• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH BIAYA BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA LANGSUNG

N/A
N/A
Sri Ajeng Wulandari Bur

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH BIAYA BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA LANGSUNG"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

BIAYA BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA LANGSUNG Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Akuntansi Biaya yang Diampu oleh : Rasyidah Nadir, S.E., M.Sc

Disusun oleh : Kelompok 3

Sri Ajeng Wulandari Bur (46120053) Inayah Nur Amaliah Kahary (46120063) Nur Afni Eka Agustina (46120073)

PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI MANAJERIAL JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 2021

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah Subhana Wata’ala, Tuhan semesta alam. Atas izin dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Biaya Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung dengan tepat waktu. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Rasyidah Nadir, S.E., M.Sc pada bidang studi Akuntansi Biaya di Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Rasyidah Nadir, S.E., M.Sc selaku dosen mata kuliah Akuntansi Biaya. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima, demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 3 Oktober 2021 Kelompok 3

(3)

DAFTAR ISI

SAMPUL………..i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

BAB II...2

PEMBAHASAN...2

BAB III...9

PENUTUP...9

DAFTAR PUSTAKA...10

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Tenaga kerja adalah daya kerja fisik maupun mental yang merupakan sumbangsih menusia untuk menghasilkan suatu produk atau jasa tertentu.Tenaga kerja merupakan satu elemen terpenting dalam setiap perusahaan atau entitas usaha. Suatu produk tidak akan tercipta tanpa adanya salah satu faktor produksi ini. Oleh karena itu, keberadaan tenaga kerja sangatlah vital dalam sebuah perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa.

Tenaga kerja perusahaan yang telah mengabdikan dirinya pada perusahaan tertentu tentunya akan mendapatkan imbalan berupa gaji atau upah yang sesuai dengan kinerja dan prestasi masing-masing tenaga kerja

Biaya bahan baku merupakan salah satu komponen penting dari biaya produksi. Masalah yang dihadapi manajemen berkaitan dengan bahan baku yaitu keterlambatan bahan yang mengganggu proses produksi. Sedangkan bahan baku yang berlebihan akan mengakibatkan pemborosan pada dana yang tertanam pada persediaan bahan. Karena dalam penyimpanan bahan baku menimbulkan beban (biaya) penyimpanan. Pada tahap pengadaan dan penyimpanan bahan baku dari segi akuntansi timbul masalah penentuan harga pokok bahan baku yang dibeli, sedangkan pada saat pemakaian bahan baku timbul masalah penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai.

Pembahasan dalam makalah ini menguraikan tentang prosedur perolehan dan penggunaan bahan, metode penghitungan biaya bahan baku, akuntansi biaya bahan baku, konsep dan elemen biaya tenaga kerja, perhitungan biaya tenaga kerja dan akuntansi biaya tenaga kerja. Pengetahuan ini berguna untuk mengarahkan pencatatan akuntansi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung sesuai dengan PSAK.

2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan bahan baku?

2. Apa yang dimaksud tenaga kerja langsung?

(5)

BAB II PEMBAHASAN 1. Biaya Bahan Baku

Dalam perusahaan manufaktur, bahan (material) dibedakan menjadi bahan baku dan bahan baku penolong. Bahan baku (direct material) merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku ini dapat diidentifikasikan dengan produk atau pesanan tertentu dengan nilainya yang relatif besar. Misalnya dalam perusahaan mebel, bahan baku adalah kayu atau rotan. Biaya yang timbul akibat pemakaian bahan baku disebut biaya bahan baku.

Bahan baku penolong (indirect material) merupakan bahan yang dipakai dalam proses produksi yang tidak dapat diidentifikasikan dengan produk jadi dan nilainya relatif kecil. Misalnya dalam perusahaan mebel, bahan baku penolong adalah minyak pelitur. Biaya yang ditimbulkan karena pemakaian bahan baku penolong disebut biaya bahan baku penolong. Biaya bahan baku penolong merupakan bagian dari unsur biaya overhead pabrik.

Biaya bahan baku (raw material cost) adalah seluruh biaya untuk memperoleh sampai dengan bahan siap untuk digunakan yang meliputi harga bahan, ongkos angkut, penyimpanan dan lain-lain. Sebelum dibahas unsur- unsur biaya yang membentuk harga pokok bahan baku yang dibeli, berikut ini diuraikan sistem pembelian lokal bahan baku.

1.1. Sistem Pembelian

Sistem pembelian lokal bahan baku terdiri dari prosedur permintaan pembelian, prosedur order pembelian, prosedur penerimaan barang, prosedur pencatatan penerimaan barang di gudang, dan prosedur pencatatan utang . 1. Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku

Jika persediaan bahan baku yang ada digudang sudah mencapai jumlah tingkat minimum pemesanan kembali (reorder point), bagian

(6)

gudang kemudian membuat surat permintaan pembelian (purchase requisition) yang kemudian dikirimkan ke bagian pembelian .

