LAPORAN PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA
“JAMU BANGLE INSTAN”
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Prakarya Kimia Dosen Pengampu Dr. Sri Retno Dwi Ariani, M.Si.
Disusun oleh:
Kelompok 8
Anggita Hayuwardini (K3317007) Fauzia Khoirunnisa (K3317029) Nur Laeli Azizah (K3317055) Tsania Rahma (K3317071) Yuni Irwanti S.K (K3317077)
Kelas A
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2020 i
DAFTAR ISI
Halaman Judul... i
Daftar Isi... ii
BAB 1 PENDAHULUAN... 1-2 A. Bangle ... 1
B. Budidaya dan Panen Rimpang Bangle... 2
C. Serba Serbi Jamu Bangle... 2
BAB 2 BAHAN DAN PERALATAN... 3
A. Kebutuhan bahan... 3
B. Kebutuhan alat... 3
BAB 3 CARA PEMBUATAN JAMU BANGLE INSTAN... 4-6 A. Pencucian... 4
B. Pemarutan... 4
C. Pengambilan Ekstrak Bangle... 4
D. Pemasakan... 5-6 E. Pengemasan... 6
BAB IV ANALISIS USAHA JAMU BANGLE INSTAN... 7-8 A. Pemasukan... 7
B. Pengeluaran... 7-8 C. Keuntungan... 8
Label Produk dan Sketsa Desain Produk... 8
DAFTAR PUSTAKA... 9 LAMPIRAN...10-11
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Bangle
1. Pengertian
Bangle (Zingiber purpureum) termasuk dalam famili zingiberaceae telah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. Rimpang bangle (Zingiber purpureum) berkhasiat sebagai obat demam, perut nyeri, sembelit, masuk angin, cacingan, dan encok (Depkes RI, 2001). Bangle dibudidayakan di pekarangan rumah yang cukup terkena sinar matahari. Tanaman dari India dan Indonesia ini adaptif dari dataran rendah sampai ketinggian 1.300 m di atas permukaan laut (Kit, 2009).
2. Daerah Penyebaran
Dalam Muhlisah (1999) menjelaskan bahwa bangle tumbuh di India, Srilanka, Malaysia, Indonesia, Filipina, dan tempat-tempat lain di Asia Tenggara. Bangle dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian kurang dari 1300 m dari permukaan laut. Tanaman ini menyukai tanah yang gembur, subur, dan mudah meresapkan air karena tidak cocok dengan tanah yang tergenang. Air yang terlalu banyak menyebabkan pembentukan rimpang terganggu, bahkan menjadi busuk.
Lokasi penanaman sebaiknya di luar yang banyak disinari oleh cahaya matahari.
3. Kandungan Gizi dan Manfaat dari Bangle
Rimpang bangle (Zingiber purpureum ) mengandung saponin, flavonoid, minyak atsiri, tanin, steroid, triterpenoid, antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, karoten, dan senyawa fenolik (Depkes RI, 2001). Dalam Wijayakusuma et al (1997), Rimpang Bangle mengandung beberapa senyawa kimia antara lain alkaloid, flavonoid, minyak atsiri, saponin, pati, tanin, steroid/triterpenoid, lemak dan gula.
Rimpang Bangle bermanfaat untuk mengobati demam, sakit kepala, batuk berdahak, nyeri perut, masuk angin, sembelit, sakit kuning, cacingan, rheumatik, ramuan jamu pada wanita setelah melahirkan, mengecilkan perut setelah melahirkan dan kegemukan.
Bangle digunakan sebagai alternatif pengganti penggunaan antibiotik dari bahan kimia, karena penambahan antibiotik sebagai feed additive jika digunakan secara terus menerus pada ransum komersial akan menimbulkan resistensi dari
1
mikroorganisme patogen terhadap antibiotik dan heat stress (Rokhmana et al, 2013)
2
3 B. Budidaya dan Panen Rimpang Bangle
1. Budidaya
Dalam Evizal (2013) Pada budidaya intensif, lahan perlu diolah untuk dibuat guludanalur. Sebagai tanaman sisipan, pengolahan tanah hanya pada jalur tanam dengan lebar dan dalam 50 cm, sambil diberi kompos atau pupuk kandang. Bahan tanam dapat berupa pisahan rumpun atau semaian rimpang tua. Bahan tanam harus dipilih dari rumpun yang sehat, karena bangle juga dapat diinfeksi bakteri Pseudomonas solanacearum, patogen penyebab penyakit layu. Jarak tanam berkisar 50-60 cm. Pemeliharaan terutama berupa penyiangan, pembumbunan 2-3 kali agar rimpangnya tumbuh baik, dan pemberian pupuk. Sebagai pupuk dasar, TSP diberikan pada saat tanam dengan dosis 150 kg per hektar. Urea dan KCl masing-masing dengan dosis 100 kg per hektar diberikan dalam dua kali aplikasi pada umur 1 dan 3 bulan. Panen dilakukan terhadap rimpang tua, dengan umur tanaman sekitar 10-12 bulan. Produksi mencapai 10-20 ton jahe segar per hektar.
