MAKALAH ARSITEKTUR MELAYU
“Rumah Adat Melayu Kampar Riau”
Disusun oleh:
Kelompok 6:
Habib Romadhani 1907156319
Syakila Amanda Nuraini 2007110332
Syahri Nur Rahmadani 2007110975
Fadila Murni 2007113004
M. Rizki Putra 2007126462
M. Mirza Aflahuzzuhdi 2007125456
Dosen Pengampu:
Yohannes Firzal PhD Laili Dwi Annisa S.T., M. Ars
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU 2022
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kami ke hadirat Allah SWT. Sehingga penulis telah menyelesaikan makalah tentang Rumah Adat Melayu di Daerah Kampar. Salah satu tujuan penulis dalam menulis makalah ini adalah sebagai tugas kuliah dan juga bentuk evaluasi belajar untuk mendalami pengetahuan terkait materi. Makalah yang penulis buat ini berdasarkan data - data yang valid yang telah dikumpulkan dalam berbagai metode.
Penulis menyampaikan terima kasih pada beberapa pihak yang ikut mendukung proses pembuatan makalah ini hingga selesai. Yaitu:
1. Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatnya kepada kita semua 2. Bapak Yohannes Firzal PhD dan Ibu Laili Dwi Annisa S.T., M.Ars selaku dosen pembimbing mata kuliah Arsitektur Melayu
3. Teman-teman anggota kelompok yang sudah bekerja keras untuk mengumpulkan berbagai materi dari berbagai sumber
Penulis menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan makalah ini. namun penulis tetap berharap makalah ini akan memberikan manfaat bagi para pembaca. Demi kemajuan penulis, penulis juga mengharapkan adanya masukan berupa kritik atau saran yang berguna.
Terima kasih
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR GAMBAR ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 1
1.3. Tujuan Penulisan ... 2
BAB II KAJIAN LITERATUR ... 3
2.1. Definisi Rumah Adat Melayu Riau ... 3
2.2. Jenis rumah adat Yang terdapat di Tanah Melayu Riau... 3
2.3. Bagian-bagian dan Ciri Khas Rumah Adat Riau ... 5
2.4. Motif dan Ragam Hias Rumah Adat Melayu: ... 7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 11
3.1. Metode Penelitian ... 11
3.2. Tempat dan waktu penelitian ... 11
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 11
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13
4.1. Kondisi Geografis ... 13
4.2. Struktur Rumah Adat Melayu ... 14
4.3. Susunan Denah/Pola Lantai ... 19
4.4. Motif dan Ragam Hias Rumah Adat ... 20
BAB IV PENUTUP ... 21
4.1 Kesimpulan... 21
4.2 Saran ... 21
iii
DAFTAR PUSTAKA ... v
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. Rumah Adat Melayu Selaso Jatuh Kembar ... 3
Gambar 2. 2. Rumah Adat Melayu Atap Lontiok ... 4
Gambar 2. 3. Rumah Adat Melayu Lipat Kajang ... 4
Gambar 2. 4. Rumah Adat Melayu Atap Limas Potong ... 5
Gambar 2. 5. Rumah Singgah Sultan Siak ... 5
Gambar 2. 6. Atap Silang ... 6
Gambar 2. 7. Motif Lebah Bergayut ... 7
Gambar 2. 8. Motif Itik Pulang Petang ... 8
Gambar 2. 9. Motif Pucuk Rebung ... 8
Gambar 2. 10. Motif Kaluk Pakis ... 8
Gambar 2. 11. Motif Selembayung ... 9
Gambar 2. 12. Motif Bidai... 10
Gambar 2. 13. Motif Sayap Laying-Layang ... 10
Gambar 4. 1. Tampak Depan Rumah Adat Melayu ... 13
Gambar 4. 2. Peta Lokasi Survey Rumah Adat Melayu ... 14
Gambar 4. 3. Plafond Kayu Yang Digunakan Dalam Pembangunan Rumah Adat Melayu .... 14
Gambar 4. 4. Loteng Yang Tidak Memiliki Plafond ... 15
Gambar 4. 5. Dinding Yang Dissun Secara Vertical Dan Tanpa Menggunakan Paku ... 15
Gambar 4. 6. Tampak Depan Dan Tampak Perspektif Atap Rumah Adat Melayu ... 15
Gambar 4. 7. Perspektif Mata Burung Dan Tampak Samping Atap Rumah Adat Melayu... 16
