LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ASUHAN GIZI KLINIK (AGK)
PADA PASIEN HEPATITIS DI RUANG C6 ANAK RSUD CIBABAT
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Kerja Lapangan (PKL) Asuhan Gizi Klinik
Di Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Cimahi
Disusun Oleh : Mutiara Athifah (PO.71.31.1.19.015)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI 2022
PENATALAKSANAAN DIET RENDAH LEMAK PADA KASUS OBSTRUKSI JAUNDICE HEPATITIS
Ikterus (Jaundice) adalah sebuah kondisi di mana terjadinya penguningan dari kulit dan sklera dikarenakan tingginya jumlah bilirubin dalam darah.(American College of Surgeons,2017).Jaundice berasal dari kata Perancis ‘Jaune’ yang berarti ‘Kuning’.
Jaundice mengindikasikan hiperbilirubinemia dan bilirubin yang berlebih bisa dalam bentuk terkonjugasi ataupun tidak terkonjugasi. Jaundice terbagi menjadi 3 tipe, yaitu pre-hepatic, intra-hepatic, dan post-hepatic (Abbas MW et al., 2016). Terdapat 3 jenis
ikterus berdasarkan lokasi penyebabnya, yaitu
ikterus prahepatik (hemolitik), ikterus intrahepatik (parenkimatosa), dan ikterus ekstr ahepatik(obstruktif).
Rasa nyeri pada kuadran kanan atas dan nyeri di daerah bahu belakang bawah merupakan salah satu simprom yang akan muncul dan dirasakan pada pasien dengan obstruksi biliaris. Rasa mual-mual dan muntah juga akan muncul pada pasien dengan obstruksi, diikuti dengan manifestasi klinis yang paling utama yaitu penguningan pada kulit (jaundice) yang terjadi akibat penumpukan bilirubin pada pasien. Jika ditemukannya demam pada pasien ini, kemungkinan dapat terjadinya cholangitis,yaitu inflamasi dari saluran empedu yang diakibatkan oleh batu empedu. Pasien dengan obstruksi tingkat berat akan didapati excoriation disorder atau dikenal juga dengan compulsive skin picking. Rasa gatal-gatal juga akan muncul pada pasien dengan jaundice. Ini disebabkan oleh karena menumpuknya garam empedu atau asam empedu pada kulit (Nasution, 2021).
Hepatitis adalah peradangan hati yang bisa berkembang menjadi fibrosis (jaringan parut), sirosis atau kanker hati. Pada ikterus obstruktif, terjadi obstruksi dari pasase bilirubin direk sehingga bilirubin tidak dapat diekskresikan ke dalam usus halus dan akibatnya terjadi aliran balik ke dalam pembuluh darah. Akibatnya kadar bilirubin direk meningkat dalam aliran darah dan penderita menjadi ikterik.
Ikterik paling pertama terlihat adalah pada jaringan ikatlonggar seperti sublingual dan sklera. Karena kadar bilirubin direk dalam darahmeningkat, maka sekresi bilirubin dari ginjal akan meningkat sehingga urine akanmenjadi gelap dengan bilirubin urin positif.
Sedangkan karena bilirubin yang diekskresikan ke feses berkurang, maka pewarnaan feses menjadi berkurang dan feses akan menjadi berwarna pucat seperti dempul (acholis).
Hepatitis disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi virus, zat beracun (misalnya alkohol, obat-obatan tertentu), dan penyakit autoimun (Kemenkes, 2017).
Peradangan hati ditandai dengan meningkatnya kadar enzim hati. Peningkatan ini disebabkan adanya gangguan atau kerusakan membran hati. Ada beberapa jenis Penyakit Hepatitis seperti Hepatitis A, B, C, D dan E bahkan kemungkinan dalam perkembangan kedepan akan bertambah. Penyakit Hepatitis A dan E sering muncul sebagai penyakit yang menyebabkan Kejadian Luar Biasa. penyakit ini ditularkan secara fecal oral dan biasanya berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan hidup sehat. World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa Epidemiologi Penyakit Hepatitis 2 penduduk di dunia akan terinfeksi virus Hepatitis A, B, C, D dan E. salah satunya penyakit Hepatitis A secara global diperkirakan terjadi sekitar 1,4 juta kasus pertahun (Siswanto, 2020).
Umumnya tanda dan gejala awal infeksi virus penyakit Hepatitis A sangat bervariasi dan bersifat tidak spesifik. Demam, kelelahan, anoreksia (tidak nafsu makan) dan gangguan pencernaan (mual, muntah, kembung) dapat ditemukan pada awal penyakit. Dalam waktu 1 minggu, beberapa penderita dapat mengalami gejala kuning disertai gatal (ikterus), buang air kecil berwarna seperti teh, dan tinja berwarna pucat (Siswanto, 2020).
