• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ANALISIS KOMPARATIF TERKAIT PENDIDIKAN DASAR IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA PADA SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Deswara Varen Ramadhani

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH ANALISIS KOMPARATIF TERKAIT PENDIDIKAN DASAR IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA PADA SEKOLAH DASAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH ANALISIS KOMPARATIF TERKAIT PENDIDIKAN DASAR IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA PADA SEKOLAH DASAR

Disusun Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Pendidikan Komparatif Dosen Pengampu : Veroyunita Umar S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Deswara Varen Ramadhani / 21108244032 37/ PGSD / 4B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2023

(2)

ANALISIS KOMPARATIF JURNAL PELAKSANAAN PENDIDIKAN DASAR, IMPLEMENTASI PELAKSANAAN KURIKULUM MERDEKA

Deswara Varen Ramadhani

Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta Email : deswaravaren.2021@student.uny.ac.id

Abstrak

Munculnya sebuah kurikulum baru memperbarui sistem pendidikan Indonesia pula. Sebelumnya mengacu pada kurikulum 2013, yang kemudian bergeser menuju kurikulum merdeka tentu menghadirkan banyak pro dan kontra. Analisis komparatif ini akan membahas bagaimana kondisi yang dialami kedua objek dalam menghadapi kurikulum merdeka. Analisis komparatif pendidikan dasar adalah suatu proses yang melibatkan perbandingan dan evaluasi sistem pendidikan dasar di beberapa entitas atau wilayah yang berbeda. Tujuan dari analisis ini adalah untuk membandingkan kinerja dan hasil pendidikan dasar antara beberapa entitas tersebut guna mengidentifikasi kelebihan, kelemahan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi pendidikan dasar sebab adanya kurikulum merdeka.

Kata Kunci: analisis; kurikulum merdeka; komparatif; pendidikan

COMPARATIVE ANALYSIS OF BASIC EDUCATION IMPLEMENTATION JOURNAL, IMPLEMENTATION OF INDEPENDENT CURRICULUM

IMPLEMENTATION Abstract

The emergence of a new curriculum updates the Indonesian education system as well. Previously referring to the 2013 curriculum, which then shifted towards the independent curriculum certainly presents many pros and cons. This comparative analysis will discuss how the conditions experienced by the two objects in dealing with the independent curriculum. Comparative analysis of basic education is a process that involves comparing and evaluating basic education systems in several different entities or regions. The purpose of this analysis is to compare the performance and outcomes of basic education between these entities in order to identify the strengths, weaknesses and factors that affect basic education achievement due to the independent curriculum.

Keywords: analysis; independent curriculum; comparative; education

(3)

PENDAHULUAN

Sistem pendidikan di Indonesia terus saja mengalami perubahan. Sebelas kali sudah Indonesia mengalami perubahan kurikulum. Kurikulum Merdeka Belajar, kurikulum terbaru saat ini adalah sebuah konsep pendekatan kurikulum yang diperkenalkan di Indonesia. Konsep ini bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada siswa dalam memilih dan mengelola pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhan mereka sendiri. Kurikulum Merdeka Belajar merupakan upaya untuk memperbaiki sistem pendidikan yang lebih responsif, inklusif, dan relevan dengan kebutuhan siswa. Konsep ini juga berusaha mengembangkan kreativitas, kemandirian, dan pemikiran kritis siswa. Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar masih dalam tahap pengembangan dan percobaan di beberapa sekolah di Indonesia, sehingga evaluasi dan penyesuaian terus dilakukan untuk memastikan keberhasilannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Kurikulum ini telah diterapkan ke beberapa sekolah, tak terkecuali sekolah dasar. Tentu setiap sekolah mengimplementasikan kurikulum ini dengan caranya masing masing, meskipun acuan yang digunakan sama. Komparasi ini merupakan analisis yang menggunakan penelitian kualitatif menghasilkan data mengenai deskripsi objek penelitian yang berupa kata-kata (kalimat-kalimat) yang menjelaskan sesuatu, bukan bilangan-bilangan (Budiyono, 2017). Analisis ini bukan merupakan metode, melainkan jenis analisis yang berlandaskan pada data. Analisis ini berdasar pada filsafat postpositivisme yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah untuk mendapatkan data yang mendalam tentang suatu makna (Sugiyono, 2015).