Gambar 4. 8. Detail Jendela Dan Struktur Jendela Rumah Adat Melayu ... 16
Gambar 4. 9. Bentuk Jendela Setelah Renovasi Dan Penambahan Ruangan ... 16
Gambar 4. 10. Tangga Depan Yang Merupakan Bagian Dari Serambi Depan ... 17
Gambar 4. 11. Lantai Yang Dialas Tikar... 17
Gambar 4. 12. Tiang Penompa Bagian Atas Struktur Rumah Adat Melayu ... 18
Gambar 4. 13. Perabotan Yang Ada Di Dalam Rumah ... 18
Gambar 4. 14. Denah Dan Susunan Ruang Rumah Adat Melayu ... 19
Gambar 4. 15. Detail Motif Dan Ragam Hias ... 20
Gambar 4. 16. Detail motif dan ragam hias (2) ... 20
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap daerah memiliki arsitektur tradisional yang khas, sesuai dengan adat istiadat yang berlaku di daerah tersebut. Demikian juga di daerah Riau yang dikenal dengan Tanah Melayu.
Didaerah Riau terdapat tiga macam rumah tradisional yaitu; rumah atap lipat, rumah atap lontik dan rumah atap limas. Adanya tiga macam bentuk ini tidak lepas dari adat istiadat yang dijalankan oleh masyarakat Melayu Riau. Berdasarkan literatur, adat didaerah Riau berasal dari dua pucuk adat yaitu adat Perpatih dan Adat Ketemanggungan. Kenyataan dilapangan menunjukkan adat yang dianut oleh masyarakat berpengaruh juga pada bentuk rumah tradisional mereka.
Disamping faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi bentuk arsitektur. Untuk mendapatkan gambaran tentang bentuk arsitektur tersebut, dilakukan survei dan penelitian dengan mendatangi pusat-pusat permukiman tradisional yang ada di daerah Riau. Berdasarkan data yang ada, terlihat bahwa selain adat istiadat terdapat faktor pengaruh daerah yang bertetangga terhadap bentuk arsitektur. Terlihat juga bahwa hampir seluruh permukiman tradisional berada di pinggir sungai. Oleh karena itu jika melihat pola perubahan bentuk arsitektur akan lebih jelas jika berdasarkan aliran sungai. Berdasarkan analisa secara kwalitatif, dapat dibuat sebuah peta tentang bentuk arsitektur Melayu pada tiap-tiap daerah. Karena terbatasnya waktu belum semua permukiman tradisional dapat masuk dalam peta. Beberapa tempat yang jauh belum bisa didapatkan data secara lengkap. Kecuali melalui data dari media internet yang belum dapat dipastikan kebenarannya.
Demikian juga hal yang dibahas terbatas pada bentuk arsitekturnya. Hasil dari kajian ini diharapkan dapat menjadi landasan awal untuk penelitian lanjutan untuk menentukan kaitan adat istiadat dengan tata ruang ataupun melihat perkembangan atau morfologi arsitektur.
Kebetulan bahwa pengumpulan data untuk penelitian ini telah dilakukan selama puluhan tahun sehingga ada kemungkinan data berupa rumah tinggal yang tercantum kini seudah tidak ada lagi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Rumah Adat Melayu?
2 2. Bagaimana susunan ruang Rumah Adat Melayu?
3. Apa saja struktur pembentuk dari Rumah Adat Melayu?
4. Bagaimana motif dan ragam hias yang terdapat pada Rumah Adat Melayu?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami defenisi dan informasi dari Rumah Adat Melayu Riau 2. Mengetahui susunan ruang rumah rumah adat Melayu
3. Mengetahui dan memahami apa saja struktur pembentuk dari Rumah Adat Melayu 4. Mengetahui bentuk motif dan ragam hias dari Rumah Adat Melayu
3 BAB II
KAJIAN LITERATUR
2.1. Definisi Rumah Adat Melayu Riau
Rumah adat Melayu Riau merupakan suatu bangunan peninggalan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai rumah hunian, bermusyawarah dan beraktivitas lainnya yang mana setiap bentuk, pola dan susunan elemen pembentuknya memiliki arti dan makna tersendiri.
