• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES Pembuatan Medium

N/A
N/A
Rizqy Mulia Kusuma

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES Pembuatan Medium"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

Saran

Pemanfaatan media limbah ikan Cakalang sebagai media pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphycoccus aureu. Makhluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk hidup yang dapat dilihat dengan mata telanjang saja. Makhluk hidup juga bisa berukuran sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan bantuan teknik dan peralatan khusus yang disebut mikroorganisme atau mikroba.

Mikroorganisme atau biasa disebut mikroorganisme merupakan organisme yang berukuran sangat kecil. Ada juga mikroorganisme yang dapat memberikan dampak positif atau negatif pada berbagai bidang kehidupan manusia di dunia. Mikroorganisme adalah makhluk yang dapat tumbuh dan berkembang biak secara alami atau dengan bantuan manusia.

Kebutuhan dasar mikroorganisme yang meliputi air, karbon, energi dan mineral harus ada dalam medium. Air memegang peranan yang sangat penting dalam mikroorganisme, karena air merupakan komponen dasar protoplasma, jalur masuknya nutrisi ke dalam sel, dan juga untuk reaksi enzimatik. Penggunaan air sadah yang digunakan dalam pembuatan media yang terdiri dari ekstrak daging dan pepton sebaiknya dihindari karena dapat membentuk endapan fosfat dan magnesium fosfat.

Sedimen ini akan memberikan hambatan bagi pertumbuhan mikroorganisme yang tumbuh pada medium tersebut. Penelitian ini dapat mencakup jenis nutrisi yang dihasilkan oleh bakteri, serta jenis lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimal untuk pertumbuhannya. Praktikum pembuatan media berguna untuk berlatih menganalisis cara membuat media yang sesuai dengan mikroba yang diuji.

Gambar 1. Gelas Beker Gambar 2. Tabung Reaksi
Gambar 1. Gelas Beker Gambar 2. Tabung Reaksi

Rumusan Masalah

Tujuan

Manfaat

Hipotesis

Medium sebagai tempat tumbuhnya mikroorganisme maka diperlukan pengetahuan di bidang mikrobiologi untuk tumbuh dan mempelajari sifat-sifat mikroorganisme. Media kultur digunakan di laboratorium untuk menumbuhkan mikroorganisme dan menyediakan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan mikroorganisme. Nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme harus mempunyai unsur oksigen, karbon, nitrogen, sulfur, fosfor dan sumber mineral.

Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme dibedakan menjadi dua jenis, yaitu unsur makro dan unsur mikro. Mahalnya harga media instan dan melimpahnya sumber daya alam yang dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroorganisme mendorong para peneliti untuk mencari media alternatif dari bahan yang mudah didapat. Bahan yang digunakan harus mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri, seperti bahan yang kaya akan karbohidrat dan protein.

Pada mulanya media tumbuhnya bakteri hanya berupa kuah daging rebus atau tauge, yang kini sering disebut sebagai media sederhana (basal nutrisi). Alat alami yang telah diterapkan pada kultur bakteri adalah mentimun dan kulit jeruk yang digunakan untuk budidaya produksi protein sel tunggal menggunakan Saccharomyces cerevisia. Obat alami lain yang mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme termasuk tanaman bengkuang dan tauge.

Bengkuang merupakan media alami yang mempunyai sumber karbohidrat tinggi dan tauge atau tauge merupakan media alami yang mengandung sumber protein tinggi. 100 gram tauge mengandung 90,4 g air, 34 kalori energi, 3,7 g protein, 1,2 g lemak, 4,3 g karbohidrat, 1,1 g serat, 8 komponen nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme di laboratorium disebut lingkungan atau lingkungan kebudayaan. Umbi-umbian ini mempunyai kebutuhan nutrisi yang cukup sehingga dapat digunakan untuk membuat media pertumbuhan bakteri.

Ubi jalar merupakan makanan sehari-hari yang tinggi dan kaya akan karbohidrat serta kalori (energi) yang cukup tinggi bagi makhluk hidup. Vitamin yang terkandung dalam ubi jalar antara lain vitamin A, vitamin C, vitamin B1, vitamin B2, sedangkan mineral yang terkandung dalam ubi jalar antara lain zat besi, fosfor, kalsium dan natrium (Juanda dan Cahyono, 2000). Dibandingkan dengan media ubi jalar dan media pati serta media tepung umbi jeruk ubi jalar, diperoleh formula yang lebih baik terdapat pada media tepung.

Medium Pertumbuhan Jamur

Sumber karbohidrat banyak yang terbuat dari bahan baku atau bahan limbah yang murah dan mudah diperoleh, namun pemanfaatannya belum maksimal, misalnya biji kluvih dan biji nangka. Biji kluwih dan biji nangka memiliki kandungan nutrisi yang berbeda, terutama sumber karbohidrat tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan jamur. Siapkan alat dan bahan yang digunakan dan sterilkan dari kotoran seluruh alat dan bahan yang akan digunakan.

Tutup atau kertas lilin dibuka untuk meletakkan bibit jamur dari botol yang sudah dicangkokkan ke dalam media tumbuh jamur. Media tumbuh jamur yang langsung ditanami benih akan dipindahkan ke dalam ruang inkubasi hingga miselium jamur tumbuh. Miselium yang memenuhi kantong plastik akan segera dipindahkan ke ruang produksi dengan cara membuka tutup kantong plastik dan menyemprotnya dengan air bersih (Widyastuti dan Tjokrokusumo, 2008).

