IFRS, KONSENSUS
AKUNTANSI
DANIMPLIKASINYA UNTUK PENDIDIKAN AKUNTANSI
Oleh: Hermadi WidUanto
lnlisa : Sludi ini ditujukan untuk melihal kesiapan
pendidikanAkunlansi
dalam mempersiapkanpara
akunlan untuk nelakukanmigrasi
dasar akunlansi,dari IIS
GAAP kepada IFRS. Kebuluhannigasi ini
diptcu dengan terbukanya perdagangan Global, yang nenyebabkan lerbukanya peluang pasar yang semakin besar dan luas,hal ini
tentunyamenimbulkan sualu permasalahan baru dari segi pelaporan akunlansi.
Bagi pentsahaan muhi nasional yang memiliki cabang
di
berbagai Negara yangneniliki
kebijakan akuntmsi yang berbeda, masalah pelaporan keuangan menjadi sualukenfula lersendirl.
Manajemen berkepenlingan lerhadap laporan keuanganyang
dapal diperbandingkan,hal ini
tentutidak
bisa didapalkanjika
kehiiakan akuntansidi
berhagai Negara herhecla.lsu perbandingan
inilah
yang mendorong dibentuknya suatu kebijakan akunlansi glohal, yang memiliki standar yang sdma, dimanapun laporan keuangan tersebul dilerbilkan,seh ingga dimungkinkan rntuk me lakukan perbandingan laporan keuangan
Leu di atas lidak dengan mudah bisa dicapai, karena untuk bisa diseragamkan maka pemahaman akuntanpun harus sama, pendidikannya
pun meniliki
kurikulumyang
sama,universitas
yang
nenghasilkan akunlan,harus
memiltkr keseragaman menu pendidikan sehingga pembelqaran mi bisa dicapat.Konpilasi ini dilakukan pada 5 negara Asean yang memenuhi syaral bagi penerapon IFRS, dan menjadi lanlangan bagi Negara-negara lersebul untuk dapal menyediakan akunlan yang mampu berbahasa IFRS
Kata
hrnci:
IF-RS, Kelerbandingan, Konsensus Akunlansi, Pendrdikan AkunlansiI.
PENDAHULUANKeefektifan pasar dunia ini sangat terganiung pada penl ajian informasi keuangan l ang transparan. tcpat lvaktu. memiliki da1'a banding dan rele'r'an. Bukan han)'a investor dan analis
lang
mcmbutuhkan informasi sepertiini,
tetapi juga stakeholder larnnya (pekerja, suppliers, customers, institusi penyedia credit, bahkan pemerintah), tetapi pertanyaannya ialah bagaimana kebutuhan ini bisa terpenuhijika
perusahaan-perusahaan masih memakai tata cara, bentuk danE(ONOMlS: Jurnal Ekonomi dan Eisnis, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2009
prinsip pclaporar keuangan vang berbeda-beda?. Amerika memakai FASB dan US GAAp, Indonesia rncnrakai PSAK-nya
lAI, Uni
Eropa memakaiIAS dan IASB.
Solusi 1,ang ditarvarkan olehMuller
(Mueller 1963:I45)
adalah denganl)
membangun prinsip-prinsip akuntansi internasional, 2) membentuk badan internasional otoritas akuntansi yang permanen,3)
mendiskusikan dan menjelaskan permasalahan-permasalahan pada skala yang lebih luas.Itulah kira-kira )'ang melatar belakangi timbulnya gaung untuk mengadopsi IFRS belakangan ini.
Adopsi IFRS dan perubahaan dari GAAP ke IFRS saat
ini
menjadi suaru fenomenaglobal
1,ang merupakan suatu langkah yangcepat.
Australia, Russia, masyarakat Eropa, beberapa negara di Afrika dan Timur Tengah, dan negara Iainnya telah memberikan mandatori untuk perubahan menuju IFRS, sementaran Amerika Serikat,Afrika
Selatan, Singapura danMalavsia, yang masih
komit
pada standarlokal,
dan menggunakan standar internasional sebagai pembanding.Bagr pengusaha pada umumny.a.
lang
nrcnjadi bahan pertimbangan apakah akan beralih kc IFRS atau tidak adalah "Apakah implementasi IFRS akan menghasilan incremenlal bcncfit atautidak'l"
Tetapi bagi perusahaan-perusahaan l ang sudah go international memiliki cabang-cabang diluar negeri, atau ).ang memiliki partner dari Uni Eropa, Australia dan Russia dan bebcrapa MiJdle East countries, tentu sudah tidak punr a pilihan lain selain "mau tidak mauharus
mulai
berusaha menerapkan IFRS" dalam pelaporan keuangannl,ajika
masih mau berpartner dengan mereka..Perubahan tata cara pelaporan keuangan dari GAAP (atau PSAK atau lainnya) ke IFRS berdampak sangat luas.
IFRS
akan menjadi "kompetensi rvajib-baru"bagi para
pekerla accountingSebuah tulisan David Nagy dalam Strategl,and Action Plan,to Enhance Corporate Financial Reporting in Bosnia and Herzegovina, dia mengatakan bahwa infiastruktur pelaporan keuangan yang penting tidak hanya penetapan standar, selengkapnya ada enam
pilar
yang mendukung infrastruktur pelaporan keuanganyaitu: l)
Accounting Standards,2)
Statuton' Frarnelork. 3)Monitoring&
Enforcement, 4)Education&
Training, 5)Accounting Profession&
Ethics dan 6) Auditing Standards. sebagaimana digarnbarkan dalam gambarl.
