MAKALAH
NUTRISI PADA IBU POST PARTUM
Disusun Oleh:
Cely sulistya
(P07524121008)
Pengampu : Maida Pardosi,SKM,M,Kes
PRODI DIII KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul ‘’Nutrisi pada ibu post partum” yang merupakan salah satu tugas dari Mata kuliah KEBIDANAN KOMUNITAS
Penyusunan bahan ajar ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu Kami ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada ibu : Maida Pardosi,SKM,M,Kes yang telah membimbing Kami dalam menyelesaikan laporan KEBIDANAN KOMUNITAS.
Kami merasa bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dalam penyusunannya.
Sehingga penulis merasa perlu adanya saran dan masukan yang membangun dalam usaha memperbaiki lebih lanjut.
Medan , 13 Oktober 2023
Cely sulistya
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 03
1.1 Latar Belakang... 03
1.2 Tujuan ... 04
1.3 Manfaat ... 04
BAB II PEMBAHASAN ... 05
2.1 Pengertian masa nifas ... 06
2.2 Pemenuhan gizi pada masa nifas ... 06
BAB III SATUAN ACARA PENYULUHAN ... 09
BAB IV PENUTUP ... 12
4.1 Kesimpulan ... 12
4.2 Saran ... 12
DAFTAR PUSTAKA ... 12
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan gizi ibu nifas merupakan suatu kebutuhan yang harus terpenuhi selama masa nifas. Hal ini dikarenakan untuk mempercepat proses pemulihan organ-organ kandungan seperti keadaan semula atau sebelum hamil. Kebutuhan gizi ibu nifas jika terpenuhi dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan organ reproduksi, menjaga kesehatan yang optimal, dan dapat menjaga produksi dan kualitas ASI. Adapun juga kerugian yang dapat terjadi jika kebutuhan gizi ibu nifas tidak terpenuhi seperti lamanya proses pemulihan organ reproduksi ataupun luka jahitan pada perineum yang berakibat terjadinya infeksi sehingga perlu dilakukan penanganan yang tepat. Infeksi pada ibu nifas jika tidak dilakukan penanganan dengan baik dapat berakibat fatal salah satunya kematian.
Menurut WHO, penyebab kematian utama ibu terkait kehamilan, persalinan, dan nifas terbagi menjadi dua yaitu langsung (Direct Obstetric Death) dan tidak langsung (Direct Abstetric Death). Penyebab komplikasi obstetrik secara langsung kematian pada ibu adalah perdarahan (40%), eklamsi (20%), infeksi (7%), lain-lain (33%) dan selebihnya merupakan penyebab secara tidak langsung (20%)(2). Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia pada tahun 2014 mencapai 289/100.000 kelahiran hidup. Amerika serikat sebanyak 9300 jiwa, Afrika Utara sebanyak 179.000 jiwa, dan Asia masa nifas di Kabupaten Bantul tahun 2013 sebanyak sembilan orang, tahun 2014 mengalami penurunan menjadi delapan orang, dan tahun 2015 angka kematian ibu pada masa nifas menjadi dua orang .
Kebutuhan gizi pada ibu nifas akan meningkat apabila pada masa kehamilan ibu mempunyai riwayat hamil dengan anemia ataupun ibu hamil dengan KEK. Cakupan angka anemia pada ibu hamil di Bantul pada tahun 2016 sebesar 19,91% dan cenderung lebih meningkat dibandingkan dari tahun sebelumnya. Data Dinas Kesehatan Provinsi DIY menyebutkan Puskesmas Pleret menduduki peringkat pertama dengan persentase sebesar 57,99% ibu hamil dengan anemia, kedua Puskesmas Sedayu II sebesar 52,96%, dan ketiga di Puskesmas Bambanglipuro sebesar 41,40% ibu hamil dengan anemia sedangkan cakupan ibu hamil dengan KEK sebesar 13,31%. Anemia pada ibu hamil dapat dihubungkan dengan meningkatnya angka kelahiran prematur, kematian ibu dan anak, serta dapat terjadinya infeksi setelah persalinan.
Peningkatan derajat kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai kesepakatan pembangunan global. Tujuan SDGs tentang target penurunan AKI tertera pada Goals ke-3 yang bertuliskan menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia terutama pada point pertama yaitu target tahun 2030 mengurangi AKI hingga dibawah 70/100.000 kelahiran hidup. Bidan berperan dalam memberikan pelayanan yang komprehensif serta memperhatikan kebutuhan pemeliharaan bagi ibu, keluarga dan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat dengan cara memberikan konseling maupun pendidikan kesehatan. Oleh karena itu bidan diharapkan dapat memberikan konseling maupun pendidikan kesehatan salah satunya tentang kebutuhan gizi ibu nifas.
Masa nifas ibu memerlukan gizi yang cukup yang berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, dan proses memproduksi ASI. Maka dari itu ibu harus mengonsumsi makanan yang bergizi dan cukup kalori seperti makanan yang mengandung sumber tenaga (energi), sumber pembangun (protein), serta sumber pengatur dan pelindung (mineral, vitamin, dan air). Ibu nifas juga memerlukan kandungan gizi sebanyak 2.800 kalori dan protein 64 gram untuk mengembalikan alat-alat reproduksi seperti keadaan sebelum hamil.
Menu makanan yang seimbang harus dikonsumsi oleh ibu nifas yaitu dengan porsi yang cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet ataupun pewarna. Kekurangan gizi pada ibu nifas dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada ibu maupun bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh kembang anak, bayi mudah sakit, dan mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat essensial juga dapat menyebabkan gangguan pada mata ataupun tulang
Makanan bergizi yang dikonsumsi ibu nifas sesuai dengan porsi akan membuat ibu dalam keadaan sehat dan tubuh terasa segar. Makanan yang mengandung protein sangat penting dikonsumsi oleh ibu nifas karena sangat berpengaruh terhadap proses penyembuhan maupun pengeringan luka terutama pada ibu nifas yang terdapat luka jahitan pada perineum. Didalam suatu daerah kebudayaan juga berperan penting dalam berhasilnya pemenuhan kebutuhan gizi seperti halnya jika ibu nifas memiliki budaya pantang makan-makanan yang tinggi protein seperti telur, ayam, ikan , maupun daging maka akan mempengaruhi terhadap proses penyembuhan terutama pada luka jahitan perineum. Selain protein, makanan yang mengandung serat juga dibutuhkan oleh ibu nifas untuk membantu proses pencernaan, kadar vitamin dan air dalam buah juga sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh dan melawan infeksi .
sebagian besar ibu nifas masih belum mengetahui tentang kebutuhan gizi selama masa nifas, serta manfaat maupun kerugian jika kebutuhan gizi tersebut belum terpenuhi. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan ibu nifas tentang kebutuhan gizi selama masa nifas yang disebabkan oleh kurangnya tingkat pengetahuan meliputi pengertian gizi, kebutuhan gizi masa nifas, serta zat-zat yang dibutuhkan selama masa nifas.
Penelitian Eka Nurhayati (2016) Tentang Indeks Masa Tubuh (IMT) Pra Hamil dan Kenaikan Berat Badan Selama Hamil Berhubungan dengan Berat Badan Lahir Bayi menyebutkan bahwa IMT pra hamil digunakan sebagai pedoman dalam penilaian status gizi ibu sebelum hamil dan juga menentukan penambahan berat badan optimal pada masa kehamilan.
Sedangkan, kenaikan berat badan pada masa kehamilan merupakan indikator dalam menentukan gizi ibu. Penelitian Anafrin Yugistyowati (2013) dengan judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Masa Nifas Terhadap Kemampuan Perawatan Mandiri Ibu Nifas Post Sectio Caesarea (SC) menuliskan bahwa ibu yang melahirkan dengan Sectio Caesarea (SC) akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengembalikan organ-organ tubuh kembali seperti keadaan sebelum hamil atau keadaan semula. Di lapangan yang masih sering dijumpai keterlambatan ibu nifas Post Sectio Caesarea (SC) keterlambatan ibu nifas Post Sectio Caesarea untuk mobilisasi dini termasuk pemberian konseling tentang pemenuhan nutrisi pada ibu nifas dan perawatan mandiri. Peran dan tanggung jawab perawat dan bidan sangat sangat diperlukan dalam pemberian informasi dan pendidikan kesehatan sebagai upaya untuk menghindari self care deficit, komplikasi perdarahan, dan infeksi post Sectio Caesarea (SC), serta menurunkan angka kematian maternal.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana status nutrisi yang dibutuhkan pada ibu post partum
Untuk mengetahui kekurangan gizi pada post partum
Untuk mencegah kekurangan gizi pada bayi baru lahir
BAB III PEMBAHASAN
Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas (puerperium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu 14. Dalam bahasa latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini disebut puerperium yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Sehingga puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi.
Puerperium adalah masa pulih kembali yang dimulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama post partum sehingga pelayanan pasca persalinan yang berkualitas harus terselanggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi.
b. Tujuan Asuhan Nifas
Masa nifas bertujuan untuk :
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi
2) Melaksanankan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya
Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan dini, nutrisi, KB, menyusui, pemberian nutrisi pada bayi, dan perawatan bayi sehat
4) Memberikan pelayanan KB 5) Mendapatkan kesehatan emosi c. Tahapan dalam Nifas
1) Puerperium Dini (immediate puerperium) merupakan tahapan dimana ibu berada pada waktu 0- 24 jam post partum. Ibu telah diperbolehkan bergerak ringan seperti berdiri dan berjalan-jalan.
