• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KERJA PRAKTEK PERAWATAN (Maintenance) & MEMINIMALISISR FAKTOR KEGAGALAN PADA WORM SCREW PADA SCREW PRESS DI PTPN V PKS SEI TAPUNG

N/A
N/A
alifnurhasan hasan

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN KERJA PRAKTEK PERAWATAN (Maintenance) & MEMINIMALISISR FAKTOR KEGAGALAN PADA WORM SCREW PADA SCREW PRESS DI PTPN V PKS SEI TAPUNG"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PERAWATAN (Maintenance) & MEMINIMALISISR FAKTOR KEGAGALAN PADA WORM SCREW PADA SCREW PRESS DI

PTPN V PKS SEI TAPUNG

MOH ANWAR SANUSI 1807124778

PROGRAM STUDI SARJANA (S1) TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

2021

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Akhir Kerja Praktik dengan judul:

PERAWATAN (Maintenance) & MEMINIMALISISR FAKTOR KEGAGALAN PADA WORM SCREW PADA SCREW PRESS DI

PTPN V PKS SEI TAPUNG

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

MOH ANWAR SANUSI NIM. 1807124778

Mengetahui,

PT. Perkebunan Nusantara V Manager

Disetujui Oleh, Pembimbing Lapangan

Asisten Teknik Pabrik

M. Untung Rizki Cahayadi, S.T Dotrigo Simatupang

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah Swt, atas Segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Kerja Praktik yang berjudul “Perawatan (Maintenance) &

Meminimalisisr Faktor Kegagalan Pada Worm Screw Pada Screw Press Di Ptpn V Pks Sei Tapung” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan Kerja Praktek ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan Program Strata-1 di Program Studi Teknik Mesin Universitas Riau. Selama Kerja Praktik, penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah Swt, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek ini.

2. Orang tua untuk dukungan moral dan material yang telah diberikan kepada penulis.

3. Bapak Prof. Dr. Eng. Ir. Azridjal Aziz, ST., MT., IPU selaku dosen pembimbing yang membantu penulis dalam membimbing serta memberikan arahan dalam melaksanakan Kerja Praktek ini.

4. Ibu Putri Nawangsari,ST.,M.Eng selaku Koordinator Kerja Praktek Program Studi S1 Teknik Mesin Universitas Riau.

5. Bapak M. Untung Rizki Cahayadi, S.T selaku Manager PKS Sei. Tapung.

6. Seluruh staf dan karyawan yang telah membantu dan memberikan saran kepada penulis untuk menyelesaikan laporan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam Laporan Kerja Praktik ini. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Semoga Laporan Kerja Praktik ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Pekanbaru, November 2021 Penulis,

Moh Anwar Sanusi 1807124778

(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR GAMBAR...v

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Batasan Masalah...2

1.3 Maksud dan Tujuan...3

1.4 Hasil Yang Diharapkan...3

1.5 Waktu dan tempat pelaksanaan...3

1.6 Metode pengumpulan data...4

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN...5

2.1 Sejarah PT.Perkebunan Nusantara V...5

2.2 Sejarah PT.Perkebunan Nusantara V Sei tapung...5

2.2.1 Lokasi dan Deskripsi Wilayah...6

2.2.2 Pengertian dan Makna Lambang Perusahaan...6

2.2.3 Visi dan Misi Perusahaan...7

2.3 Struktur Organisasi...7

2.3.1 Karyawan Pimpinan...8

2.3.2 Karyawan Pelaksana...8

2.4 Sistem Kerja Perusahaan...8

2.5 Sistem Keselamatan dan Kesejahteraan Karyawan...9

2.5.1 Sistem Keselamatan Karyawan...9

2.5.2 Sistem Kesejahteraan Karyawan...9

(5)

BAB III LANDASAN TEORI...11

3.1 Screw Press...11

3.2 Tipe Screw Press...12

3.3 Cara Kerja Screw Press...13

3.4 Efesiensi Pada Screw Press...13

3.5 Tekanan Pada Screw Press...14

3.6 Perawatan (Maintenance)...14

BAB IV PEMBAHASAN...18

4.1 Data perancangan...18

4.1.1 Data Motor Screw Pres...18

4.1.2 Data worm screw...18

4.1.3 Data penggunaan worm screw press...18

4.2 Perhitungan...19

4.2.1 Perhitungan Kapasitas Press...19

4.2.2 Perhitungan Kapasitas Digester...19

4.2.3 Perhitungan Retantion Time...20

4.3 Pembahasan...20

4.3.1 Factor Tegangan Berlebih...20

4.3.2 Factor Material Worm Screw...20

4.3.3 Factor Keausan Worm Screw...21

4.3.4 Factor Perawatan Screw press yang Kurang Maksimal...21

BAB V PENUTUP...22

5.1 Simpulan...22

5.2 Saran...22

DAFTAR PUSTAKA...23

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Logo PTPN V dari tahun 1998-2012...6

Gambar 2. 2 Logo PTPN V dari tahun 2013-sekarang...6

Gambar 3. 1 Screw Press...11

Gambar 3. 2 Worm Screw...12

Gambar 4. 1 worm screw patah...21

(7)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kerja Praktek industri merupakan salah satu kegiatan perkuliahan yang wajib dilaksanakan oleh semua mahasiswa Fakultas Teknik di Universitas Riau pada semester 7 bagi Prodi S1 dan Semester 5 bagi Diploma 3. Kerja Praktik bertujuan agar mahasiswa fakultas teknik memahami kondisi sesungguhnya yang ada di dunia industri sehingga ketika mahasiswa lulus sudah memiliki bekal pengalaman untuk memasuki dunia industri.

