LTM CL 2
KonsepRecovery, Rehabilitasi, danContinuity of Caredalam Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Terapi Modalitas:Terapi Lingkungan
Maria Vianny, 2206083962, FG 4, Keperawatan Kesehatan Jiwa Psikiatri E Dosen pengampu: Yossie Susanti Eka Putri, S.Kp, M.N, PhD
Fakultas Ilmu Keperawatan
Terapi modalitas merupakan terapi dalam keperawatan jiwa yang bertujuan dalam hal perubahan perilaku ataupun kepribadian agar menjadi lebih adaptif. Perubahan perilaku yang dimaksud seperti keterampilan koping, komunikasi, dan peningkatan harga diri. Terdapat beberapa terapi modalitas dalam keperawatan jiwa, yaitu salah satunya terapi lingkungan.
Terapi lingkungan adalah terapi yang dilakukan dengan mengubah, mengatur, atau memodifikasi lingkungan pasien menjadi lingkungan yang terapeutik agar dapat mendukung perubahan perilaku pasien dari maladaptif menjadi perilaku yang adaptif (Erita et al., 2019).
Definisi terapi lingkungan menurut Yusuf, Fitryasari, & Nihayati (2015) adalah penataan lingkungan fisik dan sosial untuk membantu penyembuhan dan atau pemulihan pasien.
Milleu berasal dari Bahasa Prancis, yang dalam Bahasa Inggris diartikan surrounding atau environment, sedangkan dalam Bahasa Indonesia berarti suasana. Dengan demikian, terapi lingkungan adalah terapi suasana lingkungan yang dirancang untuk tujuan terapeutik (Videbeck, 2020).
Terapi lingkungan memiliki berbagai manfaat dan tujuan. Tujuan terapi lingkungan yaitu untuk mengembangkan keterampilan emosional dan sosial yang bermanfaat dalam keseharian dengan memanipulasi suasana lingkungan tempat pasien mendapatkan perawatan seperti di rumah sakit (Townsend, 2014). Terapi ini penting melihat pasien dengan gangguan jiwa memerlukan lingkungan yang suportif dan aman.Therapeutic Milieuterbentuk dengan didasarkan pada 7 asumsi dasar berikut:
1. Kesehatan yang dimiliki oleh individu itu adalah sebuah keadaan yang harus disadari dan didorong untuk mencapai keadaan maksimalnya.
2. Setiap interaksi yang terjadi pada pasien adalah kesempatan untuk sembuh.
3. Pasien memiliki dan membangun lingkungannya sendiri.
4. Setiap pasien juga memiliki tingkah lakunya sendiri.
5. Dorongan dan tekanan yang diberikan oleh kelompok adalah alat dan juga bentuk energi yang sangat baik untuk mengusahakan perubahan.
6. Perilaku yang tidak baik, yang menyimpang tidak bisa hanya dibiarkan saja, tapi harus dihadapi dan diperbaiki pada saat perilaku itu muncul.
7. Pembatasan fisik/emosional dan hukuman adalah dua hal yang harus diabaikan, dihilangkan dan tidak sering digunakan.
Beberapa karakteristik lingkungan harus dipenuhi (Mardiyanti & Praseyto, 2012).
Karakteristik lingkungan yang harus terpenuhi yaitu pasien harus merasa akrab, nyaman, tidak takut dengan lingkungannya, pasien kebutuhannya terpenuhi, lingkungannya bersih dan menciptakan rasa aman, lingkungan pasien menghargai hak pasien dan menerima pasien.
Adapun karakteristik umum terapi lingkungan lainnya sebagai berikut:
a. Distribusi Kekuatan
Proses penyembuhan pasien bergantung pada kemampuan pasien dalam membuat keputusan bagi dirinya sendiri (otonomi). Perawat, tenaga kesehatan, dan pasien yang terlibat di dalamnya diharapkan dapat bekerja sama dalam mengarahkan pasien untuk membuat keputusan bagi proses penyembuhannya (Yusuf, Fitryasari, &
Nihayati, 2015).
b. Komunikasi Terbuka
Komunikasi terbuka merupakan komunikasi dua arah yang kedua belah pihak saling mengerti pesan yang dimaksudkan tanpa adanya hal yang disembunyikan.
