PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemudian pada masa Menteri Kelautan dan Perikanan dibawah kepemimpinan Sakti Wahyu Trenggono, larangan ekspor benih lobster kembali diaktifkan melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 17 Tahun 2021. tentang Pengelolaan Lobster. (Panulirus spp), Kepiting (Scylla spp) dan Kepiting (Portunus spp) di wilayah Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, menarik untuk mengkaji bagaimana peraturan larangan ekspor benih lobster yang diterapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Penelitian ilmiah hukum harus dilakukan untuk mendapatkan jawaban tentang urgensi pelarangan ekspor benih lobster.
Berdasarkan kajian Maslahah Murlah, larangan ekspor benih lobster yang diterapkan pemerintah melalui Peraturan Menteri KP perlu direvisi.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan studi penulis di program universitas Program Studi Hukum Tata Negara/Siyasah Fakultas Syariah Universitas Fatmawati Sukarno (UIN FAS) Bengkulu . Semoga bermanfaat untuk menambah referensi/bahan bacaan bagi mahasiswa program studi hukum tata negara Fakultas Syariah UINFAS Bengkulu.
Penelitian Terdahulu
Penelitian ini menjelaskan alasan Indonesia melarang ekspor benih lobster ke luar negeri yang dijelaskan pada studi kasus larangan ekspor benih lobster ke Vietnam. Penelitian ini menggunakan perspektif teori kebijakan luar negeri dan teori ekspor serta konsep kepentingan nasional. Tujuan permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Lobster, Kepiting dan Rajungan serta untuk mengetahui bagaimana Siyasah Fiqh meninjau Menteri Kelautan dan Perikanan. Peraturan Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penanganan Lobster, Kepiting dan Cara rajungan yang penulis gunakan dalam penelitian ini.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah revisi peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan no. 56 Tahun 2016 dan review siyasah fiqh peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan no. 12 Tahun 2020 sesuai dengan ketentuan siyasah dusturiyah yaitu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kerangka Teori
Instrumen penting dalam menganalisis tindakan suatu negara dalam sistem internasional adalah kebijakan luar negerinya. Jika kita mengetahui politik luar negeri maka kita akan membaca arah politik internasional saat ini. Oleh karena itu, dalam teori ini akan dibahas mengenai pengertian dan konsep politik luar negeri pemerintah Indonesia khususnya terkait dengan larangan ekspor benih lobster yang menjadi topik dalam penelitian penulis.
Kebijakan luar negeri adalah strategi atau rencana tindakan yang dibuat oleh pengambil keputusan pemerintah dalam berhubungan dengan negara atau negara lain.
Metode Penelitian
1 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penangkapan Ikan Lobster (Panulirus spp), Kepiting (Scylla spp) dan Rajungan (Portunus pelagicus spp). 5 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Lobster (Panulirus spp), Kepiting (Scylla spp), dan Rajungan (Portunus spp), pasal mempertimbangkan angka (1). 12 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Hasil Tangkapan Benih Lobster Bening yang isinya sebagai berikut :.
Meski saat ini ada beberapa pihak yang mengindahkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No.
Sistematika Penulisan
KAJIAN TEORI
Kementerian Negara
Misi Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia sesuai dengan visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden adalah: 10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Lobster , rajungan dan rajungan di wilayah Negara Republik Indonesia. Pada masa Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, pemerintah konsisten melarang ekspor benih lobster di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Edhi Prabowo membuka kembali perizinan benih lobster dengan menerbitkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Lobster (Panulirus spp), Kepiting (Scylla spp) dan Rajungan (Portunus spp) di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menteri Kelautan dan Perikanan saat ini, Sakti Wahyu Trenggono, telah mengumumkan keputusan larangan ekspor benih bening lobster (BBL). Secara hukum, larangan ekspor benih lobster berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2021 juga telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 18 Peraturan Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia tentang Larangan Ekspor Benih Bright Lobster berbunyi: 10. 10 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pengelolaan lobster (Panulirus spp), kepiting (Scylla spp) dan rajungan (portunus spp) di wilayah Negara Republik Indonesia, pasal 18. 17 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. pengembangan, pengkajian dan/atau pelaksanaan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Secara formil maupun materiil, tidak ada masalah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No. 17 Tahun 2021, khususnya secara formal dan juga materiil pada isi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No. 17 Tahun 2021 juga sejalan dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.
Kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Sakti Wahyu Trenggono melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia no.
Maslahah Mursalah
Kebijakan Luar Negeri
Oleh karena itu, artikel ini akan membahas tentang pengertian politik luar negeri dari berbagai tokoh yang ahli di bidangnya, maksud dan tujuannya. J Holsti di atas dapat menyimpulkan bahwa tujuan politik luar negeri pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan. Proses tindakan politik luar negeri juga terjadi ketika negara A menetapkan tujuan yang dapat dicapai jika negara B melakukan tindakan x.
Jika melihat model kebijakan luar negeri suatu negara, dapat dilihat dari tingkat analisis yang akan membantu ke arah mana kebijakan tersebut dikeluarkan. Hal tersebut dipaparkan oleh para akademisi mengenai proses perumusan politik luar negeri sebagai berikut: 40. Interaksi antar negara dalam politik internasional tidak lepas dari instrumen utama masing-masing negara yaitu politik luar negeri.
Selain itu, model politik luar negeri juga sangat berguna dalam menentukan faktor-faktor yang melatarbelakangi suatu negara mengambil kebijakannya.41 5. Politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif akan menentukan kualitas hubungan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia. Di Indonesia, pengertian politik luar negeri terdapat dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri.
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang dijadikan pedoman dalam segala hal termasuk pelaksanaan politik luar negeri.46. Oleh karena itu, penulis menggunakan teori politik luar negeri ini sebagai salah satu teori untuk mengkaji bahan hukum yang telah penulis kumpulkan.
PENJELASAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Profil Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Dengan berlakunya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Lobster (Panulirus Spp.), Kepiting (Scylla Spp.) dan Rajungan (Portunus Spp.) di Wilayah Negara Republik Indonesia, peraturan ini. Sikap Edhy Prabowo berbeda dengan Menteri Kelautan dan Perikanan di kabinet kerja Indonesia, Susi Pudjiastuti. Dengan berlakunya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Lobster (Panulirus spp), Kepiting (Scylla spp) dan Rajungan (Portunus spp) Di Kawasan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.
Dalam pasal 7 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang larangan ekspor benih lobster bening, juga diatur pedoman penangkapan lobster dan pengeluarannya dari wilayah negara kesatuan Indonesia.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 17 Tahun 2021
LARANGAN EKSPOR BENIH LOBSTER PERSPEKTIF
Latar Belakang Terbitnya Larangan ERkspor Benih Lobster Oleh
Analisis Terhadap Larangan Ekspor Benih Bening Lobster Perspektif
146. Berbeda dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Edy Prabowo, izin ekspor benih lobster melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Benih Lobster, Kepiting, dan Kepiting kepiting. Pelarangan ekspor benih lobster memerlukan perencanaan dan kajian yang lebih mendalam mengenai dampak jangka panjangnya. Tanpa adanya kebijakan yang membolehkan ekspor benih lobster, justru banyak oknum yang menyelundupkan benih lobster.
Dan mampukah pemerintah memastikan proses penjualan benih lobster yang diekspor berlangsung adil dan dapat menjamin keberlangsungan hidup lobster di Indonesia. Jika tujuan kebijakan izin ekspor adalah untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, maka kebijakan mengizinkan ekspor benih lobster bukanlah kebijakan yang tepat. Jika ekspor benih lobster tidak dilarang dan dikesampingkan perspektif maslahah murlah tentu akan menguntungkan negara lain dan merugikan bangsa Indonesia sendiri.
