• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH Al-Islam 1 “MAKNA SYAHADATAIN”

N/A
N/A
Andrian Maulana

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH Al-Islam 1 “MAKNA SYAHADATAIN”"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH Al-Islam 1

“MAKNA SYAHADATAIN”

Disusun Oleh :

1. Andrian Maulana (23030100129) 2. Alfian Alexander A.J (23030100130) 3. M. Zikri Naufal Gani (23030100131)

DOSEN PENGAMPU:

Dr.H.AZMI YAHYA,MM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TAHUN 2023

(2)

DAFTAR ISI

COVER I DAFTAR ISI II

KATA PENGANTAR III BAB 1 : PENDAHULUAN IV

1.1 Latar Belakang……….…... IV 1.2 Rumusan Masalah……….. IV 1.3 Tujuan Makalah……….. IV BAB II : PEMBAHASAN IV

2.1 Kalimat Syahadat V

2.2Makna dan Fungsi Kalimat SyahadatVI

2.3 Hal-Hal Yang Membatalkan Syahadat ……….. VIII BAB 2 : PENUTUP ………... X 3.1 Kesimpulan ………. XI

DAFTAR PUSTAKA ……….. XII

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala karena berkat limpahan Rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat Menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktuya. Tujuan makalah ini dibuat yaitu untuk melengkapi pembelajaran Al- Islam yang diampu oleh Dr.H.Azmi YAHYA,MM.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Syahadat yaitu rukun Islam pertama dan mempunyai hal yang sangat dipenting bagi pemeluk umat muslim. Setiap muslim patut mengetahui arti dan kebenaran syahadat dengan baik dan b enar. Tauhid yang murni dapat mewujudkan orang masuk surga tanpa anggaran. Ironisnya ba nyak muslim berbuat hal-hal yang dapat meruntuhkan akidah sedangkan syahadat mewujudk an pembanding bagi orang Islam dengan kafir.

Hal yang dapat meruntuhkan akidah dan tauhid banyak berbagai salah satunya yaitu mengata kan sumpah palsu (sumpah berbohong), syirik, suka menyepelekan ketentuan Allah, bersump ah dengan nama melainkan Allah, ataupun dengan ujaran-ujaran yang cenderung kepada syiri k. Melainkan itu berketentuan dengan kecuali ketentuan Allah saja terkandung kegiatan yang dapat merobohkan akidah. Kalimat syahadat ialah kekuasaan yang dibagikan Allah Swt. agar menguatkan orang yang beriman.

Dua kalimat syahadat ialah suatu kunci yang ikut ke dalam alam kesejahteraan (Islam) dan da pat mengangkut manusia masuk ke dalam surga. Apabila kalimat ini merupakan kalimat ujara n terakhir saat hidup keduniaan, bahwa jaminan-Nya adalah surga.3

(4)

Berdasarkan hal ini, masing-masing orang yang mau masuk Islam mensyaratkan untuk meng atakan dua kalimat syahadat. Oleh sebab itu orang yang mengatakan.

ِا ُل ْوُسَر اًدَمَحُم َنَأ ُدَهْشَأَو ُا َلِإ َهَلِإ َل ْنَأ ُدَهْشَأ Artinya :”Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Nabi Muhammad adala h utusan Allah.

Setiap orang Islam wajib mengatakan kalimat syahadat sedikitnya satu kali seumur hidup. Dil ihat dari sudut ketetapan Islam, dua kalimat sahadat ini ialah persaksian atau perjanjian, tidak ada Tuhan selain Allah. Sesudah perjanjian kepada Allah tersebut, bahwa selama hayat dikan dung badan ia mesti menuruti kyakinan Allah Swt. yang saat ini terdapat didalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah yang saat ini terletak dalam kitab hadis dan riwayat hidup beliau.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa definisi tentang kalimat syahadatain?

