• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKARYA_SIRUP_KEL.6.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PRAKARYA_SIRUP_KEL.6.docx"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKARYA PEMBUATAN SIRUP SINTETIS

“FRESH”

Kelompok 6:

Abdillah Galuh P (K3317001)

Dyah Nur Yuniastuti (K3317025) Martha Andriyanti (K3317047)

Sri Widigdo (K3317067)

Ulfa Imroathul H (K3317073)

Dosen Pengampu

Dr. Sri Retno Dwi Ariani, S.Si., M.Si.

KELAS A SEMESTER VI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2020

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum dengan judul PEMBUATAN SIRUP SINTETIS “FRESH”.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Dr. Sri Retno Dwi Ariani, S.Si., M.Si. selaku pengampu mata kuliah praktikum prakarya dan kakak-kakak asisten yang telah memberikan bimbingan, dukungan, serta kepercayaan dalam

penyelesaian laporan makalah ini, di samping itu, saya juga menyadari bahwa makalah ini masih dangkal dalam pembahasan dan jauh dari kesempurnaan. Saya mengharapkan adanya kritik dan saran serta tanggapan yang sifatnya membangun laporan ini agar mendekati kesempurnaan.

Akhir kata saya berharap laporan praktikum dengan judul PEMBUATAN SIRUP SINTETIS “FRESH” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca serta masyarakat luas.

Surakarta, 29 Maret 2020

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

A. Mengenal Sirup...1

B. Deskripsi Bahan yang Digunakan...2

BAB II...5

BAHAN DAN PERALATAN...5

A. Kebutuhan Bahan...5

B. Kebutuhan Peralatan...6

BAB III...7

CARA MEMBUAT SIRUP SINTETIS...7

BAB IV...9

ANALISIS USAHA ES PUTAR KELAPA MUDA...9

A. Pembelian Peralatan Dan Bahan...9

B. Harga Jual...10

C. Laba...10

D. Produk Sirup...10

DAFTAR PUSTAKA...13

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Mengenal Sirup

Sirup merupakan larutan gula pekat (sakarosa : high fructosa syrup dan atau gula invert lainnya) dengan atau tanpa penambahan tambahan makanan yang diizinkan. Sirup memilik kadar kekentalan yang cukup tinggi serta kadar gula dalam sirup antara 55 – 65 % menyebabkan pengenceran sangat perlu dilakukan jika ingin mengkonsumsi sirup. Pembuatan sirup dapat ditambahkan pewarna dan asam sitrat untuk menambah warna dan cita rasa (Satuhu, 2004).

Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Sirup adalah sediaan cair kental yang minimal mengandung 50% sakarosa (Ansel et al., 2005).

Kandungan sukrosa yang tercantum dalam Farmakope Indonesia terletak antara 50%

sampai 65% akan tetapi umumnya antara 60% sampai 65% (Voigt,1984).

Sirup sintetis merupakan produk yang berasal dari essence buah yang kemudian ditambah gula, air, asam, dan bahan pengawet. Sirup disuplementasikan dengan flavor, zat warna, asam, serta distabilkan dengan pengawet. Penggunaan pewarna sintetik selalu dalam kekhawatiran bahwa setiap saat bahan ini bisa dinyatakan tidak layak untuk dipakai sebagai bahan tambahan makanan. (Dahlan, M.A. dan Wartono,1984)

Menurut SNI (1994), sirup didefinisikan sebagai larutan gula pekat (sakarosa : High Fructose Syrup dan atau gula inversi lainnya) dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan makanan yang diijinkan. Definisi sirup yang lain yaitu sejenis minuman ringan berupa larutan kental dengan citarasa beraneka ragam, biasanya mempunyai kandungan gula minimal 65%.

Berdasarkan bahan baku, sirup dibedakan menjadi tiga, yaitu sirup essence, sirup glukosa, dan sirup buah-buahan. Sirup essence adalah sirup yang cita rasanya

(5)

ditentukan oleh essence yang ditambahkan. Sirup glukosa adalah sirup yang mempunyai rasa manis saja, biasanya digunakan sebagai bahan baku industri minuman, saribuah, dan sebagainya. Sirup buah adalah sirup yang aroma dan rasanya ditentukan oleh bahan dasarnya, yakni buah segar.

B. Deskripsi Bahan yang Digunakan 1. Gula

Gula dipergunakan sebagai pemanis, memiliki peran yang besar pada penampakan dan cita rasa sirup yang dihasilkan. Disamping itu, gula juga bertindak sebagai pengikat komponen flavor. Pemanis yang paling umum digunakan dalam pembuatan sirup yang dalam kehidupan sehari dikenal sebagai gula pasir.