2.2. Jenis rumah adat Yang terdapat di Tanah Melayu Riau 1. Rumah Selaso Jatuh Kembar Selaso
Gambar 2. 1. Rumah Adat Melayu Selaso Jatuh Kembar
Salaso dalam bahasa setempat memiliki arti selasar, sehingga Selaso jatuh kembar bermakna rumah yang memiliki dua selasar. Rumah adat ini berbentuk rumah panggung dengan tiang-tiang penyangganya yang berbentuk persegi panjang. Rumah ini awalnya bukanlah tempat tinggal melainkan balai yang biasa digunakan untuk pertemuan adat.
Ada yang dipakai tempat musyawarah adat. Ada pula ruang penyimpanan alat adat adat serta dilengkapi ruang dapur. Setiap ruangan di rumah ini memiliki susunan ruangan sama dengan tangga, pintu, dan dinding.
Ukiran khas melayu seperti selambayung, lebah bergayut menjadi penghias di dalamnya Hiasan atap berupa kayu yang bersilangan selalu menjadi ciri khas dari rumah Selaso Jatuh Kembar. Ukiran khas yang disebut dengan Salembayung atau Sulobuyung menjadi penghias bagian atap sebagai perlambangan pengakuan terhadap Tuhan.
2. Rumah Melayu Atap Lontiok
4
Gambar 2. 2. Rumah Adat Melayu Atap Lontiok
Disebut juga dengan nama Pancalang karena pada dinding bagian depan diberi hiasan berbentuk perahu. Seperti Selaso Jatuh Kembar, rumah Melayu Atap Lontiok ini juga memiliki anak tangga dengan jumlah ganjil seperti lima, tujuh dan sebagainya. Namun, angka lima lebih banyak dipilih karena berkaitan dengan keyakinan dalam agama Islam yang berdiri atas lima perkara yakni syahadat, sholat, zakat, puasa dan haji.
Bentuk tiang rumahnya sangat bervariasi mulai dari segi empat, segi enam, segi tujuh, segi delapan hingga segi sembilan. Masing-masing bentuk tiang dalam rumah adat ini juga memiliki makna tersendiri yang diyakini masyarakat Riau. Tiang segi empat melambangkan empat penjuru mata angina, begitu juga dengan segi delapan. Sedangkan segi enam melambangkan jumlah rukun Islam juga kebenaran Islam.
3. Rumah Melayu Lipat Kajang
Gambar 2. 3. Rumah Adat Melayu Lipat Kajang
Rumah lipat kajang berasal dari kata “lipat kajang” yang berarti kelok sungai yang tajam. Jadi atap rumah cukup curam, sehingga memudahkan air hujan mengalir jatuh ke tanah. Kayu yang digunakan untuk membangun rumah ini biasanya dihias dengan ornament ukiran yang terdiri dari motif tumbuhan, hewan dan bunga. Dari sumber lain menyebutkan
5
bahwa nama ini diambil dari bentuk atap rumah yang seperti perahu berupa ujung atas bangunan yang melengkung ke atas sehingga sering disebut dengan lipat kajang atau pohon jerambah.
4. Rumah adat melayu atap limas potong
Gambar 2. 4. Rumah Adat Melayu Atap Limas Potong
Rumah adat ini berbentuk seperti panggung, sama halnya dengan rumah tradisional khas sumatera lainnya. Penamaan Rumah adat dengan atap limas potong sering digunakan oleh masyarakat Riau dengan bentuk seperti limas yang terpotong.
5. Rumah Singgah Sultan Siak
Gambar 2. 5. Rumah Singgah Sultan Siak
Seperti namanya, rumah adat ini memang menjadi tempat persinggahan Sultan Siak, Sultan Syarif Qasim II. Model rumah adat ini juga masih tetap dipertahankan bentuk aslinya dengan kombinasi warna kuning, krem, keemasan, dan biru.
2.3. Bagian-bagian dan Ciri Khas Rumah Adat Riau 1. Atap silang
6
Gambar 2. 6. Atap Silang
Atap rumah adat ini berbentuk dua silangan yang melengkung ke atas. Lengkungan ini terdapat pada kedua ujung atap yang disebut sayok layanagan dan kaki atap yang disebut dengan sulo bayung, dimana lengkungan di ujung atap lebih kuat daripada di kaki atap.
Bentuk atap ini juga menyiratkan agar permasalahan hidup tidak membuat manusia hanyut ke dalam kehidupan yang lebih kelam.
Masyarakat riau menggunakan daun rumbia yang diikatkan dengan tali atau rotan pada tulang atapnya sebagai material utama. Untuk menguatkan bagian ujungnya yang berat, Pasak dipasang pada bagian atap dengan menggunakan nibung.
2. Dua loteng
Terdapat dua buah loteng di rumah adat Riau yang disebut langsa dan panas. Tak semua rumah adat ini memiliki loteng., Material yang biasanya digunakan pada bagian loteng adalah papan kayu yang kuat dan kokoh seperti kayu Merbau agar tetap tahan lama, karena alas yang ada di loteng tipis dibandingkan lantai.
3. Lubang air atau ventilasi
Lubang air yang ada pada rumah adat Riau memiliki bentuk simetris seperti persegi delapan, enam, empat atau lingkaran yang terbuat dari kayu sungkai yang juga biasa digunakan untuk pintu dan jendela. Setiap bagian atas pintu atau jendela rumah ini terdapat ventilasi untuk sirkulasi udara.
4. Dinding yang miring
Dinding pada rumah adat ini dibuat miring sebesar 20 hingga 30 derajat yang terinspirasi dari bentuk kapal. Dilihat dari segi arsitektur, dinding yang miring ini memberikan manfaat aerodinamis dari angina yang kencang terutama pada rumah-rumah adat yang berlokasi di tepi sungai atau laut. Guna menangkal angin da cahaya, bahan perekat
7
berupa jenang digunakan di bagian dinding yang lurus. Dinding ini juga dibuat dua lapisan yang kuat dan keras.
5. Lantai dari kayu Nibung
Bagian lantai rumah adat Riau disusun dengan sangat rapi dan terbuat dari kayu nibung yang banyak dipasang di bagian belakang atau kamar mandi yang sering terkena air.
Ketinggian lantainya bervariasi antara 20 cm hingga 60 cm ditentukan berdasarkan tinggi tiang rumah.
6. Bendul atau penguat ujung lantai
Bendul berfungsi sebagai penguat dan pengikat ujung-ujung lantai sekaligus sebagai batas lantai yang terbuat dari kayu yang tidak boleh bersambung satu sama lain.
7. Tangga yang ganjil
Ada dua cara untuk memasang tangga, yakni dari bagian depan dan bagian samping.
Guna menghindari pandangan langsung ke bagian dalam rumah dipasang tangga di bagian samping. Tangga pada rumah adat Riau ini biasanya disesuaikan dengan ketinggian rumah dan disusun dengan bilangan ganjil.
Ornamen berupa papan tembus biasanya digunakan di bagian pegangan tangga.
Kebanyakan terbuat dari kayu nibung atau kayu bertekstur keras lainnya yang bisa tahan terhadap serangan panas matahari. Biasanya tangga ini dibuat bersama dengan tempat air untuk mencuci kaki bagi orang yang ingin masuk kedalam rumah.
2.4. Motif dan Ragam Hias Rumah Adat Melayu:
1. Lebah Bergayut
Gambar 2. 7. Motif Lebah Bergayut
Motif ini mncerminkan tentang rumah lebah madu yang biasanya menggantung di dahan pohon. Hal ini memngingat bumi Melayu Riau dahulunya sangat kaya akan
8
pepohonan besar yang sebagian pohon tersebut dijadikan tempat menggantungkan rumah lebah.
