• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR 1

N/A
N/A
elsaalfitria

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR 1 "

Copied!
44
0
0

Teks penuh

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga tugas besar Gedung Irigasi dan Pengairan 1 ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas besar ini dipersiapkan sebagai syarat untuk mengambil dan menyelesaikan mata kuliah Irigasi dan Bangunan Pengairan 1. Entin Hidayah, M.UM., selaku dosen pembimbing mata kuliah Irigasi dan Bangunan Pengairan 1 membimbing kami dalam penyelesaian tugas dan pengajaran materi tentang irigasi dan bangunan pengairan 1.

Adik Chris Yunia Tarigan selaku asisten pengajar yang membimbing kami dalam melaksanakan tugas besar pembangunan irigasi dan pengairan 1. Teman-teman yang telah mendukung, membantu dan bekerjasama dalam penyusunan tugas besar ini. Penyusun menyadari bahwa Tugas Pokok Irigasi dan Pembangunan Air 1 mungkin masih mempunyai kekurangan di dalamnya.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang mendukung kekurangan yang ada sangat kami harapkan agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi.

PENDAHULUAN

  • Pengertian Air untuk Irigasi dan Sistem Jaringan Irigasi
  • Maksud dan Tujuan Irigasi
  • Keuntungan Irigasi
  • Syarat Utama Irigasi
  • Syarat Utama Air, Tanah, dan Tanaman untuk Irigasi

Biasanya, petak sekunder menerima air dari bangunan yang terletak di saluran primer atau sekunder. Bidang sekunder terdiri dari beberapa bidang tanah tersier yang kesemuanya disuplai oleh satu saluran sekunder.Batas bidang sekunder pada umumnya ditentukan oleh tanda-tanda topografi yang jelas, misalnya saluran drainase. Saluran primer mengalirkan air dari jaringan utama ke saluran sekunder dan ke lahan irigasi tersier.

Saluran sekunder mengalirkan air dari saluran primer ke daerah tersier yang dilayani oleh saluran sekunder. Saluran depan tersier mengalirkan air dari bangunan kran tersier menuju halaman tersier yang letaknya berseberangan dengan halaman tersier yang lain. Saluran irigasi tersier mengalirkan air dari bangunan penyadapan tersier pada jaringan utama ke petak tersier dan kemudian ke saluran seperempat, batas akhir saluran ini adalah kotak untuk kuartal terakhir.

Saluran drainase sekunder menampung air dari jaringan saluran pembuangan tersier dan membuangnya ke saluran primer atau langsung ke saluran alami dan keluar daerah irigasi. Saluran sekunder menerima air limbah dari saluran kuarter, yang menampung air langsung dari sawah.

TINJAUAN PUSTAKA PERANCANGAN

Jaringan Irigasi

  • Neraca Air
    • Kebutuhan Air Tanaman
    • Kebutuhan Air Lahan/Sawah
    • Kebutuhan Air Pengambilan
    • Ketersediaan Air Hujan
    • Ketersediaan Air Permukaan
  • Banjir Rencana
    • Batas Daerah Aliran Sungai
    • Pemilihan Metode Banjir Rencana
  • Tata Letak Pendahuluan
    • Petak Tersier
    • Layout dan Trase Saluran
    • Layout dan Trase Bangunan
    • Skema Jaringan Irigasi

Salah satu sumber air yang paling umum digunakan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman adalah irigasi. Ketersediaan air untuk irigasi harus terus menerus karena jumlah air yang tepat dan cukup justru menunjang keberhasilan tanaman. Kebutuhan air bagi tumbuhan dapat diartikan sebagai jumlah total air yang dibutuhkan tumbuhan untuk bertahan hidup.

Kebutuhan air tanaman menurut Hansen dkk, (1986) adalah air yang masuk ke daerah perakaran tanaman untuk pembentukan jaringan tanaman dan air yang menguap dari tanah dan badan air pada sawah. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa sebagian kebutuhan air tanaman digunakan untuk menggantikan air yang hilang akibat transpirasi dan sebagian lagi digunakan untuk menggantikan air irigasi yang hilang akibat penguapan. Banyaknya air yang digunakan pada sawah merupakan kebutuhan air sebenarnya, yaitu air yang digunakan untuk evaporasi, transpirasi, banjir dan rembesan.