2. Natrium Benzoat

Natrium benzoat berupa granul atau hablur berwarna putih, tidak berbau dan stabil di udara, mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, dan lebih mudah larut dalam etanol 90%.

Natrium benzoat termasuk dalam bahan pengawet organik golongan benzoat yang efektif bekerja sebagai pengawet antimikroba pada pH rendah. Karena pada pH rendah proporsi asam yang tidak terdisosiasi meningkat, dan asam yang tidak terdisosiasi merupakan penentu utama peranan pengawet (Cahyadi, 2012).

Fungsi utama dari penggunaan bahan pengawet adalah untuk mencegah pertumbuhan mokroorganisme dalam bahan pangan sehingga masa simpan makanan atau minuman dapat diperpanjang. Penggunaan bahan pengawet kimia mempunyai beberap keuntungan, antara lain yaitu makanan atau minuman dapat tetap awet meskipun disimpan pada suhu kamar. Namun apabila sirup buah yang dibuat hanya sedikit dan lansung dikonsumsi, tidak perlu ditambah dengan bahan pengawet.

Bahan pengawet yang paling umum digunakan untuk sari buah adalah natrium benzoat. Natrium benzoat memiliki bentuk kristal putih, rasa manis dan kadang- kadang sepet. Garam natium benzoat ini lebih mudah larut dalam air dari pada asam benzoat. Dalam pembuatan sirup buah, natrium benzoat dingunakan dengan dosis antara 0,05 % – 0,1 %. Penggunaan natrium benzoat pada kadar tersebut relatif tidak mempengaruhi rasa dan aroma sirup buah.

(6)

3. Asam Sitrat

Asam sitrat termasuk dalam golongan flavor enhancer atau bahan pemicu rasa.

Bahan pemicu rasa merupakan bahan tambahan yang diberikan pada suatu produk pangan untuk memberikan nilai lebih pada rasa, sesuai dengan karateristik produk pangan yang dihasilkan. Biasanya, bahan pemicu rasa hanya ditambahkan dalam jumlah kecil.

Di dalam pembuatan sirup, asam sitrat digunakan untuk mengatur pH, terutama yang menggunakan buah-buahan dengan tingkat keasaman yang rendah sehingga tidak cukup untuk menghasilkan pH seperti yang diinginkan. Asam-asam seperti asam sitrat ditambahkan pada bebuahan dan sesayuran dengan keasaman sedang untuk menurunkan pH dibawah 4,5. Penurunan pH akan mempengaruhi suhu dan waktu pemasakan sehingga menjadi lebih rendah. Asam sitrat dapat berfungsi sebagai pengawet karena pada pH rendah (kurang dari 4.6) mikroorganisme

4. CMC

Na-CMC adalah turunan dari selulosa dan sering dipakai dalam industri pangan, atau digunakan dalam bahan makanan untuk mencegah terjadinya retrogradasi. Pembuatan CMC adalah dengan cara mereaksikan NaOH dengan selulosa murni, kemudian ditambahkan Na-kloro asetat

R OH + NaOH R Na + NaOH

R ONa + ClCH2COONa R O CH2COONa + NaCl

Na-CMC merupakan zat dengan warna putih atau sedikit kekuningan, tidak berbau dan tidak berasa, berbentuk granula yang halus atau bubuk yang bersifat higroskopis. CMC ini mudah larut dalam air panas maupun air dingin. Pada pemanasan dapat terjadi pengurangan viskositas yang bersifat dapat balik (reversible). Viskositas larutan CMC dipengaruhi oleh pH larutan, kisaran pH Na- CMC adalah 5-11 sedangkan pH optimum adalah 5, dan jika pH terlalu rendah (<3), Na-CMC akan mengendap. Na-CMC akan terdispersi dalam air, kemudian butir- butir Na-CMC yang bersifat hidrofilik akan menyerap air dan terjadi pembengkakan. Air yang sebelumnya ada di luar granula dan bebas bergerak, tidak

(7)

dapat bergerak lagi dengan bebas sehingga keadaan larutan lebih mantap dan terjadi peningkatan viskositas Hal ini akan menyebabkan partikel-partikel terperangkap dalam sistem tersebut dan memperlambat proses pengendapan karena adanya pengaruh gaya gravitasi.

Ada empat sifat fungsional yang penting dari Na-CMC yaitu untuk pengental, stabilisator, pembentuk gel dan beberapa hal sebagai pengemulsi.

