Rakan-rakan saya (Marisa, Eha, Julaiha, Lola, Indah, Inka, Lisa, hestiana) yang telah memberikan dorongan, bantuan dan motivasi serta menguatkan saya dalam menyiapkan tesis ini. Segala puji bagi Allah swt, yang telah memberikan kesehatan yang baik kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
Lusi Oktavia NIM. 1711240033
Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu yang banyak memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Seluruh dosen dan staf khususnya di Fakultas Tarbiyah dan Tadris yang telah mendidik, menasehati dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat bagi mahasiswa.
PENUTUP
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Identifikasi Masalah
- Batasan Masalah
- Rumusan Masalah
- TujuanPenelitian
- Manfaat Penelitian
- Manfaat Teoritis
- Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
- Sistematika Penulisan
Oleh karena itu, pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami konsep IPA dengan menggunakan model pembelajaran ICARE, yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan kolaborasi siswa. Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Introduce, Connect, Apply, Reflect, Extend pada keterampilan komunikasi dan keterampilan kerjasama siswa pada mata pelajaran IPA.
BAB II
LANDASAN TEORI
Kajian Teori
- Model Pembelajaran
- ICARE (Introduction, Connection, Application, Reflection, dan Extension) Extension)
- Kekurangan Model Pembelajaran ICARE
PT Raja Grafindo Persada, 2016), Hal Putu, Yuli Krisnawati, Penerapan Model Pembelajaran ICARE Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi. 20Ni Kadek Dwi, Penerapan model pembelajaran ICARE untuk meningkatkan hasil belajar pengolahan citra digital, Jurnal Pendidikan Teknik Informatika, Volume: 6 Nomor: 2, Hal.
Kemampuan Berkomunikasi
Pembelajaran Kolaboratif
- Pengertian Pembelajaran Kolaboratif
- Manfaat dan Fungsi Pembelajaran Kolaboratif
Hargai pentingnya orisinalitas, kontribusi, dan pengalaman siswa dengan materi pelajaran dan proses pembelajaran. Membina hubungan saling mendukung dan menghargai antar siswa dan antar siswa lainnya. Dari persiapan pelajaran dengan ekspektasi rendah atau sedang hingga kesiapan pelajaran dengan ekspektasi tinggi.
Membina hubungan saling memberi semangat dan saling menghargai antara siswa dan guru serta membangun semangat belajar sepanjang hayat.
Pembelajaran IPA
- Hakikat Pembelajaran IPA
Hewan tumbuh lebih besar selama masa pertumbuhannya dan berkembang menjadi hewan dewasa.Siklus hidup hewan berakhir dengan kematian. Proses daur hidup hewan merupakan perputaran atau cycle (siklus hidup) karena akan kembali ke titik awalnya. Sebagian besar siklus hidup hewan tanpa metamorfosis, misalnya siklus hidup kucing, anjing, dan ayam.
Siklus hidup hewan tanpa metamorfosis adalah siklus hidup hewan yang diawali dengan lahir atau menetasnya hewan baru yang bentuk tubuhnya identik dengan induknya. Dalam siklus hidup tanpa metamorfosis, hewan hanya mengalami perubahan ukuran tubuh, bukan perubahan bentuk. Siklus hidup hewan yang mengalami metamorfosis adalah siklus hidup sekelompok hewan yang dilahirkan dengan bentuk yang berbeda dari induknya dan mengalami perubahan bentuk secara bertahap hingga mencapai usia dewasa.
Tahapan siklus hidup kupu-kupu dimulai saat kupu-kupu betina dewasa bertelur, biasanya duduk di atas daun untuk bertelur.
Penelitian yang Relevan
Letak perbedaan yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah selain topik penelitian yang berbeda, peneliti akan melihat apakah model pembelajaran ICARE efektif diterapkan di sekolah. Khoirul Abdan (skripsi PhD, 2019) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, berjudul Pengaruh Model ICARE Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Terhadap Suhu dan Kalor. Hasil observasi menyimpulkan bahwa model pembelajaran ICARE berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi suhu dan kalor.
Artinya terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Letak perbedaan yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah selain subjek penelitian yang berbeda, peneliti juga akan melihat apakah model pembelajaran ICARE berpengaruh terhadap siswa.
