• Tidak ada hasil yang ditemukan

LOMBA KARYA TULlS ILMIAH

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "LOMBA KARYA TULlS ILMIAH "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LOMBA KARYA TULlS ILMIAH

TICGKAT PFRGURUAN TlNGGl F5-KALIMANTAN

"Pakna Hijrah bagi Milenial"

STAI RAKHA AMUNTAI. 05 OKTOBER 2C

SEKOLAH TlNGGl AGAMA ISLAM RASYlDlYAH KHALlDlYAH ( STAl RAKHA ) AMUNTAI

Jln. Rakha Pakapuran RT. 3 Amuntai Kab. Hulu Sungai Utara Propinsi Kalimantan Selatan 71471

(2)
(3)

Proceedings “Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se-Kalimantan 2019”

STAI Rakha Amuntai i

KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah atas ridha dan rahmat Allah swt. STAI Rakha Amuntai diberi kesempatan untuk melaksanakan “Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se Kalimantan”

tahun 2019. Shalawat dan salam seyogyanya selalu dihaturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw.

Atas nama pribadi dan lembaga, saya menyampaikan penghargaan dan selamat kepada para peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se Kalimantan atas terpilihnya tulisan kalian dalam 14 terbaik yang akan diprosedingkan dari 40 tulisan yang masuk dari berbagai Perguruan Tinggi yang ada di Kalimantan. Saya percaya, apa yang kalian telah lakukan merupakan pengalaman yang akan sangat bermanfaat untuk masa depan.

Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se Kalimantan ini mengambil tema

“Makna Hijrah bagi Generasi Milineal” karena bertepatan dengan pekan Muharram yang selalu menjadi agenda tahunan Pondok Pesantren Rakha yang diisi dengan berbagai kegiatan dalam rangka memeriahkan Tahun Baru Islam dengan berbagai lomba di antaranya lomba karya tulis ilmiah ini. Adapun tujuan dari kegiatan ini diharapkan para mahasiswa/i dapat memahami hakikat dan makna hijrah itu sendiri sehingga mereka tidak salah jalan dalam menentukan pilihan yang sesuai dengan ajaran Islam.

Setelah proses panjang, proceedings Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se Kalimantan ini selesai dipublikasikan dan dapat kita baca bersama. Proses panjang publikasi proceedings ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya selaku Ketua STAI Rakha Amuntai mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada berbagai pihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terkhusus kepada seluruh Perguruan Tinggi yang mendukung acara Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se Kalimantan dengan mengirimkan para mahasiswa/i yang berbakat untuk menyampaikan artikelnya pada lomba ini.

Di akhir kata pengantar ini, saya memohon maaf apabila kegiatan ini masih banyak memiliki kekurangan, termasuk apabila ada beberapa kesalahan redaksi dalam proceedings ini. Namun demikian, kita terus berusaha untuk memberikan yang terbaik. Tentunya kritik dan saran sangat diharapkan agar kedepannya semakin baik dan terus lebih baik. Semoga dapat memberikan manfaat dan kebaikan agar menjadi umat manusia yang rahmatan lil `alamin.

wassalamu`alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Amuntai, Desember 2019 Ketua,

Drs. H. Taufikurrahman, M.M.Pd

(4)

ii Proceedings “Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se-Kalimantan 2019”

STAI Rakha Amuntai

(5)

Proceedings “Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se-Kalimantan 2019”

STAI Rakha Amuntai iii

DAFTAR ISI

A. Kata Pengantar ... i B. Daftar Isi ... iii C. Daftar Artikel

1. Studi Deskriptif Trend Hijrah Milineal

Munawarah ... 1 2. Salah Persepsi Hijrah Di Kalangan Milenial

Mega Aprilianingsih dan Husna Sa’adah ... 11 3. Modernisasi Konsep Hijrah dalam Bingkai Milenial

M. Noor Aspihan ... 19 4. Hijrah Generasi Milenial dalam Mempersiapkan Bonus Demografi

Indonesia

Eka Dahliani ... 29 5. Makna Hijrah dalam Iklan Pasta Gigi Sasha (Analisis Kritis Iklan Pasta

Gigi Sasha)

Sakdah, Suhaibah, Zahratun Nisa ... 37 6. Hijrah Sebagai Titik Balik Pembaharuan Mental Bagi Generasi Milenial

