• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Likuiditas Dan Solvabilitas Terhadap Financial Distress Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016 – 2020 - Repository ITB Ahmad Dahlan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Likuiditas Dan Solvabilitas Terhadap Financial Distress Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016 – 2020 - Repository ITB Ahmad Dahlan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi seperti sekarang ini banyak perusahaan yang mengalami penurunan dalam segi pendapatan dikarenakan pandemi covid – 19. Financial Distress adalah salah satu indicator untuk menganalisa apakah sebuah perusahaan dapat mengalami kebangkrutan (pailit). Financial distress adalah tahap di mana perusahaan mengalami kebangkrutan atau likuidasi yang terjadi akibat penurunan kondisi keuangan Platt HD dan Plat MB dalam (Nurhayati & Aprilio, 2020). Financial distress dalam hal ini sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kebangkrutan (pailit) oleh perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan. Dengan adanya rasio – rasio yang dapat mengukur tingkat perusahaan dalam mencegah terjadinya financial distress ini mampu mencegah perusahaan terhindar dari kondisi kesulitan sekarang ini dan dapat mengambil langkah yang tepat untuk menyelamatkan perusahaan.

Dampak virus corona (covid – 19) sangat signifikan mempengaruhi kinerja perusahaan – perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Terganggunya arus kas (cash flow) disebabkan oleh penurunan pendapatan karena banyaknya emiten yang mengeluarkan banyak biaya operasi sementara pendapatan turun drastis. Menurut Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menyebutkan bahwa lebih dari 50 perusahaan mengalami kesulitan keuangan cash flow dikarenakan pandemi covid – 19. Menurut cnbcindonesia.com, (2018) pada kuartal I – 2020 saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia turun tajam menjadi 2,97% dari periode akhir 2019 sama di 5,04%, pertumbuhan ekonomi akan minus 0,4% pada skenario paling berat. Maka dari itu financial distress diperlukan untuk mengukur tingkat kesehatan keuangan sebuah perusahaan manufaktur.

(2)

Pada akhir oktober sektor Aneka Industri mengalami penurunan sebesar 16,05% dan membukukan hasil negatif terbesar pada 9 bulan pertama perdagangan di BEI. Industri tekstil di Indonesia mengalami tekanan sepanjang tahun 2019 dikarenakan arus impor disektor hulu dan meningkatnya persaingan untuk pasar ekspor. Menurut Asosiasi Perstekstilan Indonesia (API) dalam kurun waktu 2018 – 2019 mencatat 9 pabrik tekstil tutup akibat kalah bersaing dengan produk impor. Wakil ketua umum badan pengurus arian Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Anne Patricia Sutanto, menyebut bahwa fenomena atas perusahaan – perusahaan tekstil yang tutup disebabkan oleh karena pengaruh impor dari China dan produk China lebih bagus dan juga harga sangat bersaing dengan produk lokal. Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengakui bahwa industri tekstil dan produk tekstil sedang dilanda masalah, seperti diketahui bahwa PT. Delta Merlin Dunia Textile (Duniatex) dilanda isu gagal bayar karena tidak mampu membayar kupon atas surat utang global senilai US$ 300 juta dengan tingkat bunga 8,265% yang telah jatuh tempo pada 12 September 2019, serta biaya pokok utang dan bunga atas pinjaman sindikasi senilai US$ 79 juta yang jatuh tempo pada 21 September 2019 (Dwi Ayuningtyas, 2019).

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar. Semakin banyak aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, maka perusahaan akan membayar kewajibannya tepat waktu, sehingga perusahaan tersebut tidak akan mengalami financial distress. Menurut Fred Weston dalam bukunya (Kasmir, 2019, p. 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (Liquidity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.

Rasio likuiditas dapat dihitung dengan rasio lancar (current ratio) yaitu aktiva lancar dibagi dengan utang lancar (current ratio = aktiva lancar/utang lancar).

Likuiditas berpengaruh terhadap financial distress dikarenakan semakin sanggup perusahaan membayar kewajiban jangka pendek maka semakin rendah peluang perusahaan mengalami financial distress sebaliknya jika perusahaan tidak sanggup membayar kewajiban jangka pendek maka semakin

(3)

besar peluang perusahaan tersebut mengalami financial distress. Hal ini didukung oleh penelitian (Septiani et al., 2021) menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh pada financial distress.