Kerangka Berpikir
Oleh karena itu, sistem ICARE sangat baik digunakan tidak hanya untuk pelatihan di mana pun berlangsung, tetapi juga untuk proses pembelajaran di sekolah. Keterampilan komunikasi merupakan salah satu keterampilan yang termasuk dalam Keterampilan Abad 21 bahkan merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki seseorang ketika memasuki dunia pendidikan. Komunikasi bukan hanya soft skill, tetapi juga dianggap sebagai salah satu kunci untuk menghadapi tantangan abad ke-21.
Hipotesis Tindakan
Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang didasarkan pada filosofi positivisme, yang digunakan untuk menyelidiki populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data adalah statistik kuantitatif, dengan tujuan untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan. tes 32 Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu pre-test, treatment dan post-test.
Tempat dan Waktu Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau sebagian kecil dari yang diamati. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang menjamin kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi yang dipilih untuk pengambilan sampel.
Variabel Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Nilai rata-rata pretest dan posttest akan dibandingkan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui keefektifan penggunaan model pembelajaran ICARE dengan bantuan SPSS. Nilai rata-rata yang menggunakan model pembelajaran ICARE akan dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Instrumen Penelitian
Untuk menyelesaikan tugas tepat pada masanya atau sebelum tarikh akhir, supaya ia tidak menimbulkan masalah. Tidak mendengar pendapat orang lain atau tidak membantu orang lain dan tidak mengambil bahagian dalam perbincangan.
Teknik Analisis Data
- Sejarah berdirinya MI Plus Nur Rahma Kota Bengkulu
- Visi dan Misi MI Plus Nur Rahma Kota Bengkulu a. Visi
- Struktur Organisasi Lembaga
Data keterampilan komunikasi dan kolaborasi siswa dianalisis secara deskriptif dengan melihat persentase lembar observasi siswa. Rumus dan kategori untuk memperoleh nilai tes N-Gain Hake dengan nilai ideal 100 adalah sebagai berikut. Yayasan Nur Rahma Kota Bengkulu sebagai badan hukum pembina Madrasah Ibtidaiyah Plus Nur Rahma didirikan pada tanggal 15 Oktober 2015 berdasarkan Akta Notaris No. 13 tanggal 15 Oktober 2015 tentang Pendirian Yayasan Nur Rahma Bengkulu Kota , dibuat untuk Notaris Neti Herlina, SH di Bengkulu.
Kegiatan Magang III dilaksanakan di MI Plus Nur Rahma Kota Bengkulu yang beralamat di Jl. MI Plus Nur Rahmakota Bengkulu juga memiliki organisasi Madrasah yang saat ini diketuai oleh Bpk. Muhammad Rofii, S.Pd.I yang membawahi dan bertanggung jawab atas bawahannya. Yang terdiri dari wakil kepala madrasah, dewan guru, tenaga administrasi, santri dan santri serta seluruh unsur madrasah. Setiap komponen yang ada memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan kedudukannya yang ditunjukkan dalam struktur organisasi Madrasah. .
Hasil Penelitian
Oleh karena itu, proses komunikasi tidak acak, tetapi dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan. Kedua, proses komunikasi selalu mencakup tiga komponen penting, yaitu sumber pesan, yaitu orang yang akan menyampaikan atau mengkomunikasikan sesuatu, pesan, yaitu segala sesuatu yang seharusnya disampaikan atau bahan komunikasi, dan penerima pesan. , yaitu orang yang akan menerima informasi. Data hasil komunikasi siswa kelas kontrol dan eksperimen NI Aspek yang diamati pada kelas kontrol kelas Eksperimen.
Kemampuan Berkomunikasi Siswa
Uji Normalitas
Saat melakukan uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smimov dan Shapiro Wilk menggunakan software SPSS versi 16.0. Uji normalitas menggunakan data hasil perhitungan nilai pretest dan posttest baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Kemampuan Kolaborasi Siswa
Uji Homogenitas
Uji homogenitas menggunakan data hasil perhitungan nilai pretest dan posttest baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Pembahasan Hasil Penelitian
Rata-rata kemampuan berkomunikasi siswa di kelas kontrol sebesar 51%, namun meningkat sebesar 81% di kelas eksperimen. Dan untuk kemampuan kerjasama antar siswa sebesar 56% pada kelas kontrol dan meningkat pada kelas eksperimen sebesar 90%. Pada kelas kontrol dibandingkan dengan kelas eksperimen terjadi peningkatan yang sangat signifikan dengan rata-rata 90%.