Dengan program kerja praktek ini mahasiswa dituntut untuk belajar secara langsung terjun ke lapangan untuk memperluas wawasan dan cara berpikir.

Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang luas tetapi juga memiliki keterampilan dan kemampuan menerapkan ilmu yang dimiliki.

Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri sebagai bahan baku penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Kelapa sawit ini memiliki peranan yang penting dalam industri minyak yaitu dapat menggantikan kelapa sebagai sumber bahan bakunya. Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia.

Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, Riau, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

Pada industri pengolahan kelapa sawit selain menghasilkan minyak mentah, juga menghasilkan Kernel (Inti Sawit), Fiber dan juga cangkang. fiber dan cangkang yakni dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk Boiler, dan Kernel dapat diolah menjadi minyak. Bahkan limbah kelapa sawit dapat digunakan sebagai pupuk tanaman seperti bayam, kangkung, sawi, dan juga tanaman lainya.

PTPN V PKS Sei. Tapung merupakan industri yang mengolah tandan sawit menjadi minyak mentah/CPO (Crude Palm Oil). Minyak mentah yang dihasilkan lalu dikirim ke beberapa perusahaan di Indonesia yang sudah menjalin kerja sama, untuk di produksi menjadi sabun, minyak makan, bahan kosmetik, bahan baku

(8)

pembuatan cat, dan juga dijadikan sebagai campuran bahan bakar.

PTPN V PKS Sei Tapung menggunakan berbagai mesin dan alat-alat yang mendukung proses produksinya dalam menghasilkan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil). Pengolahan dilakukan dengan prinsip kutip pisah yakni kutip semua yang merupakan minyak inti serta pisah semua yang bukan minyak dan inti. Prinsip kerja alat-alatnya yakni perebusan, bantingan, pelumatan, pengepresan, penyaringan, pengendapan, sentrifugasi, serta prinsip hisapan dengan melakukan pompa dan blower. Terhentinya proses pengolahan di pabrik kelapa sawit akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan, yang dapat mengakibatkan rendahnya produktivitas pabrik tersebut. Kerusakan peralatan di pabrik membutuhkan biaya yang lebih untuk memperbaiki kerusakan tersebut.

Untuk itu perlu dilakukan perawatan (maintenance) yang baik terhadap setiap peralatan yang digunakan pada proses pengolahan.

Pada prinsipnya salah satu peralatan yang sangat berperan penting dalam proses pengolahan yaitu mesin press. Sehingga bila terjadi penurunan produktitas suatu alat serta kerusakan atau cacat pada mesin atau equipmen tersebut akan dapat mengakibatkan pada produk/output yang dihasilkan. Selain itu tingkat kesadaran dan kepedulian operator tentang efektivitas mesin dan dengan cara pengukuran performa mesin dalam produksi masih rendah. Standarisasi mesin belum diwujudkan sehingga kondisi mesin belum berproduksi secara optimal.

Perawatan mesin mengenai pembersihan (cleaning) dan preventive maintenance belum dilakukan dengan maksimal. Adanya tindakan perbaikan diperlukan untuk memperbaiki tingkat efektivitas mesin dalam berproduksi. Dalam proses nya tidak terlepas dari masalah yang berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas mesin agar menekan atau mengurangi kerusakan dan gangguan menjadi sekecil mungkin, sehingga kegiatan produksi berjalan tidak terhambat.

Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah untuk mencegah atau mengatasi masalah tersebut. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya masalah tersebut maka diperlukan sebuah metode yang tepat yaitu metode Total Productive Maintenance (TPM)

(9)

1.2 Batasan Masalah

Pada laporan ini penulis membatasi permasalahan yaitu hanya dalam masalah pengambilan data system perawatan (maintenance) worm screw pada screw press di PTPN V PKS Sei. Tapung.

1.3 Maksud dan Tujuan A. Maksud Kerja Praktek

1. Untuk mendapatkan wawasan tentang system Perawatan (maintenance) worm screw pada screw press di PTPN V PKS Sei.

Tapung.

2. Untuk mengenal lebih jauh tentang system management dan pemeliharan screw press.

B. Tujuan Kerja Praktek

1. Mengenal dan memahami secara langsung serta dapat menerapkan teori-teori dan praktek di bangku kuliah.

2. Memahami cara system management dan pemeliharaan screw press dengan pengamatan langsung.

3. Salah satu syarat untuk menyususn Tugas Akhir.

1.4 Hasil Yang Diharapkan

Bebrapa hasil yang diharapkan yang hendak dicapai dalam melaksanakan kerja praktek ini antara lain :

A. Bagi Mahasiswa

1. Dapat memahami berbagai macam aspek kegiatan di PTPN V Pks Sei Tapung

2. Dapat membandingkan teori-teori yang ada di bangku kuliah dengan kerja praktek dilapangan.

3. Memperoleh kesempatan untuk mengerti dan memahami pekerjaan dilapangan.

B. Bagi Fakultas

1. Memperoleh tali silaturahmi antara pihak fakultas dengan pihak perusahaan.

C. Bagi Perusahaan

(10)

1. Sebagai andil perusahaan dalam pengembangan bidang Pendidikan.

2. Dapat melihat keadaan perusahaan dari sudut pandang mahasiswa.

1.5 Waktu dan tempat pelaksanaan 1. Waktu pelaksanaan kerja praktek

Kerja Praktek dilaksanakan mulai pada tanggal 01 November 2021 hingga berakhir pada tanggal 30 November 2021.