Penatalaksanaan diet pada penderita hepatitis adalah diet hati atau diet rendah lemak. Energi yang diberikan disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit yakni 25-40 kkal/kgBB/hari. Sedangkan protein diberikan mulai dari 1,0-1,5 g/kg BB/hari untuk mencegah katabolisme otot. Lemak diberikan cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan total. Sedangkan karbohidrat diberikan 45-65% dari kebutuhan total.
Tujuan diet hati adalah untuk meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan hati lebih lanjut, mencegah katabolisme protein, mencegah penurunan berat badan, dan mengurangi risiko terjadinya komplikasi (Persagi, 2019).
Peradangan hepar
Gambar 1 Diagram Patofisiologi An.H (Kowalak, 2011)
Kasus :
Seorang pasien An. H, beragama islam, usia 13 tahun. Masuk melalui IGD dengan keluhan demam selama 3 hari, mata berwarna kuning, mual, muntah sebanyak 4-6 kali/hari, BAB cair dengan frekuensi 2-4 kali/hari dan BAK berwarna seperti air teh. Pasien di diagnosa dengan hepatitis viral. Pasien memiliki riwayat penyakit keluarga hepatitis. Pemeriksaan antropometri pasien setelah masuk RS adalah BB: 49 kg dan TB: 150,1 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium Hemoglobin: 8,6 g/dl, Hematokrit: 26%, Leukosit:8700/mm3, Trombosit: 130.000/mm3, SGOT:232 U/L, SGPT: 87U/L. hasil pemeriksaan fisik klinis dengan suhu 36,9 derajat celcius, dan TD 112/68 mmHg, pasien kehilangan nafsu makan, terkadang mual, merasa nyeri di sekitar perut bagian kanan, jaundice masih terlihat. Pasien diberikan obat ondansentron 4mg/3x sehari, kurkuma, Paracetamol 500 mg, Udca 200 mg/3x sehari, Cefotaxime 1,25 gr/ 3x sehari, ODR 4mg/3x sehari.
Kontaminasi Virus (Sanitasi, makanan, dan minuman)
Kerusakan sel hai dan empedu
Pembesaran hati (Hepatomegali) Virus masuk dari vecal oral
Hepatitis
nyeri pada bagian abdomen
Ikterus mata dan kulit Obstruksi jaundice
A. Skrining gizi
Skrining gizi dilakukan pada hari kelima Os dirawat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui risiko malutrisi. Alat skrining Os yang digunakan adalah The Screening Tools for Risk of Impaired Nutrition Status and Growth (Strong Kids). Berikut merupakan hasil skrining yang dilakukan pada Os menggunakan Strong Kids.
Table 1 Skrining Gizi An. H Skrining Gizi (Strong Kids)
Parameter Nilai
Tampak kurus Ya
Tidak
1 0 Penurunan berat
badan selama 3 bulan terakhir
Ya Tidak
1 0 Terdapat kondisi diare
atau makan kurang selama seminggu terakhir
Ya Tidak
1 0 Risiko Malutrisi
Diare kronik 2 minggu Tersangka penyakit jantung
Tersangka HIV Tersangka kanker Penyakit kronik TB paru
Luka bakar
Kelainan anatomi mulut Trauma
Gangguan metabolik Retardasi menatal Gangguan
perkembangan
Rencana Pasca operasi
Terdapat stoma
Ya Tidak
2 0
Score 2
Keterangan:
skor 0 Risiko malnutrisi rendah skor 1-3 Risiko malnutrisi sedang
Hasil skrining gizi menggunakan strong kids menunjukkan bahwa Os mengalami penurunan berat badan selama tiga bulan terakhir sehingga skor bernilai 1. Selain itu, Os juga mengalami diare kronik sehingga skornya bernilai 1. Dengan demikian nilai skrining gizi Os adalah 2 yang menunjukkan bahwa Os berisiko mengalami malnutrisi dan memerlukan assesment gizi lebih lanjut.
B. Pengkajian Gizi 1. Client History (CH)
CH.1. Riwayat Pasien Ruangan/Bed : C.607/9
Dokter : dr. Devy Andarwati Sp.A Diagnosa : Obstruksi Jaundice + Hepatitis
Nama : Ny. H
Tanggal Lahir : 14 Desember 2008
Umur : 13 th
CH.2. Riwayat Medis
Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada Riwayat penyakit keluarga : Hepatitis Riwayat penyakit sekarang : Hepatitis CH.3. Riwayat Sosial
Riwayat sosial/ekonomi : Menengah
Pekerjaan :Siswa SMP
2. FH. Riwayat Gizi dan Makanan
FH.1. Asupan Zat Gizi dan Makanan
Recall 1 x 24 jam dilakukan pada hari kelima Os dirawat di ruang rawat inap anak. Recall dilakukan untuk mengetahui asupan makan Os. Berikut merupakan hasil recall 1 x 24 jam An. H:
Siang : 1/4P porsi nasi tim, ½P loaf ayam bb cah jagung manis kacang polong, 1P porsi melon, buavita jambu 1 kotak
Pagi : 1/4P porsi nasi tim, ½P telur bb semur, 2 sdm sup wortel+kc.
polong+baso, susu ultra milk coklat 1 kotak
Sore : 1/4P porsi nasi tim, 1/4P loaf ayam, 1/4P tahu bb teriyaki, ½ P sup labu siam, 1P pisang ambon
Siang : 1/4P porsi nasi tim, ½P gadon daging, ½ P perkedel tempe, 3/4P sup wortel serut
Table 2 Asupan 1x24 jam MRS An. H
Zat Gizi Kebutuhan MRS
Asupan % Kategori
E (kkal) 2.096,2 924,2 44% Defisit tingkat berat P (g) 58,8 31,7 53% Defisit tingkat berat L (g) 46,5 13,28 28% Defisit tingkat berat KH (g) 361,3 147 40% Defisit tingkat berat Sumber: WNPG (2012)
Tabel 2 menununjukan tingkat kebutuhan asupan energi dan zat gizi MRS Os. Berdasarkan tabel di atas, asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat MRS Os tergolong defisit tingkat berat karena <70% (WNPG 2012).
Hal ini disebabkan karena Os mengalami penurunan nafsu makan yang disertai demam dan mual.
FH.2. Pemberian Makanan dan Zat Gizi Pengalaman diet : -
Alergi makanan : - Pantangan makanan : -
Kebiasaan makan :Os memiliki kebiasaan makan 3 kali dalam sehari.
Os biasanya makan makanan utama pada pagi dan sore hari. Pada pagi hari Os biasanya mengkonsumsi makanan yang disajikan oleh ibu Os. Pada siang hari Os biasanya membeli makanan di sekolah. Makanan yang dibeli Os biasanya berupa cilok dan bakso. Pada sore hari, Os makan makanan utama di rumah. Dalam sehari, Os biasanya mengkonsumsi 3P karbohidrat (nasi atau mie) , dengan 2P lauk hewani (telur dan ayam), lauk nabati 1P (tahu dan tempe), sayur ¼ P (wortel dan labu siam).
Table 3 Asupan SQ-FFQ An. H
SQFFQ Bahan
Makanan URT Frekuensi/
minggu
Energi (kkal)
protein (g)
Lemak
(g KH (g)
Nasi 2 ctg nasi rice
cooker 14-15x 5.250 120 0 1200
Mie 1 porsi 6x 1.050 24 0 240
Ayam 1 ptg sdg 6x 200 42 12 0
Telur 1 btr 2x 150 14 10 0
Tahu 1 bh 2x 75 5 3 7
Tempe 1 ptg sdg 2x 75 5 3 7
Tauge 2 ctg sayur kcl 2-3x 22,5 0,9 0 4,5
Labu siam 2 sdm 4x 10 0,4 0 2
Semangka 2 sdm 3x 150 0 0 36
Minyak 7x 2100 0 210 0
Gula 1/4 sdm 7x 87,5 0 0 21
Cilok 1 porsi (200 gr) 3x 1536 46 48 233
bakso 1 porsi (60 gr) 3x 666 42 53 0,2
Susu
dancow 1 bks instant 3x 278 13 11 31
Total 11.657 312,3 350 1788,7
Rata-rata Asupan Sehari 1.665 44,61 50 255
FH.3. Pengobatan dan Terapi
Os diberikan terapi medis untuk membantu proses penyembuhan serta mengurangi gejala-gejala yang timbul akibat penyakit yang diderita oleh Os.
Obat :
ondansentron (untuk mual dan muntah) 4mg/3x sehari kurkuma (menambah nafsu makan)
Paracetamol (pereda nyeri dan demam) 500 mg
Udca (perawatan batu empedu) 200 mg/3x sehari Cefotaxime (antibiotik) 1,25 gr/ 3x sehari
ODR (untuk mual dan muntah) 4mg/3x sehari 3. Pengkajian Data Antropometri
A. TB = 150,8 (Os diukur saat berbaring) TB = 150,8 – 0,7 (faktor koreksi) TB = 150,1 cm
BB saat ini : 49 kg B. BB Biasanya :50 kg
C. BBI = (TB - 100) – 10% (TB - 100) BBI = (150 - 100) – 10% (150 - 100) BBI = 50 – 5,0
BBI = 45 kg
D. Status Gizi : IMT/U= 21,7 (normal)
Status gizi Os normal berdasarkan IMT/U 4. Pengkajian Data Biokimia
Pemeriksaan biokimia didapatkan dari rekam medis Os. Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan mengambil sampel darah Os yang kemudian dianalisis di laboratorium. Berikut hasil pemeriksaan biokimia Os.
Table 4 Hasil Pemeriksaan Biokimia An. H Data Biokimia
Data Klinis Nilai Nilai Normal Interpretasi Hemoglobin 8,6 g/dL 12-14 g/dL Anemia
Hematokrit 26% 36-45% Rendah
leukosit 8700/mm3 4000-
10.000mm3
normal Trombosit 130.000/mm3 150.000-
440.000/mm3
Rendah SGOT 232 U/l 3,5-5,5 mmol/L Tinggi Sumber : Laboratorium RSUD Cibabat
Hasil pemeriksaan biokimia menunjukkan bahwa Os memiliki nilai hemoglobin dan hematokrit yang rendah. Hal ini menandakan bahwa Os mengalami anemia.
Anemia dapat ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin dan hematokrit (Nasution, 2015). Selain anemia, hasil laboratorium Os juga menunjukkan peningkatan kadar SGOT. Pada sel hati, jantung, otot dan ginjal terdapat enzim ALT/SGPT. Sedangkan pada sel jantung, hati, otot rangka, ginjal, otak dan pankreas terdapat enzim AST/SGOT. Peningkatan kadar AST/SGOT berhubungan langsung dengan kerusakan sel karena terjadi perubahan permiabilitas atau kerusakan dinding sel hati. Peningkatan AST sebesar 300 U/L belum mengindikasi kelainan pada hati (Rosida, 2016).
4. Pengkajian Data Fisik Klinis
Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mengetahui keadaan fisik yang dialami oleh Os. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk membantu melakukan diagnosis, intervensi gizi dan perencanaan perawatan pasien. berikut merupakan tabel data fisik Os:
Table 5 Hasil Pemeriksaan Fisik An. H Data Fisik
Data Fisik Keterangan
Kesadaran Compos mentis
Penurunan Nafsu makan +
Mual +
Kembung +
Nyeri perut +
Jaundice +
Hasil pemeriksaan fisik dapat ditinjau melalui pengamatan dan wawancara langsung kepada Os.Kesadaran Os adalah Compos Mentis. Os juga mengalami penurunan nafsu makan yang disertai dengan keluhan mual, perut kembung, serta nyeri abdomen, dan jaundice. Selain itu berdasarkan hasil pengamatan, jaundice dapat terlihat sekitar area mata Os.
Pemeriksaan klinis dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda klinis yang ditimbulkan oleh penyakit yang diderita Os. Hasil pemeriksaan klinis dapat dilihat pada tabel berikut:
Table 6 Pemeriksaan Fisik An. H Data Klinis
Data Klinis Nilai Nilai Normal Interpretasi Suhu 36,5 derajat C 36-37 derajat C Normal
TD 120/70 mmHg <120/80 mmHg Normal Nadi 110x/menit 60-100x/menit Normal Respirasi 24x/menit 20-30x/menit Normal
Hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan bahwa suhu, tekanan darah, nadi, serta respirasi Os masuk ke dalam kategori normal.
C. Diagnosa Gizi
Table 7 Diagnosa Gizi An. H Domain Intake
NI.1.2 Asupan energi inadekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan yang disertai mual dan nyeri perut karena penyakit hepatitis ditandai dengan hasil recall asupan energi pasien sebesar 44%.
NI. 5.4 Penurunan kebutuhan zat gizi (lemak) berkaitan dengan disfungsi hati karena penyakit hepatitis ditandai dengan hasil lab SGOT pasien sebesar 232 U/L (lebih dari nilai normal).
D. Intervensi Gizi 1. Tujuan Intervensi :
a. Meningkatkan asupan energi pasien secara bertahap sehingga status gizi pasien kembali normal.
b. Membatasi asupan lemak pasien hingga kondisi pasien membaik.
2. Syarat diet:
a. Energi yang diberikan adalah 2.096 kkal b. Protein agak tinggi 1,3/ kg BB, yaitu 63,7 gr.
c. Lemak cukup, 20% dari kebutuhan total, yaitu 46,57 gr.
d. Karbohidrat merupakan sisa total energi, yaitu 381 gr.
3. Preskripsi diet:
a. Jenis Diet : Diet hati (Rendah lemak) b. Bentuk Makanan : Nasi
c. Jalur Makanan : Oral
d. Jadwal Makanan : 3x makanan utama + 1x selingan (bolu) + susu hepatosol 100cc
4. Perhitungan Kebutuhan Gizi :
Energi = (12,2 kkal x kgBB)+746 Energi = 597,8 + 746
Energi = 1.343,8 x FA x FS Energi = 1.343,8 x 1,2 x 1,3
Energi = 2.096,2 kkal (WHO/FAO/UNU) Protein = 1,3 gr x kgBB
Protein = 1,3 gr x 49 Protein = 63,7 g (12%) Lemak = 20% x Energi total
Lemak = 20% x 2096,2
Lemak = 46,5 g
KH = 68% x Energi total KH = 68% x 2.096 kkal
KH = 356 g
5. Implementasi
Diet yang diberikan kepada Os adalah diet hati (rendah lemak). Makanan diberikan melalui jalur oral dengan frekuensi makanan yang diberikan 3x makanan utama, 2x selingan, serta 1x susu. Berikut perencanaan menu sesuai dengan kebutuhan Os.