Kemudian untuk melihat keefektifan model pembelajaran ICARE pada kelas eksperimen dan juga kelas kontrol dengan menggunakan uji N-gain yang dihitung melalui SPSS dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Berdasarkan hasil perhitungan uji skor N-gain menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor N-gain kelas eksperimen (model pembelajaran ICARE) sebesar 65,7596% atau 65,7% termasuk dalam kategori cukup efektif. Sedangkan rata-rata skor N-gain kelas kontrol (model pembelajaran ICARE) sebesar 40,1295% atau 40% termasuk dalam kategori kurang efisien.
Hasil Perhitungan Skor N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No. Kelas Eksperimen Kelas Kontrol.
Gain Score (%) 1
Dengan hasil N-gain terkecil sebesar 28% dan terbesar 69,7%.Berdasarkan rata-rata yang diperoleh terlihat bahwa peningkatan siswa pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan tabel di atas, perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan SPSS menunjukkan rata-rata pencapaian skor untuk setiap indikator keterampilan komunikasi siswa. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ICARE yang dianalisis datanya baik secara manual maupun dihitung dengan SPSS efektif digunakan pada mata pelajaran IPA siswa kelas 4 MI Plus Nur Rahma Bengkulu.
Model pembelajaran ICARE merupakan model yang efektif untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi siswa dan terdiri dari lima unsur yaitu: Pengenalan, Koneksi, Aplikasi, Refleksi dan Perluasan. Keefektifan model pembelajaran ICARE dapat dilihat dari rata-rata hasil tes skor N-gain menunjukkan bahwa rata-rata skor N-gain kelas eksperimen (model pembelajaran ICARE) sebesar 65,7% dengan kategori cukup efektif. Sedangkan rata-rata nilai N-gain kelas kontrol (model pembelajaran ICARE) sebesar 40% yang termasuk dalam kategori kurang efektif.
Berdasarkan rata-rata yang diperoleh, terlihat peningkatan siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
SARAN
Penerapan Model Pembelajaran ICARE untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peluang Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Padangsidimpuan. Kendala guru dalam menerapkan model pembelajaran dalam pembelajaran tematik berdasarkan kurikulum 2013 di SD Negeri 2 Kota Banda Aceh. Penggunaan LOVAAS Learning Program (ABA) dengan pendekatan ICARE dalam meningkatkan kecakapan hidup umum anak autis.
Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Media Otentik ICARE “BERBABE” terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Sekolah Dasar, STIKES Citra Bakti, NTT. Efektifitas Model Pembelajaran Introducing, Connecting, Applying, Reflecting, Extending, dan Explicit Introductory Learning Pada Mata Kuliah Simulasi dan Komunikasi Digital Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Efektifitas Model ICARE Menggunakan Geogebra Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa, Jurnal Nasional Pendidikan Matematika.
Pengaruh Model Pembelajaran Kolaboratif Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V MIS Bosalia Kab.
Indikator
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Dengan mengamati alat peraga, siswa mengamati ulat, kepompong, dan kupu-kupu yang disediakan oleh guru. Siswa diberikan lembar kerja observasi kelompok untuk membuktikan daur hidup hewan pada hewan. Dipandu oleh guru, siswa dan kelompoknya berdiskusi untuk mengerjakan LKS yang telah dibagikan oleh guru.
Perwakilan kelompok diminta melapor untuk membentuk gambaran siklus hidup hewan yang dipasok.
Sumber, alat dan media pembelajaran
Sangat sering (lebih dari 2 kali) Anda mendengarkan dengan baik dan sangat sering (lebih dari 2 kali) pendapat orang lain. Sangat sering (lebih dari 2 kali) berusaha dengan jelas untuk mencari dan memberikan ide sendiri untuk menjawab b. Jarang bekerja (hanya 1 Sering (hanya 1-4 . dengan orang lain .. mendengarkan pendapat orang lain atau tidak membantu orang lain dan tidak berpartisipasi dalam diskusi. kali).