkan tenaga kerja tetap sehat dan selamat sehingga dapat hidup dengan layak sesuai martabat manusia.

b) Undang-undang (uu) no. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja undang- undang ini memuat antara lain ruang lingkup pelaksanaan keselamatan kerja, syarat keselamatan kerja, pengawasan, pembinaan tentang kecelakaan, kewajiban dan hak tenaga kerja, kewajiban memasuki tempat kerja, kewajiban pengurus dan ketentuan penutup (ancaman pidana) dan lain-lain.

(14)

c) Uu no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan khususnya alinea 5 tentang keselamatan dan kesehatan kerja, pasal 86 dan pasal 87. Pasal 86 ayat 1: setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja. Pasal 86 ayat 2: untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Pasal 87: setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Peraturan menteri tenaga kerja ri no. Per05/MEN/1996 tentang sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. Permenakertrans ini adalah landasan pedoman penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3), mirip OHSAS 18001 di Amerika atau BS 8800 di Inggris.

d) Peraturan pemerintah (pp) no. 50 tahun 2012 tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

2.4Standar K3 Pada Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi dapat diartikan sebagai proyek yang melibatkan banyak pihak dan terjadi banyak proses yang kompleks sehingga setiap proyek unik adanya (Santoso, 2004). Sedangkan pengertian proyek konstruksi menurut Ervianto (2005) adalah satu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ada suatu proses yang mengelola sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.

(15)

Pada umumnya, proyek konstruksi dapat diartikan sebagai proses pelaksanaan pembangunan fisik, yang dilaksanakan oleh kontraktor. Padahal proyek konstruksi sebenarnya sudah dimulai sejak timbulnya gagasan/ide dari pemilik proyek untuk membangun, yang kemudian proses selanjutnya akan melibatkan dan dipengaruhi oleh berbagai unsur seperti konsultan, kontraktor, termasuk pemiliknya sendiri.

1. Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan proyek (PMBOK, 2004). Menurut Wulfram I. Ervianto (2004), Manajemen Proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) sampai selesainya proyek untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu. Sumber daya dalam proyek konstruksi dapat dikelompokkan menjadi manpower, material, machines, money, method.

Dengan kata lain, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu, serta keselamatan kerja (Husen, 2011).

(16)

BAB III GAMARAN UMUM 3.1Gambaran Umum Proyek

Palopo mulai membangun pusat kuliner dan cendramata di lahan eks Luwu Plaza, Jalan Andi Makkulau, kawasan pasar lama Palopo. PT Khanza selaku rekanan yang melaksanakan pembangunan proyek pusat kuliner dan cendramata mulai membersihkan lokasi yang akan dibanguni pusat kuliner dan cendramata Palopo.

Pusat kuliner dan cendramata Palopo tersebut, salah satu impian Walikota HM Judas Amir. Awal perencanaannya, Judas Amir menginginkan di lahan eks Luwu Plaza dibangun menara payung setinggi 99 meter. Menara payung tersebut ditargetkan jadi ikon kota Palopo. Namun dalam perkembangannya, Pemerintah Kota Palopo membangun pusat kuliner dan cendramata, yang tetap memiliki menara. Cuma tinggi menara dikurangi jadi 33 meter, dan direncanakan dibangun di tengah pusat kuliner dan cendramata Palopo.

Pembangunan pusat kuliner dan cendramata Palopo, termasuk menara ditaksir akan menghabiskan anggaran sekitar Rp 91 miliar, dengan jangka waktu 3 kali penganggaran, tiga tahun multiyears melalui APBD Kota Palopo mulai tahun 2021 hingga 2023 mendatang.

3.2Nama proyek

Adapun nama proyek ini yaitu pembangunan menara pusat kuliner dan cendramata kota palopo (tahun jamak).

(17)

3.3 Anggaran

Adapun anggaran penataan bangunan gedung menara pusat kuliner dan cedramata kota palopo sebesar Rp. 91.552.793.000.