2. Tempat pelaksanaan kerja praktek

Tempat pelaksanaan kerja praktek adalah di PTPN V PKS Sei.

Tapung, Kec. Tandun, Kab. Rokan Hulu, Riau.

1.6 Metode pengumpulan data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PTPN V PKS Sei. Tapung, Kec. Tandun, Kab. Rokan Hulu, Riau adalah sebagai berikut :

1. Mengadakan survey langsung ke perbengkelan terutama management dan perawatan screw press.

2. Meminta informasi dan melakukan konsultasi dengan Pembimbing Lapangan atau Mentor, Kepala Bengkel, Staff, Prodi.

3. Studi Literatur terutama Perawatan (maintenance) pada mesin screw press di PTPN V PKS Sei. Tapung tersebut.

(11)

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT.Perkebunan Nusantara V

Pada masa penjajahan belanda perkebunan kelapa sawit tumbuh sangat pesat, ini dibuktikan dengan ekspor minyak dan inti sawit pada tahun 1938 masing-masing 220,702 Ton minyak sawit dan 47.487 Ton inti sawit. Pada tanggal 10 Desember 1957 berdasarkan beberapa alas an politik pemerintah RI mengambil perusahaan asing yang ada di Indonesia. Mulai beberapa tahapan terbentuklah 23 Perseroan Terbatas Perkebunan (PTP) dan Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara V (PTPN V) adalah salah satu PTPN untuk wilayah Riau.

PT.Perkebunan Nusantara V adalah badan usaha milik negara,didirikan tanggal 14 Februari 1996 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1996, dan disahkan oleh Notaris Harun Kamil, SH melalui Akta No.38 tanggal 11 Maret 1996 dan Keputusan Mentri Kehakiman Republik Indonesia N0. C2833.HT.01.01 Tahun 1996 tanggal 8 Agustus 1996, diperbaharui Akta Notaris H.Budi Suyono,SH No. 12 tanggal 27 Maret 2014 dengan nomor AHU00421.40.22.2014 oleh Menkumham RI tanggal 02 April 2014 dan berkantor pusat di Jalan Rambutan Nomor 43 Pekanbaru, Riau.

Selain mengelola kebun inti kelapa sawit seluas 65.831 hektar dan kebun karet 11.506 hektar, juga mengelola kebun plasma kelapa sawit seluas 56.665 hektar dan karet 17.861 hektar. Untuk mengolah hasil kebunnya, PTPN V didukung oleh 12 unit pabrik kelapa sawit yang memproduksi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel, 1 unit Pabrik Kernel Oil (PKO) serta 2 unit Pabrik Karet yang memproduksi Crumb Rubber.

2.2 Sejarah PT.Perkebunan Nusantara V Sei tapung

Pabrik kelapa Sawit Sei Tapung telah beroperasi selama 33 tahun, pembentukan perkebunan pabrik kelapa sawit Sei Tapung dilakukan pada tahun 1987 dengan kapasitas 30 Ton/Jam. Mempertimbangkan luas area kebun inti dan plasma, maka pada tahun 1988 dilakukan penambahan kapasitas PKS Sei Tapung oleh pabrik menjadi 60 Ton/Jam. Pabrik kelapa sawit beroperasi pada tahun 1990

(12)

yang berkapasitas 60 Ton/Jam sumber buah Sei Tapung dan plasma dengan luas area 5.000 Ha, produksi yang dihasilkan PKS Sei Tapung yaitu CPO dan INTI 2.2.1 Lokasi dan Deskripsi Wilayah

Pabrik kelapa sawit Sei Tapung terletak di Kecamatan TAndun, Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau, wilayah kebun dan pabrik berada di 20 Km dari kota Ujung Batu dan kurang lebih 80 Km dari Ibukota Provinsi Riau Pekanbaru.

2.2.2 Pengertian dan Makna Lambang Perusahaan

Pada awal berdirinya Perseroan, belum ditentukan secara resmi logo yang menjadi symbol dari Perseroan. Baru di tahun 1998, sebagai pernyataan inspirasi perusahaan dan sebagai symbol pemersatu dan kebanggaan organisasi, melalui Surat keputusan Direksi Perseroan No. 05.02/SKEP/07/1998 tentang Penetapan Logo PT.Perkebunan Nusantara V, maka ditetapkanlah logo Perusahaan berbentuk bulat bergaris hijau dengan kecambah berwarna kuning dan berakar ditengahnya.

