• Tidak ada hasil yang ditemukan

(LPPM) - Universitas Bhayangkara Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(LPPM) - Universitas Bhayangkara Surabaya"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

Terima kasih telah menyerahkan naskah, “Kombinasi Sistem Pelacakan Matahari Dua Sumbu dan Automatic Transfer Switch (ATS) untuk Menstabilkan Tegangan Keluaran Pembangkit Fotovoltaik (PV) Menggunakan Sensor Fotodioda dan Arduino Nano” kepada Teknik. Judul Naskah : Kombinasi sistem pelacakan matahari dua sumbu dan saklar transfer otomatis (ATS) untuk menstabilkan tegangan keluaran generator fotovoltaik (PV) Kombinasi sistem pelacakan matahari dua sumbu dan saklar transfer otomatis (ATS) untuk menstabilkan tegangan keluaran fotovoltaik (PV ) tanaman.

Penelitian ini mengusulkan perancangan dan implementasi sistem pelacakan matahari dua sumbu berbasis Arduino Nano menggunakan sensor fotodioda dan automatic transfer switch (ATS). Penggunaan sistem pelacakan surya dinamis mampu menghasilkan total energi yang lebih besar dibandingkan panel surya statis. Telah diselidiki sistem pelacakan surya yang optimal menggunakan pelacak otomatis berbasis mikrokontroler 2560 dan Android Virtuino dan dipantau secara real time melalui Internet. oleh [Alfin Syarifuddin Syahab dkk. Sistem jalur dinamis pada panel surya mampu menyerap energi listrik rata-rata sesaat lebih besar dibandingkan dengan sistem panel surya statis. Sistem pelacakan modul surya agar posisinya tegak lurus terhadap arah sinar matahari dikendalikan menggunakan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) yang dirancang oleh [Istiyo Winarno, et.

Sistem pelacakan matahari dua sumbu berbasis Arduino Integrated Development Environment (IDE) dan mikrokontroler menggunakan Lensa Fresnel telah diteliti oleh [Margana, 2019]. Metode penelitian perancangan dan implementasi kombinasi sistem pelacakan matahari dua sumbu dan ATS menggunakan sensor fotodioda dan Arduino nano dilakukan dalam empat langkah.

REKAYASA

Kedua, pengujian alat tanpa menggunakan sistem tracking dengan posisi PV statis menghadap ke timur. Ketiga, pengujian alat tanpa menggunakan sistem tracking dengan posisi PV statis menghadap ke barat. Sistem tracking dengan modul statis PV1 dan PV2 menghadap ke timur menghasilkan nilai tegangan keluaran masing-masing sebesar 17,47 V dan 17,2 V.

Sistem tracking dengan modul statis PV1 dan PV2 menghadap ke barat menghasilkan nilai tegangan keluaran masing-masing sebesar 17,63 V dan 17,5 V. Hasil tersebut menunjukkan bahwa modul PV menggunakan sistem tracking dinamis dua sumbu mengikuti pergerakan posisi matahari, mampu untuk menghasilkan tegangan keluaran rata-rata yang lebih tinggi dan stabil - dibandingkan dengan sistem tanpa menggunakan pelacak baik dalam posisi statis modul PV menghadap barat atau timur. Sistem pelacakan sumbu ganda menggunakan sensor fotodioda yang dapat beroperasi berdasarkan intensitas sinar matahari yang diterima modul PV.

Perbandingan solar tracking dua sumbu menggunakan ATS, sensor fotodioda dan Arduino nano untuk stabilisasi tegangan keluaran (usulan penelitian) dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Kontribusi penelitian ini adalah implementasi ATS pada sistem pelacak dua sumbu menggunakan sensor fotodioda dengan variabel tegangan yang dapat diukur.

