MODUL 3
JURNAL PEMBELAJARAN
“
Makna, Urgensi dan Strategi Internalisasi Pendidikan Nilai dalam Kerangka Pendidikan Nasional”
DISUSUN OLEH : NAMA : LINDA PANDINI NIM : 243114907050
NO. UKG : 201699431460
PPG GURU TERTENTU TAHAP 1 TAHUN 2025
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Pendahuluan
Pendidikan nasional tidak hanya berorientasi pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter peserta didik. Dalam era globalisasi dan krisis nilai, internalisasi pendidikan nilai menjadi elemen penting dalam membentuk insan yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan memiliki tanggung jawab sosial. Tujuan pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menekankan pentingnya pengembangan potensi peserta didik secara utuh. Oleh karena itu, strategi internalisasi nilai dalam pembelajaran menjadi aspek yang tak
terpisahkan dalam sistem pendidikan Indonesia.
Pemahaman Bermakna
Internalisasi nilai dalam pendidikan adalah proses menanamkan nilai-nilai dasar yang membentuk watak dan kepribadian peserta didik melalui berbagai
pendekatan pendidikan. Nilai-nilai tersebut meliputi nilai religius, kejujuran, disiplin, tanggung jawab, peduli, dan cinta tanah air. Dalam kerangka
pendidikan nasional, internalisasi nilai dilakukan melalui pembelajaran yang bermakna, keteladanan guru, pembiasaan sikap positif, serta penciptaan budaya sekolah yang kondusif. Pendidikan nilai bukanlah pengajaran satu arah,
melainkan proses dialogis yang mendorong peserta didik memahami, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai dalam kehidupan nyata.
Bagaimana Menerapkan
Penerapan internalisasi pendidikan nilai dapat dilakukan melalui beberapa strategi konkret, antara lain:
• Integrasi nilai dalam setiap mata pelajaran: Guru tidak hanya mengajarkan materi akademik, tetapi juga menyisipkan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran. Misalnya, mengajarkan nilai kerja sama saat proyek kelompok, atau kejujuran saat penilaian.
• Keteladanan guru dan tenaga pendidik: Guru menjadi role model dalam berperilaku, berbicara, dan bersikap.
• Pembiasaan dalam kegiatan sehari-hari di sekolah: Seperti upacara bendera, program literasi, saling menyapa, menjaga kebersihan, dan kegiatan keagamaan.
• Pendekatan reflektif dan partisipatif: Memberikan ruang bagi peserta didik untuk merefleksi dan mendiskusikan nilai-nilai kehidupan, baik melalui cerita, studi kasus, maupun problem solving.
• Pelibatan keluarga dan masyarakat: Pendidikan nilai tidak hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga lingkungan keluarga dan masyarakat.
Dengan strategi-strategi tersebut, diharapkan pendidikan nilai tidak hanya menjadi slogan, tetapi mampu membentuk karakter peserta didik sebagai profil pelajar Pancasila yang sejati.
Aksi Nyata
saya menerapkan internalisasi pendidikan nilai melalui praktik nyata di kelas.
Misalnya:
• Mengintegrasikan nilai gotong royong dan tanggung jawab dalam pembelajaran proyek kelompok.
• Membiasakan budaya salam, senyum, dan sapa di awal dan akhir pembelajaran.
• Memberikan ruang refleksi setelah pembelajaran melalui pertanyaan:
"Apa nilai kehidupan yang kalian pelajari hari ini?"
• Melibatkan orang tua dalam kegiatan pembelajaran karakter seperti
“Pekan Kebaikan di Rumah” untuk mendukung konsistensi nilai antara rumah dan sekolah.
• Menyusun papan nilai di kelas yang memuat nilai-nilai utama (jujur, tanggung jawab, peduli) sebagai pengingat visual setiap hari.
Refleksi Pembelajaran
Setelah mempelajari materi tentang internalisasi pendidikan nilai dalam kerangka pendidikan nasional, saya menyadari bahwa pendidikan tidak dapat dilepaskan dari dimensi moral dan karakter. Sebagai guru masa depan, peran saya tidak hanya mengajar konten akademik, tetapi juga menjadi fasilitator pembentukan karakter peserta didik. Materi ini membuka kesadaran bahwa krisis nilai yang terjadi di masyarakat berakar pada lemahnya pendidikan nilai di satuan pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan nilai harus menjadi bagian terintegrasi dalam setiap proses pembelajaran.
Refleksi mendalam saya terletak pada urgensi menjadikan guru sebagai figur teladan. Nilai-nilai tidak bisa hanya diajarkan secara teoritis, tetapi harus dicontohkan dan ditanamkan melalui kebiasaan dan interaksi sehari-hari. Saya belajar bahwa pendekatan internalisasi nilai memerlukan konsistensi dan kolaborasi, baik dengan sesama guru, orang tua, maupun masyarakat sekitar.
Dalam praktiknya, saya mulai menyisipkan nilai-nilai seperti kerja sama, tanggung jawab, dan kejujuran ke dalam kegiatan pembelajaran. Saya juga membuat kesepakatan kelas yang berisi komitmen nilai bersama. Tantangannya adalah bagaimana menjaga kesinambungan dan kedalaman pemaknaan oleh peserta didik, namun saya percaya bahwa melalui strategi yang tepat, perubahan kecil dapat menjadi besar. Pendidikan nilai bukan hanya tugas tambahan,
melainkan jiwa dari pendidikan itu sendiri.
Umpan Balik
Jurnal ini sudah menggambarkan keterkaitan antara peran guru dan pentingnya nilai dalam pendidikan. Saya sangat terinspirasi dengan
aksi nyata seperti . Ristin Wahyuni, S.Pd
Bagian strategi penerapan nilai sangat aplikatif. Akan lebih lengkap bila ditambahkan indikator keberhasilan dari
internalisasi nilai dalam kelas, misalnya perubahan perilaku atau respons siswa.
Eni Suhaeni, S.Pd
DOKUMENTASI DISKUSI DENGAN TEMAN SEJAWAT