PRAKTiK KERJA LAPANGAN
STUDI POPULASI ELANG JAWA (Nisaetus bartelsi)
LAPORAN
Oleh :
MUHAMAD FATHURROHMAN RISWARA NIM. 1187020046
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG Tahun 2021 M/1442 H
i
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
STUDI POPULASI ELANG JAWA (Nisaetus bartelsi)
LAPORAN
Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Oleh :
MUHAMAD FATHURROHMAN RISWARA NIM. 1187020046
Bandung, 10 Agustus 2021
Dosen Pembimbing, Pembimbing Lapangan,
Isma Dwi Kurniawan, M. Sc Robi Gumilang, S.Hut NIP. 199206112018011001 NIP. 197907062008011001
Disetujui Oleh : Ketua Jurusan Biologi,
Dr. Hj. Ana Widiana, M. Si NIP. 197063052009122002
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul “POPULASI ELANG JAWA (Nisaetus bartelsi) DI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
Shalawat beserta salam tetap tercurahkan limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perjuangannya telah membawa umat manusia dari jaman jahiliyah sampai jaman sekarang, tak lupa kepada keluarganya dan sahabatnya serta sampai kepada kita para umatnya yang mudah- mudahan mendapatkan syafa’atnya sampai akhirat kelak. Aamiin.
Dalam Proses penyelesaian laporan ini penulis telah banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus- tulusnya kepada :
Ucapan terima kasih penulis ditujukan kepada yang terhormat :
1. Ibu Dr. Hj. Hasniah Aliah, M.Si selaku dekan fakultas sains dan teknologi yang telah berkenan untuk menyetujui dan mengizinkan adanya praktik kerja lapangan.
2. Ibu Ana Widiana, M. Si Selaku ketua jurusan biologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
3. Bapa Isma Dwi Kurniawan M.Sc Selaku Pembimbing yang telah membimbing, memberikan petunjuk dan saran sampai selesainya laporan ini.
4. Bapak Kuswandono, S.Hut., M.P sebagai kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai periode 2021 dan bapak Jaja Suharja Senjaya, S.Hut sebagai kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Majalengka yang telah berkenan untuk menyetujui dan mengijinkan adanya PKL ini.
5. Bapa Robi Gumilang S.Hut Selaku pembimbing lapangan yang sudah berbagi ilmu dan pengalaman saat kegiatan berlangsung.
6. Bapak Gandi Mulyawan, S.Hut sebagai kepala Resort Pengelolaan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam SPTN Argalingga juga segenap staf yang bertugas
iii
bapak Aom Muhtarom, Yusup Hermawan, S.P, Tata Sutari, Opik, dan Hendra Purnama, S.Bio yang senantiasa memfasilitasi, membimbing, membantu, memberikan tempat, ilmu dan waktunya ketika PKL selama di Lapangan.
7. Sawaludin, Lina, Vera sebagai partner kelompok yang membersamai selama PKL berlangsung, membantu banyak hal yang dilakukan bersama selama kegiatan PKL ini.
8. Orangtua dan keluarga yang senantiasa mendukung penulis dari awal mulai Praktik Kerja Lapangan hingga selesainya penulisan laporan ini.
9. Rekan- rekan seperjuangan yang selalu mendukung dan membantu dalam pelaksanan Praktik Kerja Lapangan ini.
Harapan penulis semoga Allah SWT membalas segala kebaikan pada semua pihak yang tersebut di atas. Penulis sadar masih banyak kekurangan yang harus disempurnakan dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Bandung, 10 Agustus 2021
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan mahasiswa secara langsung dalam kerja profesi pada suatu lembaga, prusahaan atau instansi dalam jangka waktu sesuai kurikulum, kegiatan ini wajib diikuti oleh mahasiswa semester 6 Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi yang dilaksanakan di instansi Stasiun Karantina Pertanisa Kelas I Bandung. Dalam kegiatan ini sebagai upaya menbah pengalaman dan mahasiswa diharapkan kenal serta mengetahui kondisi lingkungan kerja dengan mengamati dan ikut serta secara langsung sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di masa mendatang nanti.
Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) merupakan Kawasan Pelestarian Alam yang mengemban fungsi perlindungan dan pengamanan kawasan, pengawetan keanekaragaman hayati dan pemanfaatan secara berkelanjutan. Kegiatan pemanfaatan secara berkelanjutan salah satunya adalah inventarisasi mengenai potensi tumbuhan yang terdapat di TNGC yang berkhasiat obat, oleh karena itu maka perlu eksplorasi dan pendokumentasian dengan optimal agar bisa dimanfaatkan lebih lanjut nantinya (BTNGC, 2016, 2019).