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat aktiva atau aset bank yang dibiayai oleh hutang. Semakin tinggi tingkat rasio solvabilitas maka semakin tinggi pula resiko yang akan dihadapi. Tetapi masih ada kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang besar. Rasio solvabilitas adalah penggunaan harta lancar dalam melakukan pelunasan kewajiban lancar perusahaan tersebut (Tri Wahyuningtyas dalam (Nurhayati & Aprilio, 2020)). Rasio solvabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rasio utang (debt ratio) yaitu jumlah aktiva lancar dibagi dengan jumlah aktiva (debt ratio = total liabilities/total aset). Rasio solvabilitas berpengaruh terhadap financial distress dikarenakan semakin tinggi hutang perusahaan maka akan semakin tinggi juga risiko yang ditanggung oleh perusahaan tersebut dan bisa menyebabkan financial distress namun sebaliknya jika semakin rendah hutang perusahaan maka risiko yang akan ditanggung juga akan rendah. Hal ini didukung oleh penelitian (Rahma, 2019) yang menyatakan bahwa solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap financial distress.

Menurut Rahma (2019) rasio profitabilitas merupakan suatu alat ukur atau kemampuan suatu perusahaan dalam mengelola laba secara efektif. Bisa dikatakan bahwa profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan tentang bagaimana kemampuan perusahaan dalam mengelola laba. Rasio profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan rasio pengembalian aset (return on asset) yaitu laba bersih dibagi dengan total aset (return on asset = net income/total asset. Rasio profitabilitas berpengaruh terhadap financial distress karena semakin tinggi tingkat profitabilitas maka akan semakin rendah peluang perusahaan mengalami financial distress namun sebaliknya semakin rendah profitabilitas perusahaan maka akan semakin tinggi peluang perusahaan mengalami financial distress.

(4)

Pada penelitian – penelitian sebelumnya bahwa profitabilitas sebagai variabel moderasi mampu memoderasi likuiditas dan solvabilitas terhadap financial distress seperti pada penelitian (N. L. K. M. Sari & Putri, 2016) menyatakan bahwa profitabilitas memperlemah hubungan antara likuiditas terhadap financial distress. Dan juga bahwa profitabilitas memperkuat hubungan antara solvabilitas terhadap financial distress. Dalam hal ini alasan peneliti mengambil profitabiltias sebagai variabel moderasi untuk memastikan kembali apakah sesuai dengan penelitian – penelitian sebelumnya bahwa profitabilitas sebagai variabel moderasi mampu memperkuat hubungan antara likuiditas dan solvabilitas terhadap financial distress. Dan pada penelitian – penelitian sebelumnya banyak dari mereka menggunakan sampel dari Bursa Efek Indonesia sektor perbankan sedangkan penulis mengambil sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tabel 1.1

Kinerja Sektor Aneka Industri

JMISC

KET

TAHUN IHSG IDR %

2014 1.307,07 102,06 8,47 Meningkat

2015 1.057,28 (249,79) (19,9) Menurun

2016 1.370,63 313,35 29,64 Meningkat

2017 1.381,18 10,55 0,77 Meningkat

2018 1.394,43 13,25 0,96 Meningkat

Sektor aneka industri merupakan salah satu sector yang terdapat di Bursa Efek Indonesia adapun subsektor didalamnya yaitu subsektor mesin & alat berat, otomotif & komponennya, tekstil & garmen, kabel, alas kaki, elektronika dan lainnya. Berdasarkan tabel 1.1 diatas berkaitan dengan kinerja sektor aneka industri pada tahun 2014 – 2018. Pada tahun 2014 sektor aneka industri membuktikan dalam peningkatan sebesar 8,47%. Akan tetapi pada 2015

(5)

kinerja sektor aneka industri mengalami penurunan kembali yang cukup signifikan yaitu menurun sebesar 19,9%. Pertumbuhan ekonomi kuartal 1 diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) diangka 4,73% YoY, jauh lebih rendah dibandingkan konsesus yang dihimpun oleh reuters sebesar 4,95%

YoY. IHSG ambrol 25,4% ke titik terendahnya di level 4 120,503 pada bulan September 2015 (CNBC Indonesia, 2018). Namun satu tahun setelahnya kembali meningkat cukup tinggi yakni di angka 29,64%. Tahun 2018 kinerja perusahaan juga meningkat menjadi 0,69% dari tahun sebelumnya yakni 0,77%.