Komunikasi terbuka perlu dilandasi saling percaya dan kejujuran di antara perawat dengan tenaga kesehatan lain, misalnya segera menyampaikan informasi yang memberi arahan dalam pembuatan keputusan yang hanya ditujukan untuk kesembuhan pasien (Videbeck, 2020).
c. Struktur Interaksi
Yusuf, Fitryasari, & Nihayati (2015) menjelaskan bahwa perawat memiliki peran dalam memfasilitasi interaksi terapeutik dengan memperlihatkan sikap bersahabat, tidak defensif, bertutur kata lembut, penuh perhatian, jelas tapi tegas, peka terhadap kebutuhan pasien, mampu memotivasi pasien untuk berinteraksi dengan pasien lain, serta saling berbagi rasa dan pengalaman.
d. Aktivitas Kerja
Perawat diharapkan mampu mengisi waktu luang pasien dengan memotivasi pasien ikut serta dalam aktivitas lingkungan sesuai dengan minat, kemampuan, dan
tingkat perkembangannya. Perawat dan pasien perlu mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan yang dapat dilakukan pasien sebagai pengisi waktu luang, misalnya membaca majalah (Videbeck, 2020).
e. Peran Serta Keluarga dan Masyarakat dalam Proses Terapi
Pelibatan keluarga dalam penyusunan perencanaan perawatan, pengobatan, dan persiapan pulang pasien menjadi solusi yang harus dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan secara komprehensif. Penyiapan lingkungan masyarakat juga perlu dilakukan, misalnya dengan penyuluhan dan penyebaran selebaran kesehatan jiwa, penyakit jiwa, dan solusinya (Videbeck, 2020).
f. Lingkungan yang Mendukung
Untuk mendukung fase tumbuh kembangnya maka lingkungan diatur sedemikian rupa, misalnya mainan anak-anak (Townsend, 2014). Adapun komponen yang harus diperhatikan dalam terapi lingkungan, yaitu adalah fisik (desain dan renovasi), intelektual (warna, sinar, suhu, bau, dan rasa), sosial (komunikasi pasien), dan emosional (kondisi psikis pasien). Kemudian, terdapat jenis-jenis terapi lingkungan yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut (Mardiyanti & Praseyto, 2012) :
a. Terapi Rekreasi : kegiatannya dilakukan di waktu luang agar pasien dapat melakukan kegiatannya dengan konstruktif dan menyenangkan serta agar dapat membangun hubungan sosial pasien
b. Terapi Kreasi Seni : perawat sebagai leader atau dapat bekerja sama dengan yang lebih ahli karena sesuai minat dan bakat pasien seperti terapi dance, musik, melukis, dan terapi membaca/bibliotherapy yang dapat dilakukan secara individu atau berkelompok
c. Pet Therapy : terapi menggunakan hewan agar memberikan kesenangan bagi pasien dan dapat menstimulasi respon dari pasien yang kurang mampu dalam berinteraksi dimana pasien biasanya menyendiri atau merasa kesepian
d. Plant Therapy : terapi menggunakan tumbuhan atau tanaman dimana menanam biji hingga berbunga atau berbuah yang nantinya pasien dapat memetiknya. Terapi ini bertujuan memberikan pengajaran bagi pasien untuk memelihara segala sesuatu atau makhluk hidup dan juga dapat membantu hubungan sosial pasien agar lebih akrab dengan yang lainnya. Pada terapi ini juga membuat pasien merasa antusias, terbuka dan mencoba menerima diri
sendiri, dan menumbuhkan rasa saling membantu seperti hasil penelitian pada (Rini et al., 2019).
