• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM: KALIBRASI ALAT UKUR KADAR AIR

N/A
N/A
Eric tamado

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM: KALIBRASI ALAT UKUR KADAR AIR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Selasa, 23 Agustus 2022 Lab TPPHP, DTMB 13.30 – 16.00 WIB

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGOLAHAN PANGAN

TMB324

KALIBRASI ALAT UKUR KADAR AIR

OLEH:

ERIC TAMADO F14190099

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2022

(2)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur atau sistem ukur, atau nilai yang diwakili oleh benda ukur, dan nilai yang telah diketahui yang berkaitan besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.

Tujuan utama kalibrasi adalah mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat ditelusuri sampai ke standar yang lebih tinggi atau teliti (standar primer nasional dan internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus. Dengan melakukan kalibrasi dapat diketahui seberapa jauh perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur (Leonardo et al. 2019).

Kadar air merupakan salah satu parameter yang sangat penting untuk menentukan kualitas bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa.

Kadar air turut menentukan kesegaran dan daya tahan bahan pangan. Bakteri, kapang, dan khamir dapat berkembang dengan cepat pada bahan pangan khususnya padi dengan kandungan air yang tinggi, sehingga akan terjadi kerusakan pada bahan pangan (Fahroji 2016).

Kadar air gabah adalah kandungan air didalam gabah yang dinyatakan dengan persen.

Kadar air mempengaruhi proses penggilingan gabah karena bila kadar air terlalu tinggi, lebih dari 14%, padi akan terlalu lunak atau lembek sehingga menghasilkan beras yang patah.

Sebaliknya bila kadar air yang terdapat dalam gabah sama dengan atau kurang dari 14% gabah akan lebih kuat pada saat digiling serta lebih tahan terhadap kerusakan. Jadi agar memenuhi standar simpan padi, kadar air gabah harus berkisar antara 13%-14% (Afzalinia et al. 2004).

Oleh karena itu, penting untuk mempelajari cara yang berbeda dalam menentukan kadar air untuk mengetahui kehandalan masing-masing alat seperti akurasi dan presisi. Kadar air dapat ditentukan dengan metode primer yaitu berdasarkan pengukuran berat seperti metode oven kering atau metode sekunder yaitu menggunakan peralatan elektronik dengan memanfaatkan karakteristik elektronik bahan. Alat yang digunakan dalam metode sekunder ini ada dua yaitu tipe kapasitansi dan resistansi (Owens dan Soderlund 2006).

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah

1. Melakukan pengukuran kadar air dengan alat ukur

2. Melakukan kalibrasi alat ukur kadar air menggunakan metode gravimetri

METODE

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum kalibrasi alat ukur kadar air dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Agustus 2022 bertempat di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian.

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah.

1. Oven

(3)

2. Timbangan analitik 3. Grain moisture tester 4. Crown moisture tester 5. Kett moisture tester 6. Cawan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah.

1. Gabah kadar air rendah (13-17% bb) 2. Gabah kadar air tinggi (20-30% bb)

2.3 Prosedur

Gambar 1 Prosedur pengukuran dengan Crown Moisture Tester

Gambar 2 Prosedur pengukuran dengan Grain Moisture Tester Mulai Kalibrasi alat, kemudian

select data ‘paddy’

Bersihkan alat handle dengan kuas

Ambil sampel, rapihkan dan masukkan kedalam

crown moisture tester Putar tuas penekan

hingga keras (mentok) Catat data yang

muncul di layar

Hitung rata-rata kadar air sampel setelah 5 kali

pengulangan

Diperoleh kadar air rata-rata sampel

Mulai Kalibrasi alat ukur Timbang sampel gabah

seberat 100 gram

Pencet tombol ‘MEA’

pada kett grainer Sampel yang telah

ditimbang dimasukkan kedalam kett grainer Catat data yang

muncul di layar

Hitung rata-rata kadar air sampel setelah 5 kali

pengulangan

Diperoleh kadar air

rata-rata sampel Selesai

(4)

Gambar 3 Prosedur pengukuran dengan Kett Moisture Tester PB-1K

Gambar 4 Proses pengukuran dengan metode Oven

Mulai Kalibrasi alat kett Giling sampel gabah

secara manual

Tuang ke alat handle dan ratakan Sampel dimasukkan

kedalam kett Tekan tuas

pengukur pada alat

Data analog berupa kadar air muncul dan

catat

Diperoleh kadar air rata-rata sampel Hitung rata-rata kadar

air sampel setelah 5 kali pengulangan

Mulai Timbang sampel gabah

seberat 5-6- gram

Masukkan gabah kedalam oven, tunggu

selama 72 jam

Keluarkan sampel gabah dari oven dan timbang Masukkan kembali ke

oven, tunggu selama 1 jam

Keluarkan sampel gabah dan timbang

Input data berat masing- masing sampel gabah

Diperoleh kadar air rata-rata sampel Hitung rata-rata kadar

air menggunakan persamaan

Selesai

Selesai

(5)

PEMBAHASAN

Gambar 5 Grafik kalibrasi pengukuran kadar air pada alat ukur crown moisture tester dengan pengukuran kadar air menggunakan metode oven