2. Itik Pulang Petang
Gambar 2. 8. Motif Itik Pulang Petang
Motif ini menggambarkan tingkah laku hewan itik yang selalu berjalan beriringan ketika petang hari saat hendak pulang ke kandangnya.
Tingkah laku ini menggambarkan keserasian, bersahabat, kompak, bersama-sama yang mana menjadi contoh bagi manusia akan arti kehidupan. Hal ini pun digambarkan dan menjadi suatu corak motif yang dinamakan “itik pulang petang”
3. Motif Pucuk Rebung
Gambar 2. 9. Motif Pucuk Rebung
Melambangkan harapan baik, sebab bamboo merupakan bahan yang tidak mudah roboh oleh tiupan angin kencang. Sekalipun penggunanaan motif pucuk rebung pada kain songket dimaksudkan agar si pemakai selalu memiliki keberuntungan dan harapan baik.
4. Motif Kaluk Pakis
Gambar 2. 10. Motif Kaluk Pakis
9
Merupakan gambaran pohon/tumbuhan pakis atau paku yang berlekuk-lekuk atau meliuk-liuk. Motif ini lazim pula dipakai untuk ukiran bangunan dan ukiran bnda-benda lainnya. Semua corak motif melayu disepadukan dengan cermat.
5. Motif selembayung
Gambar 2. 11. Motif Selembayung
Selembayung adalah hiasan yang terletak bersilang pada kedua ujung perabung bangunan belah bamboo dan rumah lontik. Pada bagian bawah adakalanya diberi pula hiasan tambahan seperti tombak terhunus, menyambung kedua ujung perabung (tombak-tombak).
Selembayung memiliki beberapa makna antara lain:
• Tajuk Rumah: selembayung membangkitkan seri dan cahaya rumah
• Pekasih Rumah: lambang keserasian dalam kehidupan rumah tangga
• Pasak Atap: lambang sikap hidup yang tau diri
• Tangga Dewa: lambang tempat turun para dewa yang membawa kwselamatan manusia
• Ruma Beradat: tanda bahwa bangunan itu adalah tempat kediaman orang berbangasa balai atau kediaman orang patut-patut
• Tuah Rumah: lambang bahwa bangunan itu menandangkan tuah kepada pemiliknya
• Lambang Keperasaan Dan Wibawa: selembayung yang dilengkapi dengan temat tombak melambangkan keturunan dalam rumah tangga, sekaligus sebagai lambang keperkasaan dan wibawa pemiliknya.
• Lambang Kasih Sayang: motif ukiran selembayung (daun-daun dan bunga-bunga) melambangkan perwujudan tahu adat dan tahu diri, berlanjutnya keturunan serta serasi dalam keluarga.
6. Motif Bidai
10
Gambar 2. 12. Motif Bidai
Bagian ini biasanya dibuat bertingkat dan diberi hiasan yang sekaligus berfungsi sebagai fentilasi. Pada bagian menjorok keluar diberi lantai yang disebut teban layer atau lantai alang buang (undan-undan).
7. Motif Sayap Layang-Layang
Gambar 2. 13. Motif Sayap Laying-Layang
Hiasan ini terdapat pada ke empat sudut cucuran atap. Bentuk nya hamper sama dengan selembayung. Setiap bangunan yang berselembayung harus lah memakai sayap layangan sebagai padanan nya. Letak sayap laying-layang pada empat sudut cucuran atap merupakan lambang dari empat pintu hakiki, yaitu pintu rezeki, pintu hati pintu budi dan pintu ilahi.
11 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian
Penetilian ini menggunakan metoda analisis isi (content analysis). Fraenkel dan Wallen (2007: 483) menyatakan analisis isi adalah teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengkaji perilaku manusia secara tidak langsung melalui analisis terhadap kumunikasi mereka seperti:
buku teks, essay, koran, sejarah, lagu dan semua jenis data yang dapat dianalisis.
Analisis isi adalah sebuah alat penelitian yang dapat difokuskan pada konten actual dan fitur internal media. Hal ini digunakan untuk menentukan keberadaan kata-kata tertentu, konsep, tema, karakter, ataupun kalimat dalam teks maupun serangkaian teks.