PEMBAHASAN

Komparasi kali ini mengambil dua jurnal dari Google Schoolar, dengan judul

“Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak Sekolah Dasar”

sebagai jurnal a dan “Implementasi kurikulum merdeka di sekolah penggerak SD Negeri 2 Pogung Kabupaten Klaten” sebagai jurnal b. Analisis akan dilakukan sesuai dengan kalimat yang ditulis penulis pada jurnal. Analisis komparatif berdasarkan pada penulisan artikel jurnal tersebut berdasarkan pada pedoman struktur dan penulisan

(4)

masing-masing jurnal. Struktur bagian jurnal yang dianalisis meliputi judul, abstrak, kata kunci, pendahuluan, metode penelitian, hasil dan pembahasan, simpulan, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka.

1. Judul

Aspek pertama yang dianalisis penulis adalah judul. Dimana keduanya memiliki kata kunci implementasi, kurikulum merdeka dan sekolah penggerak. Dari judul yang memiliki banyak kesamaan, maka komparasi bisa dilakukan. Topik bahasan yang dijelaskan melalui judul menjadi latar belakang penulis menganalisis kedua jurnal.

a. “Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak Sekolah Dasar”

Judul pada jurnal a menjelaskan bagaimana sekolah mengimplementasi kebijakan kurikulum merdeka belajar khususnya di sekolah dasar. Hal ini relevan dengan topik pembahasan implementasi kurikulum merdeka pada pendidikan dasar. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia yang baku.

b. “Implementasi kurikulum merdeka di sekolah penggerak SD Negeri 2 Pogung Kabupaten Klaten”

Judul b lebih menerangkan mengenai dampak atau impact yang dihasilkan dari pergantian kurikulum pendidikan. Secara spesifik analisis dilakukan di SD Negeri 2 Pogung. Bahasa yang digunakan sama dengan jurnal a, yaitu Bahasa Indonesia baku.

2. Abstrak

Pada bagian abstrak, jurnal a dan b memiliki kata kunci yang mirip dan keduanya memiliki kosakata Kurikulum Merdeka. Jurnal a menelaah tentang "Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak SDN Guruminda 244 Kota Bandung. Sedangkan jurnal b mengetahui Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak SD Negeri 2 Pogung yang mulai dilaksanakan di tahun ajaran 2021-2022. Jurnal b lebih mengfokuskan murid mencapai tujuan Profil Pelajar Pancasila, sedangkan jurnal a tidak.

3. Pendahuluan

(5)

Kedua jurnal pada bagian pendahuluan ini diawali oleh problematika munculnya kurikulum merdeka yang dirilis oleh pemerintah di tahun 2022. Program sekolah penggerak menjadi solusi mengenalkan kurikulum baru kepada murid sekolah dasar. Peran guru sangat berpengaruh dalam hal ini karena bimbingan yang diterapkan guru akan sangat berpengaruh kepada proses keberhasilan adaptasi kurikulum merdeka belajar.

4. Metode

a. Jurnal a yang mengkaji sebuah sekolah dasar di Bandung dilakukan dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang melihat dan mendengar lebih dekat dan terperinci penjelasan dan pemahaman individual tentang pengalaman-pengalamannya. Penelitian ini, menjelaskan peran kepala sekolah dan guru untuk mensukseskan implementasi kurikulum merdeka disekolah penggerak SDN 244 Guruminda.

“ Penelitian dilaksanakan di SDN Guruminda 244 Kota Bandung.

Sumber data dalam penelitian ini adalah Informan, yang dipilih secara purposive sampling, obyek penelitian yang dipilih adalah orang yang mengetahui dan menguasai permasalahan yang di teliti (key informan). Subyek dalam penelitian ini ada 1orang kepala sekolah penggerak yang kesehariannya bergelut dalam perihal sekolah penggerak di kota Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu; (a) observasi; (b) wawancara; dan (c) studi dokumentasi. Untuk menjamin keabsahan data dilakukan dengan beberapa upaya sebagai berikut: (a) memperpanjang masa pengumpulan data, (b) melakukan observasi secara terus-menerus dan sungguh- sungguh, (c) melakukan triangulasi, dan (d) melibatkan teman sejawat untuk berdiskusi.”

b. Jurnal b menggunakan metode yang berbeda, namun output yang dihasilkan mirip dengan jurnal a.

“Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan metode deskriptif, yaitu menggambarkan subjek mengenai situasi dan data yang diperoleh selama pengamatan dan pertanyaan sehingga menjadi

(6)

informasi yang berguna dan mudah dipahami oleh para pembaca. Alasan penggunaan metode ini karena lebih mampu mendekatkan penelitian dengan objek yang dikaji. Sebab, peneliti dapat langsung mengamati objek yang dikaji sebagai alat utama riset. Penelitian ini untuk mengetahui implementasi kurikulum merdeka di SD Negeri 2 Pogung Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten.

