• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA "

Copied!
63
0
0

Teks penuh

Nailul Falah, S.Ag., M.Si., selaku Kepala Departemen Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga sekaligus penguji skripsi. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah : Bagaimana implementasi layanan bimbingan dan konseling di MAN Yogyakarta II dalam membangun karakter siswa. Hasil survei MAN Yogyakarta II, tingkat pertama yang dilakukan guru dalam membentuk karakter siswa adalah melalui proses perencanaan, dan tingkat kedua adalah layanan yang terdiri dari layanan orientasi, layanan informasi, layanan bimbingan kelompok, dan konseling. , dan layanan individu. .

Penegasan Judul

Layanan Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan uraian di atas, layanan bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran layanan (klien/siswa), dan berkaitan langsung dengan permasalahan atau kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran layanan. Pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan yang ditujukan untuk membantu peserta didik berkembang menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, produktif dan berperilaku jujur. Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling dalam hal ini merupakan bagian dari program bimbingan dan konseling yang akan diuraikan kemudian.

Membentuk Karakter Siswa

Jika seorang guru mempunyai karakter yang kuat dan perilaku yang baik, maka siswanya pun akan menirunya.Hal ini merupakan bagian dari pembentukan karakter siswa melalui pemberian teladan. Tidak hanya itu, penanaman agama sejak dini dan penguatan ketaatan beragama juga penting untuk pembentukan karakter siswa.

MAN Yogyakarta II

Dengan kata lain, membangun karakter yang baik hendaknya tidak hanya menyangkut aspek pengetahuan yang baik (moral mengetahui), tetapi juga perasaan yang baik (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action).

Latar Belakang Masalah

Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan yang selama ini diterapkan hilang dalam paradigma baru. Sebagaimana diketahui, bidang pendidikan yang fokus kajian utamanya mengenai permasalahan siswa adalah bimbingan dan konseling sekolah. Maka penelitian ini mencoba melihat penerapan bimbingan dan konseling untuk membentuk karakter siswa.

Sebagaimana diketahui, layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah.13 Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan tanggung jawab bersama antara staf sekolah yaitu kepala sekolah, guru, konselor, dan pengawas. Bimbingan dan Konseling mencakup banyak aspek dan saling terkait, sehingga tidak mungkin Layanan Bimbingan dan Konseling hanya menjadi tanggung jawab konselor. Sehingga permasalahan pribadi siswa dapat terdeteksi dan mudah memberikan masukan serta desain ilmiah baru dalam menentukan arah masa depan siswa. Indikasi tersebut didasarkan pada proses bimbingan dan konseling yang dilaksanakan guru sesuai dengan konsep keilmuan dan desain BK itu sendiri. Oleh karena itu, sebagai sarana pendidikan yang mendorong peserta didiknya berakhlak mulia, MAN Yogyakarta II sedikit banyak melaksanakan layanan bimbingan dan konseling.

Namun ada yang membuat penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh permasalahan pembentukan karakter siswa dengan melaksanakan layanan bimbingan dan konseling. Dengan demikian penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut permasalahan penerapan bimbingan dan konseling untuk membentuk karakter siswa di MAN Yogyakarta II.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritik

Kegunaan Praktik

Kajian Pustaka

Keempat, karya Joni Resandi tentang pelaksanaan program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kinerja pembelajaran dan pengembangan moral siswa MAN Sabdodadi Bantul.17 Karya ini membahas tentang bimbingan dan konseling dalam bidang pengembangan kinerja, terlebih dahulu mengingat penekanannya pada konsep moralitas. , Misbahuddin Fandy tentang pendidikan karakter dalam konsep Ta'dib Syed. 2 Keenam, karya Aji Umar Abdul Aziz tentang profil bimbingan dan konseling di sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Yogyakarta II. 19 Karya ini hampir sama dengan karya penulis pada skripsi ini, namun yang membedakan adalah penerapan layanan Bimbingan Konseling. 16 Ifda Indriawan, “Program Bimbingan dan Konseling dalam Pengembangan Kepribadian Siswa MAN Yogyakarta I”, disertasi yang tidak dipublikasikan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru, UIN Sunan Kalijaga, 2008).

17Joni Resandi, “Implementasi program bimbingan dan konseling dalam meningkatkan prestasi belajar dan membangun moral siswa MAN Sabdodadi Bantul”, skripsi yang belum diterbitkan (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga5, 20). 18 Misbahuddin Fandy, “Pendidikan Karakter dalam Konsep Ta’dib Syed Muhammad Naquib Al Attas”, skripsi yang belum diterbitkan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga, 2011). 19 Aji Umar Abdul Aziz, “Profil Bimbingan dan Konseling di Madrasah Aliyah Negeri MAN Yogyakarta II”, skripsi yang belum diterbitkan, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga, 2006).