IFRS, Konsensus Akuntansi Dan lmplikasinva lJntuk Pendidikan Akuntansi 95
Importance of the flrrancial repofting infrastrrrctrrre not jLlst sta ndards
ii.r a, /\cr,rrrntl^a 8(, t.roa..:F;ril.r,r{tl
t:tlri{ie iitfi rrrlnrdi
Pilar ke
empat adalah merupakan salah satupilar
1-ang penting, )'ang dapat menopang infrastruktur pelaporan keuangan. Para praktisi dan akademisi tidak bisa hanl'a memberikan sebelah mata untuk pendidikan dan pelatihan, karena dan sinilah akan dilahirkan para praktisi dan akademisi l ang akan melaksanakan dan mengembangkan penelittan di bidang IFRS. Pilar Pendidikan dan pelatihan harus difasilitasi dan didukung untuk bisa berkembang selaras dengan prlar-prlar I ang larn. kita bisa ba.r,angkan.Ika pilar pendidikan dan pelatihan trdak mendapatkan perhatlan l ang serius, maka 1'ang bisa terjadi adalah seperti gambar 2. berikut iniAll pillars need to be strengthened
on /! Acr:or,rtl.,]
o, ofErslc{r &
'' E thlct
\.oFitorlr)o & E
"N'lengubah accounttng curriculum bukanlah pekerjaan nrudah' menlangkut banl'ak aspek Apakah anda
pikir
pafa decision maker curriculum )ang nota bena-n1'a adalah para gttru bcsar akuntansi r.ang sebentar lagi sudah akan memasuki masa rettred (pensiun) akan bersedia nrenunda masa pensiunnla hingga universitas sepenuhnla
IFRS rea@'!Nrl ua1.
bah-kannrungkin mcrcka akan memilih memPelcepat masa pensiunnlal '
Tetapi disisi lain komentar seorang dosen, ''Sa1'a seorang dosen akuntansi dari negara bagian Maryland, kebetulan saya seorang guru besar, setahu sa)-a, kami para dosen bukanlah
t
EKoNOMIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, volume 3, Nomor 2, oktober 2009
orang )'ang berpikiran sempit, kami siap menunda masa pensiun, begitu
kami
mendapat statement rcsmi dari bahrva FASB, SEC dan AICPA akan mengikuti IFRS". Rupanya kalangan akadenrisi dr United State masih "wait and see" sikap resmi dari institusi l ang mereka anggap sebagai kiblat. Tetapi setidakny a mereka siap untuk menunda masa pensiun untuk kepentingan generasi penerus mereka.Bagaimana dengan bapak-ibu dosen, guru besar, para tetua akuntansi, serta para penyelenggara
corPorat€ Frrra.rclal Rrilrrjrt
l rri, fr"rtrltst /rrfk
x'cla
stllk.rlrolde ra
Profesrsagrl
€(ilrc.,|tlaJrr, .rr.fi ln I rttt,
arrd
Frtlrrlc,
Ar.war'errrens Pendalaman Profesi Akuntansi, penyelenggara USAP,di
Indonesia dan negara asean yang terhormat'l Apakah ada 1'ang belum sempat membaca ketentuan-ketentuan IFRS') Apakah andapernah berpikiran untuk pelan-pelan
mulai
mengganti bahanajar
akuntansikita
menjadi berbasis IFRS-principles walaupun mungkin masih memakai GAAP-rules sedikit-sedikit? :-)Keterpaduan untuk bisa menghasilkan informasi ) ang memiliki dal'a banding, akurat.
relel'an dan tepat waktu membutuhlan kerja sama dari berbagai
pihak.
Kerangka pelaporan keuangan perusahaan yang sudah mengadopsi ketentuan internasional diharapkan dapat dibacaEducation, Training, Public Awareness
- Sufrr,.rrt
t<rtha rfhard Lav.l
A€co.ra'rt{aB*y Cur'r' iqirrhaur
- SuFpart lrr.lplErr}cf|t.tion oI an
f
rYtpirrvcd
Third
L€rrrgl cu rracNlrrrYl- Trrlnlrag frr} ttrt Judl<traly -
Pa.r blic
Ararsr'artaa*pfo€tratlt
dan dirnengerti dengan baik oleh stakeholder. Apa yang disajikan telah sesuai dengan ketentuan profesi l ang mengaturn)'a, dan tentunya bagi penl'edia informasi (akuntan) harus mendapat pendidikan
dan
pelatihanyang
memadai,untuk
mampu menl'ediakaninformasi
yangIFRS, Konsensus Akuntansi Dan lmplikasinya untuk Pendidikan Akuntansi
dibutuhkan. dengan demikian akan bisa diharapkan adanya peningkatan nilai perusahaan yang
tergamb
pada nilai saham, karena informasi yang disajikan memang bermanfaat bagi setiap pihak 1'ang terlibat dalam pengambilan keputusan yang ssategis'Berpindah
dari "GAAP" ke
"lnternational Financial Reporting Standards" akan berdampak besar terhadap cara berpikir kita dalam memahami akuntansi. Mulai dari unit.ersitl'.accounting course hingga corporate level, hendaknya dilihat sebagar tantangan bersama bagi kita semua (para pegiat accounting dan para akademisi)'
Major
accounlin|, schools'
lhe {Jniversitiesof
Texas, Illinois and lYisconsin-
wtll teach IFRS",kata Larry Rittenbcrg, Ph.D., Ernst&
Young professor, university of wisconsin.Hampir semua universitas yang menyelenggarakan jurusan akuntansi di semua negara bagian arnerika serikat telah memiliki kelas khusus IFRS, katanl'a. seperti
di
lansir oleh Financial erecutiveonline. Michael
Cangemi (Presidentdan CEO dari FEI)
mengatakan dalam tulisann!.a di '.March issue"
: "Thi.s means that all of the GAAP books you ovn. everything yott learne<l in college and in your enlire career will change"'Bagaimana dengan negara'negara
ASEAN lang mulai satu
persatu nlembuatkontitment untuk nrengadopsi IFRS dalam standar aliuntansi nastonalnya masing-masing sebagaimana runtutan
dunia global
sebagai konsekuensidari
persarnganglobal
apakah pendidikantinggi
mereka sudah membuat pefsiapanuntuk itu?