Gambar 2. (a) Diagram ATS dan (b) Rangkaian pengganti detail ATS
Gambar 2. (a) Diagram ATS dan (b) Rangkaian pengganti detail ATS

PERNYATAAN KEASLIAN ARTIKEL STATEMENT OF AUTHENTICITY

Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dirancang dan diimplementasikan sistem traktor surya dua sumbu dengan menggunakan motor servo yang mampu menggerakkan generator PV secara dinamis mengikuti arah pergerakan sinar matahari yang disuplai oleh sumber listrik AC ( PLN). Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul PV dengan menggunakan sistem pelacakan dua sumbu dinamis yang mengikuti pergerakan posisi sinar matahari mampu menghasilkan tegangan keluaran rata-rata yang lebih besar dan stabil – dibandingkan dengan sistem tanpa menggunakan pelacak – baik modul PV statis. menghadap ke barat atau timur. Kinerja panel surya pelacak matahari sumbu ganda menggunakan sensor LDR telah diselidiki oleh [Bernadeta Wuri Harini, et.

Sistem pelacakan surya sumbu ganda untuk penerangan kapal menggunakan sensor Arduino dan LDR telah diamati oleh [Nityasa Manuswara H.Y.T., et. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, tulisan ini membahas tentang perancangan dan implementasi sistem pelacakan matahari sumbu ganda berbasis Arduino Nano menggunakan sensor fotodioda dan ATS. Berdasarkan data pengujian pada Tabel 3, modul PV1 dan PV2 menggunakan sistem pelacak dua sumbu dinamis dapat menghasilkan tegangan keluaran masing-masing sebesar 19,58 V dan 19,38 V.

Dengan menggunakan Persamaan 1, nilai tegangan rata-rata pada model sistem tracking biaksial dinamis adalah 19,48 V. Biaxial Tracker (Dinamis) Tidak Ada PV Tracker Menghadap Timur (Statis) Tidak Ada PV Tracker Menghadap Barat (Statis). Perbandingan solar tracking dua sumbu menggunakan ATS, sensor fotodioda dan Arduino nano untuk menstabilkan tegangan keluaran (usulan penelitian) dibandingkan penelitian sebelumnya ditunjukkan pada Tabel 5.

Sistem pelacakan matahari dua sumbu untuk penerangan kapal menggunakan sensor Arduino dan LDR diamati oleh [Nityasa Manuswara H.Y.T., et. Sistem pelacakan matahari dua sumbu berbasis Arduino IDE dan mikrokontroler menggunakan lensa Fresnel diselidiki oleh [Margana, 2019]. Dengan demikian, sistem pelacak dua sumbu dapat berfungsi normal sepanjang hari, meski listrik padam dari PLN.

Kombinasi sistem pelacakan surya dua sumbu dan ATS berbasis sensor fotodioda dan Arduino Nano untuk menstabilkan tegangan keluaran pembangkit listrik PV dibahas. Perancangan dan implementasi sistem modul PV ini menggunakan sistem tracking dua sumbu dinamis yang mengikuti pergerakan posisi sinar matahari, mampu menghasilkan tegangan keluaran rata-rata yang lebih besar dan stabil – dibandingkan dengan sistem tanpa menggunakan tracking – jika dalam posisi statis. modul PV menghadap barat atau timur. Menggabungkan sistem pelacakan surya dua sumbu dan saklar transfer otomatis (ATS) untuk menstabilkan tegangan keluaran pembangkit fotovoltaik (PV) menggunakan sensor fotodioda dan Arduino Nano.

Gambar 1.  Bagan alir pergerakan sistem solar tracker dua sumbu  Automatic Transfer Swicth
Gambar 1. Bagan alir pergerakan sistem solar tracker dua sumbu Automatic Transfer Swicth

HALAMAN SAMPUL

Penulis Pertama

Penulis Kedua*)

Acknowledgement/ Ucapan Terima Kasih

Calon Reviewer (Bila penulis memiliki rekomendasi reviewer) Persyaratan untuk reviewer

  • Mempunyai pemahaman yang baik terhadap topik artikel 2. Berasal dari institusi yang berbeda dari para penulis

Kombinasi Sistem Solar Tracker Dua Sumbu dan Automatic Transfer Switch (ATS) untuk Menstabilkan Tegangan Keluaran Pembangkit Photovoltaic (PV)

Menggunakan Sensor Photodioda dan Arduino Nano

Tegangan keluaran rata-rata untuk sistem pelacak dua sumbu, tanpa pelacak timur, dan tanpa pelacak barat berturut-turut adalah 19,58 V, 17,47 V, dan 17,63 V. Perancangan dan implementasi sistem modul PV menggunakan sistem pelacak dua sumbu dengan pergerakan dinamis yang mengikuti pergerakan posisi sinar matahari, mampu menghasilkan tegangan keluaran rata-rata yang lebih besar dan stabil - dibandingkan dengan sistem tanpa menggunakan pelacak - baik pada posisi modul PV statis ke arah timur maupun barat, sebesar 12,34% masing-masing dan 10,94%. Tegangan keluaran rata-rata pada sistem pelacak dua sumbu, tanpa pelacak di timur, dan tanpa pelacak di barat masing-masing adalah 19,48 V, 17,34 V, dan 17,56 V.

