• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN UJI PEREMAJAAN BAKTERI MIKROBIOLOGI

N/A
N/A
Enriko prassa putra

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN UJI PEREMAJAAN BAKTERI MIKROBIOLOGI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

i LAPORAN

UJI PEREMAJAAN BAKTERI MIKROBIOLOGI

Kelompok : 3

1. Maratus sholihah : (361841333051/1C) 2. Yoedistira Jati P : (361841333069/1C) 3. Naharina Ulfatin : (361841333063/1C) 4. M. Azka Faizi : (361841333066/1C) 5. Isya Arum Sari : (361841333069/1C) 6. Della Aulia R : (361841333070/1C)

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TERNAK POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI

2019

(2)

2

(3)

3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Media tumbuh merupakan media yang dipersiapkan untuk digunakan menumbuhkan mikroba. Komposisi media tumbuh disesuaikan dengan mikroba yang akan ditumbuhkan.

Berdasarkan bentuknya, media tumbuh dapat dibagi menjadi media padat (agar). Sedangkan media padat dibagi menjadi, media agar miring (slants agar).

Metode Gores (Streak plate), teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang di peroleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Cara penggoresan ini di lakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila di lakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.

B. Tujuan

1. Mengetahui bahwa bakteri dapat diremajakan atau ditumbuhkembangkan lagi

2. Mengenal dan mempelajari prosedur peremajaan bakteri , memahami pentingya setiap langkah dalam prosedur

C. Rumusan masalah

1. Bagaimana cara meremajakan bakteri Aspergillus Niger pada media PDA?

2. Apa saja manfaat dari peremajaan bakteri tersebut?

D. Manfaat

1. Mahasiswa mampu mengetahui cara meremajakan bakteri 2. Mahasiswa mampu mengetahui manfaat meremajakan bakteri

(4)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Teknik peremajaan berkala dilakukan dengan cara memindahkan atau memperbarui biakan mikroba dari biakan lama ke medium yang baru secara berkala, misalnya sebukan sekali atau dua bulan sekali. Teknik ini merupakan cara paling tradisional yang digunakan peneliti untuk memelihara koleksi isolat mikroba di laboratorium. Cara ini juga digunakan untuk penyimpanan dan pemeliharaan isolat mikroba yang belum diketahui cara penyimpanan jangka panjangnya. Peremajaan berkala tidak dianjurkan untuk penyimpanan jangka panjang. Teknik ini mempunyai berbagai kendala yaitu kemungkinan terjadi perubahan genetik melalui seleksi varian, peluang terjadinya kontaminasi dan terjadinya kekeliruan pemberian label. Kendala tersebut memberi peluang yang lebih besar terjadinya kehilangan isolat dibandingkan dengan teknik lain. Meskipun demikian, banyak bakteri dan jamur yang dapat bertahan hidup dalam tabung agar miring yang tertutup rapat hingga 10 tahun lebih, baik di dalam suhu ruang maupun di kulkas (McGinnis et al 1974).

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangattinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agarsemua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agarmenghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).

Pembiakan adalah proses memperbanyak mikroorganisme melalui penyedian lingkungan yang sesuai. Mikroorganisme yang sedang tumbuh membuat reflika dirinya, membutuhkan adanya elemen, dalam komposisi kimia mereka. Nutrisi harus menyediakan elemen ini dalam bentuk yang mudah di metabolisme, demikian pula dengan media sebagai tempat perkembangn biakan bakteri, karena media merupakan salah satu bahan yang terdiri dari nutrisi zat makanan yang dipakai untuk menumbuhkan bakteri (anonym, 2007).

Pemindahan biakan cendawan dari biakan lama ke media baru untuk peremajaaan dilakukan secara aseptik atau steril. Biakan cendawan berasal dari isolasi cendawan endofit yang telah dilakukan pada praktikum sebelumnya. Prosedur yang dilakukan meliputi persiapan alat dan bahan. Dimana alat yang digunakan seperti bunsen, cawan petri, spatula telah disterilisasi. Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentu apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat (insitu) oleh panas, gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia oleh sinar lembayung ultraviolet atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi (Irianto 2012).

Teknik transfer mikroba adalah suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur bakteri dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini sangat esensial dan

(5)

5

kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi (Pelczar dan Chan, 2005).