Gambar 2. 1 Logo PTPN V dari tahun 1998-2012

Pada 11 Maret 2013, bertepatan dengan HUT perseroan yang ke-17, ditetapkan perubahan logo baru perseroan yang merupakan upaya perseroan untuk bertransformasi menyelaraskan diri dengan perubahan zaman dan perkembangan industry.

Gambar 2. 2 Logo PTPN V dari tahun 2013-sekarang

(13)

Bentuk dari logo (logo mark) menyerupai daun kelapa sawit yang berkembang dan melekuk halus tanpa ujung tajam, merupakan manifestasi dari core business perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang pula, menggambarkan konsistensi produksi, keseimbangan dan fleksibilitas perusahaan dalam menghadapi tantangan global. Tulisan logo (Logo Type) PTPN 5 yang di taruh simetris di bawah logo mark melambangkan phon sawit yang berakar dari perkebunan perseroan serta pemilihan huruf non capital memperlihatkan keterbukaan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang bersama mitra.

Dengan 4 warna utama yaitu kuning ke oranye, hijau dan biru, mempresentasikan bermacam makna. Kuning personifikasi core business (CPO) ; identitas Provinsi Riau dan etos kerja insan perseroan yang mengoperasikan perusahaan. Hijau personifikasi core production, yaitu perkebunan yang ramah lingkungan. Biru memberikan arti perusahaan yang siap bersaing secara global dan menjadi wadah bagi semua elemen penting perusahaan

2.2.3 Visi dan Misi Perusahaan

Adapun visi PTPN V Unit Sei Tapung adalah menjadi Perusahaan Agribisnis Terintegrasi yang Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan.

Adapun misi PTPN V Unit Sei Tapung adalah:

a. Mengelola Agro Industri Kelapa Sawit dan Karet secara efisien bersaama mitra, untuk kepentingan Stokeholder

b. Penerapan prinsip-prinsip Good Coorporate Govermance, kriteria minyak sawit berkelanjutan, penerapan standar industry dan pelestarian lingkungan guna menghasilkan produk yang dapat diterima oleh pelanggan

c. Menciptakan keunggulan kompetitif di bidang sumber daya manusia melalui pengolahan sumber daya manusia berdasarkan praktek-praktek terbaik dan system manajemen sumber daya manusia terkini guna meningkatkan kompetensi inti perusahaan.

(14)

2.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang baik pada suatu perusahaan diperlukan untuk menentukan kelancaran aktivitas perusahaan sehari-hari dalam mencapai keuntungan maksimal. Struktur organisasi perusahaan menggambarkan hubungan antar unit dalam perusaahn tersebut, pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit.

Struktur organisasi yang di pakai PTPN V Sei Tapung adalah struktur organisasi garis dan staff. Pemimpin tertinggi dipegang oleh seorang Manager yang bertanggung jawab langsung kepada Direksi. Dalam tugasnya Manager dibantu oleh staf-stafnya yaitu Asisten Teknik, Asisten Pengolahan, Asisten Administrasi Pabrik, Asisten Pendalian Mutu. Untuk menjalankan semua kegiatan baik itu di kantor maupun di bagian pengolahan secara optimal. Struktur organisasi PTPN V Sei Tapung dapat dilihat dari bagan tersebut.

2.3.1 Karyawan Pimpinan

Tabel 2. 1 Jabatan Pimpinan Perusahaan

Manager 1 orang

Asisten Tata Usaha dan Person 1 orang

Asisten Pengendalian Mutu 1 orang

Asisten Teknik Pabrik 1 orang

Asisten Pengolahan Shift I dan II 2 orang 2.3.2 Karyawan Pelaksana

Karyawan pelaksana meliputi bagian administrasi, laboratorium, bengkel dan pengolahan

MANAGER

Asisten Teknik Pabrik Asst T. Usaha & Person Asisten Quality Assurance Asisten Pengolahan

(15)

2.4 Sistem Kerja Perusahaan

PTPN V Sei Tapung membuat suatu peraturan kerja agar terjadinya disiplin kerja. Peraturan yang berlaku antara lain tentang hari dan jam kerja yang disesuaikan dengan peraturan dari Departemen Tenaga Kerja. Peraturan mengenai hari kerja yaitu untuk karyawan dengan enam hari kerja dalam satu minggu.

Apabila hari minggu (Hari Merah) pabrik mengolah TBS tidak dikenakan basis.

Di PKS Sei Tapung ada 4 bagian 1. Pengolahan Shift 1

2. Pengolahan Shift 2 3. Bengkel

4. Laboratorium 5. Admin

Perusahaan membagi dalam dua kelompok shift yaitu shift pagi dan shift malam. Dimana pada shift pagi dinas 40 jam, dengan memiliki jam kerja dari hari senin sampai jumat yaitu 7 jam kerja per hari dan hari sabtu kerja 5 jam. Untuk shift malam dinas 35 jam dengan memiliki jam kerja dari hari senin sampai jumat yaitu 6 jam per hari dan pada hari sabtu 5 jam kerja

2.5 Sistem Keselamatan dan Kesejahteraan Karyawan 2.5.1 Sistem Keselamatan Karyawan

Sistem keselamatan yang ditetapkan PTPN V Sei Tapung pada karyawan- karyawan sebagai berikut:

1. Perusahaan menerapkan SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang melindungi keselamatan karyawan pada saat kerja