3.2. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dusun 1, Desa Kuapan, Kec. Tambang, Kab. Kampar, Riau oleh karena dusun 1 masih banyak terdapat Rumah Adat Tradisional Melayu yang belum banyak melakukan renovasi dan menjaga keaslian serta keawatan dari struktur kayu dari bangunannya.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada hari Minggu, 4 september 2022 dikarenakan anggota kelompok pada hari sebelumnya terdapat jadwal kelas dan pada hari Minggu tersebut dapat melakukan penelitian secara Bersama.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Laporan ini menggunakan beberapa metode dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penyusunannya. Pengumpulan data diperoleh dengan cara turun langsung ke lokasi untuk mengetahui keadaan dan mendapatkan informasi yang lebih akurat.
Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
3. Observasi
Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati dan mengukur langsung Rumah Tradisional Melayu milik warga di lokasi setempat. Mencerna kebenaran studi literatur dengan objek yang di tuju agar bisa memahami dan melihat bentuk dari Rumah Adat Melayu secara langsung.
12 4. Wawancara
Wawancara diperoleh untuk memperoleh informasi tentang rumah adat melayu. Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab dan wawancara langsung bersama pihak terkait/narasumber (pemiliki rumah) mengenai Rumah Tradisional Melayu tersebut.
5. Dokumentasi
Dilakukan dengan melakukan pemotretan di sejumlah sudut/bagian dari rumah tradisional yang dianggap perlu diteliti menggunakan kamera. Kemudian mencatat data-data atau informasi yang didapat dari rumah tradisional Melayu menggunakan alat tulis dll.
13 BAB IV
ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Geografis
Kabupaten Kampar adalah salah satu dari 12 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Riau.Memiliki luas lebih kurang 1.128.928 Ha, yang terletak antara 01°00’40” lintang utara sampai 00°27’00” lintang selatan dan 100°28’30” – 101°14’30” bujur timur.
Berdasarkan letak geografisnya, posisi Kabupaten Kampar mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim perekonomian, budaya adat istiadat suatu daerah. Secara geografis, posisi Kabupaten Kampar sangat strategis karena bertetangga dengan Provinsi Sumatera Barat dan dilalui jalur lintas Riau-Sumatera Barat. Kekayaan kultur di Kabupaten Kampar tidak lepas dari pengaruh kebudayaan daerah tetangga yang terletak di sekitarnya.
Pengaruh budaya ini lambat laun memasuki proses asimilasi dan sebagai hasilnya Kampar juga kaya akan budaya yang beragam dan khas.
Wilayah Kabupaten Kampar memiliki banyak sungai, baik sungai besar maupun sungai- sungai kecil, danau dan rawa-rawa. Sungai besar diantaranya Sungai Kampar yang panjangnya
± 413,5 km dengan kedalaman rata-rata 7,7 m dan lebar rata-rata 143 Meter. Sungai Kampar mengalir dari hulu di punggung Bukit Barisan kearah Timur membelah wilayah Kabupaten Kampar. Sungai Kampar Kanan melalui beberapa kecamatan diantaranya kecamatan Koto Kampar Hulu, XIII Koto Kampar, Kuok, Salo, Bangkinang, Kampar, Kampar Timur, Kampar Utara, Rumbio Jaya, Tambang, Siak Hulu.
Lokasi Survei : Dusun 1, Desa Kuapan, Kec Tambang, Kab Kampar, Riau
Gambar 4. 1. Tampak Depan Rumah Adat Melayu
14 Batas – batas wilayah pada lokasi :
Utara : lahan kosong Selatan : rumah tetangga Timur : Rumah tetanggal Barat : mesjid raya nurul huda
Koordinat : 0°21’32.7’’N 101°13’30.5’’E
Gambar 4. 2. Peta Lokasi Survey Rumah Adat Melayu
4.2. Struktur Rumah Adat Melayu 4.2.1. Plafon
Gambar 4. 3. Plafond Kayu Yang Digunakan Dalam Pembangunan Rumah Adat Melayu
Plafon pada ruang tengah rumah ini menggunakan bahan papan yang sama dengan papan dindingnya. Disini terlihat struktur penahan plafon tersebut dibiarkan terlihat yang dijadikan sebagai elemen interiornya.
