• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ASAL MULA KEHIDUPAN DIMUKA BUMI

N/A
N/A
asiah qu

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH ASAL MULA KEHIDUPAN DIMUKA BUMI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ASAL MULA KEHIDUPAN DIMUKA BUMI

Dosen Pembimbing: Hadi Purwanto, M.Pd

Disusun oleh:

ASIAH 200603009

AMELIA AGUSTINA SALMI HAYATI TINA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr Wb

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "Asal Mula Kehidupan Dimuka Bumi”. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hadi Purwanto, M.Pd selaku dosen matakuliah IPA Terintegrasi Islam. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin. Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritikan dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.

Wassalamualaikum, Wr Wb

Pekanbaru, Oktober 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sejak dahulu kala manusia selalu mempertanyakan asal-usul kehidupan dan dirinya. Jawaban sementara atas pertanyaan tersebut ada tiga altenatif, yaitu penciptaan, transformasi, atau evolusi biologi. Definisi evolusi biologi bermacam- macam tergantung dari aspek biologi yang dikaji. Beberapa definisi yang umum dijumpai di buku-buku biologi, antara lain: evolusi pada makhluk hidup adalah perubahan-perubahan yang dialami makhluk hidup secara perlahan-lahan dalam kurun waktu yang lama dan diturunkan, sehingga lama kelamaan dapat terbentuk species baru: evolusi adalah perubahan frekuensi gen pada populasi dari masa ke masa; dan evolusi adalah perubahan karakter adaptif pada populasi dari masa ke masa. Evolusi telah mempersatukan semua cabang ilmu biologi.[ CITATION Hen14 \l 1033 ]

Pendapat mengenai asal usul makhluk hidup sudah ada sejak zaman dulu bahkan sebelum lahirnya teori evolusi Darwin yang mengatakan bahwa manusia berasal dari monyet. Contohnya seperti bapak filsafat Thales (600 SM) bahwa asal- usul alam semesta dari air, Anaximander (11-547 SM) bahwa alam semesta termasuk makhluk hidup berasal dari lumpur yang dipanaskan, dan masih banyak lagi pendapat para ahli filsafat Yunani Kuno yang mengemukakan evolusi asal muasal dari sebuah makhluk hidup termasuk manusia.(Jaja, 2019)

Hal yang pertama kali mengemukakan prihal evolusi secara mendalam yaitu Jean Baptist Lamarck, beliau mengatakan bahwa “Makhluk hidup mewariskan sifat- sifat yang mereka peroleh selama mereka hidup ke generasi berikutnya”. Seperti halnya binatang jerapah yang berasal dari kijang yang terus menerus memanjangkan lehernya demi mendapatkan makanan (daun) di pohon. Namun kemunculan ilmu genetika membuat teori Lamarck dilupakan untuk selama-lamanya.

Kemudian selanjutnya muncul toeri darwin yang dikenal dengan naturalis amatir bahwa “semua spesies berasal dari satu nenek moyang yang sama melalui proses yang terjadi secara kebetulan” seperti awal mula ikan paus yang berawal dari beruang yang ingin berburu di laut. Kemudian dalam bukunya The Descent of Man yang menyebutkan bahwa manusia merupakan sebuah evolusi dari kera.2 Hal ini sangat bertentangan terutama dengan dogma agama, terutama agama Islam.

(5)

Manusia pada hakikatnya mempunyai sifat yang semisal dengan makhluk hidup lainnya. Tetapi ada beberapa hal yang membedakan antara manusia dengan binatang, yang menjadi penyebab perbedaan antara manusia dengan makhluk hidup lainnya karena manusia mempunyai karakter khusus yang tidak serupa dengan makhluk hidup lainnya, yaitu manusia mempunyai berbagai karunia keutamaan yang unggul dibanding makhluk yang lain dari Tuhan yang maha esa. para ahli antropologi dan biologi yang cenderung mendasarkan pada teori evolusi menetapkan manusia termasuk ke kategori ordo primata, yaitu jenis hewan yang hidup di pohon, manusialah satu-satunya dari ordo yanng hidup di tanah.

Dalam Hadis juga di jelaskan proses penciptaan manusia, walaupun pada hakikatnya sama dengan yang telah di jelaskan dalam Al-Quran. Melihat juga dari fugsi Hadis yaitu bayan tafshil (merinci ayat yang global), dan masih banyak lagi fungsi dari hadis, ada juga yang menjelaskan atau menguatkan hukum atau peristiwa yang ada di dalam al-Quran, ada juga fungsi Hadits yang menghapus hukum yang ada di Al-Quran, ketika ada hukum yang berlawanan serta membahas peristiwa yang serupa.

