LEMBAR JAWABAN UAS EKONOMI KESLING
Nama : Aina Zeni Pratami NIM : D12.2023.00251
1. Asuransi lingkungan adalah kegiatan organisasi persediaan negara, saham gabungan, khusus dan lainnya untuk melindungi kepentingan lingkungan orang-orang yang terlibat dalam pengoperasian fasilitas berbahaya dan menanggung risiko pertanggungjawaban atas terjadinya konsekuensi yang menyebabkan kerugian bagi orang lain karena pencemaran lingkungan atau produk asuransi yang memberikan perlindungan pada saat terjadi pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Asuransi lingkungan bertujuan untuk melindungi kepentingan lingkungan orang-orang yang terlibat dalam pengoperasian fasilitas berbahaya dan menanggung risiko pertanggungjawaban atas terjadinya konsekuensi yang menyebabkan kerugian bagi orang lain atau lingkungan hidup
Prinsip-Prinsip Asuransi Lingkungan :
- Prinsip polluter pays principle, yaitu setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup harus bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkannya
- Prinsip strict liability, yaitu setiap orang yang tindakannya, usahanya, dan/atau kegiatannya menggunakan bahan berbahaya dan beracun, menghasilkan dan/atau mengelola limbah bahan berbahaya dan beracun, dan/atau yang menimbulkan ancaman serius terhadap lingkungan hidup bertanggung jawab mutlak atas kerugian yang terjadi tanpa perlu pembuktian unsur kesalahan
- Prinsip from cradle to grave, yaitu setiap limbah bahan berbahaya dan beracun harus diawasi mulai dari saat dihasilkan sampai dengan tujuan akhir pengelolaannya
Kejadian Eksplorasi Gas Bumi di Porong Sidoarjo terhadap Asuransi Lingkungan :
Eksplorasi gas bumi di Porong Sidoarjo adalah kegiatan pengeboran gas yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas di sumur Banjarpanji 1, Blok Brantas, pada tahun 2006. Kegiatan ini menyebabkan terjadinya semburan lumpur panas yang meluap dan merusak lingkungan sekitar, termasuk beberapa desa di Kecamatan Porong. Semburan lumpur ini masih berlangsung hingga saat ini dan telah menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi masyarakat dan ekosistem. Dalam kejadian ini, asuransi lingkungan dapat menjadi salah satu alternatif penganggung risiko dalam pengelolaan lingkungan hidup. Dengan adanya asuransi lingkungan, PT Lapindo Brantas dapat mengalihkan sebagian tanggung jawabnya kepada lembaga asuransi yang mampu memberikan jaminan pemulihan lingkungan dan kompensasi kepada korban. Asuransi lingkungan juga dapat mendorong PT Lapindo Brantas untuk lebih berhati-hati dan bertanggung jawab dalam melakukan kegiatan eksplorasi gas bumi, serta menerapkan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
2. ECO LABEL adalah program sertifikasi sukarela yang diterapkan di seluruh dunia untuk mengidentifikasi produk atau layanan yang terbukti lebih disukai dari segi lingkungan dalam kategori tertentu. ECO LABEL menunjukkan bahwa produk atau layanan tersebut telah memenuhi kriteria kinerja lingkungan yang ketat berdasarkan penilaian siklus hidup dan kajian ilmiah. ECO LABEL membantu konsumen dan
pembeli korporat untuk membuat pilihan yang lebih berkelanjutan dan mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas produksi atau konsumsi. ECO LABEL juga dapat memberikan manfaat bisnis bagi produsen dan penjual produk atau layanan yang bersertifikat, seperti meningkatkan reputasi, membedakan produk, dan meningkatkan pangsa pasar
Manfaat Publik ECO LABEL :
- Mempromosikan efisiensi ekonomi, yaitu program ECO LABEL dapat mendorong produsen dan konsumen untuk menggunakan sumber daya secara lebih hemat dan mengurangi biaya produksi dan konsumsi.
- Mengurangi biaya informasi konsumen, yaitu program ECO LABEL dapat memberikan informasi yang jelas dan akurat tentang kinerja lingkungan produk atau layanan, sehingga konsumen dapat membuat keputusan yang lebih berkelanjutan tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk mencari informasi.
- Verifikasi produk dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, yaitu program ECO LABEL dapat membantu produsen dan penjual untuk menunjukkan kredibilitas dan kualitas produk atau layanan mereka, serta membedakan mereka dari pesaing yang tidak memiliki sertifikat ECO LABEL.
- Meningkatkan kesadaran lingkungan, yaitu program ECO LABEL dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap konsumen dan produsen tentang dampak lingkungan dari produk atau layanan yang mereka beli atau jual, serta mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam upaya perlindungan lingkungan.
- Mengurangi efek konsumsi, yaitu program ECO LABEL dapat mengurangi dampak negatif dari konsumsi terhadap lingkungan, seperti pencemaran, penggunaan energi, emisi gas rumah kaca, dan pengelolaan limbah.
