Sebaran Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang CoVID19 15 Tabel 4.2.3 Sebaran Responden Berdasarkan Perilaku Covid-19 15 Tabel 4.2.4 Sebaran Responden Berdasarkan Ketersediaan Fasilitas 27 Tabel 4.3.1 Sebaran Responden Berdasarkan Pengetahuan Dengan Pencegahan Covid -19 28 Tabel 4.3.2 Sebaran responden berdasarkan perilaku dengan pencegahan Covid-19 16 Tabel 4.3.3 Sebaran responden berdasarkan fasilitas dengan pencegahan CoVID19 29. Mencuci tangan pakai sabun merupakan salah satu tindakan sanitasi tangan dan untuk membersihkan jari penggunaan air dan sabun oleh orang-orang untuk menjadi bersih dan memutus mata rantai kuman. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) juga dikenal sebagai upaya pencegahan penyakit Metode penelitian ini adalah cross sectional.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar siswa melakukan pencegahan CoVID dengan baik, sedangkan yang kurang baik dalam melakukan pencegahan (44,8%). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki pengetahuan baik (64,2%), perilaku baik (79,1%) dan ketersediaan fasilitas (97,0%).
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Penelitian ini sangat penting dilakukan selain karena kurangnya penelitian terkait cuci tangan pakai sabun pada masa CoVID19 dan penularan CoVID19 yang sangat cepat serta banyaknya pasien dan korban CoVID19 di Indonesia, penularan ini pada masyarakat umum termasuk Mahasiswa FIKES UHAMKA, berdomisili di DKI Jakarta. Selain itu, adanya kewajiban bagi mahasiswa terkait dengan masyarakat yang berada di tengah masyarakat untuk ikut serta dalam cuci tangan pakai sabun untuk mencegah penyebaran CoVID19, dimana informasi diperoleh berdasarkan hasil percakapan eksploratif dengan mahasiswa yang terkadang dilakukan oleh mahasiswa. tidak mencuci tangan pakai sabun saat keluar rumah untuk keperluan mendesak, padahal kondisi tersebut juga tidak sesuai dengan protokol kesehatan dan peraturan PSBB di wilayah DKI Jakarta.
Tujuan Penelitian
State of The Art Penelitian
Kuantitatif Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) kategori baik 14 responden yang terdiri dari 9 responden (64,3%) tidak mengalami diare dan 5 responden (35,7%) mengalami diare. Ada hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan prevalensi diare pada anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora.
Nilai Kebaruan Penelitian (Novelty)
Penyakit CoVID19
Itulah mengapa penting bagi kita untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang menderita COVID-19. Untuk penggunaan bersama, gunakan masker kain tiga lapis dan jaga jarak minimal 1 meter dari orang yang batuk atau bersin. Pastikan orang-orang di sekitar Anda memperhatikan etika batuk dan bersin dengan menutup mulut dan hidung dengan siku yang bengkok atau tisu saat batuk atau bersin, dan segera buang tisu bekas tersebut.
Jika Anda mengalami demam, batuk, dan kesulitan bernapas, segera cari bantuan medis dengan menginformasikan kondisi Anda kepada staf medis dan mengikuti arahan dari dinas kesehatan setempat. 5. Tetap up to date dengan informasi terbaru tentang hotspot COVID-19 (kota atau daerah di mana COVID-19 tersebar luas. ).
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia atau hewan, atau cairan tubuh lainnya seperti lendir, dan makanan/minuman yang terkontaminasi jika tidak dicuci dengan sabun dapat menularkan bakteri, virus dan parasit kepada orang lain yang tidak sadar, yang berpindah (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Mencuci tangan dengan air saja lebih umum, tetapi terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan mencuci tangan dengan sabun. Menggunakan sabun saat mencuci tangan memang membuat orang lebih banyak menghabiskan waktu saat mencuci tangan, namun menggunakan sabun efektif karena kotoran yang menempel akan terlepas saat tangan diusap dan digosok dalam upaya menghilangkannya.