Abdul Chaliq Dahlan dengan judul Bimbingan dan Konseling Islam; sejarah, konsep dan pendekatan.20 Buku ini hanya membahas tentang sejarah dan penerapan konseling Islami, namun tidak ada kedekatan dengan proses pembentukan karakter siswa. Yahya Khan, M.Pd.I. dengan judul buku pendidikan karakter berbasis potensi diri 21 Karya ini hanya membahas ruang lingkup berbagai strategi yang dapat digunakan dalam pengembangan karakter berbasis potensi diri.

Kerangka Teori

Tinjauan Tentang Bimbingan dan Konseling a. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Jadi Bimbingan dan Konseling adalah suatu proses yang berkelanjutan, sistematis, terencana yang mengarah pada pencapaian tujuan. 28 Disampaikan pada Seminar Nasional “Reaktualisasi peran bimbingan dan konseling Islam dalam menjawab tantangan zaman”, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 28 April 2012 oleh Dr. Sri Hastuti, M.Si adalah dosen tetap pada program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Layanan orientasi merupakan layanan konsultasi yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya guna mempermudah dan mempercepat peran klien dalam lingkungan baru. Layanan informasi adalah layanan konsultasi yang memungkinkan klien memperoleh dan memahami berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan klien. Jasa penempatan dan distribusi merupakan layanan konsultasi yang memungkinkan klien mendapatkan penempatan dan distribusi yang sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.

Pelayanan mediasi merupakan pelayanan konseling yang memungkinkan penyelesaian permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain, dengan konselor bertindak sebagai mediator. Pengertian konsultasi dalam Program Bimbingan dan Konseling adalah sebagai suatu proses pemberian bantuan teknis kepada konselor, orang tua, penyelenggara, dan konselor lainnya untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas siswa atau sekolah.

Tinjauan Membentuk Karakter Siswa a. Pengertian Karakter

Sebagaimana teori yang diungkapkan oleh Al Ghazali menyatakan bahwa bentuk pendidikan yang ideal terdiri dari empat bentuk, yaitu pendidikan intelektual, agama, moral, dan jasmani. 35 Insan kamil artinya manusia sempurna, berasal dari kata al-insan artinya manusia dan al-kamil artinya sempurna. Baca: Abdul Fattah Sayyid Ahmad, Tasawuf antara Al-Ghazali dan Ibnu Taimiyah, (Jakarta: Khalifa, 2005), hal.

Karakter yang kuat akan terbentuk sempurna apabila dorongan yang menyertainya benar-benar lahir dari dalam diri sendiri. Ini mengikuti aturan umum bahwa mencoba sesuatu akan menghasilkan hasil yang berbeda antara apa yang Anda lakukan sendiri dan apa yang baru saja Anda lihat atau dengar. Guru atau pembimbing juga berperan sebagai unsur penghubung, tempat kepercayaan dan sarana bertukar pikiran bagi siswa.

Tinjauan Bimbingan dan Konseling dalam Membentuk Karakter a. Landasan BK dalam Membentuk Karakter

Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan pembelajaran BK perlu ditentukan karakter yang akan dikembangkan sesuai dengan materi, metode dan strategi pembelajaran. Menurut Berkowitz, Battistich dan Bier dalam Muhammad Nur Wangid, materi ajar pembentukan karakter pada Layanan Bimbingan dapat mencakup: Berdasarkan hal tersebut maka pelayanan konselor sekolah dapat bersifat preventif, kuratif dan melestarikan atau mengembangkan guna memenuhi fungsi pendidikan dalam mengembangkan karakter peserta didik.

Bekal preventif maksudnya kegiatan yang dilakukan oleh konselor sekolah bertujuan untuk mencegah agar perilaku siswa tidak bertentangan dengan nilai yang diharapkan. Pelayanan kuratif Maksudnya pelayanan konseling yang ditujukan untuk mengobati atau memperbaiki perilaku siswa yang sudah menyimpang dari nilai yang diharapkan. 39Agus Wibowo, Pendidikan Karakter; Strategi Membangun Bangsa yang Beradab, (Yogyakarta: Pustaka Mahasiswa, 2012), hal.85. . sekaligus mengembangkan perilaku siswa yang baik agar tetap terjaga, tidak melanggar norma, dan juga mengembangkannya agar pengembangan karakternya menjadi lebih baik lagi.

Materi yang diberikan adalah untuk membantu siswa (klien) mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, mencari alternatif pemecahan masalah dan mengambil keputusan yang lebih akurat. Jadi, kegiatan utama pelayanan dasar adalah bimbingan, pertanggungjawaban, perencanaan individu dan dukungan sistem, dalam pelaksanaannya didukung oleh beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling, antara lain: layanan pendataan, layanan.