Teknik streak plate (lempeng gores) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menstreak (menggores) permukaan agar dengan jarum ose yang telah diinokulasikan dengan kultur bakteri. Dengan teknik ini mikroorganisme yang tumbuh akan tampak dalam goresan-goresan inokulum bekas dari streak jarum enten. Cara ini dilakukan dengan membagi cawan petri menjadi 3-4 bagian.Ose steril yang telah disiapkan dilekatkan pada sumber isolat, kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis horisontal di satu sisi cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen, setelah kering ose tersebut digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan kedua.Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores. Pada metode ini, goresan di sisi pertama diharapkan koloni tumbuh padat dan berhimpitan, sedangkan pada goresan sisi kedua, koloni mulai tampak jarang dan begitu pula selanjutnya, sehingga didapatkan koloni yang tampak tumbuh terpisah dengan koloni lain.

Seluruh tahap hendaknya dilakukan secara aseptik agar tak terjadi kontaminasi (Suriawiria, 2005).

(6)

6 BAB III METODELOGI

A. Tempat dan Waktu

Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Ternak pada Kamis, 04 April 2019. Pukul 10.00- 11.50 WIB.

B. Alat dan Bahan Alat :

- Bunsen - Tabung reaksi - Pipet pump - Jarum ose

- Pipet volumetrik

Bahan :

- Lactobacillus Plantarum - Salmonella thypi

- Aspergillus niger - Bacill

- Media NA dan PDA

C. Metode

1. Siapkan alat dan bahan

2. Siapkan 2 tabung reaksi yang kosong dan steril 3. Siapkan steril media

4. Isi tabung reaksi dengan media PDA sebanyak 5ml. saat mengisi usahaka miring 45°

5. Ambil 1 ose biakan murni Aspergillus Niger secara zigzag 6. Masukkan biakan tersebut dalam tabung secara zigzag juga

(7)

7 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan oleh Isya Arum Sari:

Media yang digunakan untuk peremajaan jamur aspergillus niger ini adalah PDA (Potato Dextrose Agar). Media tersebut mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh bakteri ini.

Peremajaan bakteri dan jamur dilakukan di dalam Laminar Air Flow secara aseptis didekat api bunsen dengan cara sebelum ambil biakan, ose harus dipanaskan dahulu diatas api bunsen. Hal ini bertujuan untuk mematikan mikroorganisme lain yang tidak diinginkan. Setelah itu diambil 1 ose biakan bakteri kemudian digoreskan pada media PDA miring. Kemudian tunggu hingga dingin dan simpan di tempat inkubasi selama 24 jam

Manfaat peremajaan bakteri adalah untuk memelihara koleksi isolat mikroba di laboratorium. Cara ini juga digunakan untuk penyimpanan dan pemeliharaan isolat mikroba yang belum diketahui cara penyimpanan jangka panjangnya. Peremajaan berkala tidak dianjurkan untuk penyimpanan jangka panjang. Teknik ini mempunyai berbagai kendala yaitu kemungkinan terjadi perubahan genetik melalui seleksi varian, peluang terjadinya kontaminasi dan terjadinya kekeliruan pemberian label. Kendala tersebut memberi peluang yang lebih besar terjadinya kehilangan isolat dibandingkan dengan teknik lain.

Pembahasan Oleh Naharina Ulfatin :

Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu bacil (batang), coccus (bulat), dan spirilum atau spiral. Bakteri yang berbentuk batang maupun coccus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil. Coccus dibagi monococcus (satu buah bakteri berbentuk kotak), diplococcus, sampai staphylococcus (bentuknya mirip buah anggur). Khusus pada spiral hanya dibagi 2 yaitu, setengah melengkung dan tidak melengkung.
Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram positif berwarna ungu dan bakteri negatif berwarna merah.

Pembahasan Oleh Maratus Sholihah :

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998). Dalam praktikum kali ini kita melakukan peremajaan pada jamur aspergillus niger dengan metode gores, dalam metode gores kita harus mengurangi pembicaraan agar bakteri yang ditimbulkan oleh kita tidak tercampur dengan jamur aspergillus niger . kita melakukan praktikum peremajan kali ini menggunakan media PDA. Potato Dextrose

(8)

8

Agar (PDA) adalah suatu medium yang kaya akan nutrisi yang digunakan untuk pertumbuhan berbagai jamur (Stamets, 2007). Kebanyakan jamur berkembang pada Potato Dextrose Agar (PDA), tetapi terkadang jamur yang tumbuh pada PDA menghasilkan miselia berlebih dengan mengorbankan sporulasi karena kandungan nutrisi pada PDA yang terlalu “kaya” untuk beberapa jamur. PDA dapat digunakan oleh Ascomycota sebagai media pertumbuhan. Media PDA mengandung 4,0 g/l potato dextrose agar, 20,0 g/l glukosa, dan 15,09 g/l agar (Stamets, 2007).

Dalam penuangan kita harus mendekatkan media dengan Bunsen yang menyala hal ini bertujuan agar media tidak cepat memadat, dalam penuangan kita harus memperhatikan posisi tabung reaksi agar sesuai dengan posisi yang kita inginkan yaitu posisi miring setelah padat kita ambil jamur aspergillus niger menggunakan ose dengan mengoleskannya secara zig zag. Setelah itu tunggu 24 jam kemudian amati.

Pembahasan Oleh Della Aulia Rahmawati :

Pada percobaan kali ini adalah inokulasi dan peremajaan biakan dalam media padat dan cair.

Tujuan percobaan kali ini adalah Melakukan inokulasi dan peremajaan biakan secara goresan maupun tusukan pada media padat maupun media cair, melakukan inokulasi dengan teknikkerja aseptis dan mengetahui pertumbuhan dan warna koloni bakteri.

Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Dalam praktikum ini, bakteri memerlukan lingkungan dan medium yang berisi zat hara untuk pertumbuhan sel, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan yang sesuai dengan mikroorganisme. Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba dalam bentuk padat, semi padat, dan cair dan yang digunakan dalam praktikum adalah medium padat yaitu agar. Agar digunakan sebagai media karena tidak dapat diuraikan oleh mikroba. Media yang digunakan dalam praktikum adalah PDA karena yang akan dibiakkan adalah bakteri.

Sebelum melakukan percobaan, ruangan tempat penanaman bakteri harus bersih dan dalam keadaan steril. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaan dalam laboratorium. Setelah melakukan pensterilan ruangan, meja sebagai tempatmelakukan penanaman inokula pun harus dibersihkan menggunakan alcohol 70 %. Hal ini dilakukan agar tidak terjadinya kontaminasi mikroorganisme

Pembahasan Oleh M. Azka Faizi

Peremajaan bakteri bertujuan untuk mempercepat fase adaptasi dan mempersiapkan sel pada fase eksponensial. Bakteri yang berada dalam fase eskponensial atau tahap propagasi ini mensintesis enzim dan mengatur aktivitasnya sehingga mampu tumbuh lebih efisien dalam kondisi baru. Peremajaan juga memberikan nutrisi baru bagi bakteri sehingga sel-selnya dapat tumbuh sehat (Hartanti 2010). Proses peremajaan bakteri pada praktikum ini yaitu meremajakan jamur aspergillus niger menggunakan metode gores, dengan media Potato Dextrose Agar (PDA). Dalam praktikum ini kita dilarang keras untuk berbicara untuk menghindari kontaminasi

(9)

9

bakteri. Proses pertama dilakukan penuangan media PDA pada tabung reaksi lalu ambil 1 ose aspergilus niger secara zig zag kedalam tabung reaksi tadi secara zig zag. Dalam proses peremajaan selalu dekatkan dengan Bunsen. Tunggu selama 24 jam lalun amati bakteri tersebut.

(10)

10 BAB V PENUTUP

KESIMPULAN

Melalui praktikum ini dapat disimpulkan bahwa penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Karena manfaat peremajaan bakteri untuk memelihara koleksi isolat mikroba di laboratorium. Cara ini juga digunakan untuk penyimpanan dan pemeliharaan isolat mikroba yang belum diketahui cara penyimpanan jangka panjangnya.

(11)

11 Lampiran

(12)

12

DAFTAR PUSTAKA

Anonym.2007.Kamus Biologi.penerbit Depdikbud. Jakarta.

Dwidjoseputro, Prof.Dr.D. 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Surabaya

Irianto.2012.” Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi”. Jurasan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar : Makassar.

McGinnis, M. R., A.A. Padhye, and L. Ajello. 1974. Storage of stock culuture of filamenous fungi, yeast, and some aerobic actinomycetes in sterile distilled water. Applied Microbiology. 28:219- 222.

Pelczar, M. J. dan Chan, E. C. S.. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Alih bahasa Hadioetomo, R.

S., Imas, T., Tjitrosomo, S.S. dan Angka, S. L., UI Press, Jakarta.

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti. Jakarta.

Stamets, Paul. (2007). Culture Media For Fungi. http://www.shroomery.org/9468/Culture-Media- for-Fungi

Referensi

Dokumen terkait

Based on Article 156 paragraph 1 of Law Number 8 of 1991 concerning the Criminal Procedure Code KUHAP it is stated that there are several reasons that a defendant or his legal advisor

Ambil bakteri dengan jarum ose lalu bakar kembali mulut tabung biakan dan tutup, letakkan dengan tangan kiri, ambil medium agar miring baru dengan tangan kiri, buka penutup dengan cara