Efek lainnya adalah tangan menjadi harum setelah dicuci dengan sabun dan dalam beberapa kasus justru tangan yang wangi yang membuat orang lebih tertarik untuk mencuci tangan dengan sabun (Kemenkes RI, 2013). Penyakit tersebut antara lain diare, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan kecacingan, infeksi kulit, infeksi mata dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui tangan yang tidak bersih.
Road Map Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel bebas yaitu jenis kelamin, pengetahuan, sikap, keterpaparan informasi, ketersediaan masker APD, dukungan orang tua dan variabel terikat yaitu perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Dalam menentukan sampel penelitian, diketahui rumus besar sampel, diketahui populasi, (Slovin, dalam Notoatmodjo), tahun 2018, yaitu. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling, yaitu teknik simple random sampling dimana semua mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat yang merupakan penduduk wilayah PSBB DKI Jakarta memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel penelitian.
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dalam bentuk Google form (GForm) yang berisi variabel-variabel yang akan diteliti. Sebelum diberikan kepada sampel penelitian, kuesioner terlebih dahulu diuji pada non sampel namun dengan karakteristik yang sama dengan sampel menggunakan aplikasi Google Form, kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas, berikut link valid dan reliabel kuesioner pada membentuk. dari Google Formulir diberikan sampel survei, untuk diisi melalui Whatsapp (WA) atau email. Analisis univariat dalam penelitian ini disajikan hanya dengan menggunakan distribusi frekuensi dan persentase masing-masing variabel yang diteliti.
Analisis bivariat dilakukan dalam bentuk tabel silang antara dua variabel yaitu variabel dependen dan independen. Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat seperti yang ditunjukkan dalam kerangka konseptual.
Deskripsi Wilayah Penelitian
- Geografi dan Demografi Tempat Penelitian
Hasil Penelitian
- Hasil Analisis Univariat
- Pencegahan Covid-19
- Pengetahuan
- Perilaku
Hasil Penelitian Analisis Bivariat
- Hubungan antara Pengetahuan dengan Pencegahan Covid-19
- Hubungan Perilaku dengan Pencegahan Covid-19
- Hubungan Ketersediaan Fasilitas dengan Pencegahan Covid-19 Tabel Distribusi responden berdasarkan Fasilitas
Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,285 (P>0,05), sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara perilaku dengan pencegahan Covid-19. Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,568 (P>0,05), sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara Ketersediaan Fasilitas dengan Pencegahan Covid-19.
Pembahasan
- Kepatuhan perilaku pencegahan dengan mecncuci tangan pakai sabun dalam pencegahan CoVID19 Pada Mahasiswa
- Pengetahuan
- Perilaku
- Fasilitas
Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan siswa kurang baik yaitu sebanyak 24 orang (35,8%), sedangkan yang berpengetahuan baik sebanyak 43 orang (64,2%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel pengetahuan berhubungan dengan kepatuhan cuci tangan pakai sabun dalam pencegahan CoVID19 pada siswa (p = 1.000). Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijelaskan dengan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri (Wawan & Dewi, 2017). ) .
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pauzan, dkk (2017), diperoleh hasil uji statistik dengan p-value 0,001, dimana terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang cuci tangan dengan perilaku cuci tangan di SD Negeri siswa sekolah di kota bandung. Penelitian lain juga dilakukan oleh Mila, dkk (2016) mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku cuci tangan pakai sabun pada siswa SDN Sambiroto 01 Semarang, diperoleh nilai p-value sebesar 0,025 yang artinya ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku cuci tangan pakai sabun. Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar siswa berperilaku tidak baik yaitu sebanyak 14 orang (20,4%), sedangkan yang termasuk perilaku baik sebanyak 53 orang (79,1%).
Hasil uji statistik menunjukkan variabel perilaku tidak berhubungan dengan kepatuhan cuci tangan pakai sabun dalam pencegahan CoVID19 pada mahasiswa (p=0,285). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa fasilitas yang tersedia sebagian besar tersedia yaitu sebanyak 65 orang (97,0%), dan yang tidak terjangkau sebanyak 2 orang (3,0%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel objek tidak berhubungan dengan kepatuhan cuci tangan pakai sabun dalam pencegahan CoVID19 pada mahasiswa (p=0,568).