Subjek dalam penelitian ini adalah Ibu Sri Kuniriyah, Kepala Sekolah Penggerak yang mengetahui dan memahami mengenai kurikulum merdeka yang diterapkan di sekolah. Data penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive untuk menentukan informasi, yaitu penemuan data dengan cara memilih data sesuai dengan kriteria dan kebutuhan penulis penelitian ini.

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada Kepala Sekolah mengenai kurikulum merdeka. Semua data dikumpulkan dengan sistematis dan dikaji secara deskriptif untuk mendapatkan hasil yang bisa dipercaya dan diandalkan.”

Kedua jurnal menggunakan kepala sekolah sebagai informan dan purposive sampling sama- sama digunakan untuk mencari data. Tentu hasil pembahasan akan berbeda karena kedua informan menghadapi permasalahan sekolah yang berbeda pula.

5. Hasil dan Pembahasan

Jurnal a fokus membahas prestasinya sebagai sekolah penggerak, namun pembahasan implementasi kurikulum merdeka belajar tetap disampaikan.

Diperoleh konsep Pembelajaran Kurikulum Merdeka di sekolah penggerak SDN 244 Guruminda :

• Pada Kurikulum Merdeka, kerangka pengembangan pembelajaran merupakan siklus yang berkesinambungan.

• Kurikulum Mereka mencakup pemetaan standar kompetensi,merdeka belajar dan asesmen kompetensi minimal sehingga menjamin ruang yang lebih leluasa bagi pendidik untuk merumuskan rancangan

(7)

pembelajaran dan asesmen sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

• Pada Kurikulum Merdeka, Profil Pelajar Pancasila berperan menjadi penuntun arah yang memandu segala kebijakan dan pembaruan dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran, dan asesmen

• Kurikulum operasional dan A TP memiliki fungsi yang sama dengan silabus,yaitu sebagai acuan perencanaan pembelajaran. Jika satuan Pendidikan memiliki kurikulum operasional dan A TP pengembangan perangkat ajar dapat merujuk pada kedua dokumen tersebut. Modul ajar adalah sejumlah alat atau sarana media, metode, petunjuk, dan pedoman yang dirancang secara sistematis dan menarik. Modul ajar disusun sesuai dengan fase atau tahap perkembangan peserta didik, mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan tujuan pembelajaran, dan berbasis perkembangan jangka panjang.

Dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ada kesesuaian yang jelas dimana arah sekolah penggerak sangat bergantung dari kepala sekolah dan guru serta lingkungan yang mendukungnya. Tetapi pendapat yang sangat berbeda dengan penelitian terdahulu adalah komunikasi itu tidak dari kepala sekolah saja tetapi dari semua unsur, guru, siswa, dan tenaga kependidikan di lingkungan sekolah tersebut. Hasil penelitian (Yuneti et al., 2019) juga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara komunikasi kepala sekolah dengan kinerja guru.

Sedangkan jurnal b memperoleh beberapa hasil dari wawancara kepala sekolah, diantaranya:

• SD Negeri 2 Pogung mendapatkan bantuan dana untuk melengkapi ketersediaan sarana prasarana yang menunjang pembelajaran selama mengikuti program sekolah penggerak, termasuk buku-buku dalam kurikulum merdeka sudah disiapkan oleh kemendikbud dan guru tinggal mengembangkannya. Pemerintah pun sudah menyiapkan platform

(8)

belajar sebagai media pembelajaran, karena sekolah penggerak merupakan awal perubahan sekolah menuju digitalisasi sekolah (Patilima, 2022).

• Pendampingan aktif dari guru-guru dilakukan saat siswa berinteraksi untuk memastikan proses sosialisasi siswa berjalan sesuai yang diharapkan. Hal penting lainnya, SD N 2 Pogung meyakini bahwa literasi merupakan kebutuhan dasar dalam belajar dan berkomunikasi.

Keterampilan ini akan berkembang maksimal apabila siswa berada dalam lingkungan belajar yang literat (literate environment). Untuk mewujudkan hal ini, sekolah memperkaya lingkungannya dengan berbagai perangkat literasi yang dapat ditemukan siswa di dalam maupun di luar kelas. Lingkungan sekolah memiliki beragam tanaman mulai dari tanaman buah, hias, dan apotek hidup yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar siswa. Keberadaan pusat budaya Jawa menjadi potensi lain yang dimanfaatkan SD Negeri 2 Pogung untuk memperkenalkan budaya lainnya. Keberagaman daerah asal dan profesi orang tua siswa pun memberikan dukungan terhadap proses belajar mengajar.

