• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan resmi praktikum prakarya kimia pembuatan sirup sintetis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "laporan resmi praktikum prakarya kimia pembuatan sirup sintetis"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN SIRUP SINTETIS

Kelompok 7

Aisyah Tika P K3317005

Elsa Evangelista K3317027

Lutfiana Miftahul J K3317045

Mega Candra D K3317049

Windi Apriliani K3317075

Dosen Pengampu

Dr. Sri Retno Dwi Ariani, S.Si., M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2020

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

...

i

BAB I PENDAHULUAN

...

1

A. Klasifikasi Minuman

...

1 B. Sirup

...

1

C. Jenis – Jenis Sirup

...

3

D. Komponen Sirup

...

3

BAB II BAHAN DAN PERALATAN

...

5

A. Kebutuhan Bahan

...

5

B. Kebutuhan Peralatan

...

6

BAB III CARA MEMBUAT SARI BUAH SIRSAK

...

7

(3)

BAB IV ANALISIS USAHA SARI BUAH SIRSAK ...

11

A. Pemasukan

...

11

B. Pembelian dan Peralatan

...

11

C. Pengeluaran

...

12

D. Keuntungan

...

12

DAFTAR PUSTAKA

...

13

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. KLASIFIKASI MINUMAN

Berdasarkan fungsinya, minuman yang banyak beredar di pasaran dapat dikelompkkkan menjadi tiga sebagai berikut.

1. Minuman Pelepas Dahaga

Kelompok minuman ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu munuman yang mengandung gas asam arang (CO2), misalnya limun, air soda, Coca Cola, dan minuman yang tidak mengandung gas asam arang (CO2), misalnya Greenspot.

2. Minuman Perangsang (yang Merangsang)

Kelompok minuman ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu minuman yang mengandung bahan perangsang (misalnya teh, kopi, dan cokelat), dan minuman yang mengandung alkohol (misalnya bir dan wiski).

3. Minuman Penyehat

Kelompok minuma ini memiliki nilai sebagai makanan. Contoh: susu, es krim, sari buah, sari temu lawak, beras kencur, dan sebagainya.

(Suprapti, Lies, 2005) B. SIRUP

1. Pengertian Sirup

Sirup didefinisikan sebagai larutan gula pekat dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan makanan yang dijinkan (SNI, 1994). Menurut Farmakope Indonesia III, Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kadar sakarosa (C12H22O11) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%. Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis.

Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi (sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh dengan sukrosa).

Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-66%, kecuali dinyatakan lain (Syamsuni, 2007).

(5)

Sirup adalah sejenis minuman berupa larutan kental dengan citarasa yang beraneka ragam. Berbeda dengan sari buah, penggunaan sirup tidak langsung diminum tapi harus diencerkan terlebih dahulu. Pengenceran diperlukan karena kadar gula dalam sirup yang terlalu tinggi yaitu 55-65%. Pembuatan sirup dapat ditambah pewarna dan asam sitrat untuk menambah warna dan citarasa (Satuhu dan Sunarmani, 2004).

Viskositas (kekentalan) sirup disebabkan oleh banyaknya ikatan hidrogen ant ara gugus hidroksil (OH) pada molekul gula terlarut dengan molekul air yang mel arutkannya. Secara teknik maupun dalam dunia ilmiah, istilah sirup juga sering di gunakan untuk menyebut cairan kental, umumnya residu, yang mengandung zat t erlarut selain gula. Untuk meningkatkan kadar gula terlarut, biasanya sirup dipana skan. Larutan sirup menjadi super-jenuh. Sirup juga sering digunakan pada dunia obat-obatan, kuliner serta minuman.

Sirup sangat terkonsentrasi, larutan air gula ataupun pengganti yang secara tr adisional mengandung zat penyedap, misalnya cherry, cokelat, jeruk, raspberry. S ebuah sirup yang tidak diberi perasa terdiri dari larutan yang mengandung 85% su krosa. Komponen utama dari sirup adalah air yang terpurifikasi, gula atau sukrosa pengganti gula (pemanis buatan), bahan pengawet, perasa, pewarna (Jones, 2008).