Didalam sistem emulsi hidrokoloid (Na-CMC) tidak berfungsi sebagai pengemulsi tetapi lebih sebagai senyawa yang memberikan kestabilan. Penggunaan Na-CMC sebagai derivat dari selulosa antara 0,01%-0,8% akan mempengaruhi produk pangan seperti jelli buah, sari buah, mayonaise dan lain-lain. Semua zat pengental dan pengental adalah hidrofil dan terdispersi dalam larutan yang dikenal sebagai hidrokoloid.

5. Pewarna

Pewarna ditambahkan ke dalam minuman atau sirup buah karena beberapa alasan, diantranya adalah untuk memperbaiki warna aslinya, untuk memperoleh warna standar, dan untuk menarik konsumen. Pada umumnya, pewarna yang ditambahkan ke dalam sirup adalah berupa pewarna sintetik. Adapun pewarna yang digunakan antara lain adalah sunset yellow FCF, tartrazine dan karamel .

(8)

BAB II

BAHAN DAN PERALATAN

A. Kebutuhan Bahan

No Bahan Keterangan Gambar

1 Asam siklamat Biasa digunakan sebagai pemanis buatan.

2 Gula pasir Gula pasir digunakan sebagai pemanis dan bertindak sebagai pengikat komponen flavor.

3 Essence Mangga

Digunakan sebagai perisa rasa mangga.

4 Asam sitrat Sebagai bahan pemicu rasa

5 Natrium Benzoat

Sebagai bahan pengawet

6 CMC Biasa digunakan untuk

mencegah terjadinya retrogradasi pada bahan makanan dan minuman

7 Air Penggunaan air dimaksudkan

untuk melarutkan gula, asam siklamat, essence mangga,

(9)

asam sitrat, dan natrium benzoat.

B. Kebutuhan Peralatan

No Bahan Kegunaan Gambar

1 Botol bertutup rapat

Untuk wadah sirup yang sudah jadi.

2 Panci berlapis email

Untuk tempat larutan gula.

3 Kompor listrik Untuk memasak larutan gula.

4 Sendok Untuk membantu proses

pemberian gula, asam siklamat, essence mangga, asam sitrat, dan natrium benzoat.

5 Pengaduk kayu Untuk mengaduk larutan gula.

6 Saringan Menyaring larutan sirup saat memasukkannya dalam botol

BAB III

CARA MEMBUAT SIRUP SINTETIS

Menyiapkan alat dan bahan

(10)

Melarutakan gula dengan air di dalam panci berlapis email diatas kompor listrik

Setelah mendidih, menambahkan natrium benzoat secukupnya

Pada saat hangat, memasukkan asam sitrat dan CMC (bahan cmc terlebih dahulu di larutkan dalam air)

(11)

Setelah dingin kemudian menambahkan essence mangga secukupnya.

Menyaring larutan sirup dan memasukkan pada botol yang sudah sterilisasi.

BAB IV

ANALISIS USAHA ES PUTAR KELAPA MUDA

A. Pembelian Peralatan Dan Bahan No

.

Nama Bahan Rincian Harga satuan Total

1 Air 6,75 liter Rp 1.500/liter Rp 10.125

2 Gula 7,5 kg Rp 18.000/kg Rp 135.000

(12)

4 Natrium Benzoat

2 bungkus Rp 1.000/bungkus Rp 2.000

6 CMC 2 bungkus Rp 1.000/bungkus Rp 2.000

5 Essence

mangga

3 botol Rp 30.000/botol Rp 90.000 7 Kemasan botol

kaca 450 ml

15 buah Rp 2.500/buah Rp 37.500

TOTAL Rp 278.625

Modal sebanyak Rp 278.625,- menghasilkan 15 botol sirup berukuran 450 ml sehingga setiap botol memerlukan modal sekitar Rp 18.575,-.

B. Harga Jual

Setiap satu botol sirup berukuran 450 ml dijual dengan harga Rp 25.500,- sehingga setiap produksi 15 botol akan dihasilkan uang sebanyak Rp 382.500,- dari hasil penjualan.

C. Laba

Laba = harga jual – modal

= Rp 25.500 – Rp 18.575

= Rp 6.925 per 1 botol sirup 450 ml Laba total = Rp 6.925 x 15

= Rp 103.875 D. Produk Sirup

1. Label Produk

(13)

2. Desain Produk

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta:

UI Press

Cahyadi W. 2012. Analisis & aspek kesehatan bahan tambahan makanan. Edisi ke- 2.

Bandung: Bumi Aksara

Dahlan, M.A. dan Wartono.1984. Pembuatan sirup pala. Bogor : Balai Besar

(14)

Litbang Industri Hasil Pertanian, Departemen Perindustrian

Satuhu, S. 2004. Penanganan dan Pengolahan Buah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Voigt. 1984. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Diterjemahkan oleh Soendani Noeroto S.,UGM Press, Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait