• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ENTREPRENEUR COMPETENCIES

N/A
N/A
Matni Syifa Bayani

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH ENTREPRENEUR COMPETENCIES "

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ENTREPRENEUR COMPETENCIES

Oleh:

Kelas E Kelompok 11

Tania Aulia Nur Imanda 200110200080 Muhamad Ramadhan 200110200085 Matni Syifa Bayani 200110200230

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG 2022

(2)

ii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Entrepreneur Competencies tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pengembangan Bisnis dan Kewirausahaan Peternakan program studi Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Pengembangan Bisnis dan Kewirausahaan Peternakan, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi pembaca dan juga penulis.

Sumedang, 14 Maret 2022

Tim Penulis

(3)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

2.1 Pengertian Kompetensi Kewirausahaan ... 3

2.2 Jenis Kompetensi Kewirausahaan... 4

2.3 Ragam Kompetensi yang Dibutuhkan Wirausaha ... 5

2.4 Indikator Kompetensi Kewirausahaan ... 11

BAB III KESIMPULAN... 13

3.1 Kesimpulan ... 13

DAFTAR PUSTAKA ... 14

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Perkembangan ekonomi Indonesia tidak menjamin adanya perkembangan dalam bidang kewirausahaan dimana keinginan masyarakat Indonesia untuk ikut serta dalam kewirausahaan, masyarakat di Indonesia banyak lebih memilih untuk kerja dibanding melakukan kewirausahaan. Salah satu faktor perkembangan ekonomi Indonesia juga melibatkan para wirausaha untuk meningkatkan ekonomi Indonesia terutama dalam bidang ekspor. Jumlah wirausaha Indonesia saat ini masih kalah jauh dibandingkan dengan Negara tetangga seperti Singapura, Filipina, Malaysia, dan lain-lain. Jumlah pengusaha di Indonesia masih sangat sedikit, namun survey yang dilakukan oleh Global Entrepreneurship Monitor (GEM) pada tahun 2013, menunjukkan indonesia sebagai posisi kedua keinginan berwirausaha di ASEAN setelah Filipina.

Kewirausahaan merupakan suatu hal yang penting guna mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara, terutama di negara-negara berkembang seperti di Indonesia.Ada beberapa alasan kewirausahaan dapat mendorong perekonomian di suatu Negara, dengan adanya wirausaha yang kreatif dan inovatif, kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat akan dapat dipenuhi sendiri tanpa harus impor sehingga impor dapat dijaga yang dapat mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal penting lainnya adalah dengan adanya wirausaha yang kreatif dan inovatif ini, akan membantu mengurangi jumlah pengangguran di suatu negara sehingga angka kemiskinan di Indonesia dapat berkurang dan juga menyediakan lapangan kerja.

Pengetahuan dasar kewirausahaan berperan meningkatkan kompetensi kewirausahaan seperti mengoptimalkan penggunaan sumber daya, efisiensi biaya dan lain lain dengan membangun pola pikir peserta didik yang maju. Peranan dari universitas yaitu memberikan dorongan motivasi, mengajarkan mengidentifikasi peluang bisnis, mengelola usaha dan yang lain untuk meningkatkan motivasi mahasiswa. Pentingnya pengetahuan dasar dalam sebuah usaha dilihat dengan masyarakat yang mengerti dasar-dasar pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bagian dari perkembangan motivasi kewirausahaan sehingga pengetahuan dasar dapat dijadikan sebagai variabel yang dapat diteliti.

(5)

2 Kompetensi kewirausahan yaitu kesiapan seseorang menjadi wirausaha, seperti memiliki mental yang kuat, sikap kepribadian wirausaha, kepekaan terhadap lingkungan, memotivasi orang, berani ambil resiko, mendapatkan ide-ide baru, berkomitmen pada sasaran bisnis jangka panjang, mengembangkan hubungan saling percaya dengan orang lain, merencanakan operasi bisnis, berinteraksi dengan orang lain secara efektif, melakukan kerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan, menjadikan masalah sebagai peluang bisnis yang menguntungkan, menerapkan ide dalam konteks alternatif, memahami barang atau jasa yang diinginkan pelanggan melalui perkataan dan lain-lain. yang siap untuk berwirausaha dalam menghadapi permasalahan dan kemampuan orang tersebut dalam berwirausaha. Daryanto (2012) mengatakan mahasiswa adalah sumber daya manusia yang diharapkan menjadi wirausaha yang kompeten dan kaum intelektual harus berani untuk mengembangkan potensi diri dan universitas adalah sebuah tempat untuk menemukan, mengembangkan dan mengimplementasikan ide dan kreatifitas sehingga dapat mendapatkan lulusan sarjana untuk menjadi wirausahawan baru yang memiliki daya saing dan kompetensi kewirausahaan yang tinggi.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari kompetensi kewirausahaan 2. Apa saja jenis kompetensi kewirausahaan