3.4Pelaksana

Pelaksana dari penataan bangunan gedung menara pusat kuliner dan cedramata kota palopo yaitu PT. KANZA SEJAHTERA.

3.5Pengawas

Pengawas dari penataan bangunan gedung menara pusat kuliner dan cedramata kota palopo yaitu PT. PRIMATAMA PRIMA KONSULTAMA.

3.6Item Pekerjaan

1. Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan adalah pekerjaan awal sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok suatu proyek konstruksi dikerjakan dn harus direncanakan.

Perencanaannya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh suatu hasil perencanaan yang efisien, namun bisa mencakup segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek tersebut. Ada beberapa item dalam pekerjaan persiapan, antara lain:

a) Perencanaan Site Plan,

b) Perhitungan Kebutuhan Sumber Daya, c) Pembuatan Shop Drawing,

d) Pengadaaan Material untuk Pekerjaan Persiapan, e) Mobilisasi Peralatan, dan

f) Perencanaan Pelaksanaan di Lapangan.

(18)

2. Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Gedung

Secara garis besar pelaksanaan pekerjaan bangunan gedung dibagi atas a) Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektural,

b) Pelaksanaan Pekerjaan Struktur,

c) Pelaksanaan Pekerjaan Mekanikal Elektrikal, dan d) Plumbing.

Semua tahapan pekerjaan gedung mempunyai metode pelaksanaan yang disesuaikan dengan desain dari konsultan perencana. Perencanaan metode pelaksanaan suatu item pekerjaan akan mengikuti jadwal waktu yang disediakan untuk item pekerjaan tersebut. Dari perencanaan metode ini akan diperoleh data kebutuhan alat yang diperlukan, jenis dan volume bahan yang akan dibutuhkan, teknis dan urutan pelaksanaan pekerjaan serta pola pengendalian mutu yang harus diterapkan. Contoh-contoh metode pelaksanaan untuk proyek bangunan gedung, mulai dari pekerjaan Fondasi hingga pekerjaan finishing (arsitektur)-nya serta untuk pekerjaan sipil lainnya dalam bentuk ilustrasi gambar-gambar yang dilengkapi dengan keterangan.

3. Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Pondasi

Pondasi adalah bagian terendah dari bangunan yang meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan yang ada dibawahnya.Terdapat dua klasifikasi pondasi, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal didefinisikan sebagai pondasi yang mendukung bebannya secara langsung, seperti: pondasi telapak, pondasi memanjang dan pondasi rakit. Pondasi dapat

(19)

didefinisikan sebagai pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batuan yangterletak relatif jauh dari permukaan, contohnya pondasi sumuran dan pondasi tiang (Hardiyatmo, 2011).

Secara umum, pelaksanaan pekerjaan pondasi memanjang atau lajur terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya :

a) Mempersiapkan bahan serta bowplank untuk posisi penempatan. Bowplank yang digunakan adalah terbuat dari papan kayu.

b) Menggali tanah sesuai dengan bentuk pondasi yang akan dibuat. Penggalian tanah ini dikerjakan dengan tenaga manusia karena tidak terlalu dalam hanya sedalam 60cm saja.

3.7Lokasi

Berdasarkan lokasi dalam pembangunan gedung menara pusat kuliner dan cedramata kota palopo di Lahan eks Luwu Plaza, Jalan Andi Makkulau, kawasan pasar lama Palopo

(20)

BAB IV PEMBAHASAN 4.1Item Yang Dikerjakan Apa Potensi Bahaya

Tingkat risiko atau kemungkinan merupakan suatu nilai yang ditetapkan untuk mengetahui suatu tingkatan dampak atau akibat berdasarkan dampak yang disebabkan oleh kecelakaan kerja.

Pada item berupa potensi bahaya (kecelakaan) yang mungkin terjadi pada pekerjaan pembekistingan, pembesian, dan pengecoran.