2. Apa makna dan fungsi kalimat syahadatain?

3. Apa saja hal-hal yang dapat membatalkan kalimat syahdatain?

1.3 Tujuan makalah

Untuk memenuhi tugas Al-Islam I yang diampu oleh Dr. H. Azmi Yahya, MM

.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 KALIMAT SYAHADAT

DEFINISI SYAHADAT

Kalimat syahadat yakni sebuah iqrar La Ilaha Illallah tidak akan dapat diwujudkan s ecara benar tanpa mengikuti petunjuk yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Oleh sebab it u iqrar La Ilaha illallah harus di ikuti oleh iqrar Muhammad Rasulullah. Dua iqrar itulah yang dikenal dengan dua kalimat syahadat (syahadatain) yang menjadi pintu gerbang seseorang m emasuki dien (agama) Allah SWT.

Kata asyhadu secara etimologis berakar dari kata syaha-da yang mempunyai tiga pe ngertiaan: musyahadah (menyaksikan), syahadah (kesaksian) dan half (sumpah). Yang mana ketiga pengertian itu dipakai di dalam Al-Qur’an:

َۗنْوُبَرَقُمْلا ُهُدَهْشَي

(5)

“Yang disaksikan oleh (malaikat-malaikat) yang didekatkan (kepada Allah). “(Al-M uthaffifin 83: 21).

ْمُكْنِم ٍلْدَع ْيَوَذ اوُدِهْشَأَو

“…dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu.” (Al-Thala q 65: 2).

َّّنِّإ ُّّدَّّه ّّْشَّّي َُّّا َّّو ُّّهُّّلّوُّّس َّّرَّّل ََّّكَّّنِّإ ُّّمَّّل ّّْعَّّي ُّ َّا َّّو ّۗ َِّّا ُّّلّوُّّس َّّرَّّل ََّّكَّّنِّإ ُّّدَّّه ّّْشَّّن ّاّوُّّلّاَّّق َّّنّوُّّقِّّفّاَّّنُّّمّّْلّا َّّك َّّءّا َّّج ّاَّّذِّإ

َّّنّوُّّبِّّذّا َّّكَّّل َّّنّيِّّقِّّفّاَّّنُّّمّّْلّا

“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungg uhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-oran g munafik itu benar-benar orang pendusta.” (Al-Munafiqun 63: 1).

Berdasarkan pengertian etimologis di atas maka syahadah seseorang (bahwa sesungg uhnya tiada Tuhan melainkan Allah semata, san sesungguhnya nabi Muhammad itu utusan Al lah) harus mencakup ketiga pengertian di atas: musyahadah (dengan hati dan pikiran), syaha dah (dengan lisan), dan half (dengan menghilangkan segala keraguan). (Al-Islam 1979, 26-2 7).

Kalau inti dari syahadah yang pertama adalah beribadah hanya kepada Allah SWT s emata, maka inti dari syahadah kedua adalah menjadikan Rasulullah SAW sebagai titik pusat keteladanan (uswah hasanah) baik dalam hubungan dengan Allah SWT (hablum minallah) se cara vertical, maupun dalam hubungan dengan manusia (hablum minannas) secara horizontal.

اًريِثَك َ َا َرَكَذَو َرِخ ْلا َمْوَيْلاَو َ َا وُجْرَي َناَك ْنَمِل ٌةَنَسَح ٌةَوْسُأ ِ َا ِلوُسَر يِف ْمُكَل َناَك ْدَقَل “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (y aitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banya k menyebut Allah.”

Selain diucapkan pada saat pertama kali memeluk agama Islam, dua kalimat syahada t juga menjadi kunci bagi seseorang untuk masuk ke dalam surga. Sebagaimana sabda nabi M uhammad saw:

َةَنَجْلا َلَخَد ا َلِإ َهٰلِإ َل ِهِم َلَك َرِخآ َناَك ْنَم :َمَلَسَو ِهْيَلَع ُا ىَلَص ِا ُلْوُسَر َلاَق :َلاَق ٍلَبَج ِنْب َذاَعُم ْنَع

(6)

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, ‘Siapa pun yang akhir ucapannya (ketika menjelang ajal) kalimat La ilaha i llallah maka ia masuk surga’,,

A. SYARAT SYAHADAT

1. Syarat-syarat “Laa ilaha illallah”

Bersaksi dengan laa ilaaha illallah harus dengan tujuh syarat. Tanpa syara t-syarat itu syahadat tidak akan bermanfaat bagi yang mengucapkannya. Adapun s yarat-syarat tersebut adalah:

a. Ilmu (mengetahui)

Artinya mengetahui apa yang ditiadakan dan apa yang ditetapkan, yang menafi kan ketidaktahuannya dengan hal tersebut.

b. Yaqin (yakin)

Artinya orang yang mengikrarkannya harus meyakini kandungan syahadat itu.