Siti Ruqiah ... 43 7. Strategi Dakwah Hijrah Zaman Now

Muhammad Ikhsan Fadil ... 53 8. Hijrah Bukan Hanya Sekadar Lipstick Belaka

Shalihatu Rahmah ... 63 9. Makna Hijrah dan Konstruksinya dalam Konteks Kekinian

Amalia ... 75 10. Solusi Qur’ani terhadap Problematika Tren Hijrah Pada Generasi

Milenial

Santia Widya ... 85 11. Hijrah Milenial; Kesalehan Berkiblat Popularitas

Rini Nisponi ... 95 12. Perkembangan dan Tantangan Hijrah Islami Milenial Di Kampus

Noor Resti Ariani ... 101 13. Studi Tentang Penyakit Sakit Jiwa (Iri, Dengki, Gila Harta) Sebagai

Penghambat Utama Dalam Pelaksanaan Hijrah dalam Perspektif Al- Qur’an (Kajian Teoritis dari Ustadz Ashaari Muhammad)

Siti Mardiyah ... 109 14. Hubungan Antara Hijrah dan Istiqamah Pada Generasi Milenial

Asih Wulandari ... 121

(6)

iv Proceedings “Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se-Kalimantan 2019”

STAI Rakha Amuntai

(7)

Proceedings “Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se-Kalimantan 2019”

STAI Rakha Amuntai 1

STUDI DESKRIPTIF TREND HIJRAH MILINEAL

Munawarah STAI RAKHA Amuntai [email protected]

Abstrak

Fenomena hijrah dikalangan generasi milinel begitu hangat diperbincangkan. Munculnya kesadaran pada generasi milineal akan tujuan hidup hingga berkeinginan untuk menjadi lebih baik. Kata hijrah juga dikaitkan erat dengan perkembangan teknologi. Lantaran begitu mudahnya mendapatkan konten-konten penyebaran ajaran Islam melalui media sosial. Selain itu, micro celebrities muslim juga menjadi komponen penting menghadirkan identitasIslam dalam budaya populer. Untuk itu, fokus permasalahan ini adalah bagaimana trendberhijrah dikalangan milineal.Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan, yaitu pengumpulan datanya dilakukan melalui tempat-tempat penyimpanan hasil penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, yaitu buku-buku referensi yang dapat dipertanggung jawabkan. Pemeriksaan keabsahan data cenderung menggunakan teknik triangulasi teori. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisis isi, yaitu menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis. Diharapkan generasi milineal bersungguh-sungguh dalam berhijrah agar mampu menghadapi tantangan dan tidak guncang komitmen diri.

Kata Kunci: Hijrah, Milineal, Media Sosial, Micro Celebrities

A. PENDAHULUAN

Hijrah merupakan salah satu fenomena yang sedang mewabah di kalangan milineal.

Hijrah merupakan urusan yang berat dan sulit. Terdapat banyak rintangan untuk melakukannya, karena berbuat baik itu jauh beribu-ribu kali lebih sulit dibandingkan dengan berbuat jahat, maka dari itu Allah menjanjikan surga-Nya, oleh karena itu hijrah mempunyai kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah SWT. Hijrah pun kini seakan menjadi trend atau gaya hidup kebanyakan orang. Bisa kita ketahui, bahwa dampak dari maraknya hijrah kini banyak brand-brand yang mengeluarkan produknya dengan mengaitkan pada fenomena hijrah, seperti produk kecantikan, fashion, dan lain-lain. Bahkan tak jarang ada perlombaan yang bertemakan hijrah atau beraromakan keagamaan. Melihat pada penjelasan diatas mengenai hijrah, sesungguhnya hijrah atau berhijrah itu tidaklah mudah, tetapi kepopuleran mengenai hijrah tidak akan hilang begitu saja, bahkan cenderung meningkat. Hal tersebut dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan teknologi.

Saat ini internet sangat mudah untuk diakses, tidak sedikit pula orang yang mem- publish foto, video dan kata-kata yang bersangkutan dengan hijrah melalui sosial media, youtube dan web. Belum lagi dengan banyaknya musisi, artis atau public figure yang berhijrah dengan merubah penampilan juga perilakunya. Hal-hal tersebutlah yang menunjang

(8)

Munawarah

2 Proceedings “Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se-Kalimantan 2019”

STAI Rakha Amuntai

munculnya fenomena hijrah dikalangan remaja.1Di media sosial para milenial muslim memberikan konten-konten islami pada jejaring sosial media yang mereka miliki agar dapat memotivasi diri sendiri maupun orang lain untuk berhijrah, dan juga terlihat dari perubahan pakaian-pakaian yang mencirikan sebagai umat islam, khusunya pada perempuan yang terlihat berpakaian sesuai dengan syariat islam atau setidaknya menutup aurat, mengubah tampilan berpakaian memang tidak mudah maka perlu motivasi yang kuat dalam diri individu yang menyiratkan bahwa dengan pakaian yang baik akan merubah perilakunya menjadi lebih baik dengan proses-proses yang dijalani.2

Hijrah sangat berkaitan erat dengan komunikasi karena dalam kehidupan sehari-hari baik disadari maupun tidak komunikasi adalah bagian yang tak terlepas dari kehidupan manusia. Dengan adanya komunikasi intrapersonal kita dapat mendekatkan diri kita dengan sang pencipta melalui shalat dan berdoa, serta adanya komunikasi interpersonal antara individu dengan individu lainnya atau bisa juga melalui acara kajian keagamaan kita dapat berbagi dan bertukar informasi yang dapat mempengaruhi satu sama lainnya. Nantinya akan menimbulkan kemungkinan seperti mempermantapkan hubungan kemanusiaan, meneguhkan maupun mengubah sikap dan perilaku orang lain.3

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan, yaitu pengumpulan datanya dilakukan melalui tempat-tempat penyimpanan hasil penelitian. Penelitian jenis ini salah satunya memuat beberapa gagasan atau teori yang saling berkaitan secara kokoh serta didukung oleh data-data dari sumber pustaka.

Sumber penelitian kepustakaan ini sebagai bahan kajian yang berupa jurnal penelitian ilmiah, skripsi, tesis, artikel, buku teks yang dapat dipertanggungjawabkan asal usulnya, seperti laporan/kesimpulan seminar. Selain itu, penelusuran pustaka ini melalui komputer atau data komputer. Dengan kata lain, sumber penelitian kepustakaan bisa juga dalam bentuk digital seperti dari website. Beberapa data-data pustaka tersebut dibahas secara mendalam dan teliti, dalam rangka sebagai pendukung atau penentang gagasan atau teori awal untuk menghasilkan kesimpulan. Kesimpulan penelitian kepustakaan ini diperoleh dengan cara mengumpulkan data/informasi dari berbagai sumber pustaka kemudian diolah dan disajikan dengan cara baru untuk memperoleh kepentingan yang baru. Penelitian ini tidak hanya mengumpulkan data saja, tetapi perlu aspek-aspek lain seperti rumusan masalah, landasan teori/kajian pustaka, analisis data, dan pengambilan kesimpulan guna menemukan keutuhan.4

Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, yaitu buku-buku referensi yang dapat dipertanggung jawabkan. Pemeriksaan keabsahan data cenderung menggunakan teknik triangulasi teori. Triangulasi teori adalah penggunaan sejumlah

1 Nadya Tia Silvani. Konstruksi Makna Hijrah Dalam Berperilaku Di Kalangan Mahasiswa Di Kota Bandung (Studi Fenomenologi Mengenai Konstruksi Makna Hijrah Dalam Berperilaku Di Kalangan Mahasiswa Di Kota Bandung).https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/797/jbptunikompp-gdl-nadyatiasi-39818-11-unikom_n- l.pdf. Diakses pada hari Rabu, 18 September 2019. hal. 3-6

2 Suci Wahyu Fajriani, Yogi Suprayogi Sugandi. Hijrah Islami Milenial Berdasarkan Paradigma Berorientasi Identitas. Universitas Padjadjaran. SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Sosiologi, Vol. 3, No.2, Juni 2019, hal. 85

3 Op.cit., Nadya Tia Silvani. hal. 3-6

4 A. Rifqi Amin, Penelitian Kepustakaan (Library Research), Website Banjirembun.com, https://www.banjirembun.com/2012/04/penelitian-kepustakaan.html?m=1.

(9)

Studi Deskriptif Trend Hijrah Milenial

Proceedings “Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se-Kalimantan 2019”

STAI Rakha Amuntai 3

perspektif atau teori dalam menafsir seperangkat data. Atau memilih satu atau beberapa proposisi yang masuk diakal dan relevan dengan masalah yang dikaji.5 Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisis isi, yaitu menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis.

C. PEMBAHASAN

1. Berhijrah: Niat, Tantangan, Dan Gadget a. Niat dan Akhlak

Hijrah tidak bisa dilepaskan dengan niat. Itulah kenapa dalam hadis populer disebutkan bahwa “segala amal tergantung pada niat.” Selanjutnya, disebutkan bahwa “…siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-nya maka dia akan mendapatkan Allah dan Rasulnya.” Pun demikian sebaliknya jika hijrahnya mengejar dunia, dia dapat juga dunia itu.Berarti, niat sangat penting bagi mereka yang berhijrah. Setelah niat, mereka melanjutkan dengan akhlak mulia. Maka, banyak anak-anak milenial yang mulai membatasi komentarnya, memosting video pengajian, atau menggunakan kosakata Islam (dan Arab) sebagai tanda identitas mereka.

Tentu saja yang tak terlupakan adalah dalam pakaian. Akhlak mulia diperlihatkan dalam pemilihan pakaian. Di antara yang pakai hijab kecil, sedang, bahkan ada yang pakai cadar. Jika dulu orang bercadar agak malu menampakkan dirinya, kini sudah berubah. Milenial yang bercadar tidak ragu untuk berfoto, tampil modis, dan menampakkan fotonya di media sosial. Tubuh bercadar bertransformasi dari sesuatu yang punya “aturan ketat” menuju “otonomi tubuh”, yaitu tubuh yang dapat ditampilkan lewat media foto, video, dan lain sebagainya.

Singkatnya, cadar bukan alasan untuk tidak modis, bahkan kini tak jarang yang turun ke jalan dalam demonstrasi sesuatu yang dulu jarang sekali kita lihat.6

b. Tantangan Internal Berhijrah

Godaan pertama adalah niat dan motivasi hijrah. Apakah hijrah kita karena Allah? Atau hanya sekedar ikut trend. Faktor niat merupakan faktor krusial dalam hijrah. Ketika seorang hijrah karena Allah, maka tugas selanjutnya adalah menjaga kelurusan niat hingga akhir. Namun jika hijrah dimulai tidak karena Allah, maka segeralah untuk merubahnya, karena hijrah tanpa niat yang ikhlas bagikan musafir yang mengisi tempat minumnya dengan pasir, memberatkannya namun tidak memberikan manfaat.

Godaan kedua adalah hawa nafsu. Setiap orang pasti menyimpan memori di dalam kenangannya. Ketika seseorang sedang sibuk menata diri tetiba setan datang menyelipkan kenangan berupa kemaksiatan yang dibalut dengan indah.

5 Felix Tani, Penelitian Kualitatif: Empat Tipe Triangulasi Dalam Pengumpulan Data, Kompasiana,https://www.kompasiana.com/mtf3lix5tr/5535a2946ea8347510da42d9.SELASA/penelitian-

kualitatif-024-empat-tipe-triangulasi-dalam-pengumpulan-data.

6Yanuardi Syukur, Mahasiswa Program Doktor Antropologi FISIP UI, Hijrah dan Halal: “Unsur WOW”

Muslim Milenial, indopos, Tulisan dibawakan pada “Open Talk Ramadhan” Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), di Jakarta, 9 Juni 2018. Jakarta Barat: 2018, https://indopos.co.id/read/2018/06/12/141049/hijrah-dan-halal-unsur-wow-muslim-milenial/

(10)

Munawarah

4 Proceedings “Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se-Kalimantan 2019”

STAI Rakha Amuntai

Maka, hawa nafsu kembali bergelora dan menoleh kembali pada masa lalu yang telah terkubur.Salah satu penyakit yang sering muncul adalah tindakan mencuri kesempatan untuk bernostalgia dengan masa lalu. Tinggalkan masa lalu, jangan menoleh terlalu lama, jadikan masa lalu sebagai kenangan untuk berubah lebih baik lagi, bukan untuk kembali berkubang di lubang yang sama.

Godaan ketiga adalah futur. Rasa futur akan menjangkiti jika proses hijrah dan segala aktivitas di dalamnya hanya berlalu seperti rutinitas biasa. Jadikan semua aktivitas lebih bermakna, sering-seringlah bertemu dengan teman seperjuangan untuk menguatkan azzam untuk berhijrah. Proses perubahan yang memakan waktu lama kadang menjemukan, apalagi kesulitan-kesulitan yang dialami di tengah jalan ketika proses hijrah. Maka, futur pun menyelimuti hati dan rasa malas menguasai diri. Ketika itu terjadi,jangan segan-segan untuk berbagi rasa dan cerita dengan teman yang sejalan bukan dengan teman yang mengajak kepada kemaksiatan.7

c. Gadgetmu adalah Ujianmu

Hati-hati dalam menggunakan gadget adalah bentuk pengendalian diri dari hawa nafsu yang buruk. Sebagai seorang penghijrah, isigadget dengan murottal Al Quran, siaran dakwah, forum Islam, dan hal lainnya yang bermanfaat.



