Gambar 6 Grafik kalibrasi pengukuran kadar air pada alat ukur grain moisture tester dengan pengukuran kadar air menggunakan metode oven

y = 0,9779x + 0,8192 R² = 0,998

10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30

10 15 20 25 30

Kadar air Oven (%)

Kadar air alat Grain Moisture Tester (%)

Kalibrasi Grain Moisture Tester

y = 1,8992x - 11,747 R² = 0,9902

10 15 20 25 30 35

10 12 14 16 18 20 22 24

Kadar air Oven (%)

Kadar air alat Crown Mositure Tester (%)

K a l i b r a s i

Crown

M o i s t u re Te s t e r

(6)

Gambar 7 Grafik kalibrasi pengukuran kadar air pada alat ukur kett moisture tester dengan pengukuran kadar air menggunakan metode oven

Kadar air pada suatu bahan dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur kadar air seperti grain moisture tester, crown moisture tester, kett moisture tester, maupun oven.

Kalibrasi alat ukur kadar air dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran metode sekunder (menggunakan grain moisture tester dan crown moisture tester) terhadap hasil pengukuran metode primer (menggunakan oven).

Hasil dari kalibrasi alat ukur disajikan dalam bentuk grafik dan persamaan regresi hubungan antara kadar air hasil pengukuran primer dengan pengukuran sekunder. Grafik kalibrasi alat ukur crown moistur tester dapat dilihat pada Gambar 5, kalibrasi alat ukur grain moisture tester pada Gambar 6, dan kalibrasi alat ukur kett moisture tester terlihat pada Gambar 7. Tingkat ketepatan dan ketelitian ditunjukkan dari adanya nilai korelasi garis regresi (kecenderungan data) dengan memasukkan nilai yang terbaca pada alat ukur ke persamaan regresi masing-masing grafik yang nantinya diperoleh nilai kadar air yang sebenarnya dari bahan. Nilai pengukuran terbilang baik jika nilai korelasinya lebih dari 95% atau R2 lebih dari 0,95. Nilai R2 pada alat ukur crown moisture tester, grain moisture tester, dan kett moisture tester berturut-turut sebesar 0,9902; 0,998; dan 0,9914. Nilai tersebut lebih besar daripada 0,95 yang berarti menunjukkan bahwa hasil pengukuran sangat baik dan memiliki tingkat ketepatan yang sangat tinggi.

Dari beberapa alat ukur kadar air tersebut masing-masing memiliki prinsip pengukuran yang berbeda. Crown moisture tester memiliki prinsip kerja dengan cara mengkonversi nilai resistansi dari bahan yang diukur menjadi nilai kadar air bahan itu sendiri. Sedangkan grain moisture tester memiliki prinsip kerja mengkonversikan nilai kapasitansi dari bahan yang diukur menjadi nilai kadar air bahan itu sendiri. Kemudian untuk bahan yang diukur kadar airnya adalah gabah dengan kelompok kadar air rendah dengan persentase 13%-17% dan kadar air tinggi dengan persentase 20%-30%. Berdasarkan hasil pengukuran dengan metode primer dan sekunder didapatkan bahwa kadar air gabah kelompok kadar air rendah berada dalam

y = 1,7129x - 10,635 R² = 0,9914

10 15 20 25 30 35

10 12 14 16 18 20 22 24 26

Kadar air Oven (%)

Kadar air alat Kett Mositure Tester (%)

Kalibrasi Kett Moisture Tester

(7)

kisaran 13%-17% dan kelompok kadar air tinggi berada dalam kisaran 20%-30%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengukuran sesuai dengan teori yang ada.

SIMPULAN

Pengukuran kadar air dilakukan dengan metode sekunder menggunakan tiga alat ukur yaitu Crown Moisture Tester, Grain Moisture Tester, dan Kett Moisture Tester. Pengukuran kadar air metode primer dilakukan dengan menggunakan oven dengan menentukan selisih bobot gabah sebelum pengeringan dan sesudah pengeringan. Pengukuran kadar air dengan metode sekunder memiliki nilai yang berdekatan dengan hasil pengukuran metode primer, yang mana dapat dikatakan bahwa ketiga alat tersebut memiliki akurasi dan presisi yang baik dibuktikan dari koefisien determinansi lebih dari 0,95 atau mendekati 1. Kalibrasi alat ukur diperoleh dengan membuat grafik dan persamaan regresi hubungan antara kadar air hasil pengukuran primer dan pengukuran sekunder.

DAFTAR PUSTAKA

Afzalinia S, Shaker M, Zare E. 2004. Comparison of different rice milling methods. Canadian Biosystems Eng. 46: 3.63-3.66.

Fahroji. 2016. Kinerja beberapa tipe moisture meter dalam penentuan kadar air padi. J Lahan Suboptimal. 5(1): 62-70.

Leonardo C, Suraidi, Tanudjaya H. 2019. Analisis kalibrasi pengukuran dan ketidakpastian sound level meter. J Teknik Industri. 8(1): 46-53.

Owens F, Soderlund S. 2006. Methods for measuring moisture content of grains and implications for research and industry. DuPont Pioneer. 238-244.

Referensi

Dokumen terkait