2. Setiap karyawan diwajibkan memakai alat perlindungan diri selama bekerja

3. Perusahaan mengikutsertakan seluruh karyawan dalam program jaminan sosial tenaga kerja yang meliputi jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan hari tua

(16)

2.5.2 Sistem Kesejahteraan Karyawan

Kesejahteraan merupakan salah satu factor yang terpenting untuk mencapai hasil kerja yang optimum. Fasilitas-fasilitas yang diberikan PTPN V Sei Tapung kepada karyawan antara lain:

1. Perusahaan menyediakan perumahan untuk karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana yang terletak di sekitar lokasi pabrik

2. Tersedia poliklinik yang memberikan pelayanan seperti pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan kerja, fasilitas keluarga berencana serta pengobatan

3. Terdapat rumah ibadah seperti masjid dan musholla yang berada di sekitar perumahan karyawan

4. Tersedia sekolah yang didirikan perusahaan seperti TK dan peminjaman lahan untuk pembangunan SD yang berada di sekitar perumahan karyawan.

(17)

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Screw Press

Screw press adalah salah satu peralatan yang terdapat pada pabrik kelapa sawit. Dimana screw press ini terdapat pada mesin pengepress (Screw press).

Fungsi dari pada screw press untuk memindahkan sekaligus mengepres buah sawit sehingga ampas terpisah dari cairan baik itu berupa air maupun minyak.

Screw press terdiri atas dua unit, yang mana masing-masing unit memiliki ulir yang berlawanan dan arah putar yang berlawanan. Jarak ulir yang satu dengan yang lainnya tidak sama, dimana jarak ulir yang satu dengan yang lain semakin mengecil.Screw press merupakan alat yang sangat penting dalam pabrik kelapa sawit, sebab apabila screw press ini mengalami masalah, maka pengolahan pengepressan minyak CPO jadi terganggu dan mengakibatkan hasil minyak CPO yang dihasilkan menjadi lebih sedikit dan pemisahan cangkang dan fibre tidak maksimal.

Gambar 3. 1 Screw Press

Cara yang paling umum dipakai untuk mengekstraksi minyak kasar dari buah kelapa sawit yang telah mengalami pelumatan adalah dengan menggunakan pengempaan (pressing). Fungsi dari Screw Press adalah untuk memeras berondolan yang telah dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Mesin ini terdiri dari 2 batang besi campuran yang berbentuk spiral (screw) dengan susunan horizontal dan berputar berlawanan arah. Sawit yang telah dilumatkan akan terdorong dan ditekan oleh cone pada sisi lainnya, sehingga buah sawit menjadi terperas.

Worm Screw Press adalah salah satu komponen utama pada mesin pengekstraksi Minyak Mentah Kelapa Sawit (Crude Palm Oil). PKS pada

(18)

umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel). Dalam proses kerjanya permasalahan yang sering terjadi pada screw press ini biasanya berupa keausan pada permukaan worm screw, tekanan kempa yang semakin tinggi akan mengurangi umur pemakaian screw press. Dengan adanya masalah dan kerusakan ini maka dapat menyebabkan penurunan kapasitas hasil produksi sehingga menyebabkan kerugian pada perusahaan.

Gambar 3. 2 Worm Screw

3.2 Tipe Screw Press

Terdapat tiga tipe screw press yang umum digunakan dalam PKS yaitu Speichim, Usine de wecker dan stork. Ketiga jenis alat ini mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap efisiensi pengempaan. Alat kempa Speichim memiliki feed screw, sehingga kontinuitas dan jumlah bahan yang masuk konstan dibandingkan dengan adonan masuk berdasarkan gravitasi. Kontiunitas adonan yang masuk kedalam screw press mempengaruhi volume worm yang paralel dengan penekan ampas, jika kosong maka tekanan akan kurang dan oil losses dalam ampas akan tinggi. Melihat kondisi ini beberapa pabrik pembuat screw press menggunakan feed screw, karena disamping pengisian yang efektif juga melakukan pengempaan pendahuluan dengan tekanan rendah sehingga minyak keluar. Hal ini akan membantu daya kerja dari screw press, karena kandungan minyak telah berkurang yang sering mengganggu dalam pengepresan yaitu membuat kenaikan bahan padatan bukan minyak dalam cairan.

(19)

Pengguna feed screw akan menimbulkan pertambahan investasi dan biaya perawatan yang lebih besar. Oleh sebab itu dalam pengoperasiannya perlu dilakukan perhatian yang lebih insentif.

Type stork memproduksikan alat press yang terdiri dari alat yang menggunakan feed screw dan tanpa feed screw. Sedangkan usine de wecker tidak dilengkapi dengan feed screw. Screw press terdiri dari single shaft dan double shaft yang memiliki kemampuan press yang berbeda-beda, dimana alat press yang double shaft umumnya kapasitasnya lebih tinggi dari single shaft.

3.3 Cara Kerja Screw Press

Di dalam proses pengempaan, bubur buah yang telah lumat akan diperas dari ampas secara padat dari segala arah serta mendapat gaya perlawanan hidrolik.

Putaran screw juga akan membawa ampas keluar dari pressan menuju Cake Breaker Conveyor untuk proses selanjutnya.