Elang merupakan salah satu burung pemangsa dan menempati posisi sebagai konsumen teratas dalam rantai makanan di suatu ekosistem. Keberadaan burung pemangsa (raptor) dalam suatu ekosistem merupakan hal penting, karena posisinya sebagai pemangsa puncak dalam piramida atau rantai makanan. Oleh sebab itu, apabila terdapat gangguan terhadap mereka, maka akan terganggu pula rantai dan jaring-jaring makanan dalam ekosistem tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung (Ridwan dkk. 2014).
Elang jawa (Nisaetus bartelsi) burung pemangsa yang dilindungi Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1999 tentang Pengawetan jenis Tumbuhan dan Satwa.
Berdasarkan IUCN redlist 2015 versi 3.1 elang jawa termasuk ke dalam status endangered sedangkan berdasarkan CITES tergolong Apendix I. Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) salah satu kawasan konservasi memiliki berbagai tipe habitat
1
(hutan payau/mangrove, hutan pantai, hutan alam dataran rendah, padang rumput dan hutan tanaman, namun elang jawa menempati habitat utamanya berupa hutan alam.
Elang jawa menggunakan tipe habitat hutan alam dapat memenuhi kebutuhannya sumber pakan berupa satwa arboreal maupun terestrial yang berukuran kecil hingga sedang, maupun pohon mencuat/emergent untuk persarngannya (Afianto 1999;
Utami 2002; Widodo 2004).
Elang jawa (Nisaetus bartelsi) merupakan jenis elang yang memiliki penyebaran terbatas (endemik) di Pulau Jawa. Saat ini keberadaan elang jawa terancam punah (endangered) karena jumlah populasinya yang kecil serta adanya degradasi dan fragmentasi habitat (IUCN 2001). Perkiraan jumlah populasi elang jawa berada pada rentang 108-542 pasang yang tersebar pada kantong-kantong habitat hutan di sepanjang Pulau Jawa (Syartinilia dkk. 2009)
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mendapatkan gambaran nyata mengenai prospek kerja setelah lulus kuliah.
2. Mendapatkan pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pembelajaran.
3. Meningkatkan pemahaman ilmu biologi dan implementasinya di lapangan.
4. Mengaplikasikan teori yang didapat di bangku perkuliahan dalam dunia kerja yang sesungguhnya.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui populasi Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) yang terdapat di Kawasan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai Wilayah II Majalengka, Jawa Barat.
2. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas keseharian Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) di Kawasan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai Wilayah II Majalengka, Jawa Barat.
2
1.3
Manfaat1.3.1 Manfaat Praktis
Memberikan informasi mengenai populasi elang jawa di Taman Nasional Gunung Ciremai
1.3.2 Manfaat Teoritis
1. Sumber informasi untuk menambah wawasan dalam bidang konservasi.
2. Memberikan wawasan untuk menambah hazanah ilmu pengetahuan agar dapat dilakukan konservasi Elang Jawa secara berkala.
3
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG INSTANSI
2.1 Sejarah, Letak dan Lokasi Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai Kawasan hutan Gunung Ciremai ditunjuk menjadi Taman Nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.424/Menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober 2004 tentang perubahan fungsi kawasan hutan lindung pada kelompok hutan Gunung Ciremai seluas ±15.500 (Lima Belas Ribu Lima Ratus) hektar kemudian ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.3684/MenhutVII/KUH/2014 tanggal 8 Mei 2014 seluas 14.841,30 (Empat Belas Ribu Delapan Ratus Empat Puluh Satu dan Tiga Puluh Perseratus) hektar di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Salah satu pertimbangan yang menjadi alasan penunjukkan menjadi Taman Nasional adalah peran kawasan Gunung Ciremai sebagai daerah resapan air (water catchment area) yang mendukung bagi kebutuhan satu kota dan empat kabupaten di sekitarnya yaitu Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (CIAYUMAJAKUNING), baik untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian bahkan perusahaan. Pertimbangan lainnya adalah kawasan ini memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi baik flora maupun fauna dan beberapa merupakan satwa dilindungi, endemik Pulau Jawa bahkan Jawa Barat, serta status spesies langka (endangered species) berdasarkan IUCN, yaitu macan tutul, elang jawa, dan surili. Selain itu, kawasan Gunung Ciremai juga memiliki potensi wisata dan penelitian yang mendukung bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan perekonomian masyarakat.