2. Standar Kualitas Sirup

Berdasarkan Standar Industri Indonesia (SII) yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian, kualitas sirup secara umum ditetapkan sebagai berikut.

1) Sirup kualitas 1 : kadar gula minimal 65%.

2) Sirup kualitas 2 : kadar gula 60% - 65%.

3) Sirup kualits 3 : kadar gula 55% - 60%. (Suprapti, Lies, 2005) Syarat Mutu Sirup

No .

Uraian Persyaratan

1.

2.

3.

4.

5.

Kadar gula minimum Zat warna

Pemanis buatan

Bahan pengawet (asam benzoat) Asam salisilat

Mutu I 65%

Mutu II 55%

Yang diperbolekhan untuk dimakan Negatif

Maksimum 250 mg/kg Negatif

(6)

6.

7.

8.

9.

Logam berbahaya (Cu, Hg, Pb, As) Zat pengental

Jamur ragi

Bakteri bentuk Coli

Negatif

Yang diperbolehkan untuk minuman Negatif

Negatif (Haryoto, 1998)

C. JENIS – JENIS SIRUP

Menurut Satuhu (1994), berdasarkan bahan bakunya sirup dibedakan emnjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

1) Sirup Essence, yaitu sirup yang cita rasanya ditentukan oleh essence yang ditambahkan dan tanpa penambahan sari buah sama sekali.

2) Sirup Glukosa, yaitu sirup yang mempunyai rasa manis saja, biasanya digunakan sebagai bahan baku industri minuman, saribuah, dan sebagainya.

3) Sirup buah, yaitu sirup yang aroma dan rasanya ditentukan oleh bahan dasarnya, yakni sari buah segar yang digunakan.

Sirup sintetis merupakan produk yang berasal dari essence buah yang kemudian ditambah gula, air, asam, dan bahan pengawet. Sirup disuplementasikan dengan flavor, zat warna, asam, serta distabilkan dengan pengawet. Penggunaan pewarna sintetik selalu dalam kekhawatiran bahwa setiap saat bahan ini bisa dinyatakan tidak layak untuk dipakai sebagai bahan tambahan makanan. (Dahlan, M.A. dan Wartono, 1984)

Pada umumnya sirup memiliki rasa manis dan sedikit masam dengan flavor buah- buahan yang memberikan rasa segar pada saat diminum. Saat akan dikonsumsi, sirup harus dencerkan terlebih dahulu karena kandungan gulanya yang cukup tinggi dan sifatnya yang viskos. Sirup yang baik memiliki sifat viskos dan tidak mengalami kristalisasi selama penyimpanan.

D. KOMPONEN SIRUP a. Pemanis

Pemanis berfungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat dari kalori yang dihasilkan dibagi menjadi pemanis berkalori tinggi dan pemanis berkalori rendah. Adapun pemanis berkalori tinggi misalnya sorbitol, sakarin dan sukrosa, sedangkan yang berkalori rendah seperti laktosa.

(7)

b. Pengawet Antimikroba

Pengawet antimikroba digunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam penyimpanan agar dapat bertahan lebih lama dan tidak ditumbuhi oleh mikroba atau jamur.

c. Perasa dan Pengaroma

Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-bahan yang berasal dari alam untuk membuat sirup mempunyai rasa enak. Karena sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang cukup. Pengaroma ditambahkan ke dalam sirup untuk memberikan aroma yang enak dan wangi. Pemberian pengaroma ini harus sesuai dengan rasa sediaan sirup, misalkan sirup dengan rasa jeruk diberi aroma citrus.

d. Pewarna

Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam sirup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan warna biasanya dibuat konsisten dengan rasa. Juga banyak sediaan sirup, terutama yang dibuat daam perdagangan mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental, dan stabilisator.