“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung jawabannya.” (Q.S. Al-Isra’ : 36)

Dari ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa muslim tidak boleh mengikuti sesuatu tanpa mengetahui kebenarannya. Pada era canggih ini, manusia dimanjakan dengan teknologi yang serba instan. Tak terkecuali dalam mencari ilmu. Ketika menyelami mesin telusur internet, kita bisa mendapatkan ilmu apapun dari segala bidang, termasuk ilmu agama. Tetapi, kaum milenial sering menyerap ilmu agama dari internet tanpa berguru pada ulama. Akibatnya, mereka yang belajar agama secara otodidak merasa dirinya sudah memahami ilmu yang dipelajari. Padahal, ilmu agama di internet tidak terjamin kebenarannya. Kita tidak bisa membedakan sumber mana yang benar dan mana yang salah. Oleh karena itu, harus didampingi guru dalam belajar ilmu agama.8

2. Hijrah di Kalangan Muslim Milenial

Makna hijrah ala anak milenial sekarang dikonotasikan dengan bertaubat dan cenderung ke perubahan fashion seperti memakai gamis, bercelana cingkrang, menumbuhkan jenggot, cadar dan simbol keagamaan sebagai wujud ketaqwaan bagi mereka untuk berhijrah. Idealnya kontekstualisasi praktik berhijrah ala anak milenial

7 Dhani El_Ashim, Jalan Berliku Hijrah Milenial, kiblat.net, 2018, https://www.kiblat.net/2018/11/17/jalan- berliku-hijrah-milenial/

8Anggun Hapsari,Hijrah Kekinian di Zaman Milenial, Suaramuslim.net,https://suaramuslim.net/hijrah- kekinian-di-zaman-milenial/

(11)

Studi Deskriptif Trend Hijrah Milenial

Proceedings “Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se-Kalimantan 2019”

STAI Rakha Amuntai 5

dengan cara tidak langsung memahami sebuah perbedaan. Menciptakan kerukunan dan persaudaraan. Memanfaatkan media sosial sebagai alat silaturahmi antar muslim untuk menebar perdamaian dan tukar gagasan. Berikut ini dipaparkan data-data terkait dengan trend hijrah di kalangan muslim milenial agar memperkuat dalam penelitian ini:

a. Trend hijrah data dari buku Muslim Milenial

Di level internasional pada tahun 2016 riset mengenai Muslim milenial ini pernah dilakukan sebuah projek bernama muslim milenial Attitude on Religion and RelegiusLeadership. Hasil dari riset tersebut bahwa generasi muslim milenial memandang agama sebagai sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan mereka.

Tak hanya itu, identitas keagaaman juga dipandang sebagai sesuatu yang perlu mereka tampilkan di ruang publik bukan semata hanya sebagai domain privat yang menyangkut spiritualitas. Jika melihat fenomena menggeliatnya semangat beragama yang tumbuh di kalangan urban, dengan munculnya berbagai pengajian, kajian-kajian agama di dunia maya, menguatnya dengan julukan trend fashoin muslim, hingga gebrakan industri halal yang digawangi anak-anak muda, hal ini jelas sejalan dengan cara pandang kaum muslim milenial terhadap ajaran dan identitas agama. Segala yang berhubungan tentang generasi milenial pasti berhubungan dengan Internet dan media sosial bukanlah persoalan kemasan belaka. Namun, generasi muslim memang hidup ditengah internet dan media sosial sebagai oksigennya atau hidupnya. Hal ini menjadi bukti bahwa medsos telah masuk ke ruang kehidupan masyarakat indonesia, terlebih generasi muda. Generasi muslim menggunakan media sosial sebagai oksigenya dan mereka menggunakan media sosial untuk menebarkan kebaikan dan ada juga yang menulis dimedia sosial tentang suatu kebaikan agar bisa menginspirasi setiap orang yang membaca dimedia sosial.

