• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL ACARA 4: EPITERMAL SULFIDASI TINGGI

N/A
N/A
Arya Jonathan

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL ACARA 4: EPITERMAL SULFIDASI TINGGI "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS TEKNIK

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI LABORATORIUM BAHAN GALIAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL ACARA 4: EPITERMAL SULFIDASI TINGGI

DISUSUN OLEH:

ARYA JONATHAN (22/493122/TK/53994)

ROMBONGAN B1 KELOMPOK 11

ASISTEN KELOMPOK:

AHMAD WILDAN RANGGA RAJASA

ASISTEN ACARA:

DIAH PUSPITASARI FADILLA ANDAR SEPTIANY

KURNIA HANIF IZZUDDIN

YOGYAKARTA MARET

2024

(2)

Lembar Pengamatan Peraga Tekstur Urat

Nama : Arya Jonathan

NIM : 22/493122/TK/53994 No. Peraga : L6

1. Warna batuan Hijau keputihan dengan belang coklat

2. Tekstur batuan Tekstur batuan asli: tidak teramati; Tekstur hasil alterasi: porfiritik 3. Batuan induk Tidak teramati

4. Pemerian urat Foto sampel:

Dimensi urat:

-

Tekstur urat:

-

Jenis kontak dengan batuan samping:

-

Geometri urat:

-

Ukuran kristal:

<1 - 5mm

5. Mineralogi (deskripsi) Sketsa sampel:

Mineral primer pada batuan samping:

-

Mineral sekunder pada batuan samping Mineral-mineral kunci/ penciri alterasi:

Kaolinite: warna putih, kilap tanah, kekerasan 2, ukuran kristal <1mm, belahan 1 arah, kelimpahan 30%.

Malacite: warna hijau, cerat putih, kilap greasy, kekerasan 4, ukuran <1 – 5mm, kelimpahan 50%.

Mineral-mineral tambahan:

Hematite: warna merah kecoklatan, kekerasan 5, kilap tanah, corat coklat, kelimpahan 10%

Jarosite: warna orange, kekerasan 2,5, cerat kuning, kelimpahan 10%

Mineral-mineral pengisi urat Mineral non-logam:

-

Mineral logam (bijih):

- 6. Efek alterasi Pervasif

7. Kehadiran Urat -

8. Intensitas alterasi Intensif (Morrison, 1996) 9. Nama batuan asal Batuan beku porfiritik

Hematite Jarosite

Malacite Kaolinite

(3)

10. Tipe alterasi Argilik

11. Tipe endapan epitermal High Sulfidation Epithermal 12. Interpretasi proses dan

kondisi pembentukan endapan

Pembentukan endapan berada didekat permukaan atau lingkungan dangkal (± 1,5 km), pada suhu berkisar 125° – 300°C. Tipe alterasi ini terjadi pada lokasi dengan pH yang relatif rendah. Akibatnya, terjadi peluluhan kandungan alkali-alkali tanah dalam jumlah yang besar yang menyebabkan perubahan mineral primer menjadi mineral lempung dengan tipe endapan High-Sulfidation Epithermal.

13. Daftar Pustaka Tim Asisten GSDM. (2024). Acara 4: Epitermal Sulfidasi Tinggi. Yogyakarta:

Laboratorium Bahan Galian, Teknik Geologi, Fakultas Teknik, UGM.

Idrus, A. Wardana, I.W. Titisari, A.D. Setijadji, L.D. Hakim, F. Aldan, F.A.