(8)

BAB II

BAHAN DAN PERALATAN

Setiap kali kita hendak membuat produk atau memproduksi sesuatu pasti diawali den gan langkah-langkah persiapan, terutama menyiapkan bahan dan peralatan yang diperluk an. Bahan dan peralatan yang diperlukan untuk membuat sirup sintetis adalah sebagai ber ikut.

A. KEBUTUHAN BAHAN 1. Gula Pasir

a. Penggunaan gula pasir dimaksudkan untuk menambah rasa manis dan sebagai pengikat komponen flavor.

b. Direncanakan membutuhkan gula pasir sebanyak 5 kg setiap hari.

2. Essense

a. Penggunaan essense untuk menetukan cita rasa sirup misalnya orange, mocca, stroberi, mangga, nangka, vanili, nanas.

b. Direncanakan membutuhkan essense sebanyak 250 ml setiap hari.

3. Asam Sitrat

a. Penggunaan asam sitrat untuk mengatur pH, terutama yang menggunakan buah-buahan dengan tingkat keasaman yang rendah sehingga tidak cukup untuk menghasilkan pH seperti yang diinginkan.

b. Direncanakan membutuhkan asam sitrat sebanyak 25 gram setiap hari.

4. Natrium Benzoate

a. Penggunaan Natrium benzoat berfungsi sebagai bahan pengawet yang diper gunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri.

b. Direncanakan membutuhkan Natrium benzoat sebanyak 10 gram setiap har i.

5. Air

a. Penggunaan air dimaksudkan untuk melarutkan gula.

b. Direncanakan membutuhkan air sebanyak 500 ml setiap hari.

(9)

6. CMC

a. Penggunaan CMC dimaksudkan untuk pengental, stabilisator, pembentuk g el dan beberapa hal sebagai pengemulsi.

b. Direncanakan membutuhkan CMC sebanyak 150 gram setiap hari.

B. KEBUTUHAN PERALATAN

1. Kompor :Untuk dapur memanaskan campuran bahan.

2. Panci :Untuk tempat memasak sirup.

3. Pengaduk kayu :Untuk mengaduk selama proses memasak.

4. Botol : Untuk wadah sirup.

5. Etiket :Untuk memberi nama produk dalam botol.

6. Corong : Untuk memindahkan sirup ke dalam botol.

(10)

BAB III

CARA PEMBUATAN SIRUP SINTETIS

A. Cara Pembuatan

Setelah mempersiapkan bahan dan peralatan secukupnya, langkah selanjutnya me mbuat sirup. Langkah-langkah pembuatan sirup adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan kemudian melarutakan gula dengan air di dalam panc i di atas kompor.

2. Setelah mendidih, menambahkan natrium benzoat secukupnya.

3. Pada saat hangat, memasukkan asam sitrat dan CMC (bahan cmc terlebih dahulu di larutkan dalam air).

(11)

4. Setelah dingin, kemudian menambahkan essence secukupnya.

5. Memasukkan sirup pada botol yang sudah disterilisasi.

6. Memberi label pada botol.

Label

(12)

Sketsa Produk

(13)

B. Bagan Kerja

Menyiapkan alat dan bahan, me manaskan gula dengan air.

Setelah mendidih, menambahkan n atrium benzoat secukupnya

Pada saat hangat, memasukkan a sam sitrat dan CMC

Setelah dingin kemudian menambahka n essence secukupnya.

Memasukkan pada botol ya ng sudah disterilisasi.

(14)

BAB IV ANALISIS USAHA

Setiap usaha memerlukan persiapan dan perencanaan kegiatan yang matang, terut ama segi pemasarannya. Rencana usaha pembuatan sirup dapat kita ambil contoh sebagai berikut :

1. Nama produk : Sirup “MELAW”

2. Jumlah produksi 5 liter (10 botol sirup setiap hari) 3. Harga sirup Rp 20.000 perbotol

4. Periode produksi 1 bulan = 25 hari kerja

Dengandemikian, biaya produksi dan keuntungan dalam satu bulan dapat dihitun g sebagai berikut.