b. Trend “Berhijrah” Generasi Milenial data dari Husnul Atiya dalam blog alif.id

Anak milenial saat ini memaknai hijrah lebih pada perubahan sikap, gaya hidup dan tata cara berpakaian yang sesuai dengan syariat Islam. Apabila dicermati dengan seksama makna dari kata “Hijrah” yakni berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lebih baik. Hijrah dalam persepktif yang baru dimaknai lebih ke personal, yaitu perpindah dari diri dengan segala masa lalu buruknya ke diri yang baru dan fitrah. Generasi milenial yang berhijrah identik dengan perubahan yang disignifikasikan terhadap cara berpakaian, yang dulunya memakai jeans, dan pakian ketat, dan kini berubah menggunakan pakaian yang lebih syar’i, dengan kerudungan panjang dan lebar menutupi dada dan baju yang longgar, bahkan ada yang menggunakan cadar. Adapun hijrah oleh laki-laki adalah cenderung memanjangkan jenggot dan memendekkan celananya diatas mata kaki. Ada bermacam ragam motivasi berhijrah pada generasi milenial, umunya dikarenakan kegagalan dalam pencintaan misalnya, diputusin atau diselingkuhin oleh pacar mereka sehingga merasa terluka dan mendekatkan diri kepada Allah, agar segera digantikan dengan jodoh baru yang lebih baik. Ini juga bias dikatakan sebagai hijrah bagi mereka berubah yang dulunya sering pacaran dan saat ini lebih mendekatkan dirinya kepada Allah.

Ada pula yang memandang hijrah sebagai trend, sehingga untuk memperkukuh eksistensinya sebagai generasi kekinian yang islami, mereka juga ikut berhijrah.

Namun ada juga yang memang sungguh-sungguh dari awal ingin memperbaiki dirinya

(12)

Munawarah

6 Proceedings “Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se-Kalimantan 2019”

STAI Rakha Amuntai

dikarenakan kesadaran dari dalam diri, bukan dipengaruhi oleh kegagalan percintaan dimasa lalu atau ikut trend belaka. Ketika mereka memutuskan untuk berhijrah, mereka perlahan menarik diri dari pergaulan dan gaya hidup yang tidak bernapaskan Islam. Dalam hal ini dikarenakan esensi hijrah yang memang erat kaitannya dengan nilai-nilai islam yang religious. Menyadari atensi generasi milenial yang baru berhijrah dalam media sosial akhirnya memanfaatkan kesempatan dalam media sosial menjadikan akun-akun hijrah tersebut mengunggah gambar produk seperti gamis yang syar’i, kedurung dan cadar dan lain sebagainya.Akhirnya dalam mamaknai kata hijrah pada generasi milenial tidak hanya memindahkan gaya hidupnya yang dulu ke gaya hidup sekarang, tetapi juga bagian dari fenomena sosial untuk memperkuat identitas sebagai generasi yang hits versi syar’iyah.9

c. Konsep Hijrah Di Era Milenial data dari artikel yang ditulis oleh Heru Taufal

Dalam makna hijrah pada muslim milenial ini adalah berpindah menuju kehidupan yang lebih baik, berdasarakan syariat dan jaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Pada hakikatnya hijrah adalah semangat untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Mengingat pergaulan di era modern ini yang semakin mengarah pada hal yangbersifat negatif dan bertambah usia yang semakin mendekati akhir zaman. Hijrah merupakan solusi menuju kebahagiaan yang sesungguhnya. Bahagia bukan berarti kita bergelimang harta dan mampu melakukan apa saja yang kita mau. Dan bahagia yang sesungguhkan adalah ketengan hati dan jiwa menuju dalam hal kebaikan untuk merubah diri yang lebih baik.10

3. Hijrah Online: dari Media Sosial hingga Budaya Konsumsi

Media sosial yang menerpa generasi Milenial menjadikan salah satu lahirnya generasi yang menyukai kepraktisan dan kecepatan dalam belajar, bekerja, bahkan pada persoalanmengonsumsi gaya hidup. Begitu pula dalam diskursus agama Islam, kemudahan melakukan klik berita berlabel Islam, pengajian online, termasuk menjadi pengikut setia akun-akun berlabel ustadz atau ulama gaul tidak dapat lagi terelakkan.

Informasi mengenai larangan berpacaran hingga informasi mengenai hijrah sekarang sedang menjadi tren kaum muda urban karena tersaji dalam visualitasyang indah, praktis sekaligus renyah diproduksi dan dinikmati generasi produktif ini.11

Di Indonesia kita dapat menghubungkannya dengan fenomena hari ini, dengan lahirlah apa yang dinamakan “ulama online”. Ulama yang bisa dikategorikan micro- celebrities salah satunya Hanan Attaki. Ia memperkenalkan terminologi hijrah melalui kajian yang ia sebarkan melalui media sosial seperti Youtube dan Instagram. Produksi pengetahuan agama, dioperasikan melalui bahasa-bahasa yang telah dipilih sedemikian rupa bertujuan untuk mengkonstruksikan citra diri. Wacana merupakan bagian dari pengetahuan dibentuk berdasarkan relasi kuasa. Hijrah online pada media sosial dapat dilihat sebagai relasi kuasa, pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan marketing