Alat hidrolik yang terpasang dibagian depan ialah jenis adjusting cone yang menekan mulut press sehingga massa bubur terhimpit. Hasil dari pengepresan ini ialah CPO, fibred dan nut. Dalam operasinya tekanan adjusting cone ialah sebesar 50 – 60 bar dan dengan kuat arus 35 – 40 ampere. Besar kecilnya tekanan cone sangat mempengaruhi hasil pemerasan minyak. Bila tekanan melebihi batas rata – rata maka nut yang pecah akan semakin banyak pula.

Hal ini akan menyebabkan kerugian pada saat pengolahan inti sawit karena banyak terdapat nut yang pecah. Sedangkan bila tekanan di bawah tekanan standartnya maka minyak yang dihasilkan akan berkurang. Naik turunnya tekanan pada adjusting cone dapat disebabkan pasokan listrik tidak memadai. Sehingga pompa hidrolik tidak dapat bekerja maksimal. Dari proses pengempaan ini akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50%, air 42%, dan zat padat 8%.

3.4 Efesiensi Pada Screw Press

Untuk mengefisiensikan proses ekstraksi minyak pada screw press maka hal – hal yang harus diperhatikan ialah :

1. Tekanan proses. Jika tekanan proses tidak maksimal maka dapat menyebabkan losses minyak yang tinggi atau persentase broken kernel yang tinggi.

2. Suhu daging buah yang keluar dari digester harus 90 – 95 oC sehingga pemisahan minyak dapat berjalan sempurna.

(20)

3. Kondisi worm screw, press cage maupun cone harus diperhatikan meliputi pengecekan keausannya, karena mempengaruhi hasil minyak yang didapat, jika lubang pori press cage tersumbat maka minyak akan terbawa keluar bersama dengan ampas.

4. Daging buah yang telah dilumatkan, kandungan minyaknya tidak boleh terlalu sedikit (karena telah keluar dari digester). Hal ini dapat menyebabkan worm screw mudah mengalami keausan dan jika kandungan minyak tidak dikutip dari digester juga akan menyebabkan losses minyak akan tinggi. Oleh karena itu pengawasan pada pengutipan minyak harus dijaga dengan teliti.

3.5 Tekanan Pada Screw Press

Penggerak as screw press dilakukan dengan electromotor yang dipindahkan dengan belt, gigi dan hydraulic. Power yang diperlukan menggerakkan alat screw adalah 19-21 KWH dengan putaran shaft 9-13 rpm. Efektifitas tekanan ini

tergantung pada tahanan lawan pada adjusting cone. Tekanan pada hydraulic cone yang sesuai untuk double pressing menggunakan tekanan 50 – 60 bar.

Tujuan untuk menstabilkan tekanan pressan adalah :

1. Memperkecil kehilangan minyak dalam ampas, dengan meratanya adonan masuk kedalam screw press yang diimbangi dengan tekanan stabil maka ekstraksi minyak akan lebih sempurna, dengan demikian kehilangan minyak akan lebih rendah.

2. Menurunkan jumlah biji pecah, semakin tinggi variasi tekanan dalam screw press maka jumlah biji pecah semakin tinggi.

3. Memperpanjang umur teknis. Umur teknis alat seperti screw, cylinder press dan electromotor lebih tahan lama karena kurangnya goncangan elektrik dan mekanis.

4. Tekanan yang terjadi pada screw press yaitu tekanan hidrostatis yaitu dimana bubur buah yang masuk kedalam press cage melakukan tekanan terhadap dinding press cage karena adanya worm screw yang berfungsi sebagai pembawa dan sekaligus penekan massa buah yang telah dilumat didalam digester.

(21)

3.6 Perawatan (Maintenance)

Perawatan (Maintenance) adalah hal yang sangat penting agar mesin selalu dalam kondisi yang baik dan siap pakai. Perawatan adalah fungsi yang memonitor dan memelihara fasilitas pabrik, peralatan, dan fasilitas kerja dengan merancang, mengatur, menangani, dan memeriksa pekerjaan untuk menjamin fungsi dari unit selama waktu operasi (uptime) dan meminimisasi selang waktu berhenti (downtime) yang diakibatkan oleh adanya kerusakan maupun perbaikan.

Perawatan(maintenance) menurut The American Management Association, Inc. (1971) adalah kegiatan rutin, pekerja yang berulang yang dilakukan untuk menjaga kondisi fasilitas produksi agar dapat dipergunakan sesuai dengan fungsi dan kapasitas sebenarnya secara efesien. Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kegiatan untuk menjamin bahwa aset fisik dapat secara kontiniu memenuhi fungsi yang diharapkan. Maintenance hanya dapat memberikan kemampuan bawaan dari setiap komponen yang di rawatnya, bukan untuk meningkatkan kemampuannya.

Tujuan utama dari perawatan (maintenance) antara lain:

1. Untuk memperpanjang usia kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan, dan isinya). Hal ini paling penting di negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk pergantian.

2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return on investment) maksimum yang mungkin.

3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan penyelamat, dan sebagainya.

4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.

Jenis-jenis perawatan pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu planned dan unplanned maintenance.