Table 8 Perencanaan Menu An. H Standar Porsi Makan Sehari Golongan
Bahan Makanan
Satuan Penukar
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak
(g) KH (g)
Sumber KH 51/2P 962,5 22 0 220
Gula 1,48 P 74 0 0 17,76
Sumber Protein Hewani
a.Rendah lemak 1P 50 7 2 0
b. Lemak
sedang 2P 150 14 10 0
Protein nabati 2P 150 10 6 14
Sayuran B 2 ¼ P 56,25 2,25 0 11,25
Buah 2P 100 0 0 24
Minyak 3P 150 0 15 0
susu hepatosol 104 3,3 4,1 6,7
Total kandungan gizi 1796,75 58,55 37,1 293,71 Kebutuhan aktual pasien 2096 58,8 46,58 356
% Nilai gizi 86% 100% 80% 83%
Table 9 Distribusi Standar Porsi An. H
6. Penyuluhan dan Konsultasi Gizi
Kegiatan penyuluhan serta konsultasi gizi dilakukan guna Os dan keluarga dapat memahami serta menerapkan diet yang sesuai dengan kondisi saat di rumah nanti. Penyuluhan ini berkaitan dengan pola makan yang baik, bahan pangan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan selama Os di rumah nanti. Penyuluhan ini menganjurkan Os memiliki pola hidup sehat sesuai dengan prinsip diet rendah lemak serta pola makan yang baik selama masa pemulihan kondisi Os. Konsultasi gizi diberikan sebagai berikut :
a. Sasaran : An. H dan Keluarga b. Media : Leaflet
c. Metode : Konseling
d. Tempat : Gedung C.607.10 e. Waktu : 15 menit
Distribusi Makan Perwaktu Golongan Bahan
Makanan
Satuan Penukar
Makan Pagi
Selingan
Makan Siang
Makan Sore
Sumber KH 51/2P 1P ½ P
2P 1P
Gula 1,48 P 0,16 1P
0,16 0,16 Sumber Protein Hewani
a. Rendah lemak
1P 1P 0P 1P
b. Lemak sedang
1P 0 1P 0P
Susu
1P 0P 0 1p
Protein nabati 2 0 1P 1P
Sayuran B 2 ¼ P ¾ P ¾ P ¾ P
Buah 2P 0 1P 1P
Minyak 2P 1P 1P 1P
f. Tujuan :
1) Menjelaskan tentang diit hati.
2) Mengedukasi tentang makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan dalam diit hati.
3) Mengedukasi tentang kebutuhan asupan makan sehari makan An. H dan pola makan yang benar menurut pedoman gizi seimbang.
E. Monitoring dan Evaluasi 1. Rencana Monitoring
Penatalaksanaan diet rendah lemak untuk pasien hepatitis penting untuk dilakukan monitoring. Monitoring dan evaluasi berfungsi untuk mengetahui ketercapaian proses intervensi yang dilakukan dan menyesuaikan dengan target yang akan dilakukan.
Table 10 Rencana Monitoring An. H
Parameter Penatalaksanaan Target Waktu Asupan Membandingkan
asupan makanan dengan kebutuhan Os
Asupan zat
gizi Os
mencapai 80%
kebutuhan
Setiap kali waktu
makan Os selama 3 hari
intervensi Biokimia Membandingkan
hasil pemeriksaan biokimia Os
Nilai biokimia Os meningkat setiap harinya
Setiap hari selama intervensi
Data Fisik Klinis
Membandingkan hasil pemeriksaan fisik Os
Keadaan fisik membaik
Setiap hari selama intervensi
2. Monitoring dan Evaluasi Asupan
Monitoring dan evaluasi asupan dilakukan dengan cara mengamati asupan Os selama dilakukan intervensi rumah sakit. Asupan Os diamati sisa makanannya dan dilakukan recall 1x24 jam kepada Os dan keluarga Os.
Perhitungan asupannya kemudian dihitung dengan membandingkannya dengan kebutuhan Os. Berikut asupan energi dan zat gizi selama Os diberikan intervensi di rumah sakit.