9Distrian Rihlatus Sholihah. Trend Berhijrah Dikalangan Muslim Milenial (Kajian Ma’ani Al Hadith Dalam Kitab Sunan Al-Nasa’i Karya Imam Nasa’i Nomor Indeks 4996). Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Surabaya: 2019. hal. 27-32

10Ibid,. hal. 32-34

11Firly Annisa, Hijrah Milenial: Antara Kesalehan dan Populism, MA., MAARIF Vol. 13, No. 1 — Juni 2018, hal. 41

(13)

Studi Deskriptif Trend Hijrah Milenial

Proceedings “Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se-Kalimantan 2019”

STAI Rakha Amuntai 7

branding, dengan seperangkat pesan komunikasi yang menarik dan efisien. Bagaimana makna hijrah dikonstruksikan kemudian menjadi menarik karena berkaitan dengan wacana agama dan posisi anak muda dalam masyarakat. Melalui media sosial anak muda kemudian digambarkan sebagai entitas yang perlu diarahkan, diberi petunjuk karena mereka dianggap belum siap dalam mengambil keputusan. Melalui kemudahan teknologi, terbatasnya waktu dan tempat, media sosial mampu memberikan kemudahan akses informasi dengan satu klik dan menjadi bagian dari generasi milenial menampilkan dan mencari identitas diri dalam ruang publik.12

Hal yang menarik kemudian adalah bagaimana bingkai Hijrah itu di konstruksikan dan dimaknai oleh para micro-celebrities ini. Melalui tampilan simbolik, hijrah dimaknai sebagai cara menghadapi hidup yang rumit dengan cara-cara Islami. Salah satu cara tersebut adalah dengan menikah muda. Dalam akun @natta_reza micro-celebrities populer yang lain misalnya mengkonstruksikan pernikahan muda adalah salah satu bentuk kesalehan. Hijrah dengan menikah dimaknai sebagai perlawanan terhadap hawa nafsu dalam menghindari zina. Menyerukan menghindari zinah dengan menikah muda, menjadi komoditas yang marak di dengungkan oleh akun-akun micro-celebrities semacam ini.13

Microcelebrities menggunakan kemampuan dalam mengakses pengikutnya dengan legitimasi pengetahuan agama Islam, sekaligus pasar potensial. Hal ini didukung pula dengan akun-akun yang bertebaran di media sosial mengatasnamakan seperangkat pengetahuan atas nama hijrah. Melalui visualitas perempuan berhijrah misalkan dikonstruksi menggunakan jilbab yang disebut syari’i, berjilbab besar, memakai cadar (dianggap lebih baik), pakaian panjang berbentuk rok tidak membentuk tubuh.14

Microcelebrities mengambil peranan dalam pembentukan publik Islam. Apabila dihubungkan dengan tumbuhnya media sosial dan jaringan internet diIndonesia, micro- celebrities menjadi komponen penting menghadirkan identitasIslam dalam budaya populer. Itulah mengapa dalam ruang media baru, Lewismenjelaskan micro-celebrities tidak hanya sebagai style-mediator, tetapi juga spiritual advisor. Dengan menarik pengikut di media sosial Instagram, para micro-celebrities Muslim, dapat berpotensi membentuk “Publik Islam” mereka sendiri. Merujukpada Noorhaidi dan Zachary publik Islam adalah sekelompok warga yang dapatmenunjukkan praktik agama dalam ruang publik. Praktik agama tidak hanyadalam ritual namun juga ekspresi politik, transaksi resmi, aktivitas ekonomi,praktik sosial dan budaya dalam kehidupan sehari-hari. Publik Islam ini jugaakan cenderung bersikap positif terhadap implementasi atas hukum Islam ataubiasa disebut syariah Islam.

12Ibid,. hal. 43-44

13 Ibid,. 48

14 Ibid,. hal. 51

(14)

Munawarah

8 Proceedings “Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se-Kalimantan 2019”

STAI Rakha Amuntai

D. KESIMPULAN

Faktor niat merupakan faktor krusial dalam hijrah. Ketika seorang hijrah karena Allah, maka tugas selanjutnya adalah menjaga kelurusan niat hingga akhir. Namun jika hijrah dimulai tidak karena Allah, maka segeralah untuk merubahnya, karena hijrah tanpa niat yang ikhlas bagikan musafir yang mengisi tempat minumnya dengan pasir, memberatkannya namun tidak memberikan manfaat.