3. Apa saja ragam kompetensi yang dibutuhkan wirausaha 4. Apa saja indikator kompetensi kewirausahaan

1.3. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari kompetensi kewirausahaan 2. Mengetahui jenis kompetensi kewirausahaan

3. Mengetahui ragam kompetensi yang dibutuhkan wirausaha 4. Mengetahui indikator kompetensi kewirausahaan

(6)

3 BAB II

PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Kompetensi Kewirausahaan

a. Kompetensi

Kompetensi manusia adalah kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak yang mendasari dan merefleksikan wujud perilaku dan kinerja seseorang dalam aktivitas dan pergaulan hidupnya (Mangkuprawira, 2004).

Mohammad et al., (2017) kompetensi merupakan istilah yang sudah lama digunakan dalam literatur manajemen. Kompetensi dapat dibagi menjadi dua yaitu kompetensi natural dan non-natural. Kompetensi natural terdiri dari karakteristik, sikap, citra diri dan peran sosial. Kompetensi non-natural atau kompetensi yang dapat dipelajari merupakan kompetensi yang diperoleh ketika suatu tugas sudah dilakukan, yang artinya diperoleh melalui pembelajaran praktis dan teoritis termasuk juga keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman.

Menurut Bahri (2019) dalam berwirausaha tentunya harus memiliki kompetensi agar bisnis yang dijalani menjadi sukses. Kompetensi yang harus dimiliki antara lain memiliki pengetahuan dan keterampilan individu serta sikap, motivasi tinggi dan karakteristik yang diperlukan dalam menjalankan kewirausahaan. Menurut Baum dkk.

dalam dhamayantie (2017) menyebutkan bahwa kompetensi sebagai karakter individual mencakup pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tertentu. Kompetensi merupakan konsep yang berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seseorang untuk mencapai kinerja.

b. Kewirausahaan

Coulter (2009) mengemukakan bahwa kewirausahaan sering dikaitkan dengan proses pembentukan atau pertumbuhan suatu bisnis baru yang berorientasi pada perolehan keuntungan, penciptaan nilai, dan pembentukan produk atau jasa baru yang unik dan inovatif. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah proses pembentukan suatu bisnis baru secara inovatif yang

(7)

4 bertujuan menciptakan nilai tambah suatu produk, lapangan pekerjaan, dan penghasilan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Hisrich dkk. dalam Wijaya (2017:20), menjabarkan definisi kewirausahaan yang mengakomodasi semua jenis perilaku kewirausahaan sebagai proses menciptakan sesuatu yang baru dan bernilai dengan memanfaatkan usaha dan waktu yang diperlukan serta memperhatikan resiko sosial, fisik, keuangan (Zizile, & Tendai: 2018), dan menerima imbalan dalam bentuk uang dan kepuasan pribadi dan kemandirian.

c. Kompetensi Kewirausahaan

Fithri dan Amanda (2012) menjelaskan kompetensi kewirausahaan diartikan sebagai tingkat kinerja kewirausahaan yang secara langsung dipengaruhi oleh keterampilan, pengetahuan dan kemampuan individu. Erikson (2002) mengatakan kompetensi kewirausahaan adalah kemampuan menemukan dan bertindak sesuai ide serta mengubah ide menjadi hasil melalui pemanfaatan sumber daya diperlukan.

Bird (1995) mengatakan kompetensi kewirausahaan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menjaga ketegangan duniawi, hubungan kewirausahaan, rencana strategis, kemampuan untuk menciptakan dan menjalin hubungan baik dengan orang. Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa kompetensi kewirausahaan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang seperti keterampilan, ilmu pengetahuan, dan kualitas diri untuk mendapatkan dorongan untuk menjalankan kegiatannya yaitu wirausaha yang memiliki semangat tinggi untuk sukses.