Fasilitas kesehatan yang ada dapat menginisiasi penerapan perilaku cuci tangan pakai sabun yang benar. Sarana adalah alat atau bahan yang digunakan untuk melakukan suatu kegiatan. Saat melakukan CTPS, perlengkapan yang dibutuhkan adalah air mengalir, sabun (baik batangan maupun cair), dan handuk bersih. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Srimurnawingsih (2015) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan CTPS dan air bersih mengalir.
Saran
Luara Wajib (Jurnal Kesehatan) JK
Luaran Tambahan (Pemakalah di Prosiding Nasional)
BAB 7
Unilever, 'Lifebuoy telah menjangkau 58 juta orang Indonesia untuk berlatih cuci tangan pakai sabun' [online], 2014. Tersedia dari URL https://www.unilever.co.id/news/press-releases/2014/lifebuoy- telah - reach- 58 juta orang Indonesia untuk menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun.html. Pusat data dan informasi Kemenkes RI tentang perilaku cuci tangan pakai sabun di Indonesia.
Saya bermaksud melakukan penelitian tentang “ANALISIS PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN DALAM PENCEGAHAN COVID-19 PADA SISWA”. Pada penelitian ini adik-adik akan diberikan kuesioner oleh peneliti yang berisi pertanyaan tentang pengetahuan cuci tangan pakai sabun, perilaku, ketersediaan fasilitas. Keikutsertaan adik-adik dalam penelitian ini bersifat sukarela dan bermanfaat bagi semua pihak, seperti responden, peneliti dan masyarakat luas.
Setelah siswa setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dan menandatangani surat persetujuan, adik akan diberikan kuesioner dari peneliti untuk diisi secara lengkap. Semua data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan diperlakukan secara rahasia oleh peneliti dan tidak akan dapat diakses oleh publik atau pihak lain tanpa persetujuan peneliti. Sistem kekebalan manusia yang sehat tidak dapat pulih dari infeksi COVID-19 tanpa pengobatan.
Anda akan tahu jika Anda terinfeksi COVID-19 dari gejala demam, sakit tenggorokan, dan sesak napas. Setelah mencuci tangan dengan sabun, tangan yang basah tidak perlu dikeringkan dengan kain/tisu.
Analisis Perilaku Cuci Tangan Pakai Ssabun dalam Pencegahan CoVID- 19 Pada Mahasiswa
Virus corona merupakan kelompok virus yang ditularkan secara zoonosis dari hewan ke manusia, virus corona dapat menyebabkan penularan cepat antar manusia, ada beberapa jenis virus corona yang diketahui dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan pada manusia, mulai dari gejala ringan hingga berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) (Kemenkes RI, 2020). Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan berbagai tindakan preventif salah satunya adalah cuci tangan pakai sabun atau yang sering kita dengar dengan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun). Dalam menentukan sampel penelitian digunakan rumus ukuran sampel dengan ukuran populasi yang diketahui (Slovin, dalam Notoatmodjo).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 37 orang (55,2%) responden memiliki pencegahan yang baik dan 30 orang (30%) responden memiliki pencegahan yang kurang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 43 orang (64,2%) responden memiliki pengetahuan baik dan 24 orang (35,8%) responden memiliki pengetahuan kurang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 53 orang (79,1%) berperilaku baik, dan 14 orang (20,9%) berperilaku buruk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 65 orang (97,0%) responden memiliki aksesibilitas yang baik, dan 2 orang (3,0%) responden memiliki pencegahan yang buruk. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar siswa melakukan pencegahan CTPS yaitu 55,2%, dan yang tidak baik pencegahan sebanyak 44,8%. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar sarana yang ada tersedia yaitu sebanyak 65 orang (97,0%), namun termasuk dalam ketiadaan sarana.
Perpustakaan Digital, “Desain kampanye cuci tangan pakai sabun untuk mencegah penyakit; Taqwa Inderakusuma, Perpustakaan Unikum, 2010.