Manakala ia meragukannya maka akan sia-sia persaksian itu.

c. Qabul (menerima)

Artinya menerima kandungan dan konsekuensi dari syahadat; menyem-bah Al lah semata dan meninggalkan ibadah kepada selainNya.

d. Inqiyad (patuh)

Artinya tunduk dan patuh dengan kandungan makna syahadat.

e. Shidiq (jujur)

Artinya ia tidak hanya mengucapkan dengan lisannya, tetapi juga membenarka n dengan hatinya. Manakala hatinya mendustakan, makai ia adalah munafik da n pendusta.

f. Ikhlash

Membersikan amal dri segala syirik, riya atau sum’ah.

Dalam hadits ‘Itban Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Artinya: “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas Neraka orang yang mengu capkan laa ilaaha illallah karena mengingkari ridho Allah.” (HR. Al-Bukhari d an Muslim)

g. Mahabbah (kecintaan)

Artinya mencintai kalimat ini serta isinya, juga mencintai orang-orang yang m engamalkan konsekuensinya.

2. Syarat syahadat “Anna Muhammadan Rasulullah

a. Mengakui kerasulannya dan meyakininya di dalam hati.

b. Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan.

(7)

c. Mengikuti dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah dibawanya serta meninggalkan yang batil.

d. Membenarkan segala yang dikabarkan dari hal-hal yang ghaib, baik yang suda h lewat maupun yang akan dating.

e.

Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak, orangtua, serta seluruh manusia.

f.

Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta meg amalkan sunahnya.

2.2 MAKNA DAN FUNGSI KALIMAT SYAHADAT

Arti syahadat secara harfiah adalah memberikan kesaksian dan memberikan pengakuan. Dua kalimat syahadat adalah kunci untuk masuk ke dalam alam keselamatan (Islam) dan dengan kalimat itu pula manusia dimasukkan ke dalam surga. Jika kalimat ini menjadi kalimat ucapan terakhir dalam hidup duniawi, maka dia pasti masuk surga.

Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah artinya aku bersaksi bahwasanya Muhammad shalla llahu ‘alaihi wa sallam adalah Rasul Allah. Rasul adalah seseorang yang diberi wahyu oleh Allah berupa syari’at dan ia diperintahkan untuk mendakwahkan syari’at tersebut (Syarah Ar ba’in an Nawawiyah, Syaikh Al ‘Utsaimin). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabd a: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya! Tidaklah mendengar kenabiank u salah seorang dari umat ini, baik itu Yahudi atau pun Nasrani, lalu ia meninggal sementar a ia tidak beriman dengan apa yang aku bawa, kecuali ia akan termasuk penduduk neraka”

(HR. Muslim)

Selain beliau adalah seorang Rasul Allah, beliau juga berstatus sebagai Hamba Allah. Di satu sisi kita harus mencintai dan mengagungkan tetapi, di sisi lain kita tidak boleh mengagungka n beliau secara berlebihan. Beliau bersabda: “ Sesungguhnya aku hanyalah hamba, maka sebu tlah: hamba Allah dan Rasul-Nya.”

Salah satu fungsi kalimat syahadat adalah :

- Sebagai syarat mutlak untuk seseorang yang akan memeluk agama Islam.

- Sebagai Dasar Sebuah Perubahan

Pemahaman tentang kalimah syahadat mampu mengubah manusia dalam aspek keyakinan, pemikiran, maupun jalan hidupnya. Perubahan itu juga meliputi berbagai aspek kehidupan manusia secara individu atau masyarakat.

- Sebagai Hakikat Dakwah Para Rasul Allah SWT.

Allah SWT. mengutus setiap rasul, semenjak Nabi Adam AS. hingga Nabi Muhammad SAW., mereka mengemban dan membawa misi suci dakwah yang satu, yaitu kalimat syahadat dan apa yang diwahyukan kepada Rasulullah sama dengan apa yang diwahyukan kepada nabi-nabi sebelumnya.