Table 11 Monitoring Asupan An. H
Zat Gizi Kebutuhan Asupan % Interpretasi Hari Pertama
Energi (kkal) 2096 961,75 54% Defiisit
Protein (g) 63,7 29,65 51% Defisit
Lemak(g) 46,5 24,7 78% Defisit
KH (g) 356 149,5 51% Defisit
Hari Kedua
Energi (kkal) 2096 914,25 51% Defiisit
Protein (g) 63,7 26,15 45% Defisit
Lemak(g) 46,5 27,2 84% Defisit
KH (g) 356 146 50% Defisit
Hari Ketiga
Energi (kkal) 2096 912,9 51% Defiisit
Protein (g) 63,7 24,01 41% Defisit
Lemak(g) 46,5 29,7 91% Baik
KH (g) 356 130,15 44% Defisit
Sumber : WNPG, 2012
Gambar 2 Persentase Monitoring Asupan An. H
Intervensi dimulai sejak sore hari, pada 23 Maret 2022. Pada hari pertama intervensi, Os mengkonsumsi nasi ¼ setiap makannya, Os juga menkonsumsi 1p protein hewani, dan 1p protein nabati. Selain itu, Os juga menghabiskan 1p buah dan susu pada hari pertama intervensi. Os dapat menghabiskan 1/2 P nasi, 1/2P protein hewani, 1/2P protein nabati, 3/4P sayur pada sore hari. Pada keesokan pagi, Os dapat mengkonsumsi 1P bubur, 1/4P lauk hewani, 3/4 P sayur. Sedangkan pada siang hari, Os dapat mengkonsumsi 1P nasi, 1/4P lauk hewai, 1/2 P lauk nabati, serta susu hepatosol 1x 100cc.
Asupan makan Os pada hari pertama intervensi masih defisit karena Os mengalami penurunan nafsu makan yang disertai dengan rasa mual dan nyeri perut bagian bawah.
Pada hari kedua intervensi, Os menghabiskan 1P nasi, ¾P lauk hewani, 1/2P lauk nabati, 3/4P sayur, serta 1/2P buah di sore hari. Kemudian Os mengkonsumsi ½ P bubur, 1/4P lauk hewani, dan 3/4P sayur pada pagi hari.
Os mengaku kurang menyukai bolu kukus, sehingga selingan yang telah disediakan tersebut masih tersisa 1/2P. Pada siang hari, Os mengkonsumsi 1/2P bubur, 1/2P lauk hewani, ¾P sayur, 1/2P buah serta susu hepatosol.Pada hari kedua terjadi penurunan asupan energi dan protein. Hal ini teradi karena pasien masih mengalami penurunan nafsu makan yang disertai mual dan muntah. Namun terjadi peningkatan pada asupan lemak pasien karena pasien menghabiskan susu yang disediakan.
54% 51%
78%
51%
51% 45%
84%
51% 50%
41%
91%
44%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) Karbohidrat (gr) Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
Pada hari ketiga intervensi,Os mengkonsumsi 1/2P bubur, 1/4P lauk hewani, 1/2P lauk nabati, 1/2P sayur, dan 1P buah di sore hari. Pada keesokan pagi, Os mengkonsumsi 1/2P bubur, ¼ lauk hewani, 1/2P sayur. Sedangakan pada siang hari, Os mengkonsumsi 1/2 P bubur, 1/2P lauk hewani, ½ P sayur, sera 100cc susu hepatosol. Terjadi penurunan asupan protein dan karbohidrat Os. Namun, terjadi peningkatan asupan lemak pasien dibandingkan dengan hari kedua intervensi.Pada hari ketiga, Os masih merasa mual dan nyeri di bagian perut.
3. Monitoring dan Evaluasi Biokimia
Perubahan nilai biokimia Os yang diperhatikan dan dimonitor yaitu kadar SGOT dan SGPT. Berikut hasil monitoring nilai biokimia terkait gizi Os.
Table 12 Monitoring Biokiimia An. H Data
Biokimia
20/03/2022 22/03/2022 23/03/2022 26/03/2022
Data Klinis
Nilai Nilai Nilai Nilai
SGOT 232 U/L - - 62 U/L
SGPT 87 U/L - - 49 U/L
Sumber : Laboratorium RSUD Cibabat
Data biokimia SGOT dan SGPT Os pada tanggal 20 Maret masih tinggi sedangkan data biokimia Os pada tanggal 26 Maret menunjukkan bahwa nilai SGOT dan SGPT Os menurun yang menandakan Kondisi Os berangsur membaik.
4. Monitoring dan Evaluasi Fisik Klinis
Monitoring fisik dan evaluasi pada pemeriksaan fisik Os dilakukan setiap hari.
Parameter yang diperlukan saat monitoring yaitu kesadaran serta keluhan utama yang masih dirasakan oleh pasien. Berikut hasil monitoring pemeriksaan fisik Os.
Table 13 Monitoring Fisik Klinis An. H
Data Fisik 23/03/2022 24/03/2022 25/03/2022 Kesadaran Compos mentis Compos mentis Compos mentis Penurunan
Nafsu makan
+ + +
Jaundice + + +
Mual + + +
Muntah - + -
Nyeri perut + + +
Kesadaran pasien pada hari pertama sampai hari ketiga adalah compos mentis. Nafsu makan Os masih belum mengalami peningkatan. Selain itu, jaundice , mual dan nyeri perut juga masih Os rasaka
F. Resume
Seorang pasien masuk di rawat di ruang rawat inap C607.9 RSUD cibabat melalui ICU. Os berusia 13 tahun dengan diagnosa hepatitis viral.