Latar belakang dikeluarkannya larangan ekspor benih lobster berdasarkan Pasal 18 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 adalah untuk mengganti dan mencabut izin benih bening lobster. sebelumnya diberlakukan melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 12 Tahun 2020. Hal itu harus dilakukan agar bisa konsisten dalam mengeluarkan kebijakan yang memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia, seperti larangan ekspor. benih lobster bening pada Pasal 18 Keputusan Menteri No. 17 Tahun 2021. Masyarakat Indonesia harus lebih menghargai dalam menilai setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terkait pelaksanaan aktivitas kepatuhan mata pencaharian seperti larangan ekspor benih lobster bersih.
Seharusnya mereka bisa memahami urgensinya dan menerima serta melaksanakan isi peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang larangan ekspor benih lobster murni untuk kepentingan masyarakat dan nelayan Indonesia. Hilal, Khairani, “Kepentingan Indonesia Larang Ekspor Benih Lobster ke Vietnam Tahun 2015”, Jurnal: JOM FISIP Vol.
PENUTUP
Kesimpulan
Selain itu, alasan dikeluarkannya peraturan KP larangan ekspor ini adalah untuk melindungi konservasi lobster dari kepunahan. Dengan pelarangan ini, nelayan lokal mempunyai peluang untuk membudidayakan benih lobster, sehingga harga jualnya lebih tinggi dan kesejahteraan nelayan lokal bisa meningkat. Jika melihat tinjauan maslahah murlahan, maka larangan ekspor benih lobster berdasarkan Pasal 18 Keputusan Menteri KP no. 17 Tahun 2021 merupakan kebijakan yang sangat sejalan dengan kajian maslahah murlahan karena pemerintah mempunyai latar belakang mengeluarkan larangan tersebut sesuai dengan prinsip fiqh yaitu “menolak sesuatu yang menimbulkan kerugian didahulukan dari sesuatu yang mendatangkan manfaat”, dimana manfaat yang dimaksud adalah punahnya lobster jika diekspor, dan manfaatnya adalah peningkatan pendapatan pemerintah.
Saran
Djazuli, A., Fiqh Siyasah: Mengimplementasikan Kemaslahatan Umat dalam Rambu Syari'ah, Jakarta: Kencana, 2013, edisi ke-5. Sumali, Pengurangan Kekuasaan Eksekutif di Bidang Peraturan Pengganti Undang-Undang (PERPU), Malang: UMM Press, 2003, Dicetak setelah: 2. Umar, Mukhsin Nyak, Al-Maslaha Al-Murlahan: Kajian Relevansinya Bagi Islam Reformasi Hukum, Aceh: Turats, 2017, Edisi Pertama.
Andiko Toha, “Shura dan Demokrasi Barat: Kritik dan Solusi Demokrasi Islam”, Al-Imarah: Jurnal Pemerintahan Politik Islam, vol. Hamid, “Peranan Keputusan Presiden RI dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara: Kajian Analitik Keputusan Presiden yang Berfungsi Regulasi pada Masa Pelita I – Pelita VI”, Disertasi, Fakultas Pascasarjana UI, Jakarta, 1990. Abidin , “Aspek Produksi Lobster (Panulirus sp) di Perairan Teluk Ekas Pulau Lombok”, Jurnal Maritim, Volume 3, No.
Kusmidi, Hendri, "The Existence of Istihsan as a Proposition of Istinbath Fiqh Siyasah", Al-Imarah: Journal of Islamic Government and Politics, Vol. Mizran, "Al-Mashlahah Murlahah (An Alternative Methodology in Resolving Contemporary Legal Problems", Scientific Journal of the Islamic Faculty of UIN Ar-Raniry, 2010. Rachmaniyah, Auditya, et alle, "Foreign Policy", Paper: Department of International Relations , Det Naturvidenskabelige Fakultet Social og Politisk Videnskab ved UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
UU No. 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri dalam Kabinet Kerja Periode 2014-2019.