• Berdasarkan landasan tersebut, SD Negeri 2 Pogung sebagai sekolah penggerak memiliki kekuatan, kemampuan dan keinginan untuk selalu ingin berkembang, serta diharapkan mampu menjawab tantangan pendidikan dalam memfasilitasi suatu suasana belajar penuh aktivitas, berkarya, dan menyenangkan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan membentuk peserta didik sebagai agen Profil Pelajar Pancasila yang memiliki kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).

(9)

Kedua sekolah yang dibahas dalam jurnal memiliki keunggulan berkat peran dari manajemen sekolah yang baik, strategi yang terencana, sistem yang terarah dan adanya usaha untuk maju dari segala aspek. Mereka dapat membuktikan bahwa kurikulum merdeka belajar dapat memberikan perubahan positif bagi setiap sekolah yang mengimplementasikannya. Namun, peran dan dukungan dari pemerintah juga tidak boleh lepas dan evaluasi harus tetap berjalan.

6. Kesimpulan

“Dengan adanya kurikulum merdeka diharapkan siswa dapat berkembang sesuai potensi dan kemampuan yang dimiliki karena dengan kurikulum merdeka mendapatkan pembelajaran yang kritis, berkualitas, ekspresif, aplikatif, variative dan progresif.

“Serta adanya perubahan kurikulum baru ini diperlukan kerjasama, komitmen yang kuat, kesungguhan dan implementasi nyata dari semua pihak, sehingga profil pelajar pancasila dapat tertanam pada peserta didik” (Sari & Amini, 2020).”

“Konsep “Merdeka Belajar” sekilas memang dapat dengan mudah untuk dipahami dan diucapkan namun nyatanya sulit untuk diimplementasikan di sekolah karena banyak hambatan-hambatan yang dilalui terutama menanamkan minat dari semua warga sekolah untuk mau bergerak maju menuju perubahan. Kepala sekolah SD Negeri 2 Pogung sebagai pemimpin sekolah sudah menggerakkan, mengarahkan, serta menginspirasi guru-guru untuk berubah menuju ke arah pendidikan lebih baik.

Kerjasama yang baik antara guru, kepala sekolah, dinas pendidikan, orang tua dan pihak-pihak terkait perlu ditingkatkan agar pelaksanaan kurikulum merdeka di sekolah penggerak dapat terealisasi secara optimal.”

Berikut adalah kutipan dari kedua jurnal terkait implementasi kurikulum merdeka belajar yang dilaksanakan di SDN 244 Guruminda dan SDN 2 Pogung.

Ditegaskan bahwa kerjasama yang baik antar komponen pendidik sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik melalui kurikulum merdeka belajar.

KESIMPULAN

Kurikulum merdeka belajar hadir untuk membangun pendidikan Indonesia menuju pendidikan yang lebih maju dan berkembang. Sekolah yang telah

(10)

melaksanakan kegiatan sekolah penggerak dan mendapat dukungan dari pemerintah bisa dibilang menjadi sekolah yang sukses, karena keberhasilannya dalam meraih berbagai prestasi dan menjadi pelopor bagi sekolah lain. Hal ini bisa terjadi tak lepas dari peran pendidik, guru dan kepala sekolah dalam mengambil keputusan. Bagaimana mereka bisa berinovasi dan beradaptasi dengan baik. Diharapkan kedua sekolah ini dapat menjadi motivasi sekolah lain dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar di sekolah dasar.

DAFTAR PUSTAKA

Sumarsih, Ineu, et al. "Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak Sekolah Dasar." Jurnal Basicedu, vol. 6, no. 5, 2022, pp. 8248-8258, https://dx.doi.org/10.31004/basicedu.v6i5.3216

Nugraheni, Diah; Siswanti, Hani. Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak SD Negeri 2 Pogung Kabupaten Klaten. JIPVA (Jurnal Pendidikan IPA Veteran), [S.l.], v. 6, n. 1, p. 53-61, apr. 2022. ISSN 2598-

0904. Date accessed: 30 may 2023.

doi: https://doi.org/10.31331/jipva.v6i1.2575.

Referensi

Dokumen terkait

4.1087 Ilmy Amiqoh Ilmu Administrasi Publik 4.1088 Dikhla Rif`A Ilmu Administrasi Publik 2.39 4.1089 Elfananda Istiqlalia Ilmu Administrasi Publik 4.1090 Hamida Condrowati Jayadi

Hội thảo sẽ tập trung vào những nội dung khoa học chủ yếu sau đây: 1 Những vấn đề cơ bản và thời sự về Ngữ âm, Từ vựng, Ngữ nghĩa và Ngữ pháp 2 Những vấn đề cơ bản và thời sự về