Makna syahadatai harus diamalkan setiap muslim. Tidak hanya diucapkan saja, namun juga diyakini. Syahadat merupakan salah satu rukun Islam yang perlu dipenuhi oleh

(8)

setiap umat muslim. Bahkan syahadat adalah rukun Islam yang pertama sehingga memiliki hukum wajib untuk dilaksanakan.

Syahadat berupa kalimat singkat dan padat namun penuh makna yang mendalam. “Asyhadu an laa ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar Rasulullah” yang artinya “Saya bersaksi bahwa tiada tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu utusan (rasul) Allah.

Dari arti kalimat tersebut dapat dipahami bahwa makna syahadatain adalah sebuah kesaksian dan pengakuan bahwa Allah merupakan satu-satunya Tuhan yang wajib disembah, dan Nabi Muhammad merupakan utusan atau rasul Allah.

Syahadat memiliki tiga tempat kedudukan, yaitu lisan, badan, dan kalbu. Di mana sy ahadat yang diucapkan harus diresapi hingga ke hati, kemudian akan terwujud sikap untuk m elakukan hal-hal baik dan menjauhi larangan Allah.

Kalimat syahadat, setidaknya perlu diperbarui minimal tiga kali sehari, selain dalam bacaan s holat, adzan, dan iqomah. Dikatakan tiga kali tidak lain untuk memperbarui iman yang terdap at pada lisan, iman pada badan, dan iman pada kalbu atau hati.

Dua kalimat syahadat mengan dung pengertian bahwa Allah it u nyata ada-Nya.Maha

Dua kalimat syahadat mengandung pengertian bahwa Allah itu wujud. Maha Pencipta yang d ibuktikan dengan ciptaan-Nya, meskipun kita tidak bisa melihat Allah dengan pengelihatan bi asa, tetapi kita yakin bahwa Allah itu tuhan yang Maha Esa, Maha kuasa, tidak melahirkan da n tidak ada sekutu bagi-Nya.

Sebagaimana firman Allah:

ِمْيِحَرلا ِن ٰم ْحَرلا ِ ٰاا ِمْسِب ١

ٌۚدَحَا ُ ٰاا َوُه ْلُق – ٢

ُۚدَمَصلا ُ ٰا َا – ٣

ْۙدَلْوُي ْمَلَو ْدِلَي ْمَل –

(9)

٤

ٌدَحَا اًوُفُك ٗهَل ْنُكَي ْمَلَو – Artinya:

Katakanlah: “Dialah Allah Yang Mahaesa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun ya ng setara dengan Dia.”

Pengertian lainnya yang terkandung dalam dua kalimat syahadat di atas, adalah Muhammad a dalah utusan Rasul/utusan Allah. Ini sesuai dengan firman Allah:

ۖ اًن َٰو ْضِرَو ِ َلٱ َنّم ًلْضَف َنوُغَتْبَي اًدَجُس اًعَكُر ْمُهٰىَرَت ۖ ْمُهَنْيَب ُءاَمَحُر ِراَفُكْلٱ ىَلَع ُءآَدِشَأ ٓۥُهَعَم َنيِذَلٱَو ۚ ِ َلٱ ُلوُسَر ٌدَمَحّم

َظَلْغَتْسٱَف ۥُهَرَزأََّف ۥُهَّْٔطَش َجَرْخَأ ٍعْرَزَك ِليِجنِ ْلٱ ىِف ْمُهُلَثَمَو ۚ ِةٰىَرْوَتلٱ ىِف ْمُهُلَثَم ََكِل َٰذ ۚ ِدوُجّسلٱ ِرَثَأ ْنّم مِهِهوُجُو ىِف ْمُهاَميِس ا ًۢميِظَع اًر ْجَأَو ًةَرِفْغَم مُهْنِم ِت َٰحِل َٰصلٱ ۟اوُلِمَعَو ۟اوُنَماَء َنيِذَلٱ ُ َلٱ َدَعَو ۗ َراَفُكْلٱ ُمِهِب َظيِغَيِل َعاَرّزلٱ ُبِجْعُي ۦِهِقوُس ٰىَلَع ٰىَوَتْسٱَف Artinya: Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak

menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

2.3 HAL YANG MEMBATALKAN SYAHADAT

Dengan seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat berarti dia sudah mempersaks ikan dirinya sebagai hamba Allah semata. Kalimat Lailaahaillallahu dan Muhammadur Rasul ullah harus selalu membekas dalam hati dan jiwanya. Yang mana, nantinya dia akan mengger akkan anggota tubuhnya agar tidak menyembah selain Allah. Baginya hanya Allah sebagai tu han yang harus dipatuhi perintahnya, diikuti ajaranNya, dan dijauhi laranganNya. Sebagaima na firman Allah dalam surat Al Hujurat: 13

(10)

ْمُكاَقْتَأ ِ َا َدْنِع ْمُكَمَرْكَأ َنِإ

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yan g paling taqwa di antara kamu” (QS. Al Hujurat: 13).

Begitu juga dalam pembukaan surat Al- Israa’, Allah telah mendeklarasikan (menyatakan) ba hwa Rasulullah saw. Adalah hambaNya.

ُعيِمَسلٱ َوُه ۥُهَنِإ ۚ اَنِتَٰياَء ْنِم ۥُهَيِرُنِل ۥُهَلْوَح اَنْكَرَٰب ىِذَلٱ اَصْقَ ْلٱ ِدِجْسَمْلٱ ىَلِإ ِماَرَحْلٱ ِدِجْسَمْلٱ َنّم ًلْيَل ۦِهِدْبَعِب ٰىَرْسَأ ٓىِذَلٱ َن َٰحْبُس

ُريِصَبْلٱ

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari A l Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perl ihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah M aha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al Israa: 1).

Kedua ayat diatas menunjukan bahwa makna dua kalimat syahadat -yang intinya ada lah tauhid- harus benar-benar tercermin dalam jiwa, hati dan perbuatan orang yang mengikrar kannya. Bukan hanya untuk diikrarkan saja, tetapi juga harus diimplementasikan dengan perb uatan sebagai bukti dan tujuan kita untuk menjadi hamba Allah yang sejati dan mulia karena ketakwaan kita pada Allah yang sesuai dengan makna dua kalimat syahadat dan kedua ayat di atas.

Menurut Sa’id Hawwa dalam bukunya Al-islam , banyak orang yang keliru mengira, bahwa kalau sudah memiliki nama yang islami,maka tidak ada satu pun sikap atau perbuatan yang bisa membatalkan keislaman ata membatalkan dua kalimat syahadatnya.Sebenarnya ban yak sikap seorang muslim yang bisa membatalkan dua kalimat syahadatnya.Lalu Sa’id Haww a menyebutkan dan menguraikan satu per satu di antara nya yaitu ;

1. Bertawakal bukan kepada Allah SWT

Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk berusaha dn berikhtiar.Tapi melar ang kita bertawakal kepada usaha atau ihtiar tersebut.Kita harus bertawakal kepada Allah SW T semata.Allah berfirman:

َنيِنِم ْؤّم مُتنُك نِإ ۟آوُلَكَوَتَف ِ َلٱ ىَلَعَو

(11)

Artinya : “Dan, hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar- benar orang yang beriman” (Al-Maidah 5:23)

2. Tidak mengakui bahwa semua nikmat lahir maupun batin adalah karunia Allah SWT Manusia tidak dan mempercayai bahwa nikmat yang dia peroleh itu hanyalah se mata-mata karena usahanya, sebab bagaimana boleh mengaku pun dia berusaha kalau Allah ti dak berkenan, dia tidak akan mendapatkannya.sebagaimana dalam Firman-Nya pada Surah Al-Qashash ayat 78 yang berbunyi :

ٓىِدنِع ٍمْلِع ٰىَلَع ۥُهُتيِتوُأ اَمَنِإ َلاَقۚ

Artinya : "Qarun berkata : "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku."