A. Pemasukan

Hasil penjualan sirup per bulan : 25 x 10 x Rp20.000 = Rp5.000.000 B. Pembelian Peralatan

1. Kompor Rp 300.000

2. PanciSedang Rp 30.000

3. Pengaduk Rp 5.000

4. Corong Rp 10.000

Jumlah Rp 345.000

Catatan :

Diperkirakan umur teknis peralatan satu tahun, sehingga nilai penyusutan tiap bul an adalah

Rp345.000 : 12 bulan = Rp28.750

(15)

C. Pengeluaran

1. Penyusutan Alat Rp28.750

2. Gula Pasir

25 5 kg x Rp15.000 Rp 1.875.000 3. Essense

25 x 10x 1000 Rp 250.000

4. CMC

25 x 3.000 Rp 75.000

5. NatriumBenzoat

25 x Rp2.500 Rp 62.500

6. Listrik

25 x Rp 10.000 Rp250.000

7. Asamsitrat

25 x Rp3.000 Rp 75.000

8. Botol

25 x 10 x Rp 5.000 Rp1. 250.000 9. Etiket

25 x 10 x Rp500 Rp 125.000

Jumlah Rp 3.991.250

D. Keuntungan

1. Pemasukan Rp 5.000.000

2. Pengeluaran Rp 3.991.250

3. Keuntungan setiap bulan Rp 1.008.750

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, M.A. dan Wartono.1984. Pembuatan sirup pala. Bogor : Balai Besar Litb ang Industri Hasil Pertanian, Departemen Perindustrian.

Departeman Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Dekpes RI.

Haryoto. (1998). Sirup Asam. Yogyakarta : Kanisius.

Satuhu, H.B. (1994). Proses Pembuatan Sirup. Yogyakarta : Kanisius.

Satuhu, S., dan Sunarmani. (2004). Membuat Aneka Dodol Buah. Jakarta : Penebar Swadaya.

Suprapti, Lies. (2005). Sirup Asam. Yogyakarta : Kanisius.

Syamsuni. (2007). Ilmu Resep. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran Jakarta EGC.

PERTANYAAN DAN TUGAS

1. Sebutkan kelemahan mengkosumsi sirup sintetis dibandingkan mengkonsumsi sirup organik (berbahan baku buah-buahan)?

Jawab :

 Manis yang terasa dari pemanis buatan kadang agak asam bahkan pahit.

 Tidak sesegar dengan sirup buah asli.

 Mengandung vitamin lebih sedikit dibanding sirup yang terbuat dari sari buah asli.

2. Apa fungsi penambahan natrium siklamat dan natrium benzoat dalam pembuatan sirup sintetis ?

Jawab :

Natrium benzoat berfungsi sebagai pengawet yang akan mempertahankan sirup dari b akteri, mikroba, ragi dan jamur. Sedangkan pembuatan Natrium siklamat dapat berfun gsi sebagai pemberi rasa manis dengan tingkat kemanisan 50x lebih besar dari pemani s gula pasir.

(17)

3. Hitunglah analisis kelayakan usaha dari usaha pembuatan sirup sintetis

No NamaBahan Rincian Harga per satuan Harga Total

1. Gula 1/2 kg Rp15.000/kg Rp7.500

2. AsamSitrat 5 gram Rp 2.000/bungkus Rp 100

3. Natrium Benzoat 10 gram Rp 2.500/bungkus Rp150

4. CMC 5 gram Rp3.000/bungkus Rp 100

5. Essence 15ml Rp 10.000/botol Rp 1.000

6. Kemasan botol kaca 1 buah Rp 5000/botol Rp 5000

TOTAL Rp. 13.850

Sirup yang dihasilkan = 1 botol @500 ml Harga sirup perbotol = Rp 20.000

Laba penjualan tiap botol = Rp20.000-13.850 = Rp. 6.150 Keuntungan = 6150

20000 x100 %=30,75 %

Referensi

Dokumen terkait