2.2. Jenis Kompetensi Kewirausahaan

Kompetensi itu sendiri dibedakan menjadi dua kelompok besar, yakni kompetensi kasat mata (hard competencies) dan kompetensi abstrak (soft competencies). Hard competencies mencakup kemampuan intelektual (IQ). Sedangkan soft competencies mencakup kemampuan pengelolaan emosi (EQ).

a. Hard Competencies bagi Entrepreneur

Hard competencies membicarakan tentang kemampuan intelektual (IQ/Intelligence Quotient) seseorang. Atau dalam istilah lain, hard competencies adalah kemampuan teknis yang dimiliki oleh seseorang. Contoh hard competencies seperti kemampuan

(8)

5 berhitung, kemampuan pemrograman, kemampuan menganalisa, dan yang sejenisnya.

Pranowo dan Nugraha (2017) menjelaskan Hard competencies merupakan penguasaan keterampilan teknis dari hasil pembelajaran yang berhubungan dengan suatu bidang ilmu tertentu. Hard competencies diperoleh seseorang dari adanya peningkatan pengetahuannya atas dasar jenjang pendidikan yang ditempuhnya. Contohnya bidang ilmu kedokteran, science, teknologi, olahraga, seni dan bidang ilmu lainnya. Melihat atau mengukur hard competencies seseorang dapat melalui riwayat pendidikannya.

Atau nilai-nilai dalam dokumen-dokumen formal yang ia miliki (ijazah, sertifikat, dan lain-lain).

b. Soft Competencies bagi Entrepreneur

Soft competencies merupakan kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills). Sehingga, soft competencies adalah kompetensi yang berhubungan dengan kecerdasan emosional.

Dalam wirausaha, contoh soft competencies seperti kemampuan untuk mengelola proses pekerjaan, keterampilan menjalin hubungan dengan atasan/bawahan, keterampilan membangun interaksi dengan orang di luar perusahaan, dan lain sebagainya

2.3. Ragam Kompetensi yang Dibutuhkan Wirausaha

Ragam kompetensi yang dibutuhkan seorang entrepreneur cukup banyak, namun beberapa kompetensi yang sangat dibutuhkan yaitu, Kompetensi Individu atau Personal Competencies, Kompetensi Bisnis atau Business Competencies, dan Kompetensi Manajemen atau Managerial Competencies. Kompetensi-kompetensi ini bagi seorang entrepreneur menjadi modal dalam meningkatkan dan menunjang keberlangsungan kinerja bisnisnya.

1. Kompetensi Individu (Personal Competencies)

Kompetensi individu merupakan kemampuan kinerja seseorang dalam mengintegrasikan dan mengimplementasikan pengetahuan, keterampilan, sikap serta nilai-nilai pribadi berdasarkan pembelajaran dan pengalaman yang dimilikinya sebagai upaya pelaksanaan tugas secara profesional, dan dapat mengidentifikasi kekuatan dan

(9)

6 kelemahan dan mencocokkannya dengan peluang dan ancaman. Kompetensi inti dalam kompetensi individu yang harus dimiliki seorang entrepreneur adalah: Kompetensi Analisis, Kompetensi Kreativitas, dan Kompetensi Inovasi.

a. Kompetensi Berpikir Analitik

Pentingnya kemampuan berpikir analitis membantu seseorang mengumpulkan, mengekspresikan, memvisualisasikan, dan menganalisis informasi yang tersedia. Hanya melalui kemampuan berpikir analitis inilah peluang bisnis dapat diciptakan atau diciptakan, karena pemikiran analitis membantu mendukung proses kreatif. Kurangi persaingan bisnis dengan menciptakan strategi bisnis kreatif melalui karya kreatif yang ringkas. Karena wirausahawan harus bisa berpikir dengan otaknya untuk mengatur dan menjalankan bisnisnya. Otak kiri seorang wirausahawan terbiasa berpikir menganalisis, sistematis dan logis meningkatkan kinerja perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat.

dan untuk otak bagian yang kanan dapat membantu wirausahawan berpikir secara imajinatif, reaktif, dan inovatif.

b. Kompetensi Kreativitas

Kreativitas adalah proses yang dapat ditingkatkan dan berkembang untuk memperbaiki. Suryana (2003) menyatakan bahwa kreativitas adalah: “Berpikir sesuatu yang baru”. “Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang”. Kemampuan dan bakat adalah pondasinya. Namun, pengetahuan tentang lingkungan dapat mempengaruhi kreativitas seseorang. Proses kreatif adalah proses mental yang di dalam proses itu berhubungan dengan pengalaman masa lampau yang dikombinasikan kembali sering dengan beberapa distorsi dalam bentuk sedemikian rupa yang mengakibatkan munculnya pemikiran dengan pola-pola baru, konfigurasi baru, aturan baru sehingga muncul pemecahan yang lebih baik yang dibutuhkan manusia untuk mengatasi berbagai permasalahan dan kebutuhan.

Pembangkitan ide secara individu akan terkait dengan kebebasan dan beragam pola pikir. Ciri orang yang memiliki daya berpikir kreatif adalah didasarkan pada (Winardi, 2003):

(10)

7

● Mencoba mengemukakan ide-ide atau gagasan asli dengan membuat keterkaitan baru di antara hal-hal yang telah diketahui.

● Memperhatikan hal-hal yang tidak diduga,

● Mempertimbangkan karakterisik pribadi seperti fleksibilitas dan spontanitas dalam pemikiran,

● Kerja keras untuk membentuk gagasan-gagasan sehingga orang lain dapat melihat nilai dalam dirinya.

c. Kompetensi Inovasi

Berpikir entrepreneur harus memiliki ide brilian yang original dan sekaligus menjadi pelopor dalam hal mengembangkan dan penerapannya (berinovasi) (Drucker, 1985). Artinya, inovasi seorang entrepreneur mampu merubah ide dalam sekumpulan informasi yang berhubungan di antara masukan dan luaran.

Inovasi terdapat dua hal, yaitu: inovasi produk dan inovasi proses. Keduanya merupakan suatu perubahan terkait dengan upaya meningkatkan atau memperbaiki sumber daya yang ada. Inovasi bisa dikatakan sebagai cara memodifikasi untuk menjadikan sesuatu bernilai, menciptakan hal-hal baru yang berbeda, merubah suatu bahan menjadi sumber daya dan menggabungkan setiap sumber daya menjadi suatu konfigurasi baru yang lebih produktif baik langsung maupun tidak langsung.

Selanjutnya, Hubeis (2005) mengemukakan, bahwa apabila melihat jenisnya, terdiri dari empat jenis inovasi, yaitu penemuan, pengembangan, duplikasi dan sintesis. Suatu inovasi dikatakan penemuan apabila merupakan kreasi suatu produk, jasa atau proses baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

2. Kompetensi Bisnis (Business Competencies)

Memulai bisnis menjadi salah satu ketakutan bagi sebagian orang sehingga untuk menghilangkan ketakutan dalam memulai bisnis, seseorang bisa membuat persiapan bisnis yang matang agar dapat menjalaninya dengan optimis. Secara statistik, hampir seluruh kegagalan bisnis kecil dan menengah disebabkan karena tidak adanya atau kurang efektifnya perencanaan bisnis yang dibuat. berikut beberapa kompetensi bisnis yang harus disiapkan sebelum terjun berwirausaha.

(11)

8 a. Kompetensi Strategi Pemasaran

Kemampuan strategi pemasaran merupakan suatu kemampuan dalam memilih dan menganalisa pasar sasaran yang tertuju pada suatu kelompok orang yang ingin dicapai oleh perusahaan dan menciptakan pemasaran yang cocok dan dapat memuaskan pasar sasaran tersebut. Strategi pemasaran sangat diperlukan dan merupakan satu kemampuan yang sangat penting guna memperhatikan kebutuhan serta keinginan konsumen, dan bukan sekadar menjual barang atau jasa yang bisa diproduksi dan juga tidak mengutamakan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, melainkan bagaimana memproduksikan barang yang diproduksi dapat menarik para konsumen dan menggunakan produk yang kita buat.

b. Kompetensi Analisis Pasar

Seorang entrepreneur harus menguasai kompetensi analisis pasar agar dapat menganalisa dan mempelajari berbagai masalah pasar menyangkut lokasi pasar, luasnya pasar, sifatnya pasar, dan karakteristik pasar. Keberhasilan usaha perusahaan dapat ditentukan oleh ketepatan strategi pemasaran yang diterapkannya. Dalam menganalisis pasar, perusahaan perlu meninjau jenis pasar produknya, motif dan perilaku, segmen pasar, dan penentu sasaran pasarnya. Masalah yang perlu dianalisis di dalam pasar adalah besarnya pasar, ruang lingkup pasar, struktur pasar, share pasar, serta peluang-peluang pasar.

Mengenai besarnya pasar dapat ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran terhadap barang atau jasa yang dibutuhkan para konsumen.

Sedangkan mengenai ruang lingkup pasar, biasanya mencakup luasnya pasar, misalnya luas pasar menurut geografis, pendidikan para konsumen, profesi para konsumen, tingkat umur para konsumen, dan lain sebagainya.

c. Kompetensi Hubungan Pasar

Relationship marketing merupakan suatu proses berkelanjutan yang mensyaratkan suatu perusahaan agar menjalin komunikasi terus menerus dengan konsumen untuk memastikan tujuan tercapai, dan memadukan perusahaan untuk mengelola sumber daya dengan baik dan memenuhi kebutuhan konsumen di masa yang akan datang. Tujuan utama dari relationship

(12)

9 marketing sebenarnya adalah untuk menemukan lifetime value dari pelanggan.

Setelah lifetime value didapat, tujuan selanjutnya adalah bagaimana agar lifetime value masing-masing kelompok pelanggan dapat terus diperbesar dari tahun ke tahun. Setelah itu, tujuan ketiganya adalah bagaimana menggunakan profit yang didapat dari dua tujuan pertama untuk mendapatkan pelanggan baru dengan biaya yang relatif murah. Dengan demikian, tujuan jangka panjangnya adalah menghasilkan keuntungan terus menerus dari dua kelompok pelanggan, pelanggan yang sekarang dan pelanggan yang baru.

3. Kompetensi Manajemen (Managerial Competencies)

Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengatur, mengkoordinasikan dan mengarahkan para bawahan ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan organisasi.

Esensi pengusaha adalah memiliki kemampuan manajerial usaha yang profesional yang memiliki pengetahuan mengenai produk. Namun yang terjadi di lapangan, seringkali ditemukan para pengusaha yang tidak dapat mengelola usahanya dengan baik atau tidak dikelola sesuai dengan porsinya sehingga bersifat parsial.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi manajerial sangatlah penting bagi seorang entrepreneur dalam mengelola internal perusahaan. Ada tiga kompetensi inti dari kompetensi manajerial, yaitu: Kompetensi Kerjasama, Kompetensi Kepemimpinan, dan Kompetensi Jaringan Bisnis.

a. Kompetensi Kerja Sama

Kerja sama adalah keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok. Bukan bekerja secara terpisah atau saling berkompetisi. Kompetensi kerja sama menekankan peran sebagai anggota kelompok, bukan sebagai pemimpin. Kelompok di sini dalam arti yang luas, yaitu sekelompok individu yang menyelesaikan suatu tugas atau proses.

Di sinilah seorang entrepreneur harus dapat mengelola kerjasama kelompok di dalam perusahaan agar tujuan yang telah ditetapkan perusahaan tercapai. Sukses tidaknya suatu tim, sangat tergantung dari kualitas anggota tim. Di antaranya kualitas anggota tim dalam membangun kerja sama di dalam tim. Menurut Suhardjono (2012), setiap anggota tim dituntut untuk mampu dan mau melaksanakan kegiatan dalam mencapai tujuan tim. Karena itu, kemampuan dan

(13)

10 keterampilan yang berkaitan dengan substansi yang dipermasalahkan, serta kemampuan dan keterampilan dalam bekerja sama seperti menghargai orang lain, memperluas wawasan pengetahuan, mengungkapkan ide, pendapat dan tanggapan, serta bernegosiasi, menjadi sangat-sangat penting.

Perilaku yang harus ditunjukkan oleh seorang entrepreneur untuk kompetensi kerja sama tim (teamwork) adalah mampu secara konsisten menampilkan perilaku-perilaku tersebut di tempat kerjanya dengan indikator perilaku diantaranya: Kepercayaan, Menghormati perbedaan, Komitmen terhadap tujuan tim, Umpan balik yang konstruktif (Mengevaluasi), Keterlibatan dan partisipasi dan Penanganan konflik.

b. Kompetensi Kepemimpinan

Kepemimpinan kelompok dapat diartikan keinginan untuk mengambil peran sebagai pemimpin dalam suatu kelompok dan memastikan adanya kejelasan di antara anggota kelompok. Kepemimpinan kelompok umumnya (tetapi tidak selalu) muncul dari posisi atau otoritas formal. Kelompok juga dapat diartikan secara luas sebagai kelompok apa pun di mana seseorang mengambil peran sebagai pemimpin. Tujuannya adalah membuat orang percaya dan komitmen terhadap visi dan misi organisasi, menimbulkan antusiasme, energi dan komitmen bagi kelompoknya. Peran kepemimpinan dan kewirausahaan merupakan faktor kunci dalam melakukan berbagai terobosan, khususnya dalam meningkatkan intellectual human capital yang tidak dapat ditawar lagi.

c. Kompetensi Jaringan Bisnis

Kompetensi jaringan sebagai kemampuan untuk membangun interaksi sosial dalam menunjang pelaksanaan tugas seperti perencanaan, koordinasi dan pengendalian juga tentang kemampuan untuk membangun dan memanfaatkan jaringan dengan mitra seperti investor, mitra teknologi dan pemasaran, dan pemangku kepentingan lainnya. Jaringan semacam itu memfasilitasi interaksi sosial yang memungkinkan sumber daya dipertukarkan dan bermanfaat untuk diciptakan. Pengusaha yang memiliki kompetensi jaringan (networking competencies) terbukti efektif dalam menggunakan jaringan sebagai bagian dari perencanaan strategis dalam mencapai hasil yang menguntungkan. Pengusaha

(14)

11 perlu melakukan banyak negosiasi, dan mereka terus bertemu dan berinteraksi dengan individu di dalam dan di luar bisnis mereka.

2.4. Indikator Kompetensi Kewirausahaan

Indikator kompetensi wirausaha sebagaimana dikemukakan oleh Asep dan Yun yun (2018) adalah 1) Opportunities competency, 2) Organizing competencies 3) Strategic competencies, 3) Social competencies, 4) Commitment competencies, 5) Conceptual competencie. Indikator tersebut merupakan lima kompetensi kewirausahaan yang dibutuhkan oleh para pengusaha agar mempunya kompetensi yang baik dalam lingkungan bisnis untuk meningkatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

a. Kompetensi peluang (Opportunity Competencies)

Kompetensi peluang adalah salah satu kompetensi yang paling berbeda bagi pelaku usaha. Peran penting dari pelaku usaha adalah kemampuan untuk mengenali peluang bisnis untuk memperoleh suatu kesempatan. Kategori dari kompetensi ini meliputi kegiatan dalam memperoleh keuntungan, aktif dalam mencari peluang bisnis, dan mengembangkan peluang bisnis.

b. Kompetensi pengorganisasian (Organizing Competencies)

Kompetensi mengorganisasi serupa dengan kompetensi mengelola. Kompetensi ini meliputi kemampuan untuk memimpin perusahaan, mengendalikan perusahaan, memantau kegiatan, mengorganisasi sumber daya, dan mengembangkan sumber daya eksternal dan internal.

c. Kompetensi Sosial (Social competencies)

Kompetensi ini berkaitan erat dengan hubungan interaksi antar individu dengan individu yang lainnya. Selain itu, kompetensi ini juga meliputi bagaimana membangun kerja sama dan kepercayaan dengan rekan bisnis, berkomunikasi dengan baik untuk kepentingan bisnis, dan kemampuan untuk mengajak.

d. Kompetensi Komitmen (Commitment Competencies)

(15)

12 Seorang pelaku usaha yang sukses sering dikategorikan sebagai pelaku usaha yang rajin dan tidak mementingkan waktu istirahat. Dengan kata lain, mereka memiliki kompetensi yang kuat dalam berkomitmen, menentukan dan mendedikasikan, serta mengambil tindakan proaktif terhadap tanggung jawab dan tugas mereka.

e. Kompetensi konseptual (Conceptual Competencies)

Kategori kompetensi ini tidak mudah diidentifikasi sebagai suatu perilaku, tetapi lebih sering dipertimbangkan sebagai kunci sukses dari seorang pelaku usaha. Kompetensi konseptual ini meliputi kemampuan dalam menciptakan pemikiran kognitif dan analitikal, belajar, membuat keputusan dan menyelesaikan masalah, dan inovasi.