15
Gambar 4. 4. Loteng Yang Tidak Memiliki Plafond
Sementara itu, pada ruang belakang tidak ada penggunakan plafon yang mana atap seng langsung sebagai struktur penutup bangunan.
4.2.2. Dinding
Gambar 4. 5. Dinding Yang Dissun Secara Vertical Dan Tanpa Menggunakan Paku
Dinding rumah adat ini seluruhnya terbuat dari kayu papan yang melindungi penghuninya dari gangguan luar. Papan tersebut disusun secara horizontal mau pun vertical di setiap sisi dinding.
4.2.3. Atap
Gambar 4. 6. Tampak Depan Dan Tampak Perspektif Atap Rumah Adat Melayu
16
Atap rumah terbuat dari dengan material seng Yang bentuknya menyerupai atap segitiga lipat kajang dengan bubungan panjang berjungkit.
Gambar 4. 7. Perspektif Mata Burung Dan Tampak Samping Atap Rumah Adat Melayu
Pada sisi samping atap dari rumah ini, berbentuk segitiga dimana ditutup dengan material papan kayu yang disusun secara vertical.
4.2.4. Jendela
Gambar 4. 8. Detail Jendela Dan Struktur Jendela Rumah Adat Melayu
Jendela rumah adat ini ada 2 macam, yang pertama yaitu jendela terbuka yang terdapat pada. Di tengah2 dinding bangunan, dan juga memiliki 2 motif yang berada di atas dan bawah jendela. Jendela ini memiliki kusen bewarna hijau dan dilengkapi dengan jeruji kayu bulat bewarna putih. Lalu pada bagian bawahnya ada pembatas antara bagian atas dan bawahnya dengan motif bunga agar lebih indah di lihat
Gambar 4. 9. Bentuk Jendela Setelah Renovasi Dan Penambahan Ruangan
17
Yang kedua ialah jendela tertutup, yang terbuat dari material papan kayu. Jenis jendela ini terletak pada bagian kiri dan kanan, pada rumah ini.
4.2.5. Tangga
Gambar 4. 10. Tangga Depan Yang Merupakan Bagian Dari Serambi Depan
Pada rumah ini terdapat 3 buah tangga yang terletak pada sisi depan bangunan untuk tempat masuk, lalu di dekat guici tempat mencuci kasi serta di dekat serambi belakang yang terbuat dari material kayu yang terdiri dari 5 buah anak tangga.
4.2.6. Lantai
Gambar 4. 11. Lantai Yang Dialas Tikar
Lantai pada rumah adat ini terbuat dari kayu papan yang kuat. Pada fungsi lama, lantai ini dibiarkan kosong tanpa diberi apapun.Namun untuk fungsi sebagai tempat tinggal, lantai rumah ini sudah diberi lapisan tikar agar terlihat lebih bersih dan rapi.
18 4.2.7. Tiang
Gambar 4. 12. Tiang Penompa Bagian Atas Struktur Rumah Adat Melayu
Pada rumah adat melayu terdapat tiang, yang materialnya yaitu kayu sebagai tiang pondasi, dan telapak bawah yaitu menggunakan beton. Dan juga pada tiang tersebut menggunakan chat khusus, agar tiang tersebuat lebih kokoh pada rumah adat melayu tersebut. Dan juga Terdapat motif di pinggir tiang tersebut, motif tersebut sengaja di ukir agar lebih indah untuk di lihat
4.2.8 Perabotan
Gambar 4. 13. Perabotan Yang Ada Di Dalam Rumah
Pada bagian perabot pada rumah adat melayu, sengaja di kosongkan karena rumah merupakan rumah peninggalan dan pemilik rumah sudah memiliki rumah di samping rumah tersebut, dan hanya beberapa parabot yang sengaja di letakkan pada ruang tertentu bisa di lihat gambar diatas.