2. Prosedur Penerimaan Bahan Baku

Pemasok mengirimkan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan surat order pembelian yang diterimanya. Bagian Penerimaan yang bertugas menerima barang, mencocokan kualitas, kuantitas, jenis serta spesifikasi bahan baku yang diterima dari pemasok dengan tembusan surat order pembelian. Apabila bahan baku yang diterima telah sesuai dengan surat order pembelian, bagian penerimaan membuat laporan penerimaan barang untuk dikirimkan kepada Bagian Akuntansi.

3. Prosedur Pencatatan Penerimaan Bahan Baku di Bagian Gudang Bagian Penerimaan menyerahkan bahan baku yang diterima dari pemasok kepada Bagian Gudang. Bagian Gudang menyimpan bahan baku tersebut dan mencatat jumlah bahan baku yang diterima dalam kartu gudang (stock card). Kartu Gudang di gunakan oleh Bagian Gudang untuk mencatat mutasi tiap tiap jenis barang gudang. Kartu gudang hanya berisi informasi kuantitas tiap-tiap jenis barang yang disimpan di gudang dan tidak berisi informasi mengenai harganya. Catatan kartu guang diawasi bagian akuntansi yang berupa kartu persediaan.

4. Prosedur Pencatatan Utang Yang Timbul dari Pembelian Bahan Baku Bagian pembelian menerima faktur pembelian dari pemasok. Bagian pembelian memberikan tanda tangan di atas faktur pembelian, sebagai tanda persetujuan bahwa faktur dapat dibayar karena pemasok telah memenuhi syarat-syarat pembelian yang ditentukan oleh perusahaan.

Faktur pembelian yang telah ditanda-tangani oleh Bagian Pembelian tersebut diserahkan kepada Bagian Akuntansi. Dalam transaksi pembelian bahan baku, bagian akuntansi memeriksa ketelitian perhitungan dalam faktur pembelian dan mencocokannya dengan informasi dalam tembusan surat order pembelian yang diterima dari Bagian Pembelian dan laporan penerimaan barang yang diterima dari bagian penerimaan.

(7)

Faktur pembelian beserta surat order pembelian dan laporan penerimaan barang dicatat oleh bagian akuntansi dlm jurnal pembelian yang kemudian di catat dalam Kartu Persediaan .

Biaya yang Membentuk Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli

Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkanya dalam keadaan siap untuk diolah, merupakan unsur harga pokok bahan baku yg dibeli. Oleh karena itu, harga pokok bahan baku tidak hanya berupa harga yang tercantum dalam faktur pembelian saja.

Sering kali dalam pembelian bahan baku, perusahaan membayar biaya angkutan untuk berbagai macam bahan baku yang dibeli. Hal ini menimbulkan masalah mengenai pengalokasian biaya angkutan tersebut kepada masing” jenis bahan baku yang diangkut.

Perlakuan terhadap biaya angkutan ini dpt dibedakan sebagai berikut : 1. Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan

baku yang dibeli.

2. Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, namun diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik.

1. 2. Penentuan Harga Pokok Bahan Baku

Berbagai macam metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi (materials costing methods) diantaranya adalah : Peramalan ekonomi (economic forecast)

1. Metode Identifikasi Khusus.

Dalam metode ini, setiap jenis bahan baku yang ada digudang harus di beri tanda harga pokok per satuan berapa bahan baku tersebut dibeli. Setiap pembelian bahan baku yang harga persatuanya berbeda dengan harga per satuan bahan baku yang sudah ada di gudang, harus dipisahkan penyimpanannya dan diberi tanda pada harga berapa bahan baku tersebut dibeli. Dalam metode ini, tiap-tiap jenis bahan baku yang ada di gudang

(8)

jelas identitas harga pokoknya, sehingga setiap pemakaian bahan baku dapat diketahui harga pokok per satuanya secara tepat.

2. Metode Biaya Standar

Dalam metode ini, bahan baku yg dibeli dicatat dalam kartu persediaan sebesar harga standar (standar price) yaitu harga taksiran yang mencerminkan harga yang diperkirakan untuk tahun anggaran tertentu.

Pada saat pakai, bahan baku dibebankan kepada produk pada harga standar tersebut.

3. Metode Rata-Rata Harga Pokok Bahan Baku Pada Akhir Bulan

Dalam metode ini, pada tiap akhir bulan dilakukan perhitungan harga pokok rata-rata per satuan tiap jenis persediaan bahan baku yang ada di gudang . Harga pokok rata-rata persatuan ini kemudian digunakan untuk menghitung harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi dalam bulan berikutnya.