Disatu sisi banyak teori yang mengatakan tentang asal usul manusia dan perkembangan janin dilihat dari segi ilmiah dan sains, disisi lain banyak dari beberapa hadis sebagai delegasi dari ajaran Islam yang menerangkan setiap fasenya dari perkembangan janin didalam rahim, bahkan hal ini sudah disabdakan oleh Rasulullah sebelum ilmu sains itu muncul. Proses penciptaan bumi dan manusia dalam narasi hadis sangat penting untuk dikaji, maka dari itu penulis mengambil judul dari makalah ini yaitu “Asal Mula Kehidupan Dimuka Bumi”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan di kaji dalam makalah ini sebagai berikut:

1. Bagaimana asal usul kehidupan dimuka bumi 2. Bagaimana sejarah kehidupan dimuka bumi?

3. Bagaimana asal usul manusia?

4. Bagaimana asal usul hewan?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang akan di kaji dalam makalah ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui asal usul kehidupan dimuka bumi 2. Untuk mengetahui sejaran kehidupan dimuka bumi 3. Untuk mengetahui asal usul manusia

(6)

4. Untuk mengetahui asal usul hewan BAB II PEMBAHASAN 2.1 Asal mula kehidupan

Kehidupan adalah sifat yang membedakan benda-benda fisik yang memiliki proses biologis (yaitu organisme hidup) dari benda-benda fisik yang tidak, baik karena mereka telah berhenti (karena mereka mati) atau karena mereka tidak pernah memiliki fungsi tersebut dan diklasifikasikan sebagai benda mati. Ilmu yang mempelajari kehidupan adalah biologi.

Kehidupan ada di Bumi dalam berbagai bentuk organisme seperti tumbuhan, hewan, jamur, protista, archaea dan bakteri. Organisme hidup menjalani metabolisme, mempertahankan homeostasis, mampu tumbuh, menanggapi rangsangan, bereproduksi dan melalui seleksi alam beradaptasi dengan lingkungan mereka selama generasi berturut-turut. Organisme hidup yang lebih kompleks dapat berkomunikasi dengan berbagai cara. Fitur umum dari organisme ini adalah sel berbasis karbon dan air dengan organisasi kompleks dan informasi genetik yang diwariskan. Asal mula kehidupan adalah salah satu misteri terbesar dalam ilmu pengetahuan. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan bagaimana kehidupan muncul di Bumi:

A. Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)

Teori ini tergolong paling awal berkembang dan berpendapat bahwa makhluk hidup timbul begitu saja dari benda tak hidup. Teori ini dipelopori oleh seorang filsuf Yunani yang bernama Aristoteles (384—322 SM). Hal ini sesuai dengan pemikiran saat itu yang belum ditunjang dengan teknologi modern dan cenderung melihat fakta tanpa melalui pembuktian secara ilmiah. Sama seperti Aristoteles, nenek moyang kita pun sering berpendapat tentang asal usul hewan/tumbuhan yang timbul begitu saja dari benda tak hidup.

Abiogenesis adalah proses alami di mana materi tak hidup, seperti senyawa organik sederhana, terbentuk. Hipotesis ilmiah saat ini menjelaskan bahwa transisi dari tidak hidup ke hidup bukanlah peristiwa tunggal, tetapi proses bertahap yang semakin kompleks. Kehidupan muncul untuk pertama kalinya di Bumi 4,28 miliar tahun yang lalu, setelah pembentukan lautan 4,41 miliar tahun yang lalu, dan tak lama setelah pembentukan daratan 4,54 miliar tahun yang lalu. Bentuk kehidupan

(7)

paling awal yang diketahui adalah mikrofosil bakteri. Para ilmuwan umumnya percaya bahwa kehidupan hari ini dimulai di dunia RNA, meskipun kehidupan berbasis RNA mungkin bukan kehidupan pertama. Percobaan Miller-Urey pada tahun 1952 dan penelitian serupa menunjukkan bahwa sebagian besar asam amino (bahan penyusun protein yang digunakan oleh semua organisme hidup) dapat disintesis dari senyawa anorganik dalam kondisi yang dirancang untuk meniru Bumi awal.

Teori ini mendukung gagasan bahwa kehidupan dapat muncul secara alami dari bahan-bahan non-hidup. Aristoteles mengusulkan bahwa kehidupan muncul dari benda mati ketika materi tersebut mengandung pneuma (panas kehidupan).

Sederhananya, teori generasi spontan mengasumsikan bahwa makhluk hidup muncul secara spontan atau tidak terduga dari materi tak hidup (abiotik).