19 4.3. Susunan Denah/Pola Lantai
Gambar 4. 14. Denah Dan Susunan Ruang Rumah Adat Melayu
Keterangan Gambar
1. Serambi depan = merupakan teras depan tempat menerima tamu 2. Ruang Induk = Tempat menerima tamu
3. Serambi belakang = merupakan tempat untuk berkumpul atau menerima tamu orang terdekat atau tetangga
4. Ruang tidur 5. Ruang makan 6. Dapur
7. Guci = tempat untuk mencuci kaki sebelum masuk
Beberapa ruangan sudah tidak digunakan sesuai dengan fungsinya dikarenakan rumah peninggalan yang sudah tidak di huni selama beberapa tahun. Pemilik menetepkan agar rumah di gunakan sebagai tempat anak-anak Dusun 1 Desa Kuapan untuk belajar Al-Quran, sehingga area yang di gunakan hanya nomor 1 dan nomor 2. Area nomor 3 di gunakan Ketika seluruh anak-anak berkumpul. Dan area lainnya di gunakan sebagai Gudang penyimpanan.
20 4.4. Motif dan Ragam Hias Rumah Adat
Gambar 4. 15. Detail Motif Dan Ragam Hias
Pada sejumlah dinding pada rumah ini terdapat ragam hias yang mengadopsi motif dari bidai dengan pewarnaan merah kuning dan hijau. Kemudian ragam hias ini diberi batas dengan bingkai yang sama seperti pada kusen jendela. Pada bagian fasad rumah terdapat ragam hias dengan corak dasarnya naga-naga dengan variasi kuntum bermain.
Gambar 4. 16. Detail motif dan ragam hias (2)
Disisi lain dinding, terdapat ventilasi yang dihiasi dengan bulatan2 kecil bewarna warni disusun bertumpuk vertical dengan jarak yang sama.
21 BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Rumah adat Melayu Riau merupakan suatu bangunan peninggalan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai rumah hunian, bermusyawarah dan beraktivitas lainnya yang mana setiap bentuk, pola dan susunan elemen pembentuknya memiliki arti dan makna.
Meski tidak dipakai sebagai tempat tinggal lagi, namun dulunya dalam susunannya, rumah ini terbagi menjadi beberapa ruang, dengan fungsi masing-masing ruang yang berbeda.
Ada yang dipakai tempat musyawarah adat. Ada pula ruang penyimpanan alat adat adat serta dilengkapi ruang dapur. Setiap ruangan di rumah ini memiliki susunan ruangan sama dengan tangga, pintu, dan dinding. Ukiran khas melayu seperti selambayung, lebah bergayut menjadi penghias di dalamnya.
Terdapat beberapa jenis bentuk rumah adat Melayu yang tersebar di Provinsi Riau.Hal ini tidak luput dari pengaruh lingkungan, budaya serta iklim yang ada disekitar, sehingga membentuk suatu rumah yang menyesuaikan keadaan serta memiliki nilai utilitas yang besar.
4.2 Saran
Adapun saran penulis sehubungan dengan penelitian dan penulisan tesis ini adalah sebagai berikut:
1. Perlunya bersama-sama untuk melindungi dan merawat tempat-tempat yang bernilai sejarah untuk dapat dijadikan asset budaya dari suatu masyarakat tersebut.
2. Mengembangkan sektor dalam bidang budaya dan kepariwisataan untuk memperkenalkan asset sejarah seperti peninggalan-peninggalan rumah adat melayu yang ada di Dusun 1, Desa Kuapan, Kec Tambang, Kab Kampar, Riau.Agar bisa dikenal dan diketahui masyarakat luar dari desa tersebut dan bisa menjadi acuan dalam bidang pendidikan untuk generasi yang akan datang serta mengembangkan sejarah kebudayaan lokal dalam pembelajaran.
v
DAFTAR PUSTAKA
https://adoc.pub/queue/pemetaan-rumah-tradisional-melayu-riau.html diakses pada Senin, 5 September 2022 pukul 10.00 WIB
https://moondoggiesmusic.com/rumah-adat-riau/#gsc.tab=0 diakses pada Senin, 5 eptember 2022 pukul 11.30 WIB
https://www.slideshare.net/Rai127/motif-dan-ukiran-melayu-riau-32068410