Keadaan Os saat masuk rumah sakit adalah compos mentis dengan demam selama 3 hari, mual muntah dan diare. Berdasarkan hasil skrining gizi menunjukkan bahwa Os menunjukkan risiko malnutrisi. Os memiliki kebiasaan makan 3 kali dalam sehari. Os biasanya makan makanan utama pada pagi dan sore hari. Pada pagi hari Os biasanya mengkonsumsi makanan yang disajikan oleh ibu Os. Pada siang hari Os biasanya membeli makanan di sekolah.
Makanan yang dibeli Os biasanya berupa cilok dan bakso. Hasil recall 1x24 jam MRS Os untuk energi, protein, lemak, karbohidrat defisit tingkat berat.
Status gizi Os berdasarkan IMT/U adalah normal A. Berdasarkan Pemeriksaan fisik Os mengalami penurunan nafsu makan, mual, nyeri perut, kembung, serta jaundice.
Diagnosa gizi Os yaitu NI.1.4 mengenai asupan energi inadekuat, NI.5.4 mengenai penurunan kebutuhan zat gizi spesifik. Os diberikan diet rendah lemak.Monitoring dan evaluasi dilakukan pada aspek asupan, biokimia, dan fisik Os. Berdasarkan monitoring dan evaluasi Os mengalami penurunan nafsu
makan disertai mual dan nyeri perut sehingga membuat asupan Os masih defisit.
DAFTAR PUSTAKA
Monica, Maria. 2019. Perbedaan Kadar Birirubin pada Tikus Wistar yang Dilakukan Legasi Duktus Koledokus antara Kelompok yang Diberi Kombinasi Udca Gluthione dengan Pemberian Tunggal Udca. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Skripsi.
Nasution, A. A. 2021. Penyebab Obstruksi Jaundice Post Hepatic: Telaah Sistematis dan Meta Analisis. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Skripsi.
Paniro, T. J. Referat Ikterus Obstruktif. Rumah Sakit Umum Daerah Koja.
fakultas Kedokteran UKRIDA.
Rosida, Azma. 2016. Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hati. Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Lambung Mangkurat/RSUD Ulin Banjarmasin.
Siswanto. 2020.Epidemiologi Penyakit Hepatitis. Mulawarman University PRESS. Samarinda. (E-book).
Lampiran
A. SQ – FFQ Pasien
Table 14 Lampiran SQ-FFQ Pasien
SQFFQ Bahan
Makanan URT Frekuensi/
minggu
Energi (kkal)
protein (g)
Lemak
(g KH (g)
Nasi 2 ctg nasi rice
cooker 14-15x 5.250 120 0 1200
Mie 1 porsi 6x 1.050 24 0 240
Ayam 1 ptg sdg 6x 200 42 12 0
Telur 1 btr 2x 150 14 10 0
Tahu 1 bh 2x 75 5 3 7
Tempe 1 ptg sdg 2x 75 5 3 7
Tauge 2 ctg sayur kcl 2-3x 22,5 0,9 0 4,5
Labu siam 2 sdm 4x 10 0,4 0 2
Semangka 2 sdm 3x 150 0 0 36
Minyak 7x 2100 0 210 0
Gula 1/4 sdm 7x 87,5 0 0 21
Cilok 1 porsi (200 gr) 3x 1536 46 48 233
bakso 1 porsi (60 gr) 3x 666 42 53 0,2
Susu
dancow 1 bks instant 3x 278 13 11 31
Total 11.657 312,3 350 1788,7
Rata-rata Asupan Sehari 1.665 44,61 50 255
B. Asupan Pemberian Diet
Table 15 Monitoring Pemberian Diet Hari ke-1 Makan Sore (23 Maret 2022)
Bahan
Makanan Penukar
Porsi yang dimakan
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak
(g) KH (g)
Nasi 1P 1/2P 87,5 2 0 20
Loaf ayam
saus mentega
1P 1/2P 25 3,5 1 0
Tahu
kukus 1P 1/2P 37,5 2,5 1,5 3,5
Cah wortel kembang
kol
3/4P 3/4P 18,75 0,75 0 3,75
Minyak 1P 1P 50 0 5 0