(16)

13 BAB III

PENUTUP 3.1. Kesimpulan

Kompetensi kewirausahaan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang seperti keterampilan, ilmu pengetahuan, dan kualitas diri untuk mendapatkan dorongan untuk menjalankan kegiatannya yaitu wirausaha yang memiliki semangat tinggi untuk sukses. Kompetensi itu sendiri dibedakan menjadi dua kelompok besar, yakni kompetensi kasat mata (hard competencies) dan kompetensi abstrak (soft competencies).

Ragam kompetensi yang dibutuhkan seorang entrepreneur antara lain, Kompetensi Individu atau Personal Competencies, Kompetensi Bisnis atau Business Competencies, dan Kompetensi Manajemen atau Managerial Competencies. Indikator kompetensi wirausaha sebagaimana dikemukakan oleh Asep dan Yun yun (2018) adalah 1) Opportunities competency, 2) Organizing competencies 3) Strategic competencies, 3) Social competencies, 4) Commitment competencies, 5) Conceptual competencie.

(17)

14 DAFTAR PUSTAKA

Asyifa, Z. (2019). Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha (Studi Pada Usaha Mikro Di Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep) (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR).

Nurrohmah, I., & Suryoko, S. (2020). Pengaruh Kompetensi Wirausaha Dan Orientasi Pasar Terhadap Keunggulan Bersaing Untuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Pada Usaha Batik Tulis Di Grobogan-Jawa Tengah). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 9(3), 216- 223.

Pepple, G. J., & Enuoh, R. O. (2020). Entrepreneurial Competencies: A Required Skill For Business Performance. European Journal of Business and Innovation Research, 8(3), 50-61.

Romanto, E., & Hidayah, N. (2020). Pengaruh Pengetahuan Dasar Dan Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Tarumanagara. Pengaruh Pengetahuan Dasar Dan Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Tarumanagara.

Setiawati, C. I., & Ahdiyawati, S. I. (2021). Kompetensi Kewirausahaan Para Knitting Entrepreneur Terhadap Kinerja Usaha (Kasus pada Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung). Benefit: Jurnal Manajemen dan Bisnis, 6(1), 25-40.

Sugandi, F., & Suhaeni, T. (2019, August). Peran Kompetensi Kewirausahaan dalam Meningkatkan Kinerja Usaha pada Industri Kreatif Subsektor Kerajinan di Kota Bandung. In Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar (Vol. 10, No. 1, pp. 1374-1387).

Riyanti, Benedicta Prihatin Dwi, (2016). "Soft Skill Competencies, Hard Skill Competencies, and Intention to Become Entrepreneur of Vocational Graduates." International Research Journal of Business Studies, Vol. IX, No. 02 (2016) ISSN: 2089-6271 | e- ISSN: 2338-4565

Alma, Buchari. 2008. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta

(18)

15 Ardyan, Elia & Putri, Olivia T. tt. "Dampak Positif Seorang Wirausaha yang Memiliki Kompetensi Kewirausahaan pada Kesuksesan Inovasi Produk dan Kinerja Bisnis."

Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (1), 11-19 ISSN 2477- 2836, Surakarta.

Pranowo dan Nugraha (2017) COMPETENCIES ENTREPRENEUR Mencari atau Menciptakan Peluang. Manggu Makmur Tanjung Lestari. Bandung.

Suryana. (2003) Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, Edisi Revisi, Jakarta: Salemba Empat.

Hubeis, M. (2005) Manajemen Industri Kecil Profesional di Era Globalisasi Melalui Pemberdayaan Manajemen Industri, Orasi Ilmiah. Institut Pertanian Bogor.

Referensi

Dokumen terkait