Jamur jerami mempunyai beberapa persyaratan lingkungan khusus serta sebagai media pertumbuhan dan pembuahan dalam reproduksinya. Media tanam yang biasa digunakan adalah jerami, ampas tebu, sampah karton, sampah kapas dan lain sebagainya. Limbah yang digunakan harus steril, bersih dan tidak boleh terkontaminasi oleh mikroorganisme lain, sehingga hanya jamur yang dibudidayakan saja (Prasetyawati dan Dania, 2017).

Jamur jerami merupakan jamur yang tumbuh di daerah tropis dan memerlukan suhu dan kelembaban yang relatif tinggi, berkisar antara 30 hingga 38°C dengan suhu optimal 35°C. Keasaman atau pH yang dibutuhkan pada media tanam jamur merang adalah antara pH 5,0 hingga pH 8,0. Tahapan perkembangan jamur merang direklasifikasi menjadi fase pertumbuhan miselia, fase pembentukan tubuh buah, dan fase pelepasan spora.

Faktor Pengaruh Pertumbuhan Mikroba

Suhu pertumbuhan optimal mikroba berbeda-beda tergantung jenis mikroba itu sendiri. Sel bakteri dapat berkembang biak dengan cara berkembang biak dan tumbuh dengan sangat cepat pada suhu optimal. Sel mikroba masih dapat berkembang biak pada suhu yang lebih rendah atau lebih tinggi, namun dalam jumlah yang lebih kecil dan tidak secepat pertumbuhan pada suhu optimal.

Oleh karena itu, mikroba yang bersifat patogen terhadap manusia biasanya tumbuh optimal pada suhu 37°C (Jawetz et al, 2008). Mikroba memerlukan kelembaban yang tinggi yang biasanya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang baik dengan kisaran kelembaban diatas 85%. Kadar air atau kelembapan yang terjadi dan tersedia, bukan kelembapan total, dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri.

Hal ini dikarenakan kehadiran sinar matahari secara langsung dapat menghambat pertumbuhan mikroba bahkan membunuhnya (Rahayu dan Gumilar, 2017). Sinar matahari juga dapat mengeringkan media tumbuhnya mikroba sehingga menyebabkan pertumbuhan mikroba kurang optimal. Mikroba anaerobik obligat yang biasanya tumbuh dan berkembang hanya pada kondisi tekanan sangat rendah dan oksigen beracun.

Mikroba anaerobik akrotoleransi merupakan jenis mikroba yang tidak mati meskipun terdapat banyak oksigen. Kecambah pada awalnya baik untuk mikroba, namun pertumbuhan mikroba selanjutnya juga dapat dibatasi karena merupakan produk metabolisme mikroba itu sendiri. Hal ini sering ditemukan pada mikroba fermentasi, mikroba yang menghasilkan asam organik dalam jumlah besar yang memiliki sifat penghambatan.

Tekanan osmotik akan berdampak besar pada mikroba, jika mempunyai tekanan osmotik lingkungan yang lebih besar (hipertonik), maka sel akan mengalami plasmolisis. Oleh karena itu, untuk mempertahankan umurnya, sel mikroba harus berada pada tingkat tekanan osmotik yang sesuai. Sel mikroba sendiri hanya dapat mempunyai perbedaan dalam kemampuan beradaptasi, perbedaan tekanan osmotik yang tidak bisa terlalu besar dibandingkan dengan lingkungan aslinya (Jawetz et al, 2008).

Klasifikasi medium kultivasi

Tekanan osmotik lingkungan yang hipotonik akan menyebabkan sel membengkak dan juga akan menyebabkan kerusakan sel jika terjadi sebaliknya. Medium padat merupakan medium yang mempunyai massa padatan kurang lebih 15% yang biasa digunakan untuk pertumbuhan koloni bakteri atau kapang. Medium dapat digolongkan menjadi tiga jenis berdasarkan arahnya, yaitu medium tegak, medium miring, dan medium pelat.

Umumnya media ini digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang memerlukan banyak air, bersifat anaerobik dan mudah merasakan pergerakan mikroba (Waluyo, 2008). Media alami atau non sintetik adalah media dengan komposisi bahan alami yang belum diketahui secara pasti komposisinya dan biasanya diambil langsung dari bahan dasar seperti kentang, tepung, daging, telur, dan lain-lain. Media semi sintetik adalah media yang terdiri dari bahan-bahan alami dan juga bahan sintetik seperti kaldu nutrisi, ekstrak daging, dan air suling.

Media sintetik yaitu media dengan komposisi senyawa kimia yang diketahui jenis, dosis atau komposisinya secara pasti, misalnya Mac Conket Agar. Media yang diperkaya adalah media yang ditambahkan zat yang tidak mengandung fibrinogen sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba heterotrofik. Media yang mengandung zat kimia yang menyebabkan mikroba berubah dan memperoleh sifat tertentu disebut media diferensial.

Media uji adalah media yang digunakan untuk pengujian seperti vitamin, asam amino, dll. Media khusus merupakan media untuk jenis mikroba yang lebih suka mengalami perubahan kimia (Gunawan dan Wydia, 2008).

Medium Pertumbuhan Kacang Hijau

Penelitian Terkait

Referensi

Dokumen terkait