• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENYULUHAN ANTI KORUPSI PADA TEMAN SEBAYA

N/A
N/A
07. Desi Ambarwati

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PENYULUHAN ANTI KORUPSI PADA TEMAN SEBAYA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENYULUHAN ANTI KORUPSI PADA TEMAN SEBAYA

Disusun sebagai salah satu kelengkapan tugas mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi Dosen Pengampu : Dr. Yuni Kusmiyati, S.ST, Bdn, MPH

DESI AMBAR WATI P07124223034

Sarjana Terapan Kebidanan 1A

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

TAHUN 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah Subahannahu Wata’ala yang telah memberikan banyak kenikmatan taufik dan hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penyuluhan PBAK pada teman sebaya tanpa ada halangan yang berarti

Makalah ini telah diselesaikan dengan bantuan berbagai pihak dan kerjasama. Oleh karena itu penulis sampaikan terima kasih pada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Sebagai manusia biasa, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan kerendahan hati, penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis maupun pembaca.

Yogyakarta, 06 November 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB I...5

PENDAHULUAN...5

A. Latar Belakang...5

B. Tujuan...6

C. Manfaat...6

BAB II...7

PEMBAHASAN...7

A. Pengertian Korupsi...7

B. Bentuk – Bentuk Korupsi...8

C. Faktor – Faktor Penyebab korupsi...9

D. Dampak Adanya Tindak Korupsi...10

E. Upaya Pencegahan Korupsi...10

BAB III...12

PELAKSANAAN PENYULUHAN...12

A. Sasaran...12

B. Strategi Pelaksanaan...12

C. Isi Penyuluhan...12

D. Metode Penyuluhan...12

E. Media Penyuluhan...12

F. Jadwal Kegiatan...13

BAB IV...14

PENUTUP...14

A. Kesimpulan...14

B. Saran...14

DAFTAR PUSTAKA...15

LAMPIRAN...16

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belakangan ini isu korupsi sedang hangat diperbincangkan masyarakat, khususnya di media baik lokal maupun nasional. Korupsi merupakan salah satu permasalahan penting yang perlu diatasi oleh bangsa dan pemerintah Indonesia saat ini. Hal ini dikarenakan praktek korupsi yang terus menerus terjadi di Indonesia lebih sulit diatasi. Korupsi tentunya sangat merugikan negara dan dapat merusak kohesi bangsa. Pada hakikatnya korupsi adalah “parasit sosial” yang merusak struktur pemerintahan dan merupakan hambatan besar bagi berfungsinya pemerintahan dan pembangunan secara umum.Kenyataannya korupsi sangat sulit dan hampir mustahil diberantas, karena sangat sulit memberikan bukti otentik. Sangat sulit untuk mendeteksi dengan dasar hukum tertentu. Namun, akses terhadap praktik korupsi merupakan bahaya tersembunyi yang harus diwaspadai baik oleh pemerintah maupun masyarakat sendiri.

Saat ini, korupsi bukan hanya dilakukan oleh pejabat tinggi dan pekerja kantoran.

Siapapun bisa melakukan tindakan korupsi, termasuk remaja. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang mulai mempertanyakan berbagai fenomena yang terjadi di lingkungannya guna membentuk harga dirinya. Elliot Turiel (1978) mengemukakan bahwa remaja mulai membuat penilaian sendiri ketika mendiskusikan isu-isu umum yang berkaitan dengan lingkungannya, misalnya politik, kemanusiaan, perang, peristiwa sosial, dll. Syarat untuk menjadi pribadi yang dewasa dan matang dimulai dari sekarang. Generasi muda merupakan landasan keberhasilan pembangunan. Jika generasi mudanya baik, maka mereka akan meneruskannya hingga menjadi pemimpin negara berikutnya. (Mochtar Lubis: 2008: 22)3

Untuk memberantas korupsi secara menyeluruh, diperlukan peran serta seluruh lapisan masyarakat. Kita tidak dapat hanya mengandalkan pemerintah atau KPK sebagai lembaga pemberantas korupsi yang telah banyak melakukan penanggulangan korupsi. Sebagai masyarakat sudah sepatutnya kita mengambil peran dalam upaya pemberantasan korupsi dengan cara pemberian pendidikan formal mengenai pendidikan budaya anti korupsi

(5)

sehingga masyarakat kita terutama generasi muda dapat lebih paham akan bahaya korupsi serta tidak akan melakukan tindakan tercela tersebut.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari korupsi, penyebab, jenis, dan dampak korupsi, serta upaya pencegahan yang dapat dilakukan.

2. Untuk mengetahui dan melakukan kegiatan penyuluhan anti korupsi.

3. Untuk mengetahui media yang digunakan dalam penyulihan anti korupsi.

4. Untuk mengetahui dokumentasi kegiatan penyuluhan anti korupsi.

C. Manfaat

1. Mahasiswa mampu mengetahui arti korupsi, penytebab korupsi, jenis – jenis korupsi, dan dampak korupsi serta upaya pencegahan Tindakan korupsi.

2. Mahasiswa mampu mengetahui dan melaksanakan kkegiatan penyuluhan anti korupsi.

3. Mahasiswa mampu mengetahui media yang digunakan.

4. Mahasiswa mampu mengetahui dokumentasi kegiatan penyuluhan anti korupsi.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi

Istilah korupsi di Indonesia pada mulanya bukan suatu istilah yuridis.

Bahkan istilah korupsi sendiri berasal dari bahasa Latin, “Corruptio”, yang antara lain berarti merusak, membuat busuk, menyuap. Menurut Subekti, Korupsi adalah suatu tindak pidana yang memperkaya diri yang secara langsung merugikan keuangan dan perekonomian negara. Sedangkan menurut Syed Hussein Alatas, menyatakan bahwa korupsi adalah transaksi yang tidak jujur yang dapat menimbulkan kerugian orang, waktu dan tenaga dari pihak lain, baik berupa penyuapan (bribery), pemerasan (extortion) dan nepotisme. Ketiga fenomena tersebut tidaklah sama, tapi ada benang merah yang menghubungkan fenomena tersebut, yaitu penempatan kepentingan-kepentingan politik di bawah kepentingan privat dengan pelanggaran norma-norma tugas dan kesejahteraan, yang dibarengi dengan keserbarahasiaan, penghianatan, penipuan, dan pengabaian yang kejam atas setiap konsekuensi yang diderita oleh publik.

Dalam pengertian yuridis, pengertian korupsi tidak hanya terbatas kepada perbuatan yang memenuhi rumusan delik dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, tetapi meliputi juga perbuatan-perbuatan yang memenuhi rumusan delik, yang merugikan masyarakat atau orang. Tindak pidana korupsi biasanya merupakan bentuk kejahatan yangdilakukan secara sistematis dan terorganisir dengan baik, serta dilakukan olehorang-orang yang mempunyai kedudukan dan peranan yang penting dalamtatanan sosial masyarakat. Oleh karena itu kejahatan ini sering disebut Whitecollar crime atau kejahatan kerah putih. Dalam praktiknya, korupsi yang telah sedemikian rupa tertata dengan rapi modus kejahatan dan kualitasnya, menjadikan korupsi ini sulit diungkap.

Menyadari kompleksnya permasalahan korupsi, maka pemberantasannya harus dengan cara yang luar biasa melalui keseimbangan langkah-langkah yang tegas

(7)

dengan melibatkan semua potensi yang ada dalam masyarakat, khususnya pemerintah dan aparat penegak hukum.

Adapun menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana di ubah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang dimaksud dengan korupsi ialah secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Korupsi di Indonesia merupakan masalah besar yang belum dapat diselesaikan dengan tuntas oleh bangsa ini. Salah satu agenda reformasi adalah pemberantasan korupsi yang sudah mengakar dan menjadi virus dalam tubuh bangsa Indonesia.

B. Bentuk – Bentuk Korupsi

1. Merugikan uang negara: Pegawai pemerintahan yang memanipulasi anggaran untuk keuntungan pribadi. Ini mengakibatkan defisit anggaran program dan merugikan keuangan negara.

2. Suap : Suap antar pegawai meliputi pemberian barang/ jasa untuk memperoleh kenaikan pangkat, sementara suap dari pihak luar melibatkan perusahaan swasta yang memberikan uang kepada pegawai pemerintah agar memenangkan tender.

3. Penggelapan dalam jabatan : Tindakan merampas uang, memalsukan dokumen, atau merusak bukti-bukti untuk menghindari pemeriksaan administratif. Sebagai contoh, seorang penegak hukum yang menghancurkan barang bukti suap untuk melindungi pelaku.

4. Pemerasan : Tindakan meminta uang, memaksa pembayaran dengan potongan, atau memaksa orang untuk tindakan tertentu demi keuntungan pribadi. Misalnya, pegawai negeri yang meminta bayaran untuk pembuatan KTP tanpa alasan yang sah.

5. Tindakan curang : Tindakan sengaja yang membahayakan, misalnya pemborong atau penjual barang bangunan yang melakukan perbuatan curang saat membangun Gedung pemerintahan yang dapat membahayakan keamanan masyarakat atau harta milik pemerintah.

(8)

6. Benturan kepentingan dalam pengadaan : terjadi saat seseorang yang terlibat dalam pengadaan memasukkan kepentingan pribadi atau keluarganya dalam proses. Sebagai contoh, pegawai pemerintah yang memasukkan perusahaan milik keluarganya ke dalam tender pengadaan.

7. Gratifikasi : pemberian barang kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara yang terkait dengan jabatan atau bertentangan dengan tugasnya.

Misalnya, pengusaha yang memberikan hadiah kepada pejabat pemerintah dengan harapan memenangkan proyek. Jika pejabat tersebut tidak melaporkan pemberian tersebut kepada lembaga anti-korupsi, hal itu dapat dianggap sebagai suap.

C. Faktor – Faktor Penyebab korupsi

a. Faktor internal

1) Sifat serakah / tamak / rakus manusia 2) Gaya hidup konsumtif

3) Moral yang lemah b. Faktor eksternal

1) Aspek sosial, adanya pengaruh , tekanan, dan dukungan dari orang terdekkat missal keluarga dan teman.

2) Aspek politik, t

3) tujuan politik untuk memperkaya diri pada akhirnya menciptakan money politics. Dengan money politics, seseorang bisa memenangkan kontestasi dengan membeli suara atau menyogok para pemilih atau anggota-anggota partai politiknya

4) Aspek hukum, koruptor akan mencari celah di perundang-undangan untuk bisa melakukan aksinya. Selain itu, penegakan hukum yang tidak bisa menimbulkan efek jera akan membuat koruptor semakin berani dan korupsi terus terjadi.

5) Aspek ekonomi, diantaranya adanya tingkat pendapatan atau gaji yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.

(9)

6) Aspek organisasi, misalnya tidak adanya teladan integritas dari pemimpin, kultur yang benar, kurang memadainya sistem akuntabilitas, atau lemahnya sistem pengendalian manajemen.

D. Dampak Adanya Tindak Korupsi

Adapun dampak dari korupsi bagi bangsa Indonesia sangat besar dan komplek. Menurut Soejono Karni, beberapa dampak korupsi adalah :

a. rusaknya sistem tatanan masyarakat,

b. ekonomi biaya tinggi dan sulit melakukan efisiensi, c. munculnya berbagai masalah sosial di masyarakat,

d. penderitaan sebagian besar masyarakat di sektor ekonomi, administrasi, politik, maupun hukum,

e. yang pada akhirnya menimbulkan sikap frustasi, ketidakpercayaan, apatis terhadap pemerintah yang berdampak kontraproduktif terhadap pembangunan.

E. Upaya Pencegahan Korupsi

Keberhasilan suatu negara bisa dilihat dari kualitas bangsanya. Pemuda memiliki peran yang besar bagi perubahan-perubahan sosial di lingkungannya dan sering disebut sebagai agent of change (agen perubahan). Pemuda merupakan harapan bangsa yang menjadi generasi penerus perubahan negara di masa yang akan datang. Peran yang harus dijalani oleh pemuda yaitu harus berjuang demi kemajuan bangsa, jadi sudah seharusnya bagi para pemuda untuk banyak belajar dan menyadari betapa pentingnya pendidikan. Seorang pemuda harus berani membela hal yang benar dan mengisi kemerdekaan hasil perjuangan para pahlawan terdahulu ini dengan kegiatan dan hal-hal yang benar dan positif.

Perjuangan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia ini jangan sampai disia-siakan begitu saja.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah budaya korupsi adalah dengan menanamkan Pendidikan anti korupsi sebagai Pendidikan formal dikalangan pelajar. Selain dengan Pendidikan juga harus diiringi dengan penerapan nilai dan prinsip integritas anti korupsi yang bias akita kenal dengan 9 nilai ani korupsi yaitu; jujur, tanggung jawab, disiplin, mandiri, kerja keras, sederhana, berani, dan adil. Diaharapkan dengan adanya Langkah – Langkah

(10)

pencegahan diatas dapat memberikan pemahaman serta menumbuhkan kesadaran para pellajar untuk dapat menghindari tindakan yang dapat memicu korupsi.

Keberadaan nilai-nilai dasar integritas yang berorientasi pada nilai dan moral serta diperkuat dengan optimisme akan menguatkan nilai antikorupsi yang berorientasi pada kesadaran untuk menghindari perilaku koruptif. Lalu, nilai internal tersebut akan mendorong individu untuk membangun sistem berdasarkan prinsip-prinsip antikorupsi sehingga tercipta ekosistem yang jauh dari potensi korupsi.

(11)

BAB III

PELAKSANAAN PENYULUHAN

A. Sasaran

Sasaran dalam penyuluhan ini adalah teman sebaya yang berbeda instansi.

B. Strategi Pelaksanaan

1) Persiapan penyuluahan

Persiapan dilakukan dengan penyusunan materi, penguasaan materi, penguasaa cara menyampaikan materi, persiapan media yang digunakan serta permohonan izin ketersediaan teman – teman.

2) Tempat dan waktu pwnyuluhan

Hari / tanggal : Sabtu, 4 November 2023

Waktu : 19. 30 – 20.00 WIB

Lokasi : Zoom Meeting

3) Pelaksanaan penyuluhan

Penyuluhan ini dilaksanakan dengan persiapan penyulihan, pemberian link zoom pada teman – teman, pembukaan dan penayangan poster dan video mengenai anti korupsi, penyampaian materi, diskusi , terkhir penutup dan penyampaian kesimpulan.

C. Isi Penyuluhan

Penyuluhan berisi mengenai pengertian korupsi, bentuk - bentuk korupsi beserta contohnya, macam – macam penyebab korupsi, dampak serta upaya pencegahan yang dapat dilakukan dengan menggunakan pendidikaan budaya anti korupsi serta penanaman integritas anti korupsi.

D. Metode Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan dengan metode daring melalui zoom meeting, penyampaian materi dengan ceramah serta dilakukan diskusi.

(12)

E. Media Penyuluhan

media dalam penyuluhan ini mengguanakan laptop, aplikasi zoom meeting, dan poster yang berisi mengenai arti korupsi, bentuk – bentuk korupsi, dan 9 nilai integritas anti korupsi.

F. Jadwal Kegiatan

No

Jenis Kegiatan Waktu Materi

1. Pembukaan 3 menit Perkenalan

2. Proses 24 menit Penyuluhan anti

korupsi, penyampaian materi dan diskusi

3. Penutup 3 menit Kesimpulan dan

penutup

(13)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Generasi muda sebagai penerus bangsa harus dapat menjadi agent of change ( agen perubahan) untuk membuat Indonesia menjadi generasi emas. Pemahaman mengenai korupsi, bentuk – bentuk, faktor penyebab, dampak serta upaya pencegahan penting dipelajari sebagai modal generasi muda untuk masa depan bangsa. Korupsi masih menjadi kasus yang belum dapat di tangani dan diberantas oleh sebab itu sebagai agent of change generasi muda harus bisa membawa perubahan dalam indionesia emas 2045.

Tanamkan nilai integrits dan stop tindakan korupsi.

B. Saran

1. Bagi teman – teman

Dapat memahami arti korupsi, ,membedakan bentuk bentuk korupsi, faktor penyebab serta dampak dan upaya pencegahabn sehingga dapat menjauhi Tindakan korupsi dan dapat termotivasi untuk selalu menjadi generasi yang aktif membangun budaya anti korupsi serta melaksanakan nilai integritas anti korupssi dalam kehidupan sehari – hari.

2. Bagi penulis

Diharapkan dapat melakukan penyuluhan secara langsung sebagai langkah optimalisasi penyampaian materi.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Wahyuni, R. D., & Vitriani, T. (2022). Upaya preventif pencegahan korupsi melalui edukasi Penanaman Nilai integritas di Desa Bulusulur. Lisyabab : Jurnal Studi Islam Dan Sosial, 3(2), 197–205. https://doi.org/10.58326/jurnallisyabab.v3i2.150

Tanjung , A. dkk (2022). PENYULUHAN DAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI DESA MARINDAL I KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN DELI SERDANG.

https://doi.org/https://journal.upmi.ac.id/index.php/JAU/article/download/352/314 Dikir, S. (2020). SKRIPSI Sudiono Hi.Dikir BAB I_1.

http://digilib.iblam.ac.id/id/eprint/316/3/SKRIPSI%20Sudiono%20Hi.Dikir%20BAB

%20I_1.pdf

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah - Universitas islam sultan ... (2015).

http://repository.unissula.ac.id/12212/2/babI.pdf

(15)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Media penyuluhan berupa poster

Lampiran 2. Dokumentasi penyuluhan

(16)

Referensi

Dokumen terkait