Evapotranspirasi (ET) adalah banyaknya air yang keluar dalam satu waktu melalui tumbuhan pendek berwarna hijau, tanah terlindungi sempurna, tinggi tanaman seragam dan tidak kekurangan air. Air hujan yang jatuh ke permukaan akan mengalami penguapan (evapotranspirasi), selain itu sebagian air langsung diserap oleh tumbuhan dan sebagian lagi terus mengalir melalui sungai menuju laut. Irigasi air permukaan adalah irigasi yang sumber airnya berupa air yang mengalir di atas permukaan tanah seperti sungai, danau, atau waduk.

Air permukaan Air permukaan adalah air yang mengalir secara terus-menerus atau terputus-putus pada saluran-saluran sungai atau saluran-saluran dari sumber-sumber tertentu yang kesemuanya merupakan bagian dari suatu sistem sungai yang luas. Aliran yang diukur pada sungai, kanal atau danau adalah ketersediaan debit air permukaan, demikian pula halnya dengan air yang mengalir ke dalam tanah, kandungan air yang tersimpan di dalam tanah adalah ketersediaan debit air tanah. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) menyebutkan bahwa Daerah Aliran Sungai adalah suatu kawasan daratan yang merupakan kesatuan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi menerima, menyimpan, dan menyalurkan air yang berasal dari air hujan ke Sungai. danau atau ke laut secara alami, dimana batas di darat merupakan garis pemisah topografi dan batas di laut sampai pada badan air yang masih terkena kegiatan di darat.

Batas dan perkiraan luas (dalam ha) jaringan irigasi dengan petakan primer, sekunder, dan tersier serta daerah yang tidak dapat diairi. Struktur yang dilindungi seperti saluran air yang meluap dan saluran melintang harus mendapat perhatian khusus. Sedangkan dalam perencanaan jaringan irigasi harus dibuat skema rencana jaringan irigasi dan skema lokasi serta jenis bangunan.

Diagram jaringan irigasi adalah gambar yang menunjukkan jaringan saluran mulai dari bendungan, saluran primer, saluran sekunder, blok bangunan, bangunan kran dan petak tersier dengan sistem tata nama yang baku. Skema konstruksi adalah skema yang secara spesifik menunjukkan jumlah dan jenis bangunan pada setiap bagian saluran dan dalam satu wilayah jaringan irigasi dengan menggunakan sistem tata nama yang baku.

Bangunan Jaringan Irigasi

  • Saluran Pembawa
  • Saluran Pembuang
  • Bangunan Sadap
  • Bangunan Pembagi
  • Bangunan Penunjang
    • Terjunan
    • Talang
    • Gorong-gorong
    • Sipon

Bangunan ini idealnya terdiri dari bangunan keran tersier, bangunan keran atau pintu saluran sekunder yang dilengkapi alat ukur dan bangunan/pintu pengatur ketinggian air. Bangunan Keran Sekunder Bangunan Keran Sekunder akan menyuplai air ke saluran sekunder sehingga melayani lebih dari satu petak tersier. Pintu downspout dengan pengukur ambang lebar Pintu downspout dengan pengukur talang.

Jenis mana yang dipilih bergantung pada ukuran saluran sekunder yang disuplai air dan jumlah energi yang hilang yang diizinkan. Untuk kehilangan energi yang kecil dan tinggi, digunakan alat ukur Romijn sampai debit 2 m3/s; dalam hal ini, dua atau tiga pintu Romijn ditempatkan bersebelahan. Untuk saluran air yang lebih besar sebaiknya dipilih pintu geser yang dilengkapi dengan alat ukur tersendiri yaitu alat ukur ambang lebar.

Jika tersedia ketinggian kehilangan energi yang cukup, maka meteran Crump-de Gruyter adalah desain yang bagus. Kapasitas konstruksi intersepsi ini bervariasi dari 50 l/detik hingga 250 l/detik. Struktur intersepsi yang paling cocok adalah alat pengukur Romijn, jika ketinggian air di hulu diatur oleh struktur kontrol dan jika kehilangan energi yang tinggi menjadi masalah. Sebagai aturan umum, penggunaan beberapa jenis bangunan intersepsi tersier secara bersamaan di suatu daerah irigasi tidak dianjurkan.

Untuk bangunan tersier yang menerima air dari saluran primer yang besar, dimana pembangunan struktur kendali akan terlalu mahal dan ketinggian air yang diperlukan pada petak tersier rendah dibandingkan dengan ketinggian air pada saat aliran rendah di dalam saluran, maka akan lebih menguntungkan jika menggunakan saluran primer. menggunakan bangunan pipa keran sederhana dengan pintu geser sebagai bangunan penutup. Debit maksimum yang melalui pipa harus didasarkan pada tinggi muka air rencana pada saluran primer dan plot tersier. Pintu kendali untuk saluran yang lebih besar dipasang di cabang saluran, dan peralatan pengukur dan pengatur dipasang di bangunan intersepsi yang lebih kecil.