Hijrah dikalangan anak milenial lebih identik keperubahan fisik yaitu tata cara berbusana yang islami. Oleh karena itu makna hijrah harus dikembalikan pada asalnya.

Bahwa makna hijrah yang sesungguhnya bukan hanya terbatas pada aspek eksistensinya saja.

Tetapi hijrah harus mampu menebus batas-batas fisik, karena sejatinya berhijrah bukan hanya persoalan perubahan fisiknya saja. Namun hijrah itu tentang bagaimana kita memperbaiki hubungan kita kepada Allah sebagai alat komunikasi kita, kepada manusia dan kepada alam sekitar.

Islam menjadi bagian suci sebagai jalan hidup yang jauh dari hingar bingar popularitas. Namun, hari ini siapapun dapat mengkonsumsi pesan apapun yang ia sukai.

Sebaliknya pula siapapun dapat memproduksi tafsir-tafsir Islam yang bisa saja gegabah dalam proses interpretasi, dangkal dan miskin toleransi. Setidaknya agama dalam diskursus micro- celebrities yang tumbuh di Indonesia hari ini menunjukkan hal tersebut. Hijrah masih dimaknai sebagai perpindahan cara berpakaian, menikah tidak menikah, dan terkesan abal- aba. Karena yang simbolik lebih mudah dijajakan, lebih mudah diproduksi dan lebih mudah pula untuk dikonsumsi serta mendatangkan kapital ekonomi dengan cepat dan banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Anggun Hapsari, Hijrah Kekinian di Zaman Milenial,

Suaramuslim.net,https://suaramuslim.net/hijrah-kekinian-di-zaman-milenial/

A Rifqi Amin, Penelitian Kepustakaan (Library Research), Website Banjirembun.com, https://www.banjirembun.com/2012/04/penelitian-kepustakaan.html?m=1 Dhani El_Ashim, Jalan Berliku Hijrah Milenial, kiblat.net, 2018,

https://www.kiblat.net/2018/11/17/jalan-berliku-hijrah-milenial/

Distrian Rihlatus Sholihah. Trend Berhijrah Dikalangan Muslim Milenial (Kajian Ma’ani Al Hadith Dalam Kitab Sunan Al-Nasa’i Karya Imam Nasa’i Nomor Indeks 4996).

Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Surabaya: 2019

Felix Tani, Penelitian Kualitatif: Empat Tipe Triangulasi Dalam Pengumpulan Data, Kompasiana,

https://www.kompasiana.com/mtf3lix5tr/5535a2946ea8347510da42d9.SELASA/penel itian-kualitatif-024-empat-tipe-triangulasi-dalam-pengumpulan-data

Firly Annisa, Hijrah Milenial: Antara Kesalehan dan Populism, MA., MAARIF Vol. 13, No.

1 — Juni 2018

Nadya Tia Silvani. Konstruksi Makna Hijrah Dalam Berperilaku Di Kalangan Mahasiswa Di Kota Bandung (Studi Fenomenologi Mengenai Konstruksi Makna Hijrah Dalam Berperilaku Di Kalangan Mahasiswa Di Kota

(15)

Studi Deskriptif Trend Hijrah Milenial

Proceedings “Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se-Kalimantan 2019”

STAI Rakha Amuntai 9

Bandung).https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/797/jbptunikompp-gdl-nadyatiasi- 39818-11-unikom_n-l.pdf

Suci Wahyu Fajriani, Yogi Suprayogi Sugandi. Hijrah Islami Milenial Berdasarkan

Paradigma Berorientasi Identitas. Universitas Padjadjaran. SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Sosiologi, Vol. 3, No.2, Juni 2019.

http://jurnal.unpad.ac.id/sosioglobal/article/view/21643/pdf

Yanuardi Syukur, Mahasiswa Program Doktor Antropologi FISIP UI,Hijrah dan Halal:

“Unsur WOW” Muslim Milenial, indopos, Tulisan dibawakan pada “Open Talk Ramadhan” Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), di Jakarta, 9 Juni 2018.

Jakarta Barat: 2018, https://indopos.co.id/read/2018/06/12/141049/hijrah-dan-halal- unsur-wow-muslim-milenial/

(16)

Munawarah

10 Proceedings “Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi Se-Kalimantan 2019”

STAI Rakha Amuntai

Referensi

Dokumen terkait

Peserta : Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah SMA dalam rangka Psychological Writing Competition 2011 adalah sebagai berikut : 1.1 Peserta adalah siswa SMA se-Bali 1.2 Setiap peserta