Widihermawan, A.C. (2021). Panduan Praktikum GEOLOGI SUMBERDAYA MINERAL. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

(4)

No. Peraga : KK1 1. Warna batuan Putih kecoklatan

2. Tekstur batuan Tekstur batuan asli: tidak teramati; Tekstur hasil alterasi: tidak teramati 3. Batuan induk Tidak teramati

4. Pemerian Urat Sketsa sampel:

Dimensi urat:

-

Tekstur urat:

-

Jenis kontak dengan batuan samping:

-

Geometri urat:

-

Ukuran kristal:

<1 - 3mm

5. Mineralogi (deskripsi) Sketsa sampel:

Mineral primer pada batuan samping:

-

Mineral sekunder pada batuan samping Mineral-mineral kunci/ penciri alterasi:

Kaolinite: warna putih, kilap tanah, kekerasan 2, ukuran kristal <1mm, belahan 1 arah, kelimpahan 50%.

Covelite: warna biru kehitaman, cerat hitam, kilap sublogam, kekerasan 2-3, paramagnetik, kelimpahan 20%.

Mineral-mineral tambahan:

Hematite: warna merah kecoklatan, kekerasan 5, kilap tanah, corat coklat, kelimpahan 30%

Mineral-mineral pengisi urat Mineral non-logam:

-

Mineral logam (bijih):

-

6. Efek alterasi Pervasif

7. Kehadiran Urat -

8. Intensitas alterasi Teralterasi seluruhnya (Morrison, 1996) 9. Nama batuan asal Tidak teramati

10. Tipe alterasi Argilik

11. Tipe endapan epitermal High Sulfidation Epithermal Covelite

Kaolinite

Hematite

(5)

12. Interpretasi proses dan kondisi pembentukan endapan

Pembentukan endapan berada didekat permukaan atau lingkungan dangkal (± 1,5 km), pada suhu berkisar 125° – 300°C. Tipe alterasi ini terjadi pada lokasi dengan pH yang relatif rendah. Akibatnya, terjadi peluluhan kandungan alkali-alkali tanah dalam jumlah yang besar yang menyebabkan perubahan mineral primer menjadi mineral lempung dengan tipe endapan High-Sulfidation Epithermal.

13. Daftar Pustaka Tim Asisten GSDM. (2024). Acara 4: Epitermal Sulfidasi Tinggi. Yogyakarta:

Laboratorium Bahan Galian, Teknik Geologi, Fakultas Teknik, UGM.

Idrus, A. Wardana, I.W. Titisari, A.D. Setijadji, L.D. Hakim, F. Aldan, F.A.

Widihermawan, A.C. (2021). Panduan Praktikum GEOLOGI SUMBERDAYA MINERAL. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

(6)

No. Peraga : GP1 1. Warna batuan Putih kecoklatan

2. Tekstur batuan Tekstur batuan asli: tidak teramati; Tekstur hasil alterasi: afanitik 3. Batuan induk Tidak teramati

4. Pemerian Urat Sketsa sampel:

Dimensi urat:

-

Tekstur urat:

-

Jenis kontak dengan batuan samping:

-

Geometri urat:

-

Ukuran kristal:

<1 mm

5. Mineralogi (deskripsi) Sketsa sampel:

Mineral primer pada batuan samping:

Kuarsa: colourless, ukuran kristal <1 mm, kekerasan 7, cerat putih, belahan tidak ada, kilap kaca.

Mineral sekunder pada batuan samping Mineral-mineral kunci/ penciri alterasi:

Kaolinite: warna putih, kilap tanah, kekerasan 2, ukuran kristal <1mm, belahan 1 arah.

Mineral-mineral tambahan:

Hematite: warna merah kecoklatan, kekerasan 5, kilap tanah, corat coklat.

Black sulphidate: mineral oksida, warna hitam, kekerasan 5-6.