Apakah mereka sudah memperkenalkan dan memberikan bekal pengetahuan tentang IFRS pada mahasiswanya?Tujuan penelitian
ini
adalah untuk mengetahui kesiapan lembaga pendidikan akuntansi (formal dan non formal) dalam mempersiapkan program pendidikan untuk menghasilkan akuntan yang siap berkiprah dalam rencana adopsi IFRS dinegara-negara AseanPermasalahan dinyatakan dalam pertanyaan berikut
ini:
Apakah lembaga pendidikan tinggidi
Asean telah merespon adopsi IFRS dengan menyesuaikan kurikulum 1'ang dapat nrenf iapkan calon-calon akuntan dalam globalisasi?Lingkup dan Keterbatss&n
ASEAN
mempunvail0
negara anggota]'aitu
Singapore,Malal'sia,
lndonesia' Thailand. Philippines, Brunei, Vietnam dan Myanmar, Laos dan Cambodia.Beberapa informasi berikut yang menjadi dasar pertimbangan sehingga tidak semua anggota negara ASEAN digunakan dalam penelitran ini:
€xONOMls: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume 3, Nomor 2, oktober 2009 98
$
Laos dan Cambodia tidak menj adi anggota Asean Federation of Accountant (AFA)*
Mallory (2000) Vietnam mempunyar masalah besar dalam svstem informasi dan audit.Brunei
mempunl'ai perkembangan akuntansivang kurang sejak
badan profesi akuntansinl,a gagal mengorganisisr profesi akuntansi di negaran-va dan juga tidak ada standar akuntansi lokal di Brunei, Kurangnya informasi akuntansi di Myanmar.f
Tidak ada pasar modal Brunei dan Cambodia.*
Hanya adaI
universitas di negara Brunei, Cambodia, Laos dan Mvanmar.Saudagaran and Diga (2000) menemukan hanya lima negara ),ang mempunyai akuntansi dan
instrtusi Yang mengaturn-va dan standar akuntansi nasional yang
lebih
berkembang y,artuSingapura, Indonesia, Malaysia,
Pilipina dan
Thailand. Berdasarkandata di
atas kami memutuskan memilih lima negara tersebut sebagai sampel.Keuntu ngan (kelehihan) .iika mengadopsi IFRS
Kcuntungan utama
dari
pengadopsianIFRS
adalah meningkatkandala
bandinglaporan keuangan sehingga memungkinkan perusahaan multinasional mele$ati balas negara (Saudagaran. 2001). Bagi investor asing. pengadopsran IFRS akan membuat mereka rnenjadi
lebih
mudah memahami laporan keuangan perusahaan sehingga mereka dapat mengambil keputusan)ang
lebrh baik berdasarkan informasi tersebut.Hal ini
tidak dimungkinkan bila standar akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan tersebut tidak dikenal oleh investor.Empat
kantor
akuntan besar- selanjutnva mengatakan bahrva banvakdari
perusahaan- perusahaan 1'ang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan 1'ang signifikan dalam rangka memenuhi maksud mereka memasuki pasar modal dunia (global).Bagi perusahaan multinasional, keuntungan pengadopsian IFRS dapat ditinjau dari dua segi: dari segi bia-va d,an segi co,sl of capilal. Dari segi efisiensi bia1,a, perusahaan multinasional tidak perlu membuat mulliple reporling untuk memenuhi kebutuhan investor dalam negeri maupun luar negeri. Dengan satu standar (IFRS) 1'ang telah diakui oleh ban)'ak bursa saham di dunia. rraka perusahaan hanla cukup membuat satu \'ersi saja vang sangat menghemat bia]a perusahaan Dari segi cost of capilal, perusahaan akan mcmperoleh manfaat murahnl,a biala rnodal perusahaan karena kepercal aan investor menjadi semakin tinggi. Tingginla kepercal'aan
ini
tidak lepas dari semakin mudahnla laporan keuangan dipahami dan semakrn rendahnl aasimetri informasi. Keuntungan lain diperoleh negara ) ang tidak mempunyai sumberdal'a 1'ang
cukup untuk
men],usunshndar )ang
bermutu sehinggalebih baik
mengadopsi standar internasional 1'ang sudah ada daripada membuat sendiri. IFRS merupakan standar )'ang proseslFRs, (onsensus Akuntansi Dan lmplikasinya unluk Pendidikan Akuntansi
pcn\.usunann\a telah mele\\att tahap vang panjang sehingga standar terscbul trdak diragukal lagi untuk diadoPsi.