Misalnya, Aristoteles mencatat bahwa ikan tampaknya tiba-tiba muncul di badan air di mana tidak ada ikan pada awalnya [ CITATION FIS21 \l 1033 ]. Meskipun detailnya masih menjadi subjek penelitian dan perdebatan, ada beberapa konsep kunci yang terkait dengan teori abiogenesis:

 Kondisi Lingkungan: Abiogenesis mengasumsikan bahwa pada suatu waktu, kondisi lingkungan di Bumi mendukung pembentukan molekul organik kompleks yang kemudian menjadi dasar bagi kehidupan.

 Molekul Organik Sederhana: Proses ini dimulai dengan pembentukan molekul organik sederhana, seperti asam amino, nukleotida, dan karbohidrat, yang merupakan blok bangunan utama bagi makhluk hidup.

 Pembentukan Polimer: Molekul-molekul organik ini kemudian berkombinasi membentuk polimer, seperti protein, asam nukleat, dan polisakarida. Pembentukan polimer ini merupakan langkah penting dalam evolusi kimia ke arah kehidupan.

Meskipun ada banyak hipotesis dan eksperimen yang mendukung konsep- konsep ini, proses dan detail yang sebenarnya dari langkah-langkah ini masih menjadi bagian yang kompleks dan belum sepenuhnya dipahami. Ilmuwan terus melakukan penelitian dan percobaan laboratorium untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang proses abiogenesis.

(8)

Gambar 1. Aristoteles ([ CITATION adm20 \l 1033 ]

Teori ini memang kurang memiliki dasar yang kuat secara ilmiah, tetapi dapat bertahan sangat lama. Bahkan, Anthonie Van leeuwenhoek (abad ke- 17), sang penemu mikroskop pun mendukung teori abiogenesis. Leuwenhoek mengamati air rendaman jerami dengan mikroskop buatannya, ternyata ditemukan protozoa.

Ia pun berpendapat bahwa hewan tersebut timbul begitu saja dari air rendaman jerami.

Pendukung teori

1. John Needham tentang generasi spontan

Teori Aristoteles tentang generasi spontan didukung oleh banyak ilmuwan, salah satunya adalah naturalis Inggris John Turberville Needham. Diterbitkan dalam jurnal Microbe Notes, Needham menemukan bahwa sejumlah besar organisme muncul dan berkembang biak dalam infus yang telah dipanaskan sebelumnya dalam tabung kedap udara selama 30 menit. Needham berhipotesis bahwa panas bisa membunuh organisme. Jadi, organisme baru yang muncul begitu saja dari benda mati.

2. Jan Baptista van Helmont

Selain Needham, ilmuwan Belgia dan dokter Flemish Jan Baptista van Helmont juga mendukung teori generasi spontan. Helmont memperhatikan bahwa jika kain dan biji-bijian tetap berada dalam wadah terbuka selama tiga minggu.

Kemudian mouse muncul dari kanvas. Selain tikus, Helmont juga menjelaskan bahwa melubangi batu, memasukkan daun kemangi ke dalam lubang, dan menutupinya dengan batu lain menghasilkan kalajengking.

B. Teori Biogenesis

(9)

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, akhirnya orang berpikir secara lebih ilmiah. Para ilmuwan tidak percaya begitu saja terhadap teori tanpa pembuktian yang sifatnya ilmiah. Maka itu, beberapa ilmuwan berusaha membuktikan kebenaran teori abiogenesis yang sudah sangat lama bertahan.

1. Francesco Redi (1626—1697)

Teori Generasi Spontan juga mendapat banyak penolakan dari para ilmuwan.

Teori generasi spontan pertama kali dibantah oleh dokter dan ilmuwan Italia Francesco Redi. Francesco Redi melakukan eksperimen dan membuktikan bahwa makhluk hidup tidak hanya muncul dari benda mati. Redi menunjukkan dalam sebuah percobaan bahwa larva muncul di daging hanya ketika dagingnya terpapar. Di udara terbuka, lalat memasuki daging, bertelur dan menetas menjadi larva. Pada saat yang sama, tidak ada larva dalam daging dalam wadah tertutup rapat. Hal ini dikarenakan larva tidak dapat masuk ke dalam wadah yang tertutup rapat.