2. Panen
Dalam Muslihah (1999), panan bangle dapat berlangsung setelah tanaman berumur satu tahun lebih. Dari satu hektar lahan yang ditanami bangle akan diperoleh hasil sekitar 10-30 ton bangle segar.
C. Serba-Serbi Jamu Bangle 1. Manfaat Jamu Bangle
Usaha pembuatan jamu bangle dimaksudkan untuk : 1) Menganekaramkan pangan
2) Meningkatkan nilai ekonomi 3) Memperpanjang masa simpan
4) Mempertahankan atau memperbaiki mutu gizi dalam jamu 2. Aspek Sosial-Ekonomi
a. Aspek sosial yang dapat diperoleh dari adanya pengolahan jamu bangle ini yaitu masyarakat dapat mengenal cara memanfaatkan bahan-bahan makanan menjadi bentuk olahan yang bernilai jual tinggi,
b. Jika teknologi pembuatan jamu ini dapat diterima maka diharapkan akan meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat.
BAB II
BAHAN DAN PERALATAN
Ketika kita akan membuat sesuatu atau memproduksi sesuatu pasti diawali dengan langkah- langkah persiapan, terutama menyiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan. Bahan dan peralatan yang diperlukan untuk jamu bangle adalah sebagai berikut
A. Kebutuhan Bahan 1. Bangle
a. Menggunakan bangle kurang lebih sebanyak 500 gram atau sesuai kebutuhan 2. Gula Pasir
a. Menggunakan gula pasir, untuk menambah rasa manis b. Membutuhkan sekitar 500 gram gula pasir
3. Air
a. Menggunakan air secukupnya B. Kebutuhan Peralatan
1. Kompor listrik : untuk dapur memasak bahan-bahan 2. Panci : untuk wadah memasak bahan-bahan
3. Baskom : untuk wadah mencampurkan semua bahan es krim 4. Sendok : untuk mengambil bahan
5. Pengaduk : untuk mengaduk bahan-bahan
6. Mixer : untuk mencampurkan bahan-bahan es krim 7. Cup/wadah : untuk wadah es krim
8. Etiket : untuk memberi nama produk pada botol.
4
BAB III
CARA PEMBUATAN JAMU BANGLE INSTAN A. PENCUCIAN
Kupas 4 buah bangle lalu cuci bersih. Pencucian ini bertujuan untuk membersihkan kotoran- kotoran yang masih melekat atau tercampur pada bangle
B. PEMARUTAN
Setelah dicuci bersih, selanjutnya bangle diparut
C. PROSES PENGAMBILAN EKSTRAK BANGLE
Setelah itu hasil parutan bangle dicampur dengan air hangat sebanyak 1 liter dan disaring.
Ambil sarinya, tempatkan pada wajan stainless steel.
5
6 D. PROSES PEMASAKAN
1) Tambahkan gula pasir sebanyak 1 kg, 2 lembar daun pandan dan 2 lembar daun sereh. Panaskan dengan api kecil hingga air menguap semua.
2) Ambil daun pandan dan daun serehnya. Setelah air menguap dan sari mengental angkat dari api.
3) Aduk dengan kuat. Setelah agak mengeras gerus dengan ulegan hingga membentuk kristal-kristal lembut.
7 4) Dengan dialasi baskom plastik, saringlah kristal jamu bangle instan (agar diperoleh
kristal yang seragam/merata).
E. PROSES PENGEMASAN
Kristal jamu bangle instan dimasukkan dalam plastik/toples atau siap dikemas dan dipasarkan.