4. Metode Rata-Rata Rergerak / Rata-Rata Tertimbang

Dalam metode ini, persediaan bahan baku yang ada di gudang dihitung harga pokok rata-ratanya, dengan cara membagi total harga pokok dengan jumlah satuannya. Setiap kali terjadi pembelian yang harga pokok persatuannya berbeda dengan harga rata-rata pokok persediaan yang ada di gudang, harus dilakukan perhitungan harga pokok rata-rata per satuan yang baru. Bahan baku yang dipakai dalam proses prouksi dihitung harga pokoknya dengan mengalikan jumlah satuan bahan baku yang dipakai dengan harga pokok rata-rata per satuan bahan baku yang ada di gudang.

1. 3. Masalah-Masalah Khusus yang Berhubungan Dengan Bahan Baku 1. Sisa Bahan ( Scrap Materials )

Sisa bahan adalah bahan baku yang tersisa dari proses produksi yang tidak dapat diikutsertakan kembali dalam proses produksi dengan tujuan semula, tetapi ada kemungkinan untuk di gunakan pada proses produksi dengan tujuan yang lain atau di jual. Jika sisa bahan tidak mempunyai nilai jual, akibat yang ditimbulkan adalah harga pokok persatuan produk jadi lebih tinggi. Jika bahan masih mempunyai nilai jual, masalah yang timbul

(9)

adalah bagaimana memperlakukan hasil penjualan sisa bahan tersebut.

Hasil penjualan sisa bahan dapat diperlakukan sebagai pengurang biaya bahan baku pesanan yang menghasilkan sisa bahan tersebut, sebagai pengurangan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi, atau sebagai penghasil di luar usaha.

Hasil Penjualan Sisa Bahan Diperlakukan Sebagai Pengurang Biaya Bahan Baku Yang Dipakai Dalam Pesanan Yang Menghasilkan Sisa Bahan Tersebut.

Jika sisa bahan terjadi karena karakteristik proses pengolahan pesanan tertentu, maka hasil penjualan sisa bahan dapat diidentifikasikan dengan pesanan tersebut.

Hasil Penjualan Sisa Bahan Diperlakukan Sebagai Pengurangan Terhadap Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya Terjadi.

Jika sisa bahan tidak dapat diidentifikasikan dengan pesanan tertentu, dan sisa bahan merupakan hal yang biasa terjadi dalam roses pengerjaan produk, maka hasil penjualannya dapat diperlakukan sebagai pengurangan biaya Overhead pabrik sesungguhnnya.

Hasil Penjualan Sisa Bahan Diperlakukan Sebagai Penghasilan Di Luar Usaha .

Hasil penjualan sisa bahan dapat pula diperlakukan sebagai penghasilan di luar usaha dan tidak sebagai pengurang biaya produksi .

2. Produk Rusak (Spoiled Goods)

Produk rusak adalah unit produk yang tidak memenuhi standar produksi dan tidak dapat diperbaiki karena secara teknis tidak memungkinkan atau tidak ekonomis. Produk rusak merupakan produk yang telah menyerap biaya produksi dan secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk baik.

3. Produk Cacat

Produk cacat adalah unit produk yang tidak memenuhi standar produksi dan dapat diperbaiki secara teknis dan ekonomis untuk dapat dijual sebagai produk baik atau tetap sebagai produk cacat. Penyebab produk

(10)

cacat ada dua macam, pertama timbulnya produk cacat disebabkan karena konsumen, kedua disebabkan karena kesalahan saat proses produksi.

1. 4. Economic Order Quantity

Kuantitas pemesanan ekonomis (EOQ) adalah jumlah persediaan yang dipesan pada suatu waktu sedemikian meminimalkan biaya persediaan tahunan. Jika suatu perusahaan membeli bahan baku secara tidak terlalu sering dan dalam jumlah besar (kontradiktif dengan hal ini adalah pendekatan just in time) biaya penyimpanan persediaan menjadi tinggi karena investasi yang cukup besar dalam persediaan.

Jika pembelian dilakukan dalam jumlah yang kecil, dengan pesanan yang cukup sering, akibatnya biaya pemesanan yang tinggi dapat terjadi. Oleh karena itu, jumlah optimum dari pesanan pada suatu waktu tertentu ditentukan dengan cara menyeimbangkan dua faktor:

1. Biaya pemilikan (penyimpanan) bahan baku, 2. Biaya perolehan (pemesanan) bahan baku.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat melakukakn konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan biayanya dapat di bebankan secara layak keproduk tertentu. Sedangkan tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke dalam bagian kontruksi ataupun komposisi dari sebuah produk.

Berdasarkan fungsi yang ada dalam perusahaan, biaya tenaga kerja dikelompokkan ke dalam:

1). Biaya tenaga kerja untuk fungsi produksi merupakan elemen biaya produksi.

2). Biaya tenaga kerja untuk fungsi pemasaran merupakan elemen biaya pemasaran.

