• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUTORIAL KEL 3 MODUL KULIT LUKA

N/A
N/A
Putri Zaskia

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN TUTORIAL KEL 3 MODUL KULIT LUKA"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

Melalui modul ini berbagai keluhan berupa bercak putih pada kulit dan luka pada kulit akan disajikan dalam bentuk skenario. Setelah menyelesaikan modul ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang anatomi dan fisiologi kulit, diagnosis terkait bercak putih pada kulit dan luka pada kulit, etiologi, patogenesis, langkah diagnostik dan penatalaksanaannya. Sebum merupakan campuran lemak, lilin, minyak dan fragmen sel yang berfungsi sebagai emolien atau emolien dan merupakan penghalang penguapan serta memiliki aktivitas.

Penyakit menular merupakan salah satu cabang penyakit yang dipelajari dalam bidang ilmu kesehatan kulit dan reproduksi. Batuk dan pilek yang dialami pasien 2 minggu lalu kemungkinan merupakan gejala infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak di bawah 5 tahun. ISPA pada anak-anak menimbulkan dampak buruk, terutama jika perawatan medis tidak tersedia atau tidak dicari.

Apakah ada riwayat alergi pada keluarga, karena faktor genetik mempengaruhi kemungkinan terjadinya alergi pada anak. Infeksi streptokokus jarang terjadi pada anak balita dan lebih sering terjadi pada anak yang lebih besar. Selain itu, adanya batuk dan pilek pada anak juga dapat memberikan indikasi menurunnya daya tahan tubuh anak sehingga membuat anak lebih mudah terserang penyakit.

Selain itu, infeksi kulit sering ditemukan pada anak-anak, karena daya tahan kulit terhadap serbuan mikroba patogen pada anak belum selengkap pada orang dewasa.

Jelaskan hubungan antar gejala sesuai degan skenario ?

Lesi kemudian akan mengering mulai dari bagian tengah hingga membentuk umbilikus (delle) dan akhirnya tertutup kerak dalam jangka waktu 2-12 hari, kemudian kerak ini akan lepas dalam waktu 1-3 minggu.

Apa Diferensial Diagnosis berdasarkan skenario ? 1.Impitigo krustosa

Definisi

Epidemiologi

Impetigo Krustsa disebabkan oleh Streptococcus β hemolyticus grup A (GABHS) atau biasa dikenal dengan Streptococcus pyogenes. Aktivitas olahraga tertentu yang melibatkan kontak kulit (seperti sepak bola atau gulat, dll.). Impetigo Krustsa disebabkan oleh Streptococcus β hemolyticus grup A (GABHS) atau . umumnya dikenal sebagai Streptococcus pyogenes).

Bakteri ini diketahui menyebabkan pembelahan dan menyebar luas di jaringan melalui produksi beberapa bahan ekstraseluler. Sedangkan enzim yang dikeluarkan bakteri tersebut akan merusak struktur kulit dan menimbulkan rasa gatal hingga timbul lesi pada kulit (Hamzah & Mahmudah, 2014). Jika seseorang bersentuhan dengan penderita impetigo, maka individu dengan kulit normal dapat terkontaminasi bakteri tersebut.

Pada kulit yang dijajah bakteri ini, luka ringan seperti cakaran atau gigitan serangga akan berkembang menjadi lesi antara 1-2 minggu (Andryani et al, 2013).

Manifestasi Klinis

Impetigo jenis ini ditandai dengan keropeng, yang terutama terjadi pada anak usia 2 hingga 5 tahun, karena daya tahan tubuh anak belum berkembang sempurna. Impetigo krustosa merupakan infeksi bakteri pada kulit yang paling sering terjadi pada anak-anak, terutama yang tinggal di daerah beriklim hangat dan lembab. Kondisi kulit tersebut diawali dengan kemerahan pada kulit, yang dengan cepat berubah menjadi benjolan seperti jerawat berisi cairan atau nanah berukuran sekitar 2 cm.

Ada beberapa rumpun yang berkumpul di satu tempat atau menyatu satu sama lain hingga tumbuh besar. Jika penderita menyentuh atau menggaruk kondisi kulit ini, maka kuku penderita dapat menjadi pembawa bakteri dan menimbulkan benjolan baru pada kulit di tempat lain yang disentuh penderita. Kemewahan: makula eritematosa milier hingga lentikular, difus, annular, melingkar; vesikel dan bula lentikular difus; pustula militer hingga lentikular;

Pemeriksaan mikrobiologi terhadap eksudat yang diambil dari dasar korteks dan cairan dari bula dapat dikultur dan dilakukan uji sensitivitas. Impetigo krustosa: Jika keraknya banyak, hilangkan dengan cara mencucinya dengan air H2O2, lalu oleskan salep antibiotik seperti kloramfenikol 2% dan terramycin 3%.

Komplikasi

Prognosis

Pencegahan

Ecthyma paling sering terjadi pada ekstremitas bawah, pada anak-anak, pasien lanjut usia yang tidak diobati, atau penderita diabetes. Di daerah tropis, varicella sering terjadi pada orang lanjut usia dan dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius. Orang dewasa mengalami bopeng yang dalam dan bekas luka yang lebih menonjol. Sumber: Ayoade F, Kumar S.