Mineral-mineral pengisi urat Mineral non-logam:

-

Mineral logam (bijih):

-

6. Efek alterasi Pervasif

7. Kehadiran Urat -

8. Intensitas alterasi Teralterasi seluruhnya (Morrison, 1996) 9. Nama batuan asal Tidak teramati

10. Tipe alterasi Argilik

11. Tipe endapan epitermal High Sulfidation Epithermal Kaolinite

Hematite

Kuarsa

Black Sulphidate

(7)

12. Interpretasi proses dan kondisi pembentukan endapan

Pembentukan endapan berada didekat permukaan atau lingkungan dangkal (± 1,5 km), pada suhu berkisar 125° – 300°C. Tipe alterasi ini terjadi pada lokasi dengan pH yang relatif rendah. Akibatnya, terjadi peluluhan kandungan alkali-alkali tanah dalam jumlah yang besar yang menyebabkan perubahan mineral primer menjadi mineral lempung dengan tipe endapan High-Sulfidation Epithermal.

13. Daftar Pustaka Tim Asisten GSDM. (2024). Acara 4: Epitermal Sulfidasi Tinggi. Yogyakarta:

Laboratorium Bahan Galian, Teknik Geologi, Fakultas Teknik, UGM.

Idrus, A. Wardana, I.W. Titisari, A.D. Setijadji, L.D. Hakim, F. Aldan, F.A.

Widihermawan, A.C. (2021). Panduan Praktikum GEOLOGI SUMBERDAYA MINERAL. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

(8)

No. Peraga : AR33 1. Warna batuan Putih kehijauan

2. Tekstur batuan Tekstur batuan asli: tidak teramati; Tekstur hasil alterasi: porfiritik 3. Batuan induk Batuan vulkanik

4. Pemerian Urat Sketsa sampel:

Dimensi urat:

-

Tekstur urat:

-

Jenis kontak dengan batuan samping:

-

Geometri urat:

-

Ukuran kristal:

<1 - 3mm

5. Mineralogi (deskripsi) Sketsa sampel:

Mineral primer pada batuan samping:

-

Mineral sekunder pada batuan samping Mineral-mineral kunci/ penciri alterasi:

Kaolinite: warna putih, kilap tanah, kekerasan 2, ukuran kristal <1mm, belahan 1 arah.

Enargite-Luzonite: warna hitam keabuan, kilap metalik, kekerasan 3, tranlucent, belahan 2 arah.

Mineral-mineral tambahan:

Sulfur: warna kuning, kekerasan 1,5-2,5, kilap lilin, cerat kuning, diamagnetik.

Kuarsa sekunder: colourless, kekerasan 7, cerat putih, belahan tidak ada, kilap kaca.

Mineral-mineral pengisi urat Mineral non-logam:

-

Mineral logam (bijih):

- 6. Efek alterasi Pervasif

7. Kehadiran Urat -

8. Intensitas alterasi Sedang (0,26 – 0,30) (Morrison, 1996) 9. Nama batuan asal Breksi vulkanik

10. Tipe alterasi Argilik lanjut Kaolinite

Sulfur

Kuarsa sekunder Enargite

-luzolite

(9)

11. Tipe endapan epitermal High Sulfidation Epithermal 12. Interpretasi proses dan

kondisi pembentukan endapan

Pembentukan endapan berada didekat permukaan atau lingkungan dangkal (± 1,5 km), pada suhu berkisar 250° – 350°C. Tipe alterasi ini terbentuk pada pH yang lebih asam (lebih lanjut) daripada tipe argilik. Terjadi peluluhan yang kuat terhadap semua kandungan alkali. Mineral penciri pada tipe argilik lanjut bersuhu tinggi adalah Kuarsa, Tourmaline, Enargit-Luzonit dengan tipe endapan High-Sulfidation Epithermal.

13. Daftar Pustaka Tim Asisten GSDM. (2024). Acara 4: Epitermal Sulfidasi Tinggi. Yogyakarta:

Laboratorium Bahan Galian, Teknik Geologi, Fakultas Teknik, UGM.

Idrus, A. Wardana, I.W. Titisari, A.D. Setijadji, L.D. Hakim, F. Aldan, F.A.

Widihermawan, A.C. (2021). Panduan Praktikum GEOLOGI SUMBERDAYA MINERAL. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

Referensi

Dokumen terkait