Gambar 2. Percobaan Francesco redi (sumber.ruangguru)

Dari hasil percobaan Redi menyimpulkan bahwa belatung tersebut berasal dari telur lalat. Terbukti bahwa stoples 2 dan 3 pada daging tidak mengandung belatung karena telur lalat tidak sampai ke permukaan daging. Percobaan Redi (teori biogenesis) tersebut ternyata belum mampu menumbangkan teori abiogenesis karena beberapa ilmuwan masih mempertahankan teori tersebut. John Needham (1700) menentang teori yang dikemukakan Redi (biogenesis). Ia berupaya membuktikan bahwa teori abiogenesis sudah benar. Needham melakukan percobaan dengan cara merebus air kaldu untuk membunuh mikroorganisme dan memasukkannya dalam wadah dan ditutup rapat. Ternyata,

(10)

setelah beberapa lama, timbul mikroorganisme dalam kaldu tersebut (Rumanta et al., 2018).

2. Lazzaro Spallanzani (1729—1796)

Spallanzani tidak setuju dengan hasil percobaan Needham karena ia mengetahui kelemahan percobaan yang dilakukan Needham tersebut. Ia berpendapat bahwa rebusan kaldu yang dilakukan Needham kurang lama sehingga belum semua mikroorganisme mati. Ia pun mencoba membuktikan kelemahan yang dilakukan Needham dengan cara berikut.

 Labu pertama diisi kaldu dan dibiarkan terbuka.

 Labu kedua diisi kaldu yang dipanaskan hingga mendidih cukup lama dan dibiarkan terbuka.

 Labu ketiga diisi kaldu dan dididihkan cukup lama dan ditutup rapat.

Gambar 3. Percobaan Spallanzani (Modifikasi Surjono & Rumanta, 2009)

Setelah dibiarkan beberapa hari, ternyata timbul mikroorganisme pada labu pertama dan kedua, sedangkan pada labu ketiga tidak timbul mikroorganisme. Ia menjelaskan bahwa dalam kaldu sudah terdapat mikroorganisme yang berasal dari udara. Ketika kaldu dipanaskan, mikroorganisme tersebut akan mati. Akan tetapi, ketika kaldu yang telah dipanaskan tersebut dibiarkan terbuka, terjadi kontaminasi organisme dari udara sehingga pada labu kedua timbul mikroorganisme. Apabila kaldu yang sudah dipanaskan tersebut ditutup rapat, ternyata bebas dari

(11)

mikroorganisme. Ini membuktikan bahwa percobaan Needham tidak benar dan ia pun mendukung teori biogenesis yang diprakarsai Redi.

Apakah setelah percobaan Spallanzani tersebut teori abiogenesis runtuh?

Ternyata tidak. Untuk mengubah suatu teori yang sudah lama dianut, itu tidak mudah. Penganut paham abiogenesis masih mempertahankan teorinya dengan mengkritik percobaan Spallanzani yang menyatakan bahwa untuk timbulnya kehidupan, perlu gaya hidup (ada udara), sedangkan dalam percobaan Spallanzani kaldu ditutup rapat.

3. Louis Pasteur (1822—1895)

Dengan resistensi dari para penganut teori abiogenesis, para penganut aliran biogenesis terus mencoba mematahkan setiap bantahan yang diberikan para penganut paham abiogenesis tersebut. Pada tahun 1863, Louis Pasteur mencoba menyempurnakan percobaan Spallanzani dengan mempertahankan adanya gaya hidup (udara), yaitu menggunakan kaldu yang dipanaskan dalam labu dan ditutup tabung berbentuk leher angsa.

Gambar 4. Percobaan louis pasteur (sumber. Ruangguru)

Setelah beberapa hari air kaldu pada percobaan tersebut dibiarkan, ternyata kaldu tersebut tetap bening dan tidak timbul mikroorganisme. Akan tetapi, apabila tabung leher angsa dipatahkan, kaldu tersebut ditumbuhi banyak mikroorganisme.

Mengapa demikian? Karena, mikroorganisme di udara tidak sampai dalam kaldu akibat tertahan oleh penutup yang berbentuk leher angsa. Dengan demikian Louis Pasteur berkesimpulan bahwa semua kehidupan yang ada berasal dari kehidupan sebelumnya yang kemudian terkenal dengan slogan omne vivum ex vivo.

(12)

Pasteur berhasil dengan meyakinkan dapat menumbangkan teori generatio spontanea. Pertanyaannya, dari mana asal mula kehidupan kalau semboyannya bahwa kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya? Jadi, dengan mematahkan teori generatio spontanea, malah timbul pertanyaan lagi, dari mana makhluk hidup pertama kali terbentuk.