3. Taat secara mutlak kepada selain Allah SWT dan Rasul-nya

Seorang muslim hanya dibenarkan taat secara mutlak kepada Allah dan Rasul-Ny a (karena taat kepada Rasul-Nya berarti taat kepada-Nya).Sedangkan taat kepada Ulil Amri h arus lah terbatas,selama masih dalam ruang lingkup taat kepada Allah dan Rasulnya.Sebagai mana tertera dalam surah Asy-syu’ura 26:151-152 yang artinya : "Dan janganlah kamu menta ati perintah orang-orang yang melewati batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan ti dak mengadakan perbaikan."

4. Membenci islam,seluruh atau sebagainya

Membenci Islam dalam hal ini juga termasuk membenci salah satu hukum Islam, baik yang menyangkut ekonomi, politik, sosial maupun aspek-aspek lainnya.

5. Menghalalkan Apa yang Diharamkan oleh Allah, dan Mengharamkan Apa yang Dihal alkan-Nya

Sikap menghalalkan apa yang diharamkan dan mengharamkan apa yang dihalalkan kebohongan yang besar di hadapan Allah SWT. sebagaimana Firman-Nya dalam Surah termasuk sebuah An-Nahl ayat 116 yang berbunyi:

(12)

َنوُحِلْفُي َل َبِذَكْلٱ ِ َلٱ ىَلَع َنوُرَتْفَي َنيِذَلٱ َنِإ ۚ َبِذَكْلٱ ِ َلٱ ىَلَع ۟اوُرَتْفَتّل ٌماَرَح اَذَٰهَو ٌلَٰلَح اَذَٰه َبِذَكْلٱ ُمُكُتَنِسْلَأ ُفِصَت اَمِل ۟اوُلوُقَت َلَو Artinya : "Dan, janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh li dahmu secara dusta ini halal dan ini haram untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Al lah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidaklah b eruntung."

Begitu juga, terhadap golongan orang yang munafik yang senantiasa berdusta kepad a Allah SWT. dipastikan tidak termasuk ke dalam ciri-ciri orang yang tidak beriman kepada a yat-ayat-Nya, sebagaimana termaktub dalam Surah An-Nahl ayat 105 yang berbunyi:

َنوُبِذ َٰكْلٱ ُمُه ََكِئَٰٓل ۟وُأَو ۖ ِ َلٱ ِتَٰيأَِّب َنوُنِمْؤُي َل َنيِذَلٱ َبِذَكْلٱ ىِرَتْفَي اَمَنِإ Artinya : "Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.”

6. Beramal dengan tujuan selain Allah SWT

َنيِمَل َٰعْلٱ ّبَر ِ َ ِل ىِتاَمَمَو َىاَيْحَمَو ىِكُسُنَو ىِت َلَص َنِإ ْلُق Artinya: "Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalatah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-An'am ayat 162)

Ibadah disini tidak terbatas pada salat,puasa,zakat dan haji semata,tetapi mencakup semua amala yang dikerjakan Karena Allah.Dengan demikian muslim tidak boleh berbua karena sesuatu yang lain,misalnya karena nasionalisme,hidup matinya untuk

nasionalisme,benar salah dia tetap membela nasionalismenya.Pernyataan ini bukan berarti tidak boleh membela negaranya,bukan begitu.Tapi yang dilarang disini adalah

menjadikannya sebagai “isme”,karena apabila sudah menjadi isme dia akan mempersatukan dari segala-galanya,termasuk melebihi agamanya (islam)

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

(13)

Syahadatain merupakan inti ajaran Islam. Dengan pemahaman syahadatain yang benar, seora ng muslim akan menjadikan Allah sebagai ghayah (tujuan)nya, Muhammad sebagai qudwah (teladan)nya, dan Al-Qur an sebagai dustur (pedoman hidup)nya. Saran Sebagai orang Islam, tentunya kita harus lebih memahami makna syahadat dalam kehidupan sehari-hari. Tidak han ya diucapkan di lisan, tetapi diyakini dalam hati dan diamalkan dalam kehidupan agar tidak h anya Islam KTP.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, Yunahar. 1992.Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pen gamalan Islam

2. Penjelasan Hadits ‘Mengucapkan La ilaha illallah maka Masuk Surga’ | NU Online 3. Almanhaj - Media Islam Salafiyyah

4. repository.radenfatah.ac.id/19365/1/1.pdf

Referensi

Dokumen terkait