Kombinasi sistem pelacakan surya dua sumbu dan saklar transfer otomatis (ATS) untuk menstabilkan tegangan keluaran pembangkit fotovoltaik (PV) (ATS) untuk menstabilkan tegangan keluaran pembangkit fotovoltaik (PV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul PV yang menggunakan sistem tracking dua sumbu dengan pergerakan dinamis mengikuti pergerakan posisi sinar matahari mampu menghasilkan rata-rata tegangan keluaran yang lebih besar dan stabil – dibandingkan dengan sistem tanpa menggunakan tracking – baik pada posisi modul PV statis menghadap timur dan barat masing-masing sebesar 12,34% dan 10,94%. Perbandingan sun tracking dua sumbu menggunakan ATS, sensor fotodioda dan Arduino nano untuk stabilisasi tegangan keluaran.

Gambar 1 menunjukkkan bagan alir konfigurasi sistem solar tracker dua sumbu. Prosesnya dimulai  dari inisialisasi masukan pada keempat sensor photodioda ketika menerima cahaya matahari
Gambar 1 menunjukkkan bagan alir konfigurasi sistem solar tracker dua sumbu. Prosesnya dimulai dari inisialisasi masukan pada keempat sensor photodioda ketika menerima cahaya matahari

Kombinasi Sistem Solar Tracker Dua Sumbu dan Automatic Transfer Switch (ATS) untuk Menstabilkan Tegangan Keluaran Pembangkit Photovoltaic (PV)

Sistem pelacak PV yang terdiri dari Arduino Mega, Esp8266-12F, sensor LDR dan motor servo yang dipantau oleh Internet of Things (IoT) diusulkan oleh (Utama, 2019). Kinerja panel surya dengan sun tracking sumbu ganda menggunakan sensor LDR telah diteliti oleh (Harini et al., 2022). 170 | Tamari & Amirullah menggabungkan alat uji sistem pelacakan surya tanpa menggunakan sistem pelacakan dengan posisi PV statis menghadap ke barat.

Dengan demikian, nilai rata-rata tegangan yang dihasilkan kedua PV pada saat pengujian model sistem pelacak mengikuti Persamaan 1. Dengan menggunakan metode yang sama sesuai Persamaan 1, nilai rata-rata tegangan pada model pelacak statis ke arah timur adalah sebesar 17,34 V. Sistem pelacakan dengan modul PV1 dan PV2 statik menghadap ke barat maka nilai tegangan keluaran masing-masing sebesar 17,63 V dan 17,5 V. Selanjutnya pada Tabel 3 terlihat bahwa modul PV menggunakan sistem pelacak dua sumbu, tanpa pelacak menghadap ke timur dan tanpa ' Pelacak yang mengarah ke barat menunjukkan tegangan keluaran PV rata-rata masing-masing sebesar 19,48 V, 17,34 V, dan 17,56 V.

Tegangan keluaran rata-rata sistem pelacak dua sumbu, tanpa pelacak menghadap timur dan tanpa pelacak menghadap barat, masing-masing adalah 19,38 V, 17,20 V dan 17,50 V. Sistem penjejak surya dua sumbu untuk penerangan kapal yang Menggunakan Arduino dan Sensor LDR diamati oleh Manuswara et al, (2016). Kinerja panel surya dengan solar tracking dua sumbu menggunakan sensor LDR diselidiki oleh Harini dkk, (2022).

Gambar 1. Bagan Alir Pergerakan Sistem Solar Tracker Dua Sumbu
Gambar 1. Bagan Alir Pergerakan Sistem Solar Tracker Dua Sumbu

Referensi

Dokumen terkait