C. Teori Evolusi Kimia (Neoabiogenesis)

Dengan banyak pertanyaan tentang asal mula kehidupan, para ilmuwan terus berpikir dan membuat teori baru. Kebanyakan ilmuwan percaya bahwa bumi kita telah berumur lebih kurang 4,5 miliar tahun. Selama 500 tahun pertama, lingkungan bumi terlalu labil untuk berkembangnya kehidupan di bumi. Hal ini karena masih banyaknya asteroid yang berjatuhan ke permukaan bumi, gempa bumi, dan badai yang disertai kilat yang ekstrem yang terus membombardir bumi. Sekitar 4 miliar tahun yang lampau, kondisi bumi mulai stabil dan lautan sudah mulai terbentuk.

Gambar 5. Ilustrasi Bumi Primitif

Tahun 1920, dua ilmuwan (A.I Oparin dan J.B.S Haldane) yang bekerja secara terpisah berhipotesis bahwa laut yang baru terbentuk mengandung molekul sederhana yang berlimpah. Molekul-molekul sederhana tersebut selanjutnya membentuk molekul yang lebih kompleks. Mereka pun berpendapat bahwa atmosfer bumi primitif terbentuk dari gas- gas nitrogen (N2), uap air (H20), metan CH4), gas hidrogen (H2), karbon monoksida (CO), dan amonia (NH3). Molekul-molekul yang ada di atmosfer tersebut selanjutnya akan bereaksi satu sama lain dengan bantuan sinar matahari dan kilatan petir membentuk molekul-molekul organik sederhana. Saat itu, oksigen di atmosfer belum terbentuk. Kalau ada oksigen, tidak mungkin terbentuk senyawa organik sederhana secara spontan.Karena, oksigen sangat reaktif dan dapat memutus

(13)

ikatan kimia yang baru terbentuk. Laut di permukaan bumi saat itu juga belum terbentuk karena permukaan bumi yang panas menyebabkan setiap tetes air yang turun ke bumi akan menguap kembali. Sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu, permukaan bumi mulai mendingin dan lautan pun mulai terbentuk.

Halold Urey dan muridnya Stanley Miller (1953) membuktikan hipotesis Oparin and Haldane dengan membuat percobaan yang meniru atmosfer bumi primitif dengan mencampurkan gas-gas, seperti metan, amonia, uap air, dan hidrogen dalam alat yang ia rancang.

Gambar 6. Percobaan Miller & Urey (sumber. Evolusiblog)

Dengan menggunakan aliran listrik untuk menyimulasikan kilat dan cahaya matahari pada bumi primitif, hasilnya sangat menakjubkan. Dalam beberapa hari, percobaan tersebut menghasilkan senyawa organik yang terdiri atas urea, asam asetat, asam laktat, dan beberapa asam amino. Dari hasil eksperimennya, Miller membuktikan bahwa senyawa organik sangat mungkin terjadi secara spontan pada atmosfer bumi primitif. Miller percaya bahwa pembentukan senyawa kompleks penyusun makhluk hidup tidaklah mudah dan memerlukan jutaan tahun untuk terjadinya evolusi kimia hingga terbentuk makhluk hidup sederhana. Jadi, terbentuknya makhluk hidup tidak semudah yang dianut abiogenesis (generatio spontanea), melainkan melalui evolusi kimia yang memakan waktu jutaan tahun.

Teori ini pun disebut teori evolusi kimia atau neoabiogenesis yang merupakan

(14)

reinkarnasi dari teori biogenesis karena memercayai makhluk hidup berasal dari benda tak hidup melalui evolusi kimia.(Rumanta et al., 2018)

2.2 Asal mula manusia, hewan 2.3 Iokariotik dan prokariotik 2.4

(15)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

(16)

DAFTAR PUSTAKA

admin. (2020, juli 7). Aristoteles: Sumber Ilmu Pengetahuan. Retrieved from suarahkbp.com/

FISKA. (2021). Teori Asal-Usul Kehidupan: Pengertian dan Macam-Macam. Retrieved from gramedia.com/: https://www.gramedia.com/literasi/teori-asal-usul-kehidupan/

ristiawan, H. (2014, november 7). asal usul kehidupan. Retrieved from henawan.blogspot.com/: https://henawan.blogspot.com/2014/11/makalah-asal-usul- kehidupan-pos-hendri.html

Jaja, J. (2019). Proses Pembentukan Janin Dalam Narasi Hadis Dan Korelasinya Dengan Sains. 1–15.

Rumanta, M., Iryani, K., & Ratnaningsih, A. (2018). Makhluk Hidup: Asal Mula, Ciri-ciri, dan Organisasi Kehidupan. Konsep Dasar Asal Makhluk Hidup, 1.03-1.14.

Referensi

Dokumen terkait