BAB IV
ANALISIS USAHA JAMU BANGLE INSTAN
Setiap usaha memerlukan persiapan dan perencanaan kegiatan yang matang, terutama segi pemasarannya. Rencana usaha pembuatan jamu bangle instan dapat kita ambil contoh sebagai berikut:
1. Nama produk :
2. Jumlah produksi 30 kg (100 bungkus) jamu bangle instan setiap hari 3. Harga jamu bangle instan Rp 120.000 per bungkus (dalam 300 gram) 4. Periode produksi 1 bulan : 25 hari
Dengan demikian, biaya produksi dan keuntungan dalam satu bulan dapat dihitung sebagai berikut.
A. PEMASUKAN
Hasil penjualan jamu bangle instan per bulan:
25 x 100 x Rp 120.000,00 = Rp 300.000.000,00
B. PENGELUARAN
No Bahan Jumlah Harga total
1 Bangle 12 Rp 36.000,00
2 Air mineral 3 liter Rp 15.000,00
3 Gula pasir 3 kg Rp 39.000,00
4 Sereh 6 lembar Rp 15.000,00
5 Daun pandan 6 lembar Rp 9.000,00
Jumlah total Rp 114.000,00
8
9 Jumlah pindahan
25 hr x 100 bungkus x Rp 114.000,00 Rp 285.000.000,00 Label / etiket
1 lb x 50 x Rp 200 Rp 10.000,00
Tenaga kerja
25 hr x Rp 10.000 Rp 250.000,00
+ Rp 285.260.000,00
A. KEUNTUNGAN
1. Pemasukan Rp 300.000.000,00
2. Pengeluaran Rp 285.260.000,00
- Rp 14.740.000,00
a. Label produk
b. Sketsa produk
10
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I). Jilid 2. Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia. Hal. 348-350.
Evizal, R. (2013). Tanaman Rempah dan Fitofarmaka. Lembaga Penelitian Universitas Lampung.
Kit, T. I. 2009. Minyak Asiri. Trubus. Depok.
Muhlisah, F. (1999). Temu-temuan dan Empon-empon Budidaya dan Manfaatnya. Kanisius, Yogyakarta, 51-52.
Rokhmana, L. D., Estiningdriati, I., & Murningsih, W. (2013). Pengaruh Penambahan Bangle (Zingiber Cassumunar) dalam Ransum terhadap Bobot Bursa Fabricius dan Rasio Heterofil Limfosit Ayam Broiler. Animal Agriculture Journal, 2(1), 362-369.
Wijayakusuma H. M. H, Dalimarta S., & Wirian A. S. 1997. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Pustaka Kartini, Jakarta.
11
Lampiran
LAPORAN SEMENTARA PRAKARYA KIMIA
Nama : Tanggal Percobaan : 17 Maret 2020
NIM : K33 Nama Asisten :
Kelompok : 8
I. JUDUL : Pembuatan Jamu Instan
II. TUJUAN :
1. Mahasiswa dapat membuat jamu instan III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat B. Bahan
No. Nama Jumlah
1. Timbangan 1
2. Pisau stainless
steel 1
3. Parut 1
4. Gelas ukur 1
5. Saringan 1
6. Baskom 2
7. Pengaduk 1
8. Wajan 1
9. Kompor 1
10. Kertas koran 1
11. Ulegan 1
12. Plastik/toples 1
No. Nama bahan Jumlah
1. Bangle 2 buah
2. Air ½ Liter
3. Gula pasir ½ kg 4. Daun pandan 1 lembar 5. Daun sereh 1 lembar
12
C. BAGAN KERJA DAN HASIL PENGAMATAN
Langkah Kerja Hasil Percobaan
Kupas 2 buah bangle lalu cuci bersih kemudian diparut.
.
Setelah itu hasil parutan bangle dicampur dengan air hangat sebanyak
½ liter dan disaring. Ambil sarinya, tempatkan pada wajan stainless steel.
Tambahkan gula pasir sebanyak ½ kg, 1 lembar daun pandan dan 1 lembar daun sereh. Panaskan dengan api kecil hingga air menguap semua.
Ambil daun pandan dan daun serehnya. Setelah air menguap dan
sari mengental angkat dari api.
Aduk dengan kuat. Setelah agak mengeras gerus dengan ulegan
hingga membentuk kristal -kristal lembut.
Dengan dialasi baskom plastik, saringlah kristal jamu bangle instan
(agar diperoleh kristal yang seragam/merata).
Kristal jamu bangle instan dimasukkan dalam plastik/toples atau siap dikemas dan dipasarkan.
.
Mengetahui, Surakarta, 6 April 2020
Asisten Praktikan
13