Drmpak penerapan IFRS terhadap Pendidikan
di
Negrtrt-negarrrASEA\
Progranr harnronrsasi slandar akultansi 1,ang drlakukan olch negara ASEAN tentu sala
akan bcrpcngamh terhadap pcndidikan akunlansr
di
pcrguruantinggi rang
adadi
ncgaratersebut. Dengau dermikian pembekalan pengetahuan tentang akuDtansi intemasional. dimana hannonisasi adalah salah satu lsu ) ang dipelajari, tentu saJa pcrlu dilaksan;rkan
Berikut ini adalah sl arat untuk menjadi akuntan publik di negara-negara ,\scan l ang disalrkan dalanr tabcl bcrtkut tni.
Tabcl 2.1. PcrsJ aratan l\tcn.iadi Akuntan Puhlik di Negara'neglra ASEAN
PersVarata n
Pendidikan
ln do n esia M a laysia
Ph ilip in a
singa pura Thailand
Ya
Ya
Ya
Tidak'
Ya
aegota NIACP.{ (]\
sunrhcr Ir,rverr NlilIehcsl. ]((){l 1:9 )
Yang menladi pertan) aan drsini adalah apakah matcri tersebut akan drbcrikan dalanr satu matakuiiah tcrtentu. atau cukup dirnasukkan kedalam salah satu trtatakuliah l ang telah ada
\lisalnra.
topik-topik akuntarlsl manajemen internasional. transfcr pricrng. dan pengukuran prestasi dapar dirnasukkan kedalam matakuliah akuntansi man3JCmenKalau
drladikan matakuliah tersendiri apakah sebagat matakuliah ua,]ib atau pilihan. dan apa matakuliah pra-Pengalaman Praktek
Keahlian
MinimumYa
Tidak *
Tidak*
Ya
5 tahun 3 tahun 3 tahun Tidak Ada 1,000 da lam
l
tahun100 EKONOMIS:iurnal Ekonomi dan Brsnrs, Volume 3, Nomor 2, Oklober 2009
\ang l slai uliru rSrrLgi,rpura) lang
svaratn)'a Lebih jauh lagi apa tujuan dari pengajaran akuntansi internasional dan apa saja isi (contents) dari matakuliah tersebut.
Di us,
Ahuntansi rnternasional terah dijadikan sebagai salah satu pra-syarat untuk mcndapatkan akreditasi Amencan Assembly of colrcgiate Schoor of Business (AASCB) sejak tahun 1974 (Sands&
Pragasam, 1993), waraupun sebenarnya beberapa universitas di sana telah mulai memberikan materiini
sejak awar r960an(Gay &
Roberts, 1984).Di
UK, matakuriah Akuntansi Internasional tidaklah harus dimasukkan kedalam kurikulum, tapi topik-topik yang berhubungan diborikan pada matakuliah akuntansi lainnya, dan menurutMintz
(r980) inilah .'"angideal, Artinya,
semestinya, menurutMintz,
tujuanjangka
panjang adalah semuamatakuliah akuntansi 1'ang bersifat domcstik perru di
internasionarisasikan. Karau internasionalisasi seluruh matakuliah akuntansi telah bisa dilakukan.tidak
perlulagi
adarnatakuhah akuntansi internasional secara khusus. Karenanya
Mintz
mengatakan bahwa pemberian secara khusus matakuriah akuntansi intemasionar adalah suatu langkah arval sebelum para akuntans akademisi mampu untuk mengintemasionarisasikan seruruh matakuliah akuntansi.Di
Australia, Akuntansi Internasional tidakrah merupakan suatu pra-s),arat bagi keanggotaan organisasi profesi akuntan. Dengan demikian hanya beberapa universitas saja y'ang memasukkan ini sebagai matakuliah di program bachelor, misalny.aGrffith uni'ersiq,
di Brisbane (Sands&
Pragasam, 1993). Akan tetapi untuk program master.
semua universitas baik di US, Eropa atau Austsatia menjadikan Akuntansi lnternasional sebagai suatu matakuliah tersendiriSejak Akuntansi Internasionar pertama kari diberikan di universitas yaitu pada tahun 1963
di
Universityof lllinois
at Urbana-champaign, setiap universitas merumuskan sendiri tujuan paedogogik dari pengajaran mata-kuliahini
(Sands&
pragasam, 1993; conorer et ar..199-l). Tentu saja perbedaan dalam tujuan
ini
menimbulkan pula perbedaan pada rancangan rnata-kuliah rtu sendiri. Isu rancangan matakuliah ini telah menjadi objek penelitian sejak lebih dari 20 tahun y'ang lalu, dimana setiap penelitian itu mencoba mengurutkan topik-topik lang dianggap penting oleh partisipan (pihak yangditeliti)
untuk diberikan. conover et al. (1994) mengungkapkan bahrva penelitian-penelitian tersebut dapat dikelompokkan atas dua. pertama vang menjadikan para akademisi sebagai partisipan dalam penelitiannya; topik apa 1,ang diduga penting oleh para akademisi. Kedua, yang mengungkapkan pandangan para akuntan praktisi:topik
apa yang diduga penting oleh para praktisi. Menurux Conoveret al.