Berdasarkan UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya disebutkan bahwa Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zona yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
Zonasi Taman Nasional Gunung Ciremai telah ditetapkan berdasarkan Keputusan
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor SK.171/IVSet/2012 tanggal 28 September 2012 kemudian telah ditinjau ulang berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal 8 Pelestarian Hutan dan Konservasi Alam Nomor SK.87/IV-SET/2015
4
tanggal 30 Maret 2015 yang terdiri atas zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan dan zona lainnya yang meliputi zona rehabilitasi intensif, zona rehabilitasi pengkayaan, zona religi dan zona khusus. Penataan zona kawasan taman nasional bersifat dinamis. Artinya, zona yang telah ditetapkan masih dimungkinkan untuk dilakukan peninjauan ulang berdasarkan hasil evaluasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Nomor P.76/Menlhk-Setjen/2015 tanggal 16 Desember 2015 tentang Kriteria Zona Pengelolaan Taman Nasional dan Blok Pengelolaan Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam menyebutkan bahwa evaluasi zona Taman Nasional dilakukan sebagai bahan usulan perubahan zona pengelolaan yang diperlukan untuk kepentingan pengelolaan, dilakukan secara periodik paling lama 10 (sepuluh) tahun sesuai dengan hasil inventarisasi potensi kawasan. Pada kondisi tertentu, evaluasi dapat dilakukan sesuai dengan kepentingan pengelolaan.
5
BAB III METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu Praktik Kerja Lapangan 3.1.1 Lokasi
Lokasi Praktik Kerja Lapangan (PKL) terletak di Balai Taman Nasional Gunung Ciremai wilayah II, Majalengka
3.1.2
Waktu
Waktu pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL) ini beralangsung selama satu bulan, dimulai dari tanggal 30 Juni sampai dengan 30 Juli Tahun 2021
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Monitoring populasi Elang Jawa lingkup SPTN Wilayah I Kuningan adalah sebagai berikut:
- Alat tulis dan alat ukur - Tallysheet pengamatan - Binokuler
- Monokuler - Kompas - GPS - Kamera
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu:
- Buku panduan lapangan - Literatur mengenai Elang Jawa
6
3.3 Prosedur Penelitian
Prosedur kerja meliputi penelusuran literatur, seleksi literatur, dokumentasi literatur, analisis dan penarikan kesimpulan. Menurut Creswel tahapan-tahapan diatas dapat dilakukan dengan cara :
A. Mengidentifikasi istilah-istilah kunci.
Pencarian jurnal atau literatur dilakukan dengan menggunakan data monitoring pada tahun sebelumnya.
B. Menentukan tempat literatur (Local literature) sesuai dengan topik yang telah ditemukan dari database ataupun internet.
C. Mengevaluasi dan memilih Literatur secara kritis untuk dikaji (Critically evaluate and select the literature). a Menyusun literatur yang telah dipilih (Organize the literature).
b Bahan-bahan informasi serta data dari penelitian sebelumnya yang telah
didapatkan dibaca, dicatat, diatur dan diolah kembali.
c Menulis kajian pustaka (Write a literature review). d Membuat hasil dan kesimpulan.
Setelah itu hasil penelitian yang terdapat pada literatur yang digunakan, dianalisa dan disimpulkan.
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1 Pengamatan
No Site
Monitoring
Koordinat
(UTM) Jumlah
Perjumpaan
Aktivitas
X Y
1 Cilengkrang 217556 923293 3 Terpantau elang
jawa dewasa terbang rendah diatas permukaan tajuk di hutan pinus sambil mengintari area dengan
memperhatikan gerakan-gerakan di bawahnya untuk mencari mangsa (Ambush Hunting).
2 Sayana / Sumur
217743 9236793 1 Terpantau sedang
terbang melayang
dan berputar
mengapung berputar vertikal maupun horizontal dengan tidak mengepakan sayap (shoaring) di atas hutan pinus blok Japarana.
3 Cipari 212565 9228801 2 - Elang jawa
dewasa terbang shoaring diatas hutan pinus dengan memanfaatkan panas terbang semakin tinggi, kemudian
melakukan gliding ke arah timur dan menghilang di hutan alam.
- Elang Jawa dewasa terbang rendah diatas hutan pinus disekitar
8
sarang sambil sesekali menengok ke bawah untuk berburu mangsa.
4 Legok Imah 212978 9228444 1 Terpantau sedang
terbang melayang
dan berputar
mengapung
berputar vertikal maupun horizontal
dengan tidak
mengepakan sayap (shoaring) di atas hutan pinus glok Legok Imah.