Menurut Perencanaan Jaringan Irigasi KP-01, penurunan muka air dan energi tinggi pada bangunan air terjun terkonsentrasi pada satu tempat, bisa saja bangunan air terjun vertikal atau bangunan air terjun miring. Untuk mencegah tinggi atau rendahnya permukaan air di saluran akibat jatuh, digunakan suar tetap atau takik trapesium. Menurut modul Pengantar Sistem Irigasi Tahun 2019, siphon adalah suatu bangunan dengan saluran tertutup untuk menyalurkan air pada suatu tempat yang perbedaan ketinggiannya relatif kecil dibandingkan dengan tinggi air pada saluran tersebut.

DATA UNTUK PERANCANGAN

Data Hidrometeorologi

Dilihat dari frekuensi kejadiannya, banjir dan tanah longsor akibat curah hujan yang tinggi merupakan bencana hidrometeorologi yang sering terjadi di Indonesia. Namun curah hujan yang tinggi bukanlah satu-satunya faktor penyebab terjadinya banjir di suatu daerah.

Data Pengukuran

Untuk menghitung kebutuhan irigasi selama persiapan tanah digunakan metode yang dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlsha (1968). M: Air harus menggantikan air yang hilang akibat penguapan dan perkolasi di sawah jenuh air. Eo : Penguapan air terbuka diperoleh 1,1 ETo pada saat persiapan tanah (mm/jam) P : Perkolasi (mm/jam).

Termasuk kejenuhan (presaturasi) dan penggenangan pada sawah, pada awal tanam akan ditambahkan lagi lapisan air setebal 50 mm. Angka 200 mm di atas mengasumsikan bahwa tanah tersebut “bertekstur berat, cocok untuk banjir dan tanah tersebut sudah lebih dari 2,5 bulan tidak ditanami (tidak ditanami). Jika tanah dibiarkan terlantar lebih lama, ambil 250 mm sebagai kebutuhan air untuk persiapan tanah.

Oleh karena itu, data curah hujan yang digunakan adalah tahun pada urutan ke-2, yang dapat dilihat pada tabel berikut. Kebutuhan air irigasi adalah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan penguapan, kehilangan air, kebutuhan air bagi tanaman dengan memperhitungkan jumlah air yang disediakan alam melalui hujan dan kontribusi air tanah (Sosrodarsono dan Takeda, 2003). Berdasarkan Standar Perencanaan Irigasi KP-03, banyak faktor yang menyebabkan terhambatnya proses aliran air dari pintu masuk utama, melalui bagian saluran hingga ke petak sawah.

Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi kekurangan air pada saat proses pengaliran air dari sumber ke petak terjauh. Menghitung debit rencana saluran ini merupakan bagian penting dalam perencanaan jaringan irigasi. Oleh karena itu, dalam menghitung debit rencana untuk setiap saluran, perlu diperhatikan hubungan antara debit rencana saluran setelahnya dan rencana debit saluran. Sebelum merencanakan dimensi saluran irigasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan bentuk saluran irigasi yang akan direncanakan.

Dalam perencanaan saluran irigasi ini dipilih bentuk persegi sebagai dimensi saluran yang akan menyalurkan air ke sawah. Menggambar penampang Manunggal Daya Kanan (Primer) Seksi 1, setelah seluruh langkah perencanaan dimensi saluran pembawa dilakukan maka langkah selanjutnya adalah menggambar dimensi saluran pembawa berdasarkan hasil perhitungan.

Tabel Perhitungan Evapotranspiransi dapat dilihat di bawah ini :
Tabel Perhitungan Evapotranspiransi dapat dilihat di bawah ini :

Data Geologi Teknik

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Debit Daerah Pengairan

  • Kebutuhan Air Irigasi
  • Ketersediaan Air Irigasi
  • Batas Luas Area Irigasi berdasar Debit Andalan
  • Debit Rencana
  • Debit Saluran

Debit Daerah Pengaliran Sungai

Perhitungan Dimensi dan Gambar

  • Saluran Irigasi
  • Bangunan Irigasi

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel Perhitungan Evapotranspiransi dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 4.1 Contoh aja blasdjf

Referensi

Dokumen terkait

An-Nahl: 12 The integration of science and technology has implications for Islamic education, among others: first, it implies in terms of curriculum, leading learners to have the

[r]