Terdapat penerapan strategi dalam terapi lingkungan. Strategi tersebut meliputi beberapa aspek, sebagai berikut:
a. Aspek Fisik
Menciptakan lingkungan fisik yang aman dan nyaman seperti gedung yang permanen, mudah dijangkau atau diakses, serta dilengkapi dengan kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, kamar mandi, dan WC. Cat ruangan sesuai dengan pengaruh dalam menstimulasi suasana hati pasien menjadi lebih baik, seperti warna muda atau pastel untuk pasien amuk, serta warna cerah untuk pasien menarik diri dan anak-anak.
Struktur dan tatanan dalam gedung sebaiknya dirancang sesuai dengan kondisi dan jenis penyakit, serta tingkat perkembangan pasien. Misalnya ruang anak dirancang berbeda dengan dewasa ataupun usia lanjut.
b. Aspek Intelektual
Tingkat intelektual pasien dapat ditentukan melalui kejelasan stimulus dari lingkungan dan sikap perawat. Perawat berperan memberikan stimulus eksternal yang positif dengan stimulasi daya pikir pasien sehingga pasien dapat memperluas kesadaran dirinya. Dengan demikian, pasien dapat menerima keadaan dan peran sakitnya (Videbeck, 2020; Yusuf, Fitryasari, & Nihayati, 2015).
c. Aspek Sosial
Untuk membangun interaksi yang positif, perawat perlu menguasai kemampuan berkomunikasi dengan baik. Penggunaan teknik komunikasi yang tepat akan sangat berperan dalam menciptakan hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien. Oleh karenanya, diharapkan pasien dapat mengembangkan hubungan komunikasi yang baik terhadap pasien lain maupun perawatnya, karena hubungan interpersonal yang menyenangkan dapat mengurangi konflik intrapsikis yang akan menguatkan fungsi ego pasien dan mendukung kesembuhan pasien (Yusuf, Fitryasari,
& Nihayati, 2015).
d. Aspek Emosional
Iklim emosional yang positif harus diciptakan oleh seluruh perawat dan tenaga kesehatan yang terlibat dalam proses penyembuhan pasien. Sikap dasar yang hendaknya dibangun adalah memperlihatkan sikap yang tulus, jujur/dapat dipercaya, hangat, tidak defensif, empati, peka terhadap perasaan dan kebutuhan pasien, serta
bersikap spontan dalam memenuhi kebutuhan pasien (Yusuf, Fitryasari, & Nihayati, 2015).
e. Aspek Spiritual
Meningkatkan aspek spiritual dari lingkungan dalam proses penyembuhan ditujukan untuk memaksimalkan manfaat dari pengalaman, pengobatan, dan perasaan damai bagi pasien. Cara pemenuhan yang paling mudah adalah dengan penyediaan sarana ibadah seperti tempat ibadah, kitab suci, dan ahli agama. Pemberian penguatan terhadap perilaku positif yang telah dilakukan pasien dalam hal spiritual akan memotivasi pasien melakukannya lebih baik sebagai dampak dari peningkatan harga diri pasien (Yusuf, Fitryasari, & Nihayati, 2015).
Perawat memegang peranan yang penting dalam penerapan terapi lingkungan. Peran perawat sebagai berikut:
a. Pengasuh (Mothering Care)
Dalam memenuhi kebutuhan pasien, perawat memberikan asuhan keperawatan atas dasar identifikasi masalah baik kebutuhan fisik maupun emosional. Selain itu, perawat perlu memfasilitasi pasien dalam mengembangkan kemampuan barunya untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan serta membantu pasien mengenal batasan-batasan dan menerima risiko akibat perilakunya. Contohnya,perawat perlu menjelaskan manfaat dan dampak bila tidak meminum obat pada pasien yang menolak pengobatan (Yusuf, Fitryasari, & Nihayati, 2015).
b. Manajer
Sebagai manajer, perawat perlu mengatur dan mengorganisasi semua kegiatan untuk pasien dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Selain itu, perawat harus mampu memberikan arahan singkat dan jelas kepada pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain agar asuhan keperawatan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan secara komprehensif (Yusuf, Fitryasari, & Nihayati, 2015).