5 Sigedong / Bintangot
216728 9241423 4 Sepasang elang jawa
dewasa terbang shoaring bersama diatas hutan pinus dengan
memanfaatkan panas, melakukan kegiatan berburu diblok bintangot.
6 Gunung
Larang
210799 9245196 4 Terpantau sarang
dan anakan elang jawa umur kira kira 4 minggu di pohon pinus, tinggi sarang kira-kira 25 meter dari permukaan tanah
4.2 Pembahasan
Berdasarkan table diatas didapatkan 15 catatan perjumpaan Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), Elang Jawa terpantau di 6 site monitoring yaitu di blok Cipari, Sigedong, Sayana, Legok Imah, Cilengkrang, dan Gunung Larang. Pada site monitoring Site monitoring blok Gunung Larang terpantau individu baru (anakan) kira-kira berumur 4 (empat) minggu, dimana site monitoring Gunung Larang baru tahun ini terpantau adanya sarang dan anakan sehingga dengan terpantaunya anakan disite monitoring Gunung Larang menambah individu baru elang jawa di Taman Nasional Gunung Ciremai dari yang sudah ada. Pada site monitoring Cilengkrang didapatkan jumlah perjumpaan sebanyak 3 perjumpaan dengan aktivitas terbang rendah diatas permukaan tajuk di
9
hutan pinus sambil mengintari area dengan memperhatikan gerakan-gerakan di bawahnya untuk mencari mangsa (Ambush Hunting). Pada site monitoring Sayana didapatkan jumlah perjumpaan sebanyak 1 perjumpaan dengan aktivitas terbang melayang dan berputar mengapung berputar vertikal maupun horizontal dengan tidak mengepakan sayap (soaring). Pada site monitoring Cipari didapatkan jumlah perjumpaan sebanyak 2 perjumpaan dengan aktivitas terbang shoaring diatas hutan pinus dan terbang rendah diatas hutan pinus disekitar sarang sambil sesekali menengok ke bawah untuk berburu mangsa. Pada site monitoring Legok Imah didapatkan jumlah perjumpaan sebanyak 1 perjumpaan dengan aktivitas terbang melayang dan berputar mengapung berputar vertikal maupun horizontal dengan tidak mengepakan sayap (soaring) di atas hutan pinus. Pada site monitoring Sigedong didapatkan jumlah perjumpaan sebanyak 4 perjumpaan dengan aktivitas terbang shoaring diatas hutan pinus.
Selain Elang Jawa, beberapa jenis elang yang terpantau dan teridentifikasi selama melakukan kegiatan monitoring pada seluruh site monitoring yang dipantau diantaranya Elang Hitam (Ichtinaetus malayensis), Elang Ular Bido (Spilornis cheela), Elang Brontok (Nisaetus cirhatus), Sikep Madu Asia (Pernis ptylorhyncus) dan Alap-alap Sapi (Falco mollucensis).
10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil PKL ini dapat disimpulkan bahwa populasi Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) di Taman Nasional Gunung Ciremai terpantau perjumpaan sebanyak 15 perjumpaan pada site monitoring Cilengkrang, Sayana, Cipari, Legok Imah, Sigedong, dan Gunung Larang, dan juga aktivitas yang dominan dilakukan yaitu terbang rendah maupun tinggi serta memantau mangsa dari ketinggian (Soaring).
5.2 Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai perkembangan populasi Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) dan dilakukan pengeloloan berkelanjutan seperti konservasi lebih lanjut untuk Elang Jawa
11
DAFTAR PUSTAKA
BTNGC. (2016). Menuju Manajemen Paripurna Pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai Untuk Kedaulatan Rakyat.
BTNGC. (2019). Prosedur Tetap Pendakian Gunung Ciremai. 1–41.
http://tngciremai.com/wp-content/uploads/2020/08/Protap-Pendakian-TNGC_Final.pdf BTNGC. (2006). Rencana Pengelolaan Taman Nasioanal Gunung Ciremai. Kabupaten Majalengka dan Universitas Widayamukti, Kuningan, Jawa Barat: Departeman Kehutanan Kabupaten Kuningan.
Pribadi, D. P. 2014. Studi Populasi Elang Jawa (Spizaetus bartelsi Stresemann, 1924) di Gunung Salak, Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Bioma, 10(1), 17-24.
Widodo, T. W., Fajar, D. N. A., Jamil, I., & Permana, D. 2010. DINAMIKA POPULASI ELANG JAWA (NISAETUS BARTELSI) DI KAWASAN CAGAR ALAM GUNUNG PICIS DAN CAGAR ALAM GUNUNG SIGOGOR. SIMBIOSIS, 8(1), 9- 16.
12