(1994), pada kelompok pertama mereka merekomendasikan topik+opik berikut ini:IFRS, Konsensus Akuntansi Dan lmplikasinya Untuk pendidikan Akuntansi 101
*
Akuntansi Translasi Internasional (Transalation Accounting)* Praktek
Perbandingan Pelaporan Keuangan (ComparativeFinancial
Reporting Practices)*
Harga Transfer (Transfer pricrng.)*
Standar Aliuntansi lnllasi, (Accounting lnflation Standar)Penelitian 1'ang partisipannya adalah para manajer merekomendasikan toprk+oprk transaclion acco
nling
andforeign
exchange risk management, perpajakan. pembialaan (financing) perusahaan multinasional, dan foreignfnancial
\lalements. Bagi para manaicr topik+opik disklosur, etika, akuntansi inflasi dan harmonisasi tidaklah merupakan rsu lang pcnting. Walaupun mereka memberikan rekomendasi 1'ang berbeda. kcdua kclourpok penelrtran rur scpakat bah*'a akuntansr translasi merupakan toplk )'ang terpenting. Perbedaan persepsr antara para akademisi dan praktisi ini adalah masalah lama. Para akademisi berpendapat bah$a rnereka tidaklah harus mengikuti keingrnan para praktisr.tapi
haruslah bersikap pro'aktif (Conover el al.. 1994, p. 261). Topik-topik lain yang direkomendasikan oleh kedua kelompokpenelitian tersebut adalah, misalnya,
perbedaanmetodologi akuntanst.
pola'pola pengembangan akuntansi. manajemen modal kerja dan kas. serta analisis inlestasi aslng (lihat Sands&
Pragasam, I993). Sands&
Pragasm sendiri melakukan penelitian dengan meminta pendapat dan para mahasisua matakuliah akuntansi internasional pada program bachelor di UniversitasGiffrth,
Australia. Penelitianini
melaporkan ranking berdasarkan manfaat dari topik-topik tersebut menurut mahasisrva.Kubin (1973). dalam Sands
&
Pragasm, I993. memberikan suatu rekomendasi yangpcnting. taitu dia
mengatakanbahwa
pendidikanAliuntatrsi
lntemasional haruslah nrempertimbangkanempat hal: (l)
kebutuhan mahastsrrauntuk siapa
matakuliah itu diperuntukkan.(2)
matakuliah akuntansi internasionalitu
adalah nterupakan bagian lang tcrpadu dari keseluruhan matakuliah 1'ang diberikan, (3) persepsr dart masl arakat btsnis dan akuntan praktisr terhadap permasalahan akuntansi internasional.('l)
persepsi dari para pengaiar atas apa )'ang seharusnl,a diketahui oleh para mahasisrva. Kegagalan untuk mempertimbangkan salah satu dari ke empat halini
akan menyebabkan kegagalan dalam pendrdikan akuntansi internasional (Sands&
Pragasm, 1993).Hal lain
1'angjuga
menjadi perhatianbagi
parapeneliti
pendidrkan akuntansr rntcrnaslonal adalah kesiapan para pengajar.Di
negara 1'ang pendidikan akuntansin!a telah rna.;u sekalipun. pendidikan akuntansi internasional mengalamai hambatan kekurangan tenaga pengajar 1'ang memrliki pengetahuan )'ang cukup untuk mengasuh matakuliahrni
ApalagiEKONOMIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnrs, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2oo9
akuntan akademisl
vang berminat untuk
memfokuskan penelitiannl,apada
akunlansi internasional masih langka. Kalau kita perhatikan penjelasan diatas tadi. untuk merancang kurikulum mereka terlebih dahulu perlu melakukan penelitian untuk nengetahui topik-topikapa saja yang relevan bagi mereka.
Adopsi IFRS di Negara-negara ASEAN
Untuk negara yang berkembang, ada empat strategi dalam penentuan standar ).ang digunakan (Belkaoui,
2004
dalam Kusuma, 2007). Strategi pertama adalah pendekatan evolusioner Dalam pendekatan ini. negara berkembang membuat sendiri standar tanpa bantuan atau pengaruh dari luar. Strategi kedua adalah pendekatan rransfer teknologi akuntansi. Dalam pendekatan ini. negara berkcmbang bela.lar dari negara maJu sehingga terladr transfer teknologi l ang memungkinkan negara berkembang untuk membuat sendiri standar mereka. Strategi r angketiga adalah mengadopsi standar internasional Strategi
ini
vang sekarang paling banvak drgunakan oleh negara berkembang. strategl keempat adalah pendekatan situasional Dalam pendekatanini
negara berkembang mempelajari standar negara nraju dengan menganalisis prinsip dan praktik akuntansidi
negara majulang
cocok dengan latar belakangdi
negara berkembang.IFRS, Konsensus Akuntensi Dan lmplikasinva Uhtuk Pendidikan Akuntansi 103
lndoneria
T abel2 2 Status IFRS pada negara-negara ASEAN.
iFRSs not Perm ite d
No Stock exchange in Brunai FRSs are perrnifted but not often used
Reduced segment reporting disclosures
Exernption from applving tainting rule for a specific set of financral iustruurents Cornrnodil derir atir e contracts of mining companies as
of I
Januan 2l)()5 'grand fatheredlnsurance companies allorr ed to use another comprehensive set of accounting princi- ples (also described as Philippine Financial Reporting Standards)
C.mbodia No slock exchange in Carnbodia
Note I I
In adopting IFRSs as Phrlrpprncs Financial Reporting Standards tPFRSs). r arrous modrllca-
tions \\erc made to IFRSs including the follo*ing'transition rehef:
+ + + +
Domesric Listed Companies
IFRSt Aud I Reporl Companies
Use of lFRSr by
for All complience
FR5s nci Permitted IFRSi noi Permrtted No. Singapore FRSs
sumber: http\\www.iasplus.com
EKONOMIS: lurnal Ekonor.lr dan Bisnis, Volume 3, Nomor 2, Oktob€r 2009
Country 0omestic Linlisted
IFRSr Not lFRSs IFRSr
Permitted Permitted Required Req!rred Slal€s
Unlsted
with IFRS
Philippines x nore 11
Malaysia x
Singapura X note t3
x
Brun., Darussalam
x
x
IFRSr are permitte
X FRSs PermittPd
S
For banks, Iosses from sale of non-performing assets allorved to be amortised over aperiod of time
*
Some additional changes to IASB's pension. foreign exchange, and leases StandardsNote 13
Singapore has adopted national standards that are identical to IFRSs. including all recognition and measurement options, but in some cases effective dates and transition are different.