Dapat disimpulkan pula bahwa terapi modalitas dapat didefinisikan sebagai berbagai bentuk pendekatan penanganan klien gangguan jiwa yang bervariasi dengan tujuan untuk mengubah perilaku klien dengan gangguan jiwa dengan perilaku maladaptifnya menjadi perilaku yang adaptif. Terapi modalitas memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah terapi lingkungan. Terapi lingkungan adalah penataan lingkungan fisik dan sosial untuk membantu penyembuhan dan atau pemulihan pasien. Tujuan dari terapi ini yaitu untuk mengembangkan keterampilan emosional dan sosial yang bermanfaat dalam keseharian dengan memanipulasi
suasana lingkungan tempat pasien mendapatkan perawatan seperti di rumah sakit. Dalam hal ini perawat memegang peranan yang penting dalam penerapan terapi lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B. A., et al. (2019).Asuhan Keperawatan Jiwa.EGC: Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Jiwa di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Nurhalimah, N. (2016).Keperawatan Jiwa.Jakarta: Kemenkes RI.
Tarmizi. (2022). Transformasi Layanan Primer : Kesehatan Jiwa Ditekankan Pada Program
Promotif Preventif. Retrieved from:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilismedia/20221016/0341269/transformasi-l ayanan-primer-kesehatan-jiwa-ditekankanpada-program-promotif-preventif/
Townsend, M. C. (2014).Essentials of Psychiatric Mental Health Nursing: Concepts of Care in Evidence-Based Practice. Philadelphia: F.A. Davis Company.
Stuart, G. W., (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. (10th ed). St. Louis, Missouri: Elsevier
Videbeck, S. L. (2011). Psychiatric-mental health nursing 5th edition. Philadhelpia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Videbeck, S. (2020). Psychiatric-Mental Health Nursing. (8th ed). New York: Lippincott Williams & Wilkin.
Yusuf, A. Fitryasari, R.F., Nihayati, H.E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Penerbit Salemba Medika
BORANG HASIL DISKUSI FG COLLABORATIVE LEARNING
Kelas : Kep. Kesehatan Jiwa Psikiatri (E) Fakultas : Ilmu Keperawatan
Kelompok : FG 4 Hari/Tanggal : Rabu, 21 Februari 2024
Topik : Konseprecovery, rehabilitasi, dan berkesinambungan perawat(continuity of care)dalam keperawatan kesehatan jiwa dan terapi modalitas
Anggota Kelompok:
No. NPM Nama Peran
1. 2206818871 Alifa Faheema Fathiya Haq Ketua
2. 2206084372 Amanda Thesa Syafira Anggota
3. 2206031611 Cindy Puspa Firdausari Anggota
4. 2206084025 Fransisca Octavia Nasyarida Anggota
5. 2206083962 Maria Vianny Anggota
6. 2206083874 Muhammad Aditya Zidane Sekretaris
7. 2206084492 R. A. Nabila Putri Anggota
8. 2206084290 Zalfa Zakiyyah Amiranti Anggota
Lingkup Subpokok Bahasan
Konseprecovery, rehabilitasi, kesinambungan perawatan (continuity of care), dan terapi modalitas (terapi lingkungan, TAK, terapi psikofarmaka) dalam keperawatan kesehatan jiwa.
Materi bahasan yang harus dipelajari Oleh Tujuan Khusus 1
a. Apa yang harus diketahui dan dipahami perawat mengenai konseprecoverydalam keperawatan kesehatan jiwa?
● DefinisiRecovery.
● Dimensi menurut SAMHSA: Health, Home, Purpose, &
Community.
● Prinsip-prinsipRecovery.
● ModelRecovery:Tidal, Wrap, & Psychological.
b. Apa peran perawat terkait konsep recovery dalam keperawatan kesehatan jiwa?
-Perawat sebagai:
● Caregiver.
● Advokasi.
● Edukator.
Zalfa Zakiyyah Amiranti
Tujuan Khusus 2
a. Apa yang harus diketahui dan dipahami perawat mengenai konsep rehabilitasi dalam keperawatan kesehatan jiwa?