Cacar air atau varicella disebabkan oleh virus varicella-zoster (VZV), yaitu virus herpes yang penyebarannya mendunia. Namun, dalam waktu seminggu lesi akan mengering dan sekaligus terasa gatal. Virus Varicella Zoster penyebab cacar air ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui percikan air liur yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan menyebar melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.

Namun di negara tropis seperti Indonesia, remaja dan orang dewasa lebih banyak yang terkena cacar air. Komite Penasihat Praktik Imunisasi Amerika Serikat (ACIP) merekomendasikan agar semua orang dewasa di atas usia 60 tahun mendapat vaksinasi untuk mencegah herpes. Satu dari lima orang dewasa menderita cacar saat masih anak-anak, terutama mereka yang menderita cacar

Herpes zoster paling sering terjadi pada orang dewasa berusia di atas 60 tahun yang terdiagnosis cacar air sebelum usia 1 tahun. Varicella pada anak yang lebih tua (pubertas) dan dewasa biasanya didahului dengan gejala prodromal yaitu demam, malaise, sakit kepala, mual dan anoreksia, terjadi 1-2 hari sebelum munculnya lesi kulit, sedangkan pada anak kecil (usia lebih muda) terjadi . . 1,2,8 Awalnya, bintik-bintik eritematosa kecil muncul di wajah dan dada, namun dengan cepat berubah menjadi papula dalam waktu 12 - 14 jam dan kemudian berkembang menjadi vesikel dengan cairan bening dan dasar eritematosa.

4,5,7 Ramona Dumasari Lubis: Varicella dan Herpes Zoster, 2008 USU e-Repository © 2009 5 Lesi awal berupa makula dan papula eritematosa, kemudian berkembang dalam waktu 12 – 24 jam menjadi lepuh dan pustula pada kulit. hari berikutnya 3 – 4 dan terakhir. Berbeda dengan varicella pada remaja dan dewasa, varicella pada anak umumnya tidak diikuti gejala prodromal. Pada anak-anak, gejala dan tanda pertama yang ditemukan adalah lesi pada mulut atau bintik merah pada kulit.

Gejala klinis diawali dengan gejala prodromal yaitu demam ringan, mual dan sakit kepala, dilanjutkan dengan erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam beberapa jam berubah menjadi vesikel. Pada orang dewasa yang menderita cacar air, lesi kulit dapat muncul luas di seluruh tubuh disertai demam berkepanjangan dan risiko komplikasi lebih besar.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peran ragi bir dalam pakan untuk menunjang kinerja pertumbuhan dan daya tahan tubuh ikan lele terhadap infeksi bakteri

balita dengan gizi normal karena faktor daya tahan tubuh yang kurang. Penyakit infeksi sendiri akan menyebabkan balita tidak mempunyai.. nafsu makan dan mengakibatkan

acnes merupakan bakteri penghuni dominan yang berada di folikel sebasea dan bisa menyebabkan berbagai infeksi pada organ tubuh manusia serta berhubungan

Selain dari pada itu kekurangan gizi dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan pada janin dan bayi lahir dengan daya tahan tubuh yang rendah sehingga mudah terkena infeksi,

b) Usap kedua mata bayi dengan kapas atau kain kasa yang kering. Hal ini dapat mencegah infeksi akibat bakteri yang dapat menyebabkan kebutaan... c) Suhu tubuh bayi

H. Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang

Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat

Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang umum dijumpai pada masyarakat khususnya bagi yang tinggal di iklim tropis seperti Indonesia. Kulit yang kering dapat menurunkan kinerja pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat mempercepat penuaan dini dan kerusakan pada kulit. Kerusakan kulit antara lain terjadi karena adanya sinar ultraviolet (UV). Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas reaktif menjadi bentuk tidak reaktif yang relatif stabil sehingga dapat melindungi sel dari efek bahaya radikal bebas. Antioksidan dapat ditemukan di tanaman Temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.), merupakan salah satu tanaman obat diindonesia. Temu ireng diketahui mengandung saponin, flavonoid, amilum, lemak, zat pahit, tannin, dan polifenol juga minyak atsiri. Flavonoid dapat berfungsi sebagai antioksidan dan antimikroba. Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan Temu ireng menjadi produk kosmetik berupa body butter dan mengevaluasi mutu fisik dari sediaan tersebut. Ekstrak temu ireng didapat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Terbagi beberapa formulasi sediaan body butter dibuat dengan konsentrasi ekstrak temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb), F 0, F1 0.5%, F2 0.75% dengan basis formulasi yang seragam. Evaluasi sediaan body butter meliputi uji homogenitas, organoleptik, pH, daya sebar daya lekat dan stabilitas. Hasil uji dari ketiga formulasi sediaan body butter menunjukkan bahwa ketiga formula homogen, tidak terjadi perubahan organoleptik, rentang pH sediaan 4,5 - 7,0, rentang uji daya sebar 5 – 7 cm, serta rentang uji daya lekat tidak kurang dari 4