Companies that are based in Singapore but incorporated in another country are permitted to issue IFRS financial statement rather than Singaporc GAAP Statement
Dalam table
2.2
kita lihat bahwa pada scbagian besar negara-negara ASEAN belunr memperkenankan penggunaan IFRS didalam negaran)'a namun sebagaian besar negara-negara ASEAN Lelah memasuk-kan stardar intemasional tersebut kedalam standar akuntansi keuangan rregaran)a
misalnya Filipina dan Singapura sudah rnengadopsr v,ord-by-word IFRS. Untuk standarlocal,
Malaysia dan Thailand sudah mengadopsi sebagian secaravord-btLuord
IFRS sedangkan standar lainn1'a masih terdapat perbedaan. Indonesia berada pada tahap mengacu kepada IFRS dalam mengembangkan standar nasional (PSAK).Analisa Badan Institusi Akuntansi di ASEAN
Pelaku proses pen)rusunan standar pada karvasan ASEAN dapat dikelompokkan dalam
2
kategori!'aitu
Badan pemerintah dan Badanssasta
Badanini
bekerja bersama untuk mcngatus standar akuntansi vang dapat diterima olch sernuapihak
Tabcl 2 3 dan Tabel 2.l
mcnun;ukkan badan rnstitusi 1'ang
terlibat
dalam penr.usunan standardi
negara-negara ASEAN,IFRS, Konsensus Akuntansi Dan lmplikasinya untuk Pendidikan Akuntansi 105
Table 2.3: Gor''ernmeut Bodles
lorolr.e ln
Standard SettingOrBnlErthE Iadol+rir llala;-sir Phitippims Singrpo re Thrilerd CsEpaay
Iarv
administt
OI
[r$ c5bsd
Coordiaatin
g Board (BK?!!0
LaBsEiI oI
CornprDirs Exchragt Coormissicn
Regisuar
of Coopario
and Buriucrscs
Comrntrcc- Commcrcial RrgilEarioB
Sccuritcs oarkct rrguhlors
Capital
Nlrrk.l
Supcnisory AErncy (Baptpro)
Sccunt cs
Commi*ie
Srcuitiar aDd
!xchalgc Comrui:sior
\ron.t r)-.
Aurhariry oI- Sin gap orc
Stcumrs
and Escbarge Comsrissico
Accotntiry Law
idreirhcr
ot
Midru-w of Cotumerce- Commucial RegisE rtr oD
A(countents rcgistcirB body
LtrrusE-w ot Fi:raucr
.l\ral.y sian IDrEtutc of Arcouflads
ItotcssoDal Rcaulation Conrmi:sicn-
Board of
Ac cou.ntrEc!'
Public
Accounrants Boud\.lrEisEy of
ColDItlercc
-
Board of S{prniiioE.
oi Audidlg Practic c
GoyerEtlln t srctor bodits iavoh,din
staDdard- setting
Burl
lrrdontsia DL!ctorarc
o f TexBti.a
AccouDtrl{
Gtucral
!
Drpart8nllt of Malaysia
Ilc
BangkoScoral ng Phit, Tht Insuraocc
Collrnissiot ltcPublic
Svc
€om-srissiol,
Ttr Bureau of Iutcm:1 Rcvsrur
lfinisu-! of
fisaDce
Bi*
of Ttiilandp
EKONOMIS:lurnal Ekonomi dan Bisnis, Volrime 3, Nomor 2, Oktober 2009 105
O rga n izatio
l
Iodonesia Ilalaysir Philipphes Singapoie T hailarrl AccountiugStardard
S erriug Agcnry
Indoocsia Institure of Accountantr
Mala:/sia Accoullring Standud Board
Accourting Standudr Counc.il
Iastitutc of
CErtit-red Public Accounrarr
rof
Singaporc
Insritute ot' Certified AccorlltanI
s ard Auditors of
Thailand Stock
Excharge Authority'
Jal<.an a Stock Exchange and Surabaya Stock
Exclalgc
Ku a.la
Lumpur Stock Exchange
Philippire Stoct Exchaa ge (Manil a ord Ma-kari)
Stodi Erch aog c
of
Singapore
Seouiti Es
Excha.rgc ofThailand
Professional Accourtting Bo dv
Indouesia Instituteof
A cc ou.ntanr s
Malaysian Asroc.iariou of Certi6ed Public Actount alts
Plilippine Iusriturc o{
CmilLed Publi c Accoilntaats
Institure of Cenified Public Account a,rt s of
Singaporc
Inritute oi'
C errificd Accountart
s and Audirors of
Thailand PDvi,te
Sector Bo d1-
involved in Standud- Setria g
hdonesia Chamber of
Como erce and IRdus!ry
Mala_'',sir!.