Menurut Rahma (2019) leverage berpengaruh positif terhadap financial distress. Dan juga dalam penelitian Septiani et al. (2021) bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap financial distress maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti kembali apakah variabel likuiditas dapat memoderasi profitabilitas dan juga solvabilitas dapat memoderasi profitabilitas sejalan dengan penelitian – penelitian sebelumnya. Profitabilitas dijadikan variabel moderasi karena profitabilitas merupakan rasio laba maka dari itu financial distress bisa terjadi ketika perusahaan tidak mendapatkan laba, hal itu bisa ditandai dengan penundaan pembayaran deviden dan pembayaran utang, perusahaan bisa dilikuidasi oleh bank ketika utang perusahaan tidak mampu dibayar.

Pembayaran deviden dan pembayaran utang dijadikan dasar dalam menentukan laba dimasa mendatang. Maka dari itu semakin besar laba yang dihasilkan maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam mengelola utang dan pembayaran deviden perusahaan. Maka penulis ingin menguji kembali seberapa besar pengaruh likuiditas dan solvabilitas terhadap financial distress dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi pada sektor aneka industri. Adapun alasan penulis memilih sektor aneka industri sebagai objek penelitian dikarenakan kinerja sektor aneka industri cenderung fluktuatif yang mana dalam 10 tahun terakhir sempat mengalami penurunan yaitu terjadi pada tahun 2013 dan tahun 2015. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian. “Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Financial Distress dengan Profitabilitas Sebagai Variabel

(6)

Moderating Pada Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016 – 2020.”

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan diatas, maka penelitian ini dibatasi pada pengaruh likuiditas dengan menggunakan rasio lancar (Current Ratio), Solvabilitas dengan menggunakan rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio), financial distress dengan menggunakan metode Altman Z- Score. Profitabilitas menggunakan rasio pengembalian aset (Return on Asset) sebagai variabel moderating pada sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 – 2020. Pada penelitian ini penulis menggunakan data sekunder berdasarkan laporan keuangan perusahaan sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap financial distress pada

perusahaan sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh solvabilitas terhadap financial distress pada perusahaan sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh profitabilitas dalam memoderasi hubungan likuiditas dan solvabilitas terhadap financial distress pada perusahaan sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang sebelumnya telah dijelaskan, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menguji pengaruh Likuiditas dapat berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan sektor Aneka Industri.

(7)

2. Menguji pengaruh Solvabilitas dapat berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan sektor Aneka Industri.

3. Menguji pengaruh Profitabilitas dalam memoderasi hubungan antara Likuiditas dan Solvabilitas terhadap financial distress pada perusahaan sektor Aneka Industri.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian kali ini dibagi menjadi beberapa manfaat : 1. Manfaat Akademik

Bagi Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai akuntansi keuangan. Melalui penelitian kali ini diharapkan publik dapat memahami bahwa hasil dari rasio keuangan dapat berpengaruh atau tidak terhadap financial distress pada sebuah perusahaan sektor aneka industri.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Investor dan Calon Investor

Financial distress menjadi salah satu indikator perusahaan mengenai kondisi keuangan perusahaan. Maka dari itu hasil dari penelitian ini dijadikan pertimbangan untuk para investor.

b. Bagi Manajemen Perusahaan

Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan sebagai referensi untuk mengambil keputusan bagi pihak manajemen perusahaan.

c. Bagi Pemerintah

Kebijakan – kebijakan ekonomi pemerintahan bisa mempertimbangkan untuk mengambil referensi melalu hasil penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN RITEL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN

Kinerja perusahaan sektor perdagangan, jasa, dan investasi-restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 berdasarkan rasio