● Definisi rehabilitasi
R. A. Nabila Putri
● Tahapan terapi rehabilitasi
- Terapi persiapan: seleksi, terapi okupasi, latihan kerja
- Terapi penyaluran: Bengkel Kerja Terlindung (BKT) - Tahap pengawasan:day care, after care, home visit (Stuart, 2013), (Yusuf et al., 2015)
b. Apa peran perawat terkait konsep rehabilitasi dalam keperawatan kesehatan jiwa?
● Peran perawat psikiatri dalam rehabilitasi pasien sebagai:
- Advokat - Kolaborator - Konsultan - Pendidik - Pemimpin
(Krozier, 2010), (Rahmawati et al., 2016), (Rosdahl &
Kowalski, 2014) Tujuan Khusus 3
a. Apa yang harus diketahui dan dipahami perawat mengenai konsep kesinambungan perawatan (continuity of care) dalam keperawatan kesehatan jiwa? (Stuart, 2013), (Yusuf et al., 2015) (Townsend, 2014)
● Mental health promotion
● Mental illness prevention
- Pengkajian: faktor risiko & protektif, serta target populasi
- Perencanaan: edukasi kesehatan, perubahan lingkungan, dan pengurangan stigma
- Evaluasi
b. Apa peran perawat terkait konsep kesinambungan perawatan (continuity of care) dalam keperawatan kesehatan jiwa? (Stuart, 2013)
● Contoh peran perawat dalamcontinuity of care
● Tantangan peran perawat dalam mencapaicontinuty of care
a. Alifa Faheema Fathiya Haq
b. Cindy Puspa Firdausari
Tujuan Khusus 4
a. Apa yang dimaksud dengan terapi modalitas dalam keperawatan jiwa? (Susana & Hendarsih, 2009; Ruswadi, 2021; Nurlela et al., 2023)
● Definisi terapi modalitas
● Tujuan terapi modalitas
● Jenis-jenis terapi modalitas
● Pemberian terapi modalitas sesuai tahap penanganan pasien gangguan jiwa
● Peran perawat dalam terapi modalitas
b. Apa yang harus diketahui dan dipahami perawat mengenai terapi lingkungan?
● Definisi terapi lingkungan (milieu therapy)
● Tujuan terapi lingkungan
a. Amanda Thesa Syafira
b. Maria Vianny
● 7 Asumsi dasar terapi lingkungan (Skinner, 1979)
● Karakteristik umum terapi lingkungan
○ Distibusi kekuatan
○ Komunikasi terbuka
○ Struktur interaksi
○ Aktivitas kerja
○ Peran serta keluarga dalam proses terapi
○ Lingkungan yang mendukung
● Syarat-syarat dan manfaat lingkungan terapeutik
● Strategi dalam terapi lingkungan
○ Aspek fisik
○ Aspek intelektual
○ Aspek sosial
○ Aspek emosional
○ Aspek spiritual
● Peran perawat dalam terapi lingkungan
c. Apa yang harus diketahui dan dipahami perawat mengenai Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)?
● Definisi Terapi Aktivitas Kelompok
● Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok
● Kerangka Teoritis Terapi Aktivitas Kelompok - Model Focal Conflict
- Model Komunikasi - Model Interpersonal - Model Psikodrama
● Jenis Terapi Aktivitas Kelompok
- Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori - Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Relitas - Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi - Terapi Aktivitas Kelompok Persepsi
- Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Peningkatan Harga Diri
- Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi
d. Apa yang harus diketahui dan dipahami perawat mengenai terapi psikofarmaka? Uraikan dan jelaskan tentang obat ansietas dan hipnotiksedatif, obat antidepresan, obat stabilisator suasana hati, dan obat psikotik.
● Pengertian psikofarmaka
● Perkembangan psikofarmakologi
● Peran perawat dalam pemberian psikofarmaka
● Klasifikasi golongan, efek utama, dan efek samping obat psikofarmaka
c. Fransisca Octavia Nasyarida
d. Muhammad Aditya Zidane
Tanda Tangan Fasilitator
(Yossie Susanti Eka Putri, S.Kp., M.N., Ph.D)