2) Puerperium Intermedial (early puerperium) merupakan tahapan dimana ibu berada pada waktu 1- 7 hari post partum. Alat genital mengalami kepulihan lamanya 6-8 minggu.
3) Remote Puerperium (later puerperium) merupakan tahapan dimana ibu berada pada waktu 1-6 minggu post partum. Waktu yang diperlukan untuk pulih secara sempurna trutama pada ibu yang selama kehamilannya mengalami komplikasi waktu untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulan.
2. Pemenuhan Gizi Masa Nifas a. Definisi Gizi
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga.
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorpsi, transportasi. Penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energy.
b. Kebutuhan Gizi Ibu Nifas
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang status gizi di atas bahwa status gizi adalah status kesehatan tubuh yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient, sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, dibedakan antara status gizi , kurus, normal, resiko untuk gemuk, dan gemuk agar berfungsi secara baik bagi organ tubuh.
1) Karbohidrat
Karbohidrat disebut juga zat pati atau zat tepung atau zat gula yang tersusun dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Di dalam tubuh karbohidrat akan dibakar untuk menghasilkan tenaga atau panas. Satu gram karbohidrat akan menghasilkan empat kalori. Menurut besarnya molekul karbohidrat dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta bercabang- cabang. Kerbohidrat merupakan bahan makanan penting dan merupakan sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan.
Selain itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada mahluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pectin, serta lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin sebagai bahan bakar, glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi tenaga untuk menjalankan sel- sel tubuh (Toto). Hidrat arang atau karbohidrat disebut juga zat pati atau zat tepung atau zat gula yang tersusun dari unsur karbon (C). Hidrogen (H), dan oksigen (O).
Di dalam tubuh hidrat arang akan dibakar untuk menghasilkan tenaga atau panas. Satu gram hidrat arang akan menghasilkan empat kalori. Menurut besarnya molekul hidrat arang dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi dari karbohidrat antara lain:
a) Sebagai sumber energi, satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori.
b) Pemberi rasa manis pada makanan, khususnya pada monosakarida pada disakarida.
c) Penghemat protein, jika karbohidrat makanan tidak tercukupi maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan 13 energi dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun.
d) Pengatur metabolisme lemak, karbohidrat akan mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidro-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk dalam hati dan dikeluarkan
melalui urine dengan mengikat basa berupa ion natrium. Hal ini dapat menyebabkan ketidak seimbangan natrium dan dehidrasi, serta PH cairan tubuh menurun.
e) Membantu pengeluaran faeses dengan cara mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada faeses (Almaitsaer).
Karbohidrat bermanfaat untuk berbagai keperluan, antara lain:
a) Sumber energi utama yang diperlukan untuk gerak: 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori.
b) Pembentuk cadangan sumber energi: kelebihan karbohidrat dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak sebagai cadangan sumber energi yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan.
c) Memberi rasa kenyang: karbohidrat mempunyai volume yang besar dengan adanya selulosa sehingga memberikan rasa kenyang. Bahan makanan sumber karbohidrat berasal dari makanan pokok seperti biji-bijian (beras, jagung, sagu) dan umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar dan kacang- kacangan). Sebagai makanan pokok, karbohidrat nmengandung zat pati dan gula yang mampu menghasilkan energi untuk berbagai aktivitas, setiap pembakaran satu gram karbohidrat mampu menghasilkan empat kalori. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa karbohidrat adalah zat tepung yang merupakan makanan pokok yang menghasilkan tenaga dengan satuan kalori. Satu gram karbohidrat dapat menghasilkan empat kalori. Sumber tenaga ini dibutuhkan untuk 14 bekerja, bernafas dan lain-lain. Karbohidrat terutama terdapat pada tumbuh- tumbuhan, seperti beras, jagung, kentang, gandum dan ubiubian
2) Protein
Diperlukan untuk pembentukan dan perbaikan semua
jaringan di dalam tubuh termasuk darah, enzim, hormon, kulit, rambut, dan kuku. Protein pembentukan hormon untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan yang rusak, perkembangan seks dan metabolisme. Disamping itu, protein berguna untuk melindungi supaya keseimbangan asam dan basa di dalam darah dan jaringan terpelihara, selain itu juga mengatur keseimbangan air di dalam tubuh. Selain fungsi tersebut, protein juga berfungsi sebagai:
a) Membangun sel tubuh b) Mengganti sel tubuh
c) Membuat air susu, enzim dan hormon d) Membuat protein darah
e) Menjaga keseimbangan asam basa cairan tubuh f) Pemberi kalori (Irianto)
Protein terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan
nitrogen, selain itu unsur sulfur dan fosfor juga ada. Semua unsur tersebut diperoleh melalui tumbuh-tumbuhan (protein, nabati) seperti kacang-kacangan terutama kedelai dan kacang hijau serta hasil 15 olahannya (tempe dan tahu), dan melalui hewan (protein hewani), seperti daging, susu, telur, ikan. Apabila tubuh kekurangan protein, maka
serangan penyakit busung lapar akan selalu terjad
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN NUTRISI PADA IBU POST PARTUM
A. Tujuan Umum
Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan pasien dan keluarga mengetahui tentang nutrisi bagi ibu post partum
B. Tujuan Khusus
Diharapkan pasien dan keluarga dapat:
1. Menjelaskan pengertian nutrisi ibu post partum 2. Menjelaskan manfaat nutrisi ibu post partum 3. Menjelaskan jenis nutrisi ibu post partum
4. Menjelaskan contoh susunan menu makan ibu post partum hariane)
5. Menjelaskan penambahan frekuensi makan/makanan selingan ibu post partum
C. Media
1. Leafleat
D. Metode 1. Ceramah
2. Diskusi/tanya jawab
E. Kegiatan penyuluhan
No. Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta 1. 5 menit Pembukaan
Perkenalan mahasiswi.