Gula 0,16P 0,16P 8 0 0 1,92
Jeruk
manis 1P 1/2P 25 0 0 6
Makan Pagi (24 Maret 2022) Bahan
Makanan Penukar
Porsi yang dimakan
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak
(g) KH (g)
Nasi 1P 1P 175 4 0 40
Loaf ayam bb
kari
1P 1/4P 20 2,8 0,8 0
Cah Wortel degan tahu putih
3/4P 3/4P 18,75 0,75 0 3,75
Minyak 1P 1P 50 0 5 0
Gula 0,16P 0,16P 8 0 0 1,92
Makan Siang (24 Maret 2022) Bahan
Makanan
Bahan Makana
n
Bahan Makana
n
Bahan Makana
n
Bahan Makana
n
Bahan Makana
n
Bahan Makana
n
Nasi 1P 1P 175 4 0 40
Rolade tuna kukus
1P 1/4P 20 2,8 0,8 0
Tahu
bacem 1P 1/2P 37,5 2,5 1,5 3,5
Sup labu
ayam 3/4P 3/4P 18,75 0,75 0 3,75
Minyak 1P 1P 50 0 5 0
Gula 0,16P 0,16P 8 0 0 1,92
Jeruk
manis 1P 1/2P 25 0 0 6
Susu Hepatoso
l
100cc 104 3,3 8,2 13,49
Total Asupan 961,75 29,65 28,8 149,5 Kebutuhan Aktual Pasien 1796,75 58,55 37,1 293,71
% Asupan 54% 51% 78% 51%
Table 16 Monitoring Pemberian Diet Hari ke-2 Makan Sore (24 Maret 2022)
Bahan
Makanan Penukar
Porsi yang dimakan
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak
(g) KH (g)
Nasi 1P 1P 175 4 0 40
Loaf ayam
bb woku 1P 1/4P 20 2,8 0,8 0
Tahu cetak saus asam
manis
1P 1/2P 37,5 2,5 1,5 3,5
Sup wortel 3/4P 3/4P 18,75 0,75 0 3,75
Minyak 1P 1P 50 0 5 0
Gula 0,16P 0,16P 8 0 0 1,92
Pisang
ambon 1P 1/2P 25 0 0 6
Makan Pagi (25 Maret 2022)
Nasi 1P 1/2P 87,5 2 0 20
Putih telur
cetak 1P 1/4P 20 2,8 0,8 0
Cah Wortel dan Kembang
koool
3/4P 3/4P 18,75 0,75 0 3,75
Minyak 1P 1P 50 0 5 0
Gula 0,16P 0,16P 8 0 0 1,92
Selingan (25 Maret 2022)
Bolu Kukus 1P 1/2 P 64,75 1 2,5 9 ]Makan Siang (25 Maret 2022)
Nasi 1P 1/2P 87,5 2 0 20
Semur bola-bola
daging
1P 1/2P 37,5 3,5 2,5 0
Bihun tahu
fantasi 1P 0P 0 0 0 0
Sup wortel
serut 3/4P 3/4P 18,75 0,75 0 3,75
Minyak 1P 1P 50 0 5 0
Gula 0,16P 0,16P 8 0 0 1,92
Jeruk
manis 1P 1/2P 25 0 0 6
Susu
hepatosol 100cc 104 3,3 8,2 13,49
Total Asupan 914,25 26,15 31,3 146 Kebutuhan Aktual Pasien 1796,75 58,55 37,1 293,71
% Asupan 51% 45% 84% 50%
Table 17 Monitoring Pemberian Diet Hari ke-3 Makan Sore (25 Maret 2022)
Bahan
Makanan Penukar
Porsi yang dimakan
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak
(g) KH (g)
Nasi 1P 1/2P 87,5 2 0 20
Putih telur cetak bb
teriyaki
1P 1/4P 20 2,8 0,8 0
Tahu bb asam manis
1P 1/2P 37,5 2,5 1,5 3,5
Sup
cocktail 3/4P 1/2P 9,3 0,37 0 1,8
Minyak 1P 1P 50 0 5 0
Gula 0,16P 0,16P 8 0 0 1,92
Pisang
ambon 1P 1P 50 0 0 12
Makan Pagi (26 Maret 2022)
Nasi 2P 1/2P 87,5 2 0 20
Loaf
ayam 1P 1/4P 20 2,8 0,8 0
Sup
makaroni 3/4P 1/2P 9,3 0,37 0 1,8
Minyak 1P 1P 50 0 5 0
Gula 0,16P 0,16P 8 0 0 1,92
Makan Siang (26 Maret 2022)
Nasi 1P 1/2P 87,5 2 0 20
Galantin
ayam 1P 1/2P 37,5 3,5 2,5 0
Tempe
bacemi 1P 0P 0 0 0 0
Sayur
lodeh 3/4P 1/2P 9,3 0,37 0 1,8
Minyak 1P 1P 50 0 5 0
Gula 0,16P 0,16P 8 0 0 1,92
Pisang
cere 1P 1P 50 0 0 12
Susu
Hepatosol 100 cc 104 3,3 8,2 13,49
Selingan (26 Maret 2022) Bolu
Sakura 1P 1P 129,5 2 5 18
Total Asupan 912,9 24,01 33,8 130,15 Kebutuhan Aktual Pasien 1796,75 58,55 37,1 293,71
% Asupan 43% 37% 72% 36%