Chamber
of
Commerce and Iltdusu-w
Finardal Executives Iostiture of
!hc Ph.i.[ippiuer
Siogapore Fedcratioo
of
Charnb crs
of
Commerce and Industry
Thai Chamber of
Commercc
Audit Standard-
Set til g
Indouesia Iastirute of
Acccuanalt s
Joir* MIA
and MACPA
Aud.iti4g Star:.drrds and Practicer Council
Institute of Cmified
Public Accountaru
sof
Siugapore
Institute Df Ccnifled Accountant
s and Auditors of Thailald
and DiEr, 3000.
Table 2.41 Private Bodies
luvolye
inSttrdard
SeftinKESI M PU LAN
Dalam
sebuahiklan
"AccountingJob
Vacancies" sudahada
perusahaan !'ang mensYaratkan "IFRSCapabili{r'.
Dari kebutuhan itu baik praktisi mauprm akademisl hans rnempersiapkan pendidikan baru,lang
memampukan seorang akuntan untuk bisa berbahasa IFRS. sehingga 1'ang menjadi pertanl aan berikutn]'a adalah:IFRS, Konsensus Akuntansi 0an lmplikasinya Untuk Pendidikan Akuntansi p.
107
Siapkah bidang pendrdikan akuntansl menl.ediakan akuntan
di
negara-negara ASEAN dalam rnenghadapi adopsi IFRS'lHermadi Widijanto, MSc
MI\I
AirAdalah Dosen Tetap dan Kajur Akuntansi
Fakultas Ekonomi, Unilersitas Advent lndonesia. Bandung DAF-TAR PUSTAKA
A
rtikel
Ashcroft Paul. Gia chevis. L \,lurphr smith (200u). Adrances rn
.{ccounting, lncorporporating in Intemational Accounting 24pp
139- l'11Adhikari Ajar. Man A
Flanigan. RasoulH.
Tondkar. A 11999)Sunel of
lntenational Accounting Educationln
theus
and some othercoultries.
Joumalof
Accounting Educalion. PP 175-189Albrecht.
\\'S.. DC
Clark. JN{. Smith.KD
Stocks& L\\i
\\'oodficld'(199'l)
An Accounting Curriculum for the Next Centuq . lssued tn Accountrng Educatron pp{tll
-125Bloom. R.
&
N'lA. Naciri. (1989). Accounting Standard Setling and Culture:A
Comparatir e/,nalysis of the
Umted States. Canada. England.\\'est Germanl'
Australia' Ne$Zealand. S$eden. Japan. and Sri.itzerland. Internatronal Journal
of
-\ccounting pp. 70- 97Burchell.
S. c.
Clubb.AG.
Hoprvood& J.
Hughes.(1980)
The Rolesof
.{ccounting in Organizations and Societl'. Accounting, Organizations and Socien pp' 5'27Chandler. RA ( 1992). The Inlemational Harmonization of -{ccounttng:
ln
Search of Influence.lnternatronal Journal of Accounttng. pp. 222-233 '
choi. FDS
& GG
l\{ueller. (1976) An Introduction to Nlultrnatronal Accounting EnglcrroodClifls
Preegcr Publtshcrs IncDoupnik.
s & l\lE. Tarlor
(1985). .dn Empirical lnrcstrgatronof
the obsenanccof
I-{SC Standards in Westem Europe. I\lanagement lnternattonal RevierrEmenl'onu. EN.
& Ga1.
SJ.. EC. (1992). Accountlng Harmonlsatron An Empincal Studlol
Measurement Practices
in
France. Germanl andthe UK''
'Accounting&
BusrncssResearch '19-5 8
Er'ans,TG,.METar.lor&oJ,Holzmann,(1994),tnternatlonalAccountrngandRcporting'
Ctncinnati : South'Western Publishing Co
108 EKONOMIS:lurnal Ekonomi dan Eisnls' Volume 3, Nomor 2' oktober 2009
Fech,er.
HHE. &
Kilgore,A.
(1994). The lnfluenceof cultural
Factorson
Accounting Practice. International Joumal of Accountingpp
265-277.Favere Michael, Marchesi (2000),
Audit
Qualityin
ASEAN, The International Journalof
Accounting vol 35 no.l pp
l2l-149
Goeltz, RK. (1991).
lnternationalAccounting
Harmonization:The lmpossible
(and unnecessary) Dream, Accounting Horizon pp. 85-88.Gokam' RY..
An
Investigation into the Needfor,
possibiritl,of,
and Meansof
Achreving International Harmonizationof
Accounting and Reporting practic€s.phD
thesis atGeorgia State university
-
college of Business Administration (Annfubor:
universitl, Microfi lms International, I 984).Grar'. sJ.
& cB.
Roberts. (Summer, 1984). International Accounting Education:A
Su^.e1.of
Universih Courses in the UK. Accounting and Business Research pp. 267-269.Hcaston.
PH & HI wolk
(1992). Toward the Harmonizationof
Accounting Standards: An Analltical Framerlork, Intemational Journal of Accounting pp.95-ll
IHoarau. C. (1995). lntemational Accounting Harmonization: American Hegemonl, or mutual recognition rvith benchmarks'i, The European Accounting Revierv pp. 217-233.
Hoprvood,
AG.
(1994). Accountingand
Everydal,Life: An
Introduction, Accounting.Organizations a:rd Society pp. 299-301.
Hopu,ood.
AG. &
P.Miller
(eds). (1994). Accounting as Social and Institutional practice.Cambridge; Cambridge University Press.
Kubin- KW. (1973). The Changing Nature
of
International Accounting Courses. International Journal of Accountrng Education&
Research, pp. 99-l I LKusuma.