Metode Penelitian

  • Pendekatan Penelitian
  • Sumber Data Penelitian
  • TeknikPengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Pengecekan Keabsahan Data
  • Sistematika Pembahasan

Data utama dalam penelitian ini adalah perkataan dan tindakan guru bimbingan dan konseling, kepala sekolah dan siswa MAN Yogyakarta II. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 5 orang informan yang disebut dengan key informan yang terdiri dari Dr. Jadi dimungkinkan untuk mewawancarai lebih dari 7 orang secara mendalam dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi non partisipan dan terstruktur, artinya penulis tidak terlibat dan hanya bertindak sebagai pengamat independen. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat tidak terstruktur, yaitu penulis mengajukan pertanyaan kepada informan berdasarkan pedoman wawancara yang telah disusun secara matang, dalam suasana informal. Wawancara jenis ini lebih harmonis dan tidak kaku.53 Informan yang penulis perlukan dalam melakukan penelitian ini adalah guru bimbingan dan konseling, kepala sekolah, dan siswa.

Kemudian, metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data berupa buku-buku layanan bimbingan dan konseling di sekolah, catatan wawancara lapangan, surat kabar atau majalah yang berkaitan dengan pengembangan bimbingan dan konseling.55 Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data mengenai gambaran umum dan kondisi nyata mengenai kondisi layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang menjadi objek penelitian ini. Dalam penelitian ini terdapat dua teknik triangulasi yaitu triangulasi sumber dan metode, masing-masing teknik akan dijelaskan sebagai berikut.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran-saran

Setiap program kegiatan yang dibuat oleh koordinator guru pembimbing dan guru bimbingan dan konseling hendaknya diperjelas dengan arahan panjang, pendek, menengah dan tahunan, agar capaian perubahan dari tahun ke tahun selalu dapat berubah dan menghasilkan hal-hal yang positif. Diharapkan seluruh siswa MAN Yogyakarta II dapat memanfaatkan layanan bimbingan belajar di ruang bimbingan belajar dan memanfaatkan pertemuan kelas klasik untuk membantu siswa mengembangkan diri dan meningkatkan potensi yang dimilikinya. Koordinator guru pembimbing dan tenaga pengajar bimbingan dan konseling, meningkatkan layanan bimbingan dan konseling bagi siswa di MAN Yogyakarta II, baik siswa bermasalah maupun siswa berpotensi, sehingga dapat diketahui kemajuannya dalam proses pembelajaran di Madrasah.

Kata Penutup

Kuraish Shihab, Landasan Al-Qur'an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 2004. Eka Fitriani, “Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pembinaan Akhlak Siswa SMA Muhammadiyah 1 Sragen”, Makalah Yogyakarta yang Tidak Diterbitkan;. Ifda Indriawan, “Program Bimbingan dan Konseling Pengembangan Kepribadian Siswa MAN Yogyakarta I”, skripsi yang tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga, 2008.

Joni Resandi, “Implementasi Program Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Membangun Akhlak Siswa MAN Sabdodadi Bantul”, Tesis Tidak Diterbitkan Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2005. Misbahuddin Pendidikan Dalam “Karakter” Ta' dib Syed Muhammad Naquib Al Attas", skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2011. Aji Umar Abdul Aziz, "Profil Bimbingan dan Konseling di Sekolah Madrasah Aliyah Negeri MAN Yogyakarta II", skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta : Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga, 2006.

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional “Aktualisasi Kembali Peran Bimbingan dan Konseling Islami dalam Menyikapi Tantangan Zaman”, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 28 April 2012 oleh Dr. Deddy Mulyana, Paradigma Baru Metodologi Penelitian Kualitatif Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: Rosda Karya, 2003.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap layanan bimbingan dan konseling 

Keunikan individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis dalam aspek pribadinya, baik aspek jasmani maupun rohani. Individu yang satu berbeda dengan

cara yang dilakukan untuk membentuk perilaku siswa yaitu dengan bimbingan kelompok, konseling perorangan dan layanan pengembangan diri, (2) kendala yang dihadapi

Peran guru bimbingan dan konseling dalam membentuk karakter prososial siswa adalah dengan menanamkan sikap karakter psososial siswa dengan memberikan layanan informasi,

Kondisi demikian membuat kami sebagai peneliti melakukan pengamatan dan wawancara pada salah satu guru Bimbingan dan Konseling (BK) di SMPN Satu Atap Cikoneng tersebut

Dari hasil analisis data diperolah hasil yang pertama menerangkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang layanan konseling individu terhadap minat

penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah sudah bejalan sesuai dengan program bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan.Hasil wawancara yang telah

Masalah individu yang berhubungan dengan lingkungan kerja, misalnya kegagalan individu memilih pekerjaan yang sesuai dengan karakteristik pribadinya, kegagalan dalam meningkatkan