3). Biaya tenaga kerja untuk fungsi administrasi dan umum merupakan elemen biaya administrasi dan umum.

2. 1. Penentuan Besarnya Biaya Tenaga Kerja

(11)

Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan. Elemen biaya tenaga kerja yang merupakan bagian dari biaya produksi adalah biaya tenaga kerja untuk karyawan pabrik. Biaya tenaga kerja yang merupakan biaya produksi atas tenaga kerja yang berhubungan langsung dalam proses produksi dinamakan biaya tenaga kerja langsung. Faktor–faktor yang dipertimbangkan dalam sistem penggajian adalah gaji dan upah insentif, premi lembur dan biaya-biaya lainnya.

1. Program insentif gaji dan upah

Tujuan program ini adalah meningkatkan produktivitas karyawan yang berarti akan meningkatkan penghasilan karyawan yang produktivitasnya tinggi dan sekaligus dapat menekan biaya produksi satuan.

2. Premi Lembur

Premi lembur dibayarkan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja maksimal dalam satu periode tertentu sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam Peraturan Perburuhan (aturan Depnaker). Kelebihan jam ini harus dibayar dengan insentip standar dan harus pula dibayarkan premi lembur sesuai ketentuan yang ada.

3. Biaya Tenaga Kerja Lain-lain

Terdapat elemen biaya tenaga kerja lain yang biasanya ada seperti biaya pensiun, tunjangan liburan, bonus bagian laba, biaya waktu setup, biaya pendidikan dan latihan, biaya waktu menganggur atau waktu tunggu.

2. 2. Akuntansi Biaya Tenaga Kerja

Tugas bagian akuntansi keuangan adalah menyelenggarakan pembukuan atas terjadinya biaya gaji dan upah semua karyawan dan timbulnya hutang yang berhubungan dengan gaji dan upah serta pembayaran hutang yang berkaitan dengan gaji dan upah. Sedangkan bagian akuntansi biaya adalah bertugas untuk menyelenggarakan pencatatan atas pembuatan jurnal distribusi gaji dan upah kemudian memasukkan rincian biaya gaji dan upah ke dalam pesanan, proses, kegiatan atau departemen.

2. 3. Tenaga kerja langsung mempunyai sifat-sifat

1). Besar kacilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara langsungdengan tingkat kegiatan produksi

(12)

2). Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya variabel.

3). Tempat kerja tidak selalu di pabrik,tetapi dapat di luar pabrik

(13)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

1. Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkanya dalam keadaan siap untuk diolah, merupakan unsur harga pokok bahan baku yang dibeli. Oleh karena itu, harga pokok bahan baku tidak hanya berupa harga yang tercantum dalam faktur pembelian saja.

Sering kali dalam pembelian bahan baku, perusahaan membayar biaya angkutan untuk berbagai macam bahan baku yang dibeli. Hal ini menimbulkan masalah mengenai pengalokasian biaya angkutan tersebut kepada masing-masing jenis bahan baku yang diangkut. Model yang paling tepat harus dipilih dalam melakukan peramalan.

2. Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan sebagai akibat pemanfaatan tenaga kerja dalam melakukan produksi. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan biayanya dapat di bebankan secara layak keproduk tertentu

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan yaitu perusahaan sebaiknya melakukan perhitungan biaya produksi sesuai konsep akuntansi biaya yaitu dengan memperhitungkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja berdasarkan biaya sesungguhnya yang terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik dihitung dengan menentukan tarif per departemen, sekaligus mengklasifikasikan elemen-elemen biaya ke dalam biaya produksi secara tepat, sehingga perhitungan biaya produksi menjadi lebih akurat, dan dapat digunakan dalam pengendalian serta pengambilan keputusan bagi manajer

(14)
(15)

DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, IR, “Anggaran Tenaga Kerja Langsung”, Modul 6, (Online), https://id.scribd.com/doc/124251856/Anggaran-Tenaga-Kerja-Langsung

Ibnuismail, 2021, “Biaya Bahan Baku: Pengertian dan Perbedaannya Dengan

Biaya Tenaga Kerja Dan Biaya Overhead”,

https://accurate.id/akuntansi/biaya-bahan-baku/

Hasyim, M, “Akuntansi Biaya: Pengantar”, Buku Saku Akuntansi Biaya, 22-25, (Makassar: 2021)

Martina, 2019, “Pengertian dan Perbedaan Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead pada Industri Manufaktur”, https://ukirama.com/id/blogs/pengertian-dan-perbedaan-biaya-bahan-baku- biaya-tenaga-kerja-dan-biaya-overhead-pada-industri-manufaktur

Sahrul, Ina Sakinah Asdar, “Biaya Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung”, 9- 20, (Makassar: 2018).

Referensi

Dokumen terkait