4.2Prosedur Pekerja

Dalam setiap item yang dikerjakan dapat diketahui bahwa dalam pekerjaan proyek ini dalam tidak berbahaya karena para pekerja melakukan pekerjaan dengan hati-hati dan dalam pengawasan.

Pihak departemen harus bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan kerja para pekerjanya serta menunjukkan perhatian-perhatian terhadap K3

Para pekerja dan staff harus mengikuti arahan – arahan tersebut yang di jelaskan sebelum memulainya pekerjaan

4.3Memenuhi Standar Atau Tidak

Upaya proyek dalam hal ini memenuhi standar di proyek pembangunan ini adalah dengan melaksanakan pelatihan bagi seluruh personil yang terkait dalam proyek seperti kontraktor, konsultan dan masyarakat sekitar. Tujuan pelatihan ini adalah untuk menyamakan persepsi atau pemahaman terkait mutu dalam

(21)

pelaksanaan proyek maupun mutu dalam pengoperasian pembangunan gedung menara pusat kuliner dan cedramata kota palopo.

4.4Rekomendasi

Derdasarkan pembahasan diatas maka dapat di rekomendasikan bahwa dalam pembangunan gedung menara pusat kuliner dan cedramata kota palopo ini memiliki pekerja yang memenuhi standar dengan mengikuti pelatihan .

Kepada pengawas dalam pembangunan gedung menara pusat kuliner dan cedramata kota palopo bisa mampu memantau pekerja selama kontrak proyek berlangsung.

(22)

BAB V PENUTUP 5.1KESIMPULAN

Suatu struktur bangunan yang kokoh dan kuat tapi juga efisien memerlukan suatu perencanaan struktur yang baik dengan menggunakan peraturan – peraturan perencanaan secara tepat dan benar.

Pemodelan dan pembebanan sangat berpengaruh terhadap benar atau tidaknya hasil perhitungan yang akan diperoleh. Kesalahan pada kedua hal tersebut mengakibatkan kesalahan pada dimensi akhir walaupun perhitungan yang telah dilakukan sudah benar.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

AA. Anwar Prabu Mangkunegara, (2013), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT. Remaja Rosda karya, Bandung.

Afiyanti, Y., & Rachmawati, I. N. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif.

Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada.

Eko, Widodo Suparno. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Hardiyatmo, H. C, 2011 .“Analisis dan Perencanaan Fondasi I”, Edisi Kedua, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Hedianto BR, Mukzam MD, Iqbal M (2014). Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap motivasi kerja karyawan (studi pada karyawan bagian drilling & oilfield services PT. Elnusa Tbk. Jakarta).

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 10 No. 01 Mei 2014: 1-9.

Ramli S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:

Dian Rakyat.

Suryono, Agus. 2010. Dimensi-dimensi Prima Teori Pembangunan. Malang : UB Press. Hal 46.

Undang-Undang No 1 Tahun 1970 : Tentang Keselamatan Kerja.

Fisu, A. A., & Didiharyono, D. (2020, April). Economic & Financial Feasibility Analysis of Tarakan Fishery Industrial Estate Masterplan. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 469, No. 1, p.

012002). IOP Publishing.

(24)

Fisu, A. A., & Marzaman, L. U. (2018). Pemetaan Partisipatif Kampung Pesisir Kelurahan Tallo Kota Makassar. To Maega: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), 22-28.

FISU, A. A., Suti, M., Dani, A. A. H., Angreyani, A. D., Amruh, A., Fisu, A. R.,

& Wekke, I. S. (2022). Work Accident Risk at Hospital Construction Environment. IEOM Conference Proceedings ISSN / E-ISSN: 2169-8767:

Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and Operations Management. Paper link

http://www.ieomsociety.org/china2021/papers/135.pdf

Fisu, A. A. (2019). Tinjauan Kecelakaan lalu Lintas Antar Wilayah Pada Jalan Trans Provinsi Sulawesi Selatan. PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Teknik, 4(1), 53-65.

(25)

LAMPIRAN

(26)
(27)

Referensi

Dokumen terkait