- Meningkatkan strategi lingkungan dasar, yaitu program ECO LABEL dapat mendorong produsen dan penjual untuk menerapkan praktik produksi yang lebih ramah lingkungan, seperti penggunaan bahan baku yang terbarukan, pengurangan penggunaan bahan berbahaya, dan peningkatan efisiensi energi
Arti Gambar dibawah ini :
Gambar tersebut menunjukkan label ekologi FSC (Forest Stewardship Council). FSC MIX berarti produk dengan label ini dibuat menggunakan campuran bahan dari hutan bersertifikat FSC, FSC Recycled, dan/atau FSC Controlled Wood. Meskipun FSC Controlled Wood tidak berasal dari hutan bersertifikat FSC, hal ini membantu mengurangi risiko material yang berasal dari sumber yang tidak dapat diterima. Label FSC ini menandakan bahwa produk terbuat dari bahan yang bersumber dari hutan yang dikelola dengan bertanggung jawab, berkontribusi pada tujuan keberlanjutan lingkungan. Label ini adalah salah satu contoh dari program ECO LABEL yang bertujuan untuk memberikan
informasi dan perlindungan lingkungan kepada konsumen dan produsen. Label FSC memiliki beberapa kriteria kinerja lingkungan yang harus dipenuhi oleh produk atau layanan yang bersertifikat, seperti pengurangan dampak terhadap keanekaragaman hayati, penghormatan terhadap hak-hak masyarakat adat, dan penggunaan energi yang efisien.
Label FSC juga dapat memberikan manfaat bisnis bagi produsen dan penjual, seperti meningkatkan reputasi, membedakan produk, dan meningkatkan pangsa pasar.
3. Mekanisme Penilaian Proper :
Mekanisme penilaian proper meliputi tahapan : Penetapan kandidat perusahaan berdasarkan dampak lingkungan, status pasar, orientasi produk, dan kategori usaha/kegiatan, Tahap Pengumpulan Data, Tahap Pengolahan Data, Tahap Pembahasan dan Laporan Hasil, Tahap Penetapan Peringkat Kinerja, Tahap Pengumuman Peringkat Kinerja.
Gambar diatas merupakan salah satu tahapan dalam mekanisme penilaian proper yaitu pada Tahap Pengolahan data, dimana penentuan kriteria proper berdasarkan penghitungan nilai score dan aspek penaatan. Variabel penilaian proper meliputi penerapan sistem manajemen lingkungan, pemanfaatan sumber daya dan corporate social responsibility/ community development yang kemudian score akan dikalikan bobot. Untuk aspek penaatan meliputi Pengendalian pencemaran laut, pengelolaan limbah B3, pengendalian pencemaran udara, pengendalian pencemaran air, dan pelaksanaan AMDAL. Penilaian yang memenuhi passing grade dapat dikategorikan menjadi Proper Emas dan Proper Hijau, sedangkan yang tidak memenuhi passing grade dapat dilihat dari aspek penaatannya. Aspek penaatan yang taat mendapatkan Proper Biru, tidak taat mendapatkan Proper Merah dan tidak ada upaya mendapatkan Proper Hitam. Berikut ini merupakan penjelasan dari setiap Proper :
- Proper emas adalah peringkat tertinggi yang diberikan kepada perusahaan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dan melakukan upaya-upaya pengembangan masyarakat secara berkesinambungan
- Proper hijau adalah peringkat kedua yang diberikan kepada perusahaan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, seperti memiliki keanekaragaman hayati, sistem manajemen lingkungan, 3R (reduce, reuse, recycle) limbah padat dan B3 (bahan berbahaya dan beracun), konservasi, penurunan emisi, dan efisiensi energi. Perusahaan yang mendapatkan proper hijau memiliki kinerja lingkungan yang baik dan berupaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan
- Proper biru adalah peringkat ketiga yang diberikan kepada perusahaan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku, seperti implementasi AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan), pengendalian pencemaran air, udara, dan laut, pengelolaan limbah B3, penilaian tata kelola air, dan penilaian kerusakan lahan. Perusahaan yang mendapatkan proper biru memiliki kinerja lingkungan yang memadai dan memenuhi standar minimal yang ditetapkan oleh pemerintah
- Proper merah adalah peringkat keempat yang diberikan kepada perusahaan yang sudah melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Perusahaan yang mendapatkan proper merah memiliki kinerja lingkungan yang kurang baik dan perlu melakukan perbaikan dalam pengelolaan lingkungannya
- Proper hitam adalah peringkat terendah yang diberikan kepada perusahaan yang belum melakukan upaya dalam pengelolaan lingkungan sebagaimana yang dipersyaratkan sehingga berpotensi mencemari lingkungan. Perusahaan yang mendapatkan proper hitam memiliki kinerja lingkungan yang buruk dan berisiko untuk ditutup izin usahanya oleh pemerintah