Perkenalan dengan dosen/CI lahan
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan kontrak waktu.
Memperhatikan.
2. 20 menit
Pelaksanaan
Menanyakan kepada peserta tentang pengetahuan tentang nutrisi ibu post partum
Memberi
reinforcement atau jawaban peserta
Menjelaskan tentang nutrisi pada ibu post partum
Menanyakan kepada peserta tentang manfaat nutrisi ibu post partum
- Memberi
reinforcement positif atas jawaban peserta- Menjelaskan tentang manfaat nutrisi ibu post partum
Menanyakan kepada peserta tentang jenis nutrisi ibu
postpartum
Memberi
reinforcement positif atas jawaban peserta- Menjelaskan tentang macam-macam nutrisi ibu postpartum
Menjelaskan kepada peserta tentang contoh susunan menumakan ibu post partum
Menjelaskan tentang penambahan frekuensi
makan/makanan
Memberi tanggapan
Mendengarkan
Memperhatin
Memberi tanggapan
Memberi tanggapan
Memberi tanggapan
Mendengarkan
Memperhatin
Mendengarkan
selingan ibu post partum
Meminta peserta untuk memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak dipahami.
Menjawab pertanyaan
Memberi tanggapan
Mendengarkan 3. 5
menit
penutup
Menyimpulkan materi yang telah diberikan.
Melakukan evaluasi
Memberi salam penutup.
Berpartisipasi
Menjawab pertanyaan
Menjawab salam
F. Evaluasi Struktural
a. Laporan telah dikoordinasikan sesuai perencanaan b. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana G. Evaluasi proses
A .Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
B .Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.
H. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat menyebutkan pengertian nutrisi ibu post partum b. Peserta dapat menyebutkan manfaat nutrisi ibu post partum
I. Leafleat
BAB IV PENUTUP
a. Kesimpulan
Nutrisi adalah zat-zat yang terkandung pada makanan yang diperuntukan bagi hewan maupun tumbuhan. Tak hanya sembarang makanan, tumbuhan dan hewan juga membutuhkan beragam nutrisi untuk menunjang keseimbangan metabolisme dan pertumbuhan mereka.
Nutrisi penting dibutuhkan, mengingat ibu menyusui memerlukan energi ekstra untuk menjalani proses pemulihan pasca persalinan. Makanan sehat untuk ibu menyusui yang pertama adalah sayuran hijau. Sudah tidak diragukan lagi jika sayuran hijau mengandung vitamin A, vitamin C, kalsium, zat besi, antioksidan, juga serat.
Bila nutrisi ibu nifas tidak terpenuhi maka proses pemulihan kondisi ibu seperti sebelum hamil akan lebih lama dan produksi ASI akan berkurang, karena di dalam tubuh makanan akan diuraikan menjadi suatu zat yang nantinya akan digunakan tubuh dalam menjalankan fungsinya
b. Saran
Untuk para ibu setelah melahirkan dianjurkan mengonsumsi makanan yang bergizi.karena kebutuhan ibu yang menyusui lebih banyak dibandingkan dengan ibu hamilmaupun wanita biasa.dengan menyusui diharapkan untuk mengurangi AKA dan AKI karena dengan menyusui dapat mengurangui resiko terjadinya komplikasi.Semogamakalah ini dapat bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny & W. Diah. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha medika.
Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bascom, H. D. (2011). Seputar Ruptur Perineum. Jakarta : EGC
Boyle. 2009. Pemulihan Luka. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Cunningham. (2009). Obstetri Williams edisi 21. Jakarta : EGC