IW
(2007) Pengadopsiut lhternational Financial Reporting Standard.s: Implikasi Untuk Indonesia Pidato Pengukuhan pada Jabatan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gajah MadaMillcr P &
Napies. C. (1993). Genealogiesof
Calculation. Accounting. Organizations andSocien.
pp
631-674.Itlucllcr C.
G(1963). The
Dimensionof the
International Accounting Problem. The Accounting Revierr'- r'ol. 38, no.l pp.l42-147Nagl' David, Strategl'and Action Plan to Enhance Corporale Financial Reporting
in
Bosnta and Herzegovino. Corporote Financial Reporting Specralist Europe and Centrql Asia RegionlFRs, Konsensus Akuntansi Dan lmplikasinya Untuk Pendidikan Akuntansi
Nobes. C.
& R
Parker. (1995). Comparative lnternational Accounting.Neu York.
prcntice Hall.Rezaee Zabihilloh, Josepth Z. Szendy and Robert C. Elmore (1997) Internarional Accounting Education: [nsights from Academicians and Practitiones, The Journal of Accounting vol.
32, no.I pp 99-l
l7
Rasyid- ER. (1994).
Researching ManagementAccounting-ln-Action
lnterpretive Anthropologl as a Methodological Discretion, The lndonesran Journal ofl Accounting and Business Societr,.fuvera,
JM.
(1989). The Internationalizationof
Accounting Standards: past problems and Current Prospects, International Journal of Accounting pp. 320-3.11.Samuels. J.M.
&
A.G. Pipers. (1985). International Accounting: A Sun e1.. Croom Helm.Sands. JS.
&
J. Pragasam. Students' Perceptions of the Usefulness ol Intemasional Accounting Coursc Contents An Ausr.ralian Studr,, lntematronal Journal of Accounting (1993) pp.325-l3l
Saudagaran.
Shakokh M,
andDiga,
JoselitoG
(1998) Accounting Harmonization inASEAN:
Benefits, models, andpolicf
iss'tes.Jtntnal of
AccountingAuditing
&T ctxotion, vol. 7, issue | . 2l -45.
Saudagaran, Shakokh M. and Diga, Joselito G. (1997) Accounting regulation in ASEAN:
A
choice betiveen the global and regional paradigms of harmonization. JrmrnaloI
lnternational Financial Management and Accounting,
Iol.
8. issuel.
l-32.Saudagaran.
Shakokh M,
and Diga, JoselitoG (2000) The Institutional Envirorrmentof
Financial Reporting Regulation in ASEAN, The Internationql Journal of Accounting,, vol. 35. issue.l. l-26.
Saudagaran, Shahrokh
M.,
and Diga, JoselitoG.
(1997) The impactof
Caprtal Market Developmentson
accounting regulatorvpolicl. in
emerging marketsA
Snrdt.of
ASEA^'. Researc, in Accounting Regulatian, Supplemenrl. l-18
Srnith. N'lA. Attitudes to\\ard lnternational Harmonization Effons:
A
Cross-Cultural Studr..PhD thesis at the Lousiana State Universiq, and Agricultrual and lv{echanical Collegc (Ann Arbor: Unilersitl, Microfilms lnternational, 1992)
Ster.en
M. Mintz. (1980)
lnternalizationof
the Accounting Curriculum. The Intemational Journal of Accounting Education&
Research, Vol.16 NoI
pp.l37-l_i2Tang. Q. (1994). Economic Consequences
of
the lntemational Harmonizationof
Accounting Standards: Theoq, and its Chinese Application, Intematronal Journal of Accounting pp 146- 160.EKONOMIS:rurnel Ekonomi dan Bisnis, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2OO9 110
Teresa
L.
Canover. Stephen Salter&
JohnE.
Price. (199,1). Intemational Accounting Education:A
Comparison of Course Syllabi and CFO Preferences, Issues in Accounting Education, Vol 9 No. 2 pp.259-270.Tondkar Rasoul
H, Ajay
Adhikari, EdvardN.
Coffman (1994), Addingan
lnternational Dimension to Upper-Level Financial Accounting Courses by Utilizing Foreign Annual Reports, Issues in Accounting Education, vol 9 no.2 fall, pp.27l-281Weh-sites
htlp ://rvu.t. deloitteao,conr htto://rvrnr'. finex. ors. oh./
http://rr'$rr'.iasc.ore.uk http://r"wrv. iasplus.com/countny'indonesi. htm http://rlsrv. iasplus.c
htlp:/Avrlrv iasolus.com/countrv/philiooi.htm http;//u rrrv.iasolus.com/countrry'sinsapor.htm htto : /Aslrv. iasplus. com/countny'thailand. htm
http://$,w'w. sec. or. th,/enelish version/about the sec,4ristorv/historve. html hft! ://s u,'rv. s es . com . s s
http iien.rvikipedia.ore
http :,/,/s srv. us-asean. ors/arthur/Thailand
http://putra-finance-accountine-taxation,bloespot.com/2008/06/aoakah-kita-siap-adopsi- ifrs html
[ttp-.-ll.rur.:&s-sd
http /,/rr rrrv. u orldbank.org/ifalrosc. html
http:i /consulting. masli com/index.php?option=com_content&'r'icu'=artrcle&id=45:asean- lcderatron-of-accountants-afa&catid= I :latest-nervs<emid=5
IFRS, Konsensus Akuntansi Dan lmplikasinya Untuk Pendidikan Akuntansi 111