1. Planned Maintenance, suatu tindakan atau kegiatan perawatan yang

(22)

pelaksanaannya telah direncanakan terlebih dahulu. Planned maintenance terbagi dua, yaitu preventive maintenance dan predictive maintenance.

a) Preventive Maintenance, suatu sistem perawatan yang terjadwal dari suatu peralatan/komponen yang didesain untuk meningkatkan keandalan suatu mesin serta untuk mengantisipasi segala kegiatan perawatan yang tidak direncanakan sebelumnya. Ada empat faktor dasar dalam memutuskan penerapan preventive maintenance, yaitu mencegah terjadinya kegagalan, mendeteksi kegagalan, mengungkap kegagalan tersembunyi (hidden failure) dan tidak melakukan apapun karena lebih efektif daripada dilakukan pergantian. Dengan mengidentifikasi keempat faktor dalam melaksanakan preventive maintenance, terdapat empat kategori dalam preventive maintenance. Keempat ketegori tersebut adalah sebagai berikut:

1) Time-Directed (TD) adalah perawatan yang diarahkan secara langsung pada pencegahan kegagalan atau kerusakan.

2) Condition-Directed (CD) adalah perawatan yang diarahkan pada deteksi kegagalan atau gejala-gejala kerusakan.

3) Failure-Finding (FF) adalah perawatan yang diarahkan pada penemuan kegagalan tersembunyi.

4) Run-to-Failure (RTF) adalah perawatan yang didasarkan pada pertimbangan untuk menjalankan komponen hingga rusak karena pilihan lain tidak memungkinkan atau tidak menguntungkan dari segi ekonomi.

b) Predictive maintenance didefinisikan sebagai pengukuran yang dapat mendeteksi degradasi sistem, sehingga penyebabnya dapat dieliminasi atau dikendalikan tergantung pada kondisi fisik komponen. Hasilnya menjadi indikasi kapabilitas fungsi sekarang dan masa depan.

(23)

2. Unplanned Maintenance, suatu tindakan atau kegiatan perawatan yang pelaksanaannya tidak direncanakan. Unplanned maintenanceterbagi dua, yaitu corrective maintenance dan breakdown maintenace:

a) Corrective Maintenance, suatu kegiatan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi mesin sehingga mencapai standar yang telah ditetapkan pada mesin tersebut.

b) Breakdown Maintenace, yaitu suatu kegiatan perawatan yang pelaksanaannya menunggu sampai dengan peralatan tersebut rusak lalu dilakukan perbaikan.

(24)

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Data perancangan

Adapun data data perancangan yang diperoleh Dari PTPN V PKS Sei.

Tapung adalah sebagai berikut : 4.1.1 Data Motor Screw Pres

Berikut data Screw Press PT. Johan Sentosa Sei-Jernih 1. Electro motor : Teco

2. Daya keluaran : 40 Hp 3. Daya : 30 kw 4. Putaran : 1400 rpm

4.1.2 Data worm screw

1. Panjang : 1150 mm

2. Diameter luar poros : 158 mm 3. Diameter dalam poros : 110 mm

4. Jumlah daun : 4,5 daun

5. Jarak rata rata antar daun : 180 mm

6. Diamter daun : 305 mm

7. Berat : 100 kg

8. Putaran screw : 10 rpm

9. Jenis screw : Laju Continuous Double Screw Press LP15

4.1.3 Data penggunaan worm screw press

 Waktu pengoperasian mesin press adalah 24 jam/hari

 Tekanan yang diterima pada screw press adalah 36 Bar dan yang dikeluarkan adalah 50 Bar

 Oil losis dan fibre losis 4%-6%

(25)

4.2 Perhitungan

Adapun perhitungan yang dapat dicari pada laporan ini adalah sebagai berikut :

4.2.1 Perhitungan Kapasitas Press Diketahui

 D : 0,305 m

 D : 0,110 m

 Pitch : 0,225 m

 Rpm : 10 rpm

 Press cage : 0,55 Ton/jam

 Mes balane : 66%

 %fiber : 14%

 %nut : 10%

Q Press : π/4

(

D2d2

)

× pitch ×rpm × press cage ×60

%fiber+%nut ×70 %

: 0,785[(0,093025)−(0,0121)]×0,225×1 0×0,55×60

24 % x70%

:19,653 ×70 % Q :13,75 Ton Tbs/jam

4.2.2 Perhitungan Kapasitas Digester Q Digester : v × Bj brondolan

mass balance

:3,97995m3×0,67/m3 66 %

:

2,6666 %ton TBS

(26)

Q :4,039 Ton TBS

4.2.3 Perhitungan Retantion Time Rs : Q Digester

Q press ×60menit/jam :

4,039tonTBS 13,75tonTBS jam

×60menit jam

:17,62 menit

4.3 Pembahasan

Dari perhitungan umur kapasitas press diatas diperoleh kapasitas press adalah 13,75 Ton Tbs/jam. Jika dikali dengan lama pemakaian per hari sekitar 24 jam, maka pemakain press dapat menghasilkan 330 Ton Tbs/jam, tetapi dilapangan press hanya dapat meghasilkan sekitar 14,5 Ton Tbs/jam saja. Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan kegagalan pada worm screw, yaitu:

4.3.1 Factor Tegangan Berlebih

Berdasarkan perhitungan pada worm screw press kegagalan terjadi karena adanya respon tengangan-tengangan beban berlebih serta gesekan pada permukaan worm screw yang terjadi, sehingga berpengaruh terhadap laju keausan worm screw press tersebut. Pada kondisi dilapangan kegagalan yang terjadi bukan hanya karena masalah diatas saja, namun keausan juga dapat terjadi karena faktor kebersihan dan maintenance pabrik yang kurang baik, serta adanya benda asing seperti patahan pisau digester dan material lain selain buah sawit yang ikut masuk ke dalam proses kerja mesin screw press.

4.3.2 Factor Material Worm Screw

Screw press yang digunakan terbuat dari baja material cor, yaitu baja paduan, baja merupakan paduan yang terdiri atas besi, karbon dan unsur lainnya.

Karbon merupakan salah satu unsur terpenting karena dapat meningkatkan

(27)

sedangkan unsur lain dibatasi persentasenya. Unsur paduan yang bercampur didalam lapisan baja untuk membuat baja bereaksi terhadap pengerjaan panas atau menghasilkan sifat-sifat khusus. Baja merupakan logam yang paling banyak digunakan keteknikan seperti pembentukan pelat, lembaran, pipa, batang, profil dan lain sebagainya. Unsur karbon adalah unsur campuran yang sangat penting dalam pembentukan baja,kegagalan dalam worm screw ini juga dipegaruhi oleh pemilihan material yag sesuai dengan keadaan dan kondisi dilapangan.

Gambar 4. 1 worm screw patah

4.3.3 Factor Keausan Worm Screw

Dalam proses kerjanya permasalahan yang sering terjadi pada screw press ini biasanya berupa keausan pada permukaan worm screw, tekanan kempa yang semakin tinggi akan mengurangi umur pemakaian screw press. Dengan adanya masalah dan kerusakan ini maka dapat menyebabkan penurunan kapasitas hasil produksi sehingga menyebabkan kerugian pada perusahaan.

4.3.4 Factor Perawatan Screw press yang Kurang Maksimal

Perawatan Screw press sangat diperlukan unuk mempertahankan sistem kinerjanya. adalah tindakan yang bertujuan untuk mempertahankan atau memulihkan komponen atau mesin ke keadaan ideal agar dapat menjalankan fungsinya sesuai kebutuhan perusahaan.

(28)

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:

1. Kegagalan worm screw pada screw press dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor tengangan beban berlebih ,gesekan pada permukaan worm screw yang terjadi, faktor material worm screw , faktor kebersihan dan maintenance pabrik yang kurang baik, serta adanya benda asing seperti patahan pisau digester dan material lain selain buah sawit yang ikut masuk ke dalam proses kerja mesin screw press.

2. Adapun cara yang dilakukan dalam meminimalisir faktor kegagalan adalah dengan Kebijakan preventive maintenance yang telah diterapkan dan ditingkatkan dalam hal detail pemeriksaan yang berkaitan dengan komponen mesin sehingga lebih mengenai sasaran,meningkatkan kualitas buah agar tidak ada pasir yang terbawa kedalam mesin press

3. Adapun perbaikan yang harus dilakukan adalah mengelas (menambah ketebalan/ Rebuild) yang dilakukan pada permukaan worm screw press yang mengalami keausan atau gagal dengan menggunakan las listrik. Penambahan ketebalan worm screw press berkisar 15 mm. Setelah perbaikan penambahan ketebalan dengan pengelasan listrik ini worm screw press sudah dapat digunakan di stasiun pengepressan

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Jangan memaksakan mesin bekerja selama 24 jam supaya dapat

memeriksa bagian yang rawan patah.

2. Gunakan alat keselamatan kerja pada saat bekerja.

(29)

DAFTAR PUSTAKA http://www.nace.org/Pitting-Corrosion/

http://sugarpetani.blogspot.com

Rukmayadi, D. (2006). “Manajemen Pemeliharaan: Usulan Perawatan dan Pencegahan Komponen Kritis dengan Metode Minimasi Breakdown Time pada PT. Sucaco.Tbk”. Pusat Pengembangan Bahan Ajar- UMB

Rukmayadi, D. (2006). “Manajemen Pemeliharaan: Usulan Perawatan dan Pencegahan Komponen Kritis dengan Metode Minimasi Breakdown Time pada PT. Sucaco.Tbk”. Pusat Pengembangan Bahan Ajar- UMB Blancard. (1997). Logisticts Engeneering And Management, sixth edition.

Person prentice Hall: New Jersey.Couder A, dan Hadi K. (1998).

Teknik Manajemen Pemeliharaan, Erlangga: Surabaya.

Said, A. dan Joko S. (2008). “Analisis Total Productive Maintenance Pada Lini Produksi Perkakas Guna Memperbaiki Kinerja Perusahaan: Yokyakarta Sugiono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Alfabet:

Bandung

Tekad Sitepu., 2010. “Analisa Umur Pemakaian Screw Press Pada Mesin Pengekstraksi Minyak Mentah Kelapa Sawit” Jurnal Dinamis Vol. I, No.

7, Juni 2010.

Pardamean, Maruli “Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit” PT AgroMedia Pustaka, Jakarta 2008

A.K. Charles E. Ebelling, Reliability and Maintainability Engineering,(London:

Mc.Graw